Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mey Sugijanto
"Penelitian komunikasi antarbudaya dan antarpribadi ini mengambil responden 7 (tujuh) pasangan menikah atau suami-isteri yang berbeda budaya antara etnis Jawa dengan etnis Minangkabau. Dengan alasan bahwa kedua budaya tersebut, secara tata cara adat maupun sistem kekerabatan atau kekeluargaannya tentulah berbeda, pada budaya Jawa lebih bersifat patrilineal sedangkan di budaya Minangkabau bersifat matrilineal. Meskipun kedua budaya berbeda, tetapi dalam keseharian pada kehidupan bermasyarakat, kedua budaya ini secara relatif tidak mempunyai konflik.
Secara mikro, angka perkawinan pasangan suami-isteri yang berbudaya Jawa dengan Minangkabau pastilah banyak, meskipun secara pasti penulis tidak mengetahuinya. Pasangan menikah atau suami-isteri yang berbeda budaya ini secara teoritis sangatlah dekat dengan aspek-aspek budaya, sehingga terjadi proses asimilasi budaya. Meskipun kedua budaya ini termasuk ke dalam rumpun budaya high contextnya Edward T. Halt (1977), tetapi menurut M. Budyatna (1993) dalam high context itu sendiri terdapat high-high context, high-medium context dan high-low context. Pada budaya Jawa lebih kental dengan high-high context, sedangkan budaya Minangkabau dekat dengan high-medium context. Meskipun terdapat perbedaan dalam tataran budaya keduanya, kebanyakan pasangan menikah atau suami-isteri yang berbeda budaya tidak terjadi kerenggangan.
Pendekatan dalam penelitian dipergunakan teori Penetrasi Sosial (Altman and Taylor, 1973) dengan tahapan-tahapannya, yaitu Orientasi, Exploratory Affective Exchange, Dyad Members dan Stable Exchange. Pada tahapan-tahapan tersebut, masing-masing individu pasangan menikah atau suami-isteri yang berbeda budaya ini, melakukan pengungkapan diri (self disclosure). Karena semakin akrab seseorang dengan orang lain, maka semakin terbukalah ia dengan pasangannya (Gudykunst and Kim; 1997 : 323-324).
Penelitian ini mempergunakan metode kualitatif, menurut Miles and Huberman (1993: 15), "penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif". Sedangkan menurut Bogdan and Taylor (1975 : 5), bahwa, "penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang diamati dari orang-orang (subyek) itu sendiri".
Adapun hasil-hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa pasangan menikah atau suami-isteri melalui tahapan-tahapan dalam teori Penetrasi Sosial dengan rentang waktu yang bervariatif, meskipun pada pasangan ketiga tidak melalui tahap orientasi. Dalam masing-masing tahapan tersebut, terjadi pengungkapan diri (self disclosure) atau pertukaran informasi/keintiman hubungan maupun yang dipengaruhi oleh faktor-faktor pertukaran hubungan atau ukuran kedalaman dan keluasan kepribadian, seperti karakteristik personal, hasil pertukaran hubungan dan konteks situasional.
Sebagai kesimpulan dari penelitian pasangan menikah atau suami-isteri yang berbeda budaya ini, ketujuh pasangan sebagai responden atau informan penelitian ini masing-masing mengikuti tahapan dalam teori Penetrasi Sosial dan hasilnya masih relevan jika dibandingkan asal dari teori ini."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T7153
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustisia Prima Tika
"Pola pembagian kerja di keluarga mulai berubah ke arah dual-earner walaupun masih didominasi male breadwinner. Untuk itu, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh investasi sumber daya (pendidikan dan pengalaman kerja) pasangan selain dirinya sendiri terhadap keputusan siapa yang bekerja di keluarga. Tujuan kedua adalah untuk mengetahui apakah ada akumulasi sumber daya (diri sendiri dan pasangan) tersebut juga mempengaruhi kesuksesan karir individu menikah. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh efek keputusan gender tradisional (jika pendidikan suami dan pengalaman kerjanya lebih tinggi dari istri) bisa saja menurunkan probabilitas suatu keluarga mempunyai pola dual career daripada male bread winner. Selain itu, sumber daya pasangan juga mempengaruhi hasil pasar tenaga kerja (pendapatan) individu menikah yang bekerja dan akhirnya bisa diproksikan sebagai kesuksesan karir.

The pattern of division of labor in the family began to change towards dual-earners although it was still dominated by male breadwinners. For this reason, this study aims to determine the effect of investment in resources (education and work experience) of partners other than themselves on the decision of who works in the family. The second goal is to find out whether there is an accumulation of resources (self and partner) that also affects the career success of married individuals. The results show that the effect of traditional gender decisions (if the husband's education and work experience is higher than the wife's) may reduce the probability of a family having a dual career pattern than the male bread winner. In addition, spouse resources also affect the labor market outcomes (income) of married individuals who work and can ultimately be proxied as career success.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustisia Prima Tika
"Pola pembagian kerja di keluarga mulai berubah ke arah dual-earner walaupun masih didominasi male breadwinner. Untuk itu, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh investasi sumber daya (pendidikan dan pengalaman kerja) pasangan selain dirinya sendiri terhadap keputusan siapa yang bekerja di keluarga. Tujuan kedua adalah untuk mengetahui apakah ada akumulasi sumber daya (diri sendiri dan pasangan) tersebut juga mempengaruhi kesuksesan karir individu menikah. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh efek keputusan gender tradisional (jika pendidikan suami dan pengalaman kerjanya lebih tinggi dari istri) bisa saja menurunkan probabilitas suatu keluarga mempunyai pola dual career daripada male bread winner. Selain itu, sumber daya pasangan juga mempengaruhi hasil pasar tenaga kerja (pendapatan) individu menikah yang bekerja dan akhirnya bisa diproksikan sebagai kesuksesan karir.

The pattern of division of labor in the family began to change towards dual-earners although it was still dominated by male breadwinners. For this reason, this study aims to determine the effect of investment in resources (education and work experience) of partners other than themselves on the decision of who works in the family. The second goal is to find out whether there is an accumulation of resources (self and partner) that also affects the career success of married individuals. The results show that the effect of traditional gender decisions (if the husband's education and work experience is higher than the wife's) may reduce the probability of a family having a dual career pattern than the male bread winner. In addition, spouse resources also affect the labor market outcomes (income) of married individuals who work and can ultimately be proxied as career success.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library