Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Brouwer, Jantina
Amsterdam: Uitgeverij Born N.V., 1955
BLD 301.42 BRO n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Prins, Jan
Nijmegen: Numegen, 1977
BLD 347.026 PRI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Khobir Abdul Karim Taufiqurahman
Abstrak :
Obesitas selalu berkaitan dengan penyakit degeneratif. Prevalensi obesitas tertinggi terdapat di Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada umur lebih dari 18 tahun di Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif analitik dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah seluruh penduduk yang berumur lebih dari 18 tahun yang telah di ukur berat badan dan tinggi badan di Provinsi Sulawesi Utara dalam data Riskesdas 2013. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat, bivariat menggunakan chi-square, dan multivariat menggunakan regresi logistik ganda dengan model prediksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor resiko yang menyebabkan obesitas adalah umur 40-50 tahun, perempuan, tingkat pendidikan minimal SMA atau lebih, telah menikah, tidak merokok, konsumsi tinggi lemak dan cukup serat, aktivitas fisik yang aktif, lama waktu perilaku sedentari minimal 6 jam atau lebih, status ekonomi yang lebih tinggi, serta wilayah tempat tinggal di perkotaan. Selain itu, faktor-faktor yang berpengaruh dengan kejadian obesitas adalah umur, jenis kelamin, status menikah, status merokok, konsumsi serat, perilaku sedentari, status ekonomi, dan wilayah tempat tinggal serta faktor yang paling dominan adalah status menikah. Akses pelayanan kesehatan yang terjangkau berupa sumber informasi mengenai gizi seimbang dan aktivitas fisik yang cukup sebagai upaya promotif dan preventif terhadap kejadian obesitas.
Obesity is always associated with degenerative diseases. The highest prevalence of obesity in North Sulawesi Province. This study aims to determine the factors associated with obesity at the age of over 18 years in North Sulawesi. This study is a descriptive analytic cross-sectional design. The sample was the entire population over the age of 18 years who has been in measuring weight and height in North Sulawesi in the data Riskesdas 2013. The analysis used in this research is univariate analysis, bivariate analysis using chi-square, and multivariate using binary logistic regression with prediction model. The results showed risk factors that lead to obesity are age 40-50 years old, female, minimum education level of high school or more, have been married, no smoking, high consumption of fat and enough fiber, active physical activity, sedentary behavior a long time at least 6 hours or more, higher economic status, as well as in urban residential areas. In addition, the factors that influence the incidence of obesity are age, sex, married status, smoking status, fiber consumption, sedentary behavior, economic status, and region of residence as well as the most dominant factor is the status of marriage. Access to affordable health care in the form of a source of information on balanced nutrition and sufficient physical activity as promotive and preventive efforts against obesity.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S60879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Basuki
Abstrak :
Fenomena migrasi perempuan berstatus menikah / istri ke luar negeri menjadi isu penting karena besaran jumlah pelaku beserta berbagai dampak sosialnya. Yang dimaksudkan dengan dampak sosial di antaranya perubahan pada fungsi keluarga untuk mengatur penyaluran dorongan seksual. Dalam konteks migrasi para istri, kajian ini menarik karena durasi migrasi sangat lama, jarak geografis sangat jauh, dan para suami hidup dengan konstruksi sosial di mana seksualitasnya sebagai laki-laki dianggap lebih dominan daripada perempuan. Secara normatif hubungan seksual hubungan seksual hanya boleh dilakukan pasangan suami-istri dalam lembaga perkawinan. Pertanyaannya adalah bagaimana Iaki-laki memenuhi kebutuhan seksual? Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menggambarkan bentuk-bentuk tindakan seksual laki-laki serta faktor-faktor dan gagasan menyertainya. Penelitian ini berangkat dari perspektif seksualitas dan perilaku seksual adalah konstruksi sosial. Artinya terkait dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial. Adapun Cod yang digunakan sebagai alat analisa dan menjelaskan perilaku seksual para suami adalah rational choice theory. Menurut teori ini pilihan tindakan seksual berupa investasi yaitu tindakan seksual yang terkontrol dan divestasi yaitu ttndakan seksual yang tidak terkondisi secara sosial. Penelitian yang terkategori fenomenologis ini dilakukan di desa Cihonje, kecamatan G-umelar, kabupaten Banyumas. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan pengamatan terhadap tujuh informan yang dipilih secara purposive. Data dianalisis menggunakan methode of differences dan methode of agreement (analisa antar kasus). Temuan lapangan menunjukkan pilihan investasi adalah selibat dan pilihan divestasi adalah selingkuh. Investasi dan divestasi dipengaruhi penguasaan sumber daya, kontrol sosial dan komitmen normatif. Orientasi tindakan investasi bersifat kolektif, sedangkan divestasi bersifat unilateral. Tindakan divestasi dan investasi dalam konteks masyarakat Cihonje, merupakan sebuah "pergulatan". Migrasi memberi basis ekonomi pada pergulatan antara nilai-nilai konvensional dengan nilai-nilai baru yang berlangsung dalam masyarakat yang "tidak kaya", kekerabatannya kuat, mobilitasnya tinggi, dan tradisi keagamaannya tidak puritan. "Pergulatan" tersebut merupakan strategi untuk "mempertahankan kekuasaan" dan menghindarkan subordinasi.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shakespeare, William, 1564-1616
Hertfordshire: Wordsworth Classics, 2004
822.33 SHA w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Miller, Rowland S.
New York: McGraw-Hill, 2012
646.78 MIL i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mey Sugijanto
Abstrak :
Penelitian komunikasi antarbudaya dan antarpribadi ini mengambil responden 7 (tujuh) pasangan menikah atau suami-isteri yang berbeda budaya antara etnis Jawa dengan etnis Minangkabau. Dengan alasan bahwa kedua budaya tersebut, secara tata cara adat maupun sistem kekerabatan atau kekeluargaannya tentulah berbeda, pada budaya Jawa lebih bersifat patrilineal sedangkan di budaya Minangkabau bersifat matrilineal. Meskipun kedua budaya berbeda, tetapi dalam keseharian pada kehidupan bermasyarakat, kedua budaya ini secara relatif tidak mempunyai konflik. Secara mikro, angka perkawinan pasangan suami-isteri yang berbudaya Jawa dengan Minangkabau pastilah banyak, meskipun secara pasti penulis tidak mengetahuinya. Pasangan menikah atau suami-isteri yang berbeda budaya ini secara teoritis sangatlah dekat dengan aspek-aspek budaya, sehingga terjadi proses asimilasi budaya. Meskipun kedua budaya ini termasuk ke dalam rumpun budaya high contextnya Edward T. Halt (1977), tetapi menurut M. Budyatna (1993) dalam high context itu sendiri terdapat high-high context, high-medium context dan high-low context. Pada budaya Jawa lebih kental dengan high-high context, sedangkan budaya Minangkabau dekat dengan high-medium context. Meskipun terdapat perbedaan dalam tataran budaya keduanya, kebanyakan pasangan menikah atau suami-isteri yang berbeda budaya tidak terjadi kerenggangan. Pendekatan dalam penelitian dipergunakan teori Penetrasi Sosial (Altman and Taylor, 1973) dengan tahapan-tahapannya, yaitu Orientasi, Exploratory Affective Exchange, Dyad Members dan Stable Exchange. Pada tahapan-tahapan tersebut, masing-masing individu pasangan menikah atau suami-isteri yang berbeda budaya ini, melakukan pengungkapan diri (self disclosure). Karena semakin akrab seseorang dengan orang lain, maka semakin terbukalah ia dengan pasangannya (Gudykunst and Kim; 1997 : 323-324). Penelitian ini mempergunakan metode kualitatif, menurut Miles and Huberman (1993: 15), "penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif". Sedangkan menurut Bogdan and Taylor (1975 : 5), bahwa, "penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang diamati dari orang-orang (subyek) itu sendiri". Adapun hasil-hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa pasangan menikah atau suami-isteri melalui tahapan-tahapan dalam teori Penetrasi Sosial dengan rentang waktu yang bervariatif, meskipun pada pasangan ketiga tidak melalui tahap orientasi. Dalam masing-masing tahapan tersebut, terjadi pengungkapan diri (self disclosure) atau pertukaran informasi/keintiman hubungan maupun yang dipengaruhi oleh faktor-faktor pertukaran hubungan atau ukuran kedalaman dan keluasan kepribadian, seperti karakteristik personal, hasil pertukaran hubungan dan konteks situasional. Sebagai kesimpulan dari penelitian pasangan menikah atau suami-isteri yang berbeda budaya ini, ketujuh pasangan sebagai responden atau informan penelitian ini masing-masing mengikuti tahapan dalam teori Penetrasi Sosial dan hasilnya masih relevan jika dibandingkan asal dari teori ini.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T7153
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Utama
Abstrak :
Sebagai bagian dari masyarakat Minangkabau, masyarakat Pariaman memiliki kebiasaan yang agak berbeda dengan daerah lain di Minangkabau. Dalam perkawinan tersebut pihak perempuan yang melakukan lamaran terhadap pihak laki-laki, juga hangs menyediakan persyaratan yang disebut dengan uang jemputan. Namun dalam perkembangannya uang jemputan ini mengalami perubahan menjadi uang hilang yang awalnya hanyalah merupakan suatu gejala. Sehingga lama-kelamaan menjadi suatu tradisi yang sudah berlaku dalam seluruh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang sosial budaya uang hilang ini dalam perkawinan masyarakat matrilineal dewasa ini. Kedua, menjelaskan fungsi tradisi uang hilang ini terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat. Ketiga, mengetahui faktor penyebab masih berlakunya uang hilang dalam perkawinan adat masyarakat Pariaman di tengah era kemajuan sekarang ini. Penelitian yang mengambil kajian di Nagari Sicincin Kecamatan 2 X 11 Enam Lingkung dengan alasan ini Nagari ini masih kuat memegang tradisi dan adat-istiadat yang berlaku. Berdasarkan hasil penelitian di daerah ini terlihat bahwa uang jemputan yang mendasari lahimya uang hilang ini awalnya berfungsi sebagai sarana distribusi kekayaan dan status sosial dalam suatu kaum. Namun dalam perkembangannya uang hilang ini berfungsi sebagai pengesahan status sosial, sarana mobilitas sosial, prinsip resiprositas dan fungsi terhadap peran dan kedudukan wanita dalam masyarakat. Di era kemajuan sekarang ini dengan adanya proses modernisasi, uang Hilang masih tetap berlaku di tengah masyarakat. Hal ini disebabkan perubahan fungsi dan makna dari uang hilang itu sendiri. Sedangkan pengaruh modernisasi seperti yang dikemukakan oleh Chodak dengan teori modernisasinya yang menyebutkan pada induced modernization masyarakat dihadapkan pada transfomlasi struktur sosialnya melalui sistem pendidikan yang mengajarkan norma-norma dan nilai-nilai baru, tidak berpengaruh banyak terhadap uang hilang ini. Ini disebabkan masih besarnya pengaruh orang tua, ninik mamak serta lingkungan masyarakat yang masih menghendaki berlakunya tradisi ini. Dari studi ini disimpulkan bahwa uang hilang yang berlaku di tengah masyarakat seiain berpengaruh negatif juga membawa pengaruh posistif dalam kehidupan masyarakat. Mengingat pengaruh negatif ini, penulis menyarankan agar kebiasaan uang hilang ini paling kurang secara bersama-sama dihilangkan dampak negatif yang timbul dari uang hilang ini.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T9541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Suryani
Abstrak :
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 209 K/AG/1994, jo. Putusan Pengadilan Tinggi Agama Jakarta No. 48/1993/PTA., JK, jo. Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur No. 1107/Pdt.G/92/PA.JT., adalah salah satu contoh dari permasalahan di dalam poligami. Di dalam Undang-undang Nomor: 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, prinsip yang dianut dalam perkawinan adalah perkawinan monogami, artinya seorang pria (suami) hanya boleh beristeri seorang wanita. Namun, secara bersamaan undang-undang, juga memberikan memberikan kesempatan kepada seorang pria (suami) untuk menikah lagi (poligami), meskipun dengan syarat-syarat tertentu dan harus memperoleh izin dari pengadilan. Salah satu alasan yang harus dipenuhi oleh seorang pria (suami) untuk poligami, adalah isteri tidak dapat melahirkan keturunan. Disamping harus dipenuhi syarat-syarat, yaitu adanya persetujuan isteri/isteri-isterinya, adanya jaminan dan kepastian bahwa suami akan berlaku adil dan mampu menjamin keperluan hidup terhadap isteri-isteri dan anak-anak mereka. Hal inilah yang menimbulkan pandangan yang berbeda dari masyarakat mengenai poligami, yang memandang poligami dari segi positif poligami, yaitu dipandang sebagai solusi dari permasalahan dalam keluarga dan segi negatif poligami dapat menimbulkan permasalahan dalam rumah tangga. Sehingga timbul pertanyaan, apakah dasar dan pertimbangan Pengadilan Agama memberikan izin atau menolak poligami, bagaimana apabila isteri tidak bersedia memberikan kepada suami untuk menikah lagi, dampak apa saja yang mungkin terjadi dengan diajukannya izin poligami oleh seorang suami, dan apakah peraturan perundang-undangan yang ada telah memadai untuk mengatur mengenai poligami. Pembahasannya meliputi konsepsi perkawinan dan poligami menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1974 dibandingkan dengan KUHPerdata (Burgerlijk Wetboek), dan tentang konsepsi poligami ditinjau dari norma agama, norma sosial, dan norma hukum, serta tata cara mengajukan izin poligami. Pengumpulan data diperoleh dengan cara studi kepustakaan dan lapangan.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T14513
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Asiati
Abstrak :
Perempuan yang berstatus kawin merupakan bagian dari komponen penduduk dan tenaga kerja di Indonesia dimana keterlibatannya dalam kegiatan pembangunan selalu mengalami peningkatan. Partisipasi perempuan di pasar kerja tidak lepas dari peran dan kedudukan perempuan dalam keluarga. Faktor karakteristik individu dan keadaan sosial ekonomi dan demografi keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan perempuan untuk bekerja. Sehubungan dengan hal diatas, menarik untuk dipahami bagaimana pengaruh tingkat upah, karakteristik individu dan latarbelakang sosioekonomi dan demografi keluarga mempengaruhi penawaran tenaga kerja perernpuan di pasar kerja. Studi ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penawaran tenaga kerja perempuan kawin yang berusia 10-64 tahun di Indonesia, dilihat dari probabilitas bekerja dan jam kerja di pasar kerja. Faktor-faktor ekonomi dan demografi yang berpengaruh terhadap penawaran tenaga kerja perempuan kawin antara lain: tingkat upah, umur, pendidikan, tingkat upah suami, pendapatan di luar upah/gaji, keberadaan balita, keberadaan ART lain dalam rumahtangga dan tempat tinggal. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data SUSENAS 2002, yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Sedangkan metode analisis yang digunakan terdiri dari deskriptif dan inferensial. Metode inferensial menggunakan model probit untuk mengestimasi probabilitas bekerja dan model ordinary least square (OLS) untuk mengestimasi jam kerja. Berdasarkan pola dan perbedaan status kerja perempuan menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan kawin di desa adalah bekerja sebaliknya di perkotaan sebagian besar adalah tidak bekerja. Umur dan status kerja perempuan menunjukkan pola U terbalik dimana probabilitas bekerja meningkat pada umur muda dan setelah umur tertentu menunjukkan penurunan. Sebagian besar perempuan berpendidikan SD kebawah dan AkademilPT adalah bekerja sedang yang berpendidikan SLTP/SLTA sebagian besar tidak bekerja. Berdasarkan analisis inferensial, keputusan perempuan untuk berpartisipasi di pasar kerja lebih dipengaruhi oleh faktor sosial dan ekonomi keluarga. Upah suami berpengaruh pada partisipasi istri untuk bekerja dimana selama kebutuhan ekonomi keluarga tercukupi oleh pendapatan suami maka istri cenderung untuk tidak bekerja. Keberadaan balita dapat menurunkan peluang perempuan untuk bekerja dan keberadaan ART lain pada perempuan yang memiliki anal( balita dapat meningkatkan peluang perempuan untuk bekerja di pasar kerja. Sementara itu, perempuan yang berpendidikan tinggi mempunyai peluang untuk masuk pasar kerja lebih besar dibandingkan mereka yang berpendidikan rendah. Hubungan umur terhadap probabilitas perempuan bekerja berbentuk huruf U terbalik dimana semakin tua maka probabilitas bekerja semakin besar sampai umur 44 tahun (umur maksimum) setelah itu partisipasi mengalami penurunan. Kemudian bagi perempuan yang bekerja, kenaikan upah suami berpengaruh pada peningkatan jumlah jam kerja di pasar kerja (substitution effect). Umur berpengaruh pada jam kerja di daerah perkotaan dengan pola huruf U terbalik. Perempuan yang berpendidikan SD mempunyai jam kerja lebih besar dari perempuan berpendidikan AkademifPT dan sebaliknya pada perempuan yang berpendidikan SLTP/SLTA. Terakhir rata-rata jam kerja perempuan di kota lebih rendah dari jam kerja di desa.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14882
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>