Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hifni Alifahmi
Bandung: Examedia, 2008
658.45 Ali m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Instanti Handayani
Abstrak :
Dalam persaingan lingkungan usaha yang bergejolak, diperlukan strategi pemasaran berorientasi pasar (market driven strategy) dan dapat mengantisipasi seluruh kegiatan dan kebutuhan konsumen. Perusahaan-perusahaan secara drastis mengubah strategi usaha dan pemasarannya untuk lebih dekat dengan konsumen, mengatasi persaingan, serta memperkuat keunggulan bersaing. Memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan bukanlah pekerjaan yang sangat mudah. Pemahaman akan karakteristik pasar tujuan serta perilaku pasar tujuan merupakan sebagian dalam perencanaan strategis untuk memenangkan persaingan. Memahami perilaku konsumen dan ?mengenal pelanggan? tidaklah sederhana. Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun bertindak sebaliknya. Perilaku konsumen mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat pelanggan. Pengetahuan konsumen terdiri dari informasi yang disimpan di dalam ingatan. Informasi yang dipegang oleh konsumen mengenai produk akan sangat mempengaruhi pola pembelian. Produsen harus mempertimbangkan pengetahuan? pembelian yang berkenaan dengan kepercayaan yang dipegang konsumen mengenai dimana dan kapan pembelian harus terjadi. Komunikasi pemasaran harus memperhatikan dan mempertimbangkan lingkungan individual konsumen sasaran. Lingkungan individu konsumen sasaran telah terbentuk terlebih dahulu oleh pengalaman masa Ialu konsumen serta informasi-informasi yang berasai dari kelompok atau Iingkungan sosial budayannya. Lingkungan individu konsumen merupakan kondisi yang bersifat alamiah (given). Lingkungan individu konsumen terdiri dari variabel : budaya, sosial, demografi, dan psikologis. Lingkungan budaya, sosial, demografi, bersifat eksternal, sedangkan lingkungan psikologis bersifat internal. Komunikasi pemasaran merupakan serangkaian aktivitas dalm menyampaikan pesan kepada konsumen. Kegiatan komunikasi dapat diarahkan melalui proses verbal ataupun visual. Komunikasl pemasaran adalah suatu konsep yang bersifat umum yang mengarahkan komunikasi melalui semua variabel bauran pemasaran, tidak hanya meiaiui variabel promosi. Kemasan produk, harga, image produk merupakan sebagian dari variabel diluar promosi yang menjadi bagian penting dari fungsi komunikasi pemasaran. Jenis penelitian deskriptif dan verifikatif dengan metode penelitian descriptive survey dan explanatory survey data diperoleh melalui penyebaran kuestioner, wawancara, dan observasi di lapangan. Hasil pengumpulan data dengan sumber data primer, diperoleh jumlah sampel sebesar 140 responden. Pengambiian sampel menggunakan metode accidental sampling. Mekanisme pengambilan sample dilakukan dengan memilih 20 pembeli kartu perdana dan voucher IM3 di setiap pameran IM3 yang berada di 7 mall Jakarta selama bulan Januari - Juli 2002. Metode analisis yang digunakan analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian menunjukkan pengaruh Iingkungan individu konsumen terhadap komunikasi pemasaran pada produk telepon selular di wilayah DKI Jakarta sebesar 65.52%, sedangkan pengaruh Iain di Iuar lingkungan individu konsumen sebesar 33.46%. Hal Ini memperlihatkan adanya hubungan positif antara lingkungan individu konsumen dengan komunikasi pemasaran. Pengaruh terbesar Iingkungan budaya, sedangkan pengaruh terkecil pada lingkungan sosial. Adapun saran-saran, perilaku konsumen, biasanya, penuh arti dan berorientasi pada tujuan. Mengadaptasi motivasi dan perilaku konsumen bukanlah pilihan, keduanya kebutuhan mutlak untuk kelangsungan hidup kompetitif.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairudin Sentosa Harjo
Abstrak :
ABSTRAK
Electronic Commerce adalah suatu konsep yang baru muncul yang menjelaskan pembelian dari penjualan produk. jasa dan informasi melalui jaringan komputer termasuk internet. Selang beberapa tahun ini kita telah melihat perubahan yang sangat besar dalam melakukan bisnis yang dilakukan oleh para perusahaan. Sekarang adalah waktunya yang tepat untuk bisnis yang memanfaatkan kekuatan dan pasar baru yang disebut perdagangan elektornik (electronic commerce).

Electronic commerce akan mempunyai peran besar dalam melakukan bisnis baik untuk perusahaan kecil, menengah maupun besar, baik dengan pelanggan mereka atau dengan mitra usaha mereka atau keduanya. Penyelenggara e-commerce di Indonesia mulai bermunculan setiap hari, ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan lahan yang subur untuk teknologi e-commerce. Penduduk Indonesia yang mencapai 200 juta merupakan aset yang utama dan ditambah dengan adanya desentralisasi, maka perdagangan antar pulau. antar propinsi bahkan antar negara akan menjadi lebih aktif bila para pengusaha menggunakan fasilitas e-commerce untuk membantu memasarkan produk mereka, maka perdagangan antar pulau dapat diselesaikan dalam hitungan detik, dan birokrasi yang panjang akan terputus semua. Pada saat itu dapat dipastikan tidak ada lagi orang kedua, ketiga dan seterusnya. karena transaksi dilakukan sceara Iangsung antara penjual dan pembeli.

Keterbatasan pengetahuan dan sumber daya manusia yang mengerti e-commerce secara mendalam merupakan kendala yang dihadapi para pengusaha di Indonesia saat ini. Kendala-kendala ini sudah sepantasnya segera diatasi bilamana Indonesia mau bersaing di pasar global. Menimbang besarnya peluang yang dijanjikan e-commerce pada masa depan, maka tidak ada salahnya bila e-commerce mulai menjadi jalan dalam strategi perusahaan.

Untuk mengurangi keterbatasan pengetahuan tentang e-commerce dan peluangnya dalam dunia usaha, maka penulis mencoba untuk memberikan gambaran tentang strategi membuat e-commerce suatu perusahaan yang berhasil yaitu dengan menarik pelanggan ke situs web yang dipasang dengan mempethatikan segmentasi, targeting dan positioning perusahaan itu sendiri. Adapun strategi menarik pelanggan dalam pasar online dapat meliput mesin pencan dan direktori, iklan spanduk, online ikian baris, papan pengumuman, mengirim email ke pelanggan yang berlangganan, hubungan ke situs yang lain, kelompok berita, wacana diskusi dan press realease. Sebelum perusahaan memulai usahanya dibidang e-commerce, diperlukan suatu strategi yang tepat dan terarah sesuai dengan target pasar yang ingin dicapai. Ada 3 tools yang digunakan untuk menciptakan peluang baru e-commerce di Indonesia yaitu segmentasi, targeting dan positioning. Segmentasi membantu menemukan peluang dalam e-commerce dan memberikan gambaran bagaimana rnendisain produk e- commerce yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar serta menganalisa pasar guna mengatisipasi siapa saja yang akan menjadi kompetitor. Kedua dengan menggunakan targeting, e-commerce yang akan dibangun akan lebih terarah kepada konsumen dan sebagai sasanan yang akan dicapai pada jangka pendek dan jangka panjang e-commerce yang dibuat. Yang terakhir adalah positioning, positioning sangat penting bagi sebuah perusahaan e-commerce karena tahap ini merupakan tindakan yang dilakukan marketer untuk membuat citra situs web e-commerce memperoleh posisi yang jelas dan mengandung arti dalam benak sasaran konsumennya.

Penerapan e-commerce di Indonesia semakin booming, hal ini dapat dilihat dari makin menjamurnya perusahaan-perusahaan yang membuat situs web untuk strategi pemasaran yang baru. Mereka berlomba-lomba untuk menarik perhatian pengguna Internet untuk mengakses situs mereka. Berbagai macam iklan dan promosi dilakukan dari media cetak, media elektronik, memasang spanduk di sepanjang jalan maupun dengan saling memasang banner pada situs-situs web yang bekerja sama untuk memperluas jaringan dan memasyarakatkan e-commerce. Penulis memberikan analisis dan gambaran terhadap beberapa situs web penerapan e-commerce di Indonesia yang berbasis pada tiga usaha yang berbeda yaitu lelang, sims web menjual bunga dan situs portal.

Untuk meningkatkan penerapan e-commerce di Indonesia maka diperlukan strategi jangka panjang yang harus diperhatikan dari berbagai pihak dan perusahaan e-commerce ini sendiri, penyelenggara jasa keuangan maupun pemerintah. Adapun strategi jangka panjang tersebut yaitu menciptakan peluang dengan membangun janingan bisnis online, memperbanyak isi situs e-commerce, memasyarakatkan e-commerce dan mempercepat terbentuknya badan independen guna mendukung terlaksananya transaksi online dan memberi masukkan pada pemerintah mengenai pentingnya cyberlaw.
2000
S-Pdf (sedang dalam proses digitalisasi)
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fri Rejeki Noviera
Abstrak :
Kemajuan teknologi informasi, khususnya Internet hampir merubah semua bidang, contohnya dunia bisnis. Penxbahan cara pandang dalam berbisnis ini yang ikut mendukung timbulnya e-dommerce. Adanya lcemudahan dalam bertransaksi yang tidak mempunyai batas ruang dan waktu. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mengetahui strategi komunikasi pemasaran pemsahaan, (2) Mengetahui bentuk-bentuk komunikasi pemasaran perusahaan, (3) Melihat latarbelakang pemilihan stratcgi komunikasi pemasaran tersebut, (4) Menganalisis strategi komunikasi pemasaran yang diterapkan untuk pemasaran B2B e-commerce. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan deskriptifevaluatifl karena lebih memfokuskan pada aspek kealamiahan data. Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi (Library Research), wawancara mendalam (Depth Interview) dengan tujuan untuk memperoleh perspektif tentang pcngembangan dan sejauh mana pemanfaatan dari fasilitas-fasilitas yang ada pada B2B e-commerce, pengumpulan data yang terakhir dilakukan adalah penelitian lapangan (Field Research). Untuk menganalisa suatu stratei komunkasi pemasaran dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu (1) faktor ekstemal dan intcmal perusahaan diperlukan untuk menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada suatu pemsahaan atau SWOT analisis, (2) pemilihan target pasar, segmentasi dan memposisikan produk perusahaan atau STP, (3) bauaran pemasaran yang digunakan atau marketing mix, (4) promolion mix atau communicarion tools yang dipergunakan. Berdasarkan hasil wawancara dan penelitian dilapangan, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan suatu alat komunikasi pemasaran dalam memasarkan produk adalah perkembangan produk itu sendiri dan bagaimana persaingan produk tersebut dalam merebut pangsa pasar, serta pentingnya strategi komunikasi pemasaaran yang didukung oleh perencanaan dan strategi pemasaran dengan menganalisis lingkungan (faktor intemal dan ekstemal) Peranan strategi komunikasi pemasaran yang dihasilkan melalui situasi dan kondisi perusahaan dapat membuat suatu perusahaan tetap exist dan dapat terus meningkatkan keunggulan dalam bidang bisnisnya. Komunikasi pemasaran disarankan agar diarahlcan ke strategi yang lebih agresif dalam meyakinkan calon pelanggan Dalam menghadapi pesaing-pesaing yang ada, PT Indosatoom memanfaatkan "market niche", dengan sasaran calon pelanggan diarahkan pada sektor Iain. Jadi perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara ekonomis dan mudah serta dengan komunikasi yang efektif.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T5270
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspitasari
Abstrak :
Telekomunikasi mengalami perkembangan yang pesat seiring dengan perkembangan teknologi. Teknologi Voice over Internet Protocol sebagai salah satu aplikasi dalam internet yang digunakan untuk berkomunikasi melalui telepon mulai dikenal di Indonesia, di antaranya melalui produk yang menggunakan kartu, balk prabayar maupun pascabayar, dan juga produk VoIP bernama TELKOMGloba| 017, yang dlluncurkan sebagai varian geneiasi baru setelah TELKOMSave, yang diposisikan sebagal VoIP kelas Premium. Kehadiran TELKOMGlobal 017 secara langsung dihadapkan pada SLI 001 dan SLI 008 yang selama bertahun-tahun eksis melayani sambungan Iangsung internasional. Dengan positioning produk hemat dan berkualitas, TELK0MGIobal mulai meraih pangsa pasar sebesar 20%, dan bertujuan untuk meraih sebesar 40% dari total pangsa pasar berdasarkan menit call. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dijalankan oleh PT Telkom sebagai suatu bentuk kesadaran merespons pasar yang sangat kompetitif dan mulai mengarah pada quality-sensitive. Penelitian dilakukan di Jakarta, yang masuk dalam lingkup Divisi Regional II. Metode penelitian merupakan penggabungan dari metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatlf dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner melalui teknik penarikan sampel yang non random yaitu snowball sampling. Responden adalah pengguna 017 yang sekaligus memiliki referensi pengalaman menggunakan SLI 001 dan/atau SLI 008. Penulis tidak memiliki kerangka sampel, dan sekaligus sulit menemukan responden yang memenuhi kriteria tersebut di atas, sehingga snowball sampling menjadi pilihan. Metode pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan cara wawancara mendalam kepada sejumlah subjek penelitian, baik mereka yang mengenal produk ini maupun yang sudah mengenal dan menggunakan produk ini. Wawancara mendalam juga dilakukan terhadap manajemen Telkom dan Indosat untuk mendapat gambaran mengenai strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan. Kerangka pemikiran menggunakan konsep komunikasi pemasaran terpadu (KPT atau Integrated Marketing Communication) yang dikemukakan terutama oleh Joseph Sirgy, yang mengatakan bahwa karakteristik utama dari konsep ini adalah keterpaduan dan koordinasi yang mengarahkan semua tujuan darl komunikasi pemasaran. Sirgy mengalakan perlunya ada orientasl strategis yang diacu oleh semua fungsi komunikasi pemasaran, baik iklan, personal selling, promosi penjualan, penjualan langsung, maupun humas. Selain itu Sirgy menambahkan perlu ada kontinuitas dari keseluruhan aktivitas komunikasi pemasaran, kontinuitas itu menyangkut fisik maupun dalam term psikologis. Hasil penelitian menyebutkan bahwa ternyata tools komunikasi pemasaran relatif tidak efektif, mengacu pada temuan data yang menyebutkan bahwa sebagian terbesar responden belum pernah mendapatkan atau terpapar oleh alat komunikasi pemasaran. Temuan berikutnya mengatakan bahwa sebagian besar responden menggunakan TG-017 karena itu merupakan kebijakan di kantor mereka. Pertanyaan lebih mendalam kepada sejumlah responden menghasilkan temuan bahwa kebijakan di kantor didorong oleh aktivilas kunjungan personal (presentasi personal, Sebagai bagian dan personal selling) yang dilakukan petugas Telkom ke sejumlah perusahaan. Inl berarti bahwa alat komunikasi pemasauan dalam bentuk personal selling menghasilkan efek tidak langsung yang relatif signifikan dibandingkan dengan alat komunikasi pemasaran lainnya. Kemudian ditemukan sejumlah informasi menarik, bahwa sekretaris berperan penting sebagai inisiator dari penggunaan produk ini, pada beberapa perusahaan bahkan ditemukan bahwa sekretaris juga berfungsi sebagai influencer terhadap penggunaan produk ini. Pada beberapa perusahaan berskala kecll-menengah, sekretaris bahkan berfungsi sekaligus sebagai decision maker dan user. Sejumlah alat komunikasi pemasaran seperti iklan baik di media lini alas maupun lini bawah, nampaknya memang belum menjadi priorltas bagi Telkom, sehingga tidak mengherankan apabila sebagian besar orang tidak mengenal produk ini, atau pengenalannya akan produk ini dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kebijakan kantor. Ditemukan bahwa perlu ada pengkajian ulang terhadap penetapan strategi segmentasi, targeting dan pengaturan positioning produk ini. Berikutnya juga ditemukan bahwa kesulitan untuk masalah koordinasi gerak dan keterpaduan dikarenakan struktur organisasi yang relatif rumit. Implikasi teoritis dari tiadanya koordlnasi dan garis komando yang jelas, menurut Sirgy dapat membuat terbatasnya cakupan dan frekuensi penyerapan pasar seoara optimum. Ini dapat dipahami mengingat koordinasi dalam setiap langkah komunikasi menyebabkan setiap pihak yang terlibat mengacu pada satu orientasi strategis yang sama, sehingga masing-masing plhak dapat berjalan bersama, dan tidak pergi ke arah yang berbeda. Keterarahan, menurut Sirgy membuat hasil dari komunikasi pemasaran menjadi maksimal. Rekomendasi teoritls, melakukan penelilian lanjutan mengenai persepsi konsumen pada level yang lebih Ianjut dengan mellbatkan cakupan sampel yang lebih luas, selain juga mengukur efektivitas setiap alat komunikasi yang dijalankan oleh Telkom. Rekomendasi praktis, Telkom perlu mengkaji ulang strategi segmentasi, targeting dan positioning yang ada, menglngat SLI O08 sekarang menjadi ancaman yang sangat nyala dalam positioning ?hemat" yang dilekatkan pada TG-017. Semenlara itu kehadiran Telkom SLI 007 juga harus diantisipasl lebih hati-hati, agar pertama produk ini dapat diserap pasar, kedua, agar produk ini tidak justru mematikan TG-017.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retta Ida Lumongga
Abstrak :
ABSTRAK
Dewasa ini, alat bantu komunikasi wireless semacam handphone telah menjadi komoditas keseharian masyarakat. Seiring dengan meningkatnya penggunaan handphone, kebutuhan akan operator telepon sebagai komplemen dari handphone juga meningkat.

Di Indonesia, ada beberapa perusahaan yang menjalankan usaha pada bisnis operator selular. Telkomsel merupakan salah satu diantaranya. Semenjak mengeluarkan kartu pasca-bayar Halo pada tahun 1995, yang diikuti dengan kartu pra-bayar simPATI pada tahun 1997, Telkomsel terns menunjukkan peningkatan grafik penjtialan dan hingga kini tetap bertahan menjadi market leader.

Berdasarkan hal ini, penulis tertarik untuk memilih Telkomsel menjadi objek dari penelitian terhadap pemasaran, yang pada penelitian ini dibatasi pada strategi komunikasi pemasarannya saja. Adapun tujuan dari melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada penyusunan strategi komunikasi pemasaran serta mengevaluasi efektifitas strategi komunikasi pemasaran yang telah dijalankan Telkomsel selama ini, hingga dapat diperoleh masukan yang bermanfaat bagi pengembangan strategi ke depan.

Adapun metodologi penelitian meliputi riset kuantitatif dan riset kualitatif. Riset kuantitatif dilakukan dengan melakukan analisis secondary data guna inendapatkan primary dan secondary data sebagai dasar pengetahuan akan kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh T elkomsel untuk membantu pemahaman serta membantu kelancaran proses penelitian selanjutnya. Selain itu, pada riset kuantitatif, penulis juga melakukan sun,ey langsung ke perusahaan dengan cara interview dengan pejabat yang berwenang untuk kegiatan komunikasi pemasaran telkomsel dan survey ke lapangan untuk melihat langsung beberapa penerapan dari kegiatan komunikasi pemasaran tersebut. Sedangkan dalam riset kualitatif, penulis menyebarkan kuisioner untuk mengumpulkan informasi dari responden seputar kegiatan komunikasi pemasaran yang dijalankan T elkomsel tersebut.

Objective dari penelitian terhadap reponden adalah untuk mengevaluasi efektifitas strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Telkomsel. Pengukurannya adalah berdasarkan comimmication measures non-sales yaitu awareness, pemahaman pesan, perilaku dan kecenderungan pembelian, dengan melihat tanggapan responden terhadap bauran komunikasi yang telah dilak:ukan Telkomsel, dengan pencapaian langkah-langkah persuasif berdasarkan model hierarchy of effects .

Adapun dari basil temuan riset diperoleh pengetahuan akan profil responden pengguna handphone yang merupakan target konsumen dari Telkomsel. Berdasarkan riset, didapat profil responden, yaitu responden adalah laki-laki dan wanita yang berusia antara 18 hingga 56 tahun, berpendidikan mayoritas sarjana, memiliki profesi mahasiswa 40%, pegawai biasa 50% maupun manajerial 8%, wiraswasta 1% dan profesi lain selain yang telah disebutkan tersebut 1%, pengeluaran responden mayoritas pada kisaran Rp 700.000,- hingga Rp. 4.000.000,- dengan konsumsi pulsa per bulan mayoritas pada kisaran Rp. 100.000,- hingga Rp. 500.000,-, berdomisili di Jakarta. dan sekitarnya, namun responden yang mengaku penduduk asli Jakarta hanya sekitar 37%, Depok 4%, Tangerang 6%, Bekasi 3%, Bogar 5% dan persentase cukup besar juga ditemui untuk penduduk yang berasal dari luar Pulau Jawa 28% maupun luar Jabotabek dan Depok tetapi masih di Pulau Jawa adalah sebesar 17%. Mayoritas responden adalah belum menikah, dengan jumlah keluarga responden mayoritas 2 hingga 5 orang, dan hampir separuh dari total 109 responden mengaku masih tinggal bersama orang tua. Responden yang mengaku tidak pernah berganti nomor sebesar 56,9% sedangkan sisanya pernah berganti nomor minimal satu kali.

Dari hasil penelitian, didapat bahwa media yang paling efektif karena banyak diingat konsumen telah memberikan exposure terhadap T elkomsel adalah media Televisi sebesar 41% diikuti media cetak sebesar 27% dari total 109 responden. Berdasarkan analisis tabulasi silang, ternyata, sumber paparan terhadap T elkomsel ada hubungannya dengan profesi responden. Pegawai banyak terpapar melalui TV dan media cetak, selain melalui pameran, internet, teman/relasi, kantor, keluarga, artikel dan radio. Sedangkan mahasiswa selain juga banyak terpapar melalui TV dan media cetak, juga terpapar melalui mal, internet, flare, ternan, keluarga, artikel dan radio. Sedangkan untuk manajerial, wiraswasta dan profesi lainnya yang diwakili oleh persentase kecil responden, mengaku banyak terpapar melalui TV, ternan dan kantor.

Frekuensi paparan yang teringat oleh responden melalui berbagai media komunikasi yang digunakan adalah sebagai berikut, media komunikasi yang menarik perhatian responden untuk melihat lebih dari dua kali dalam seminggu terakhir adalah media cetak sebesar 53,2% dari total 109 responden, TV sebesar 51,4% dari total 109 responden dan radio sebesar 36,7% dari total 109 responden. Sedangkan media komunikasi yang diakui responden dilihat satu kali dalam seminggu terakhir adalah hil/hoard sebesar 37,6% dari 109 responden dan stand di mal sebesar 37,6% dari total 109 responden. Sedangkan untuk event, sebesar 73% dari total 109 responden mengaku tidak melihat dalam seminggu terakhir. Sedangkan jika hendak diketahui persentase paparan terhadap Telkomsel dalam satu hari, temyata 37% mengaku tidak melihat sedangkan 23% mengaku melihat di TV, 24% di media cetak, 7% di radio, 5% di spanduk, 3% di mal dan 1% di internet.

Sedangkan untuk pemahaman akan pesan, dapat dikatakan sudah cukup efektif karena terbukti telah dapat dipahami oleh mayoritas responden namun belumlah sangat efektif karena helum seluruh responden paham akan perbedaan pesan kartu Halo dan Simpati. Ini terlihat dari persentase responden yang memahami perbedaan tersebut hanya 65% dan adanya responden yang memiliki ketidaksesuaian penangkapan pesan kartu Simpati dengan pesan yang sebenamya hendak disampaikan oleh perusahaan. Responden jt,Iga menganggap bahwa seluruh kegiatan komunikasi pemasaran Telkomsel yang mereka ketahui adalah masih dinilai dalam taraf biasa-biasa saja dan mengharapkan untuk kedepannya supaya dapat lebih menyajikan banyak informasi dalipada yang sekarang. Strategi komunikasi pemasaran T elkomsel yang telah diterapkan tersebut berdasarkan nilai mean masih berada pada level netral dalam menimbulkan ketertarikan responden untuk menggunakan Telkomsel dan terhadap pengaruhnya terhadap peritaku responden untuk membeli adalah pada level bisa berpengaruh bisa juga tidak berpengaruh ( soso).

Jika mengkaji dari strategi komunikasi pemasaran yang diterapkan Telkomsel, pada dasamya telah melakukan berbagai pilihan komunikasi seperti periklanan, promosi penjualan, unique selling, sponsorship hingga publisitas dan POP, hanya saja khusus untuk publisitas bukan ditangani oleh divisi Marketing Communication melainkan oleh divisi Corporate Secretary. Telkomsel mengangkat corporate tag line sebagai key communication, yaitu " Begitu dekat, begitu nyata" dengan brand promise adalah wide discoverage. Pada pelaksanaan kegiatan komunikasi pemasaran ini, Telkomsel menerapkan sistem selektif untuk mengimbangi budget yang dirasakan menjadi salah satu kendala pada pelaksanaan, selain kendala waktu, yaitu hanya sebesar 2% dari revenue. Jika ditinjau berdasarkan pencapruan prestasi di masyarakat, sebagai brand, T elkomsel telah memperoleh pengakuan sebagai best brand dengan memenangkan beberapa penghargaan, namun, prestasi ini tidak dapat dikatakan murni sebagai keberhasilan strategi komunikasi pemasaran Telkomsel semata hingga tidak dapat dipakai untuk mengukur efektifitasnya, karena ada banyak unsur bauran pemasaran lain yang dapat saja turut mempengaruhi. Meskipun demikian, pencapaian prestasi ini memperlihatkan adanya perhatian publik terhadap brand Telkomsel dan melibatkan communication option yaitu publisitas karena menjadi berita di berbagai media.

Keterbatasan pada penelitian ini terutama disebabkan karena menggunakan prosedur non-probabilistic sampling yaitu convenience sampling dimana responden dipilih berdasarkan convenience, hingga untuk beberapa hal, seperti usia dan pendidikan terakhir, didapat range yang sangat sempit dan proporsi jumlah yang kurang seimbang, hingga kurang dapat mewakili kesempumaan penggambaran responden untuk hal-hal terebut.

Kendala yang dihadapi penulis dilapangan adalah lamanya perolehan izin untuk melakukan penelitian internal pada perusahaan Telkomsel hingga cukup memakan waktu sebelum akhimya izin diperoleh. Untuk hal ini, selain perolehan data internal, penulis juga berupaya menggali data dari sumber ekstemal, yaitu dari berbagai artikel. Kendala lain adalah penyebaran kuisioner hanya dapat di lakukan di Jakarta dan sekitamya, sehingga kurang dapat mewakili pengguna T elkomsel yang sebarannya sangat luas yaitu tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Untuk menyiasati kendala ini, upaya yang dilakukan penulis adalah dengan mencantumkan pertanyaan akan daerah dornisili ( tempat tinggal ) dan daerah asal responden, dengan harapan bahwa responden yang berasal dari luar Jakarta dapat mewakili gambaran responden nusantara. Selain itu, Telkomsel adalah sangat aktif dalam melakukan kegiatan komunikasi pemasarannya, hingga banyak hal baru dari kegiatan komunikasi pemasaran T elkomsel yang tidak turut terbahas dalam analisis ini. Oleh karenanya, penulis menetapkan time frame, yaitu kegiatan komunikasi pemasaran Telkomsel hingga awal bulan September 2003 saja.

Saran untuk penelitian lebih lanjut adalah disarankan untuk menggunakan prosedur sampling yang berbeda hingga dapat diperoleh sebaran yang lebih merata.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jamila Catheleya Emor
Abstrak :
Saat ini strategi komunikasi pemasaran politik telah berkembang luas. Salah satunya adalah dengan pendekatan political marketing. Penelitian ini ingin melihat bagaimana strategi komunikasi pemasaran politik Partai Aceh. Partai Aceh merupakan Partai Lokal konsekuensi dari hasil kesepakatan MoU Helsinki antara Pemerintah RI dengan GAM. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif untuk mendapat gambaran jelas strategi partai Aceh dalam memenangkan Pemilu pasca MoU berturut-turut. Informan penelitian adalah aktor politik di Aceh yang terlibat aktif pada pemilu 2014. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Partai Aceh masih menggunakan cara-cara komunikasi pemasaran tradisional. Untuk menjadi partai modern maka Partai Aceh harus mempebahrui dan beradaptasi dengan kondisi situasi masyarakat saat ini.
Nowadays marketing communication strategy on politics has variably developed. One of them is using political marketing and branding perspective. This research aims to find out how Aceh Party planning on their marketing communication strategy in Aceh. This research was conducted on qualitative descriptive method with the informant whom actively participated in 2014 election. The description will give valuable feedback for Aceh Party in creating communication strategy. The results shows Aceh Party using traditional ways on building its strategy, Aceh Party sucesfully won and dominates the legislative member in Aceh Parliament though.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T46334
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Putu Laura Sarassitha
Abstrak :
Perusahaan yang baik adalah ketika menyusun strategi, mengerucut kepada tujuan serta misi dan visinya dan bukan keluar dari apa yang menjadi sasaran perusahaan. Hal ini menjadi dasar bagi perusahaan untuk menerapkan strategi komunikasi pemasaran dengan metode Balanced Scorecard, dimana penekanannya diberikan pada aspek kinerja keuangan dan kepuasan pelanggan sehingga disebut dengan strategi 2 in 1. Kedua aspek ini menjadi penting untuk fokus penelitian karena PT Puti Hanum Astari merupakan perusahaan yang bergerak dibidang agrowisata. Demi mengembangkan usahanya dan berupaya untuk memenangkan persaingan di bisnis agrowisata, maka The Pinewood dibawah management PT Puti Hanum Astari menerapkan strategi komunikasi pemasaran 2 in 1 yang digunakan untuk mentrasnformasikan perusahaan menjadi penyelanggara bisnis agrowisata yang diminati dan memiliki pelanggan yang loyal. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dampak penerapan strategi komunikasi pemasaran 2 in 1 terhadap The Pinewood. Sedangkan penelitian dilakukan dengan pengumpulan data melalui kuesioner, kemudian untuk analisis data lapangan digunakan metode sign test (Uji Tanda). Dari hasil analisis penerapan strategi komunikasi pemasaran 2 in 1 diperoleh bahwa penerapan strategi tersebut tidak memberikan dampak perubahan kepada kineija keuangan perusahaan, namun untuk kepuasaan pelangan terbukti terjadi perubahan dampak setelah diaplikasikan kebijakan tersebut. Sehingga perusahaan perlu mengkaji lebih lanjut serta semakin mengembangkan strategi komunikasi pemasaran 2 in I pada perusahaan. ......The good company is to arrange strategy, sharping to perspeclive vision and mision, otherwise it is not beyond on target though. Therefore, it is a necessary to implement Marketing Communication Strategy with Balanced Scorecard method which focus on two aspects such as Financial and Customer Satisfaction aspects, hence the strategy is recognize as 2 in 1 strategy. Those are essential where PT Puti Hanum Astari is a company who has developed as Agritourism Business. The Pinewood which under PT Puti Hanum Astari management has implemented 2 in 1 marketing communication strategy that is used to Lransform the company become a pioneer of agritourism business in order to notice customer loyalty following by development of business competition in agritourism self. This research was a case to analyze impact of 2 in 1 Marketing Communication Strategy to The Pinewood. Meanwhile, the research had been conducted by data collection (questioners), and then the field data was analyzed by Sign Test Method. The result shows that 2 in 1 Marketing Communication Strategy is not giving any impact to financial performance, yet But it improves customer satisfaction and loyalty significantly. Furthermore, It suggested that The Pinewood should continue to impelement and develop the 2 in 1 Marketing Communication Strategy as increasing in customer loyalty at the end will positively impacting company financial.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25745
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Belch, George E.
London : McGraw-Hill , 2001
659.1 BEL a (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, P.R.
London: Kogan Page, 1995
658.8 SMI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>