Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Loon, Hendrick Van
New York: Garden City Publishing Co.,Inc., 1926
901 LOO s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Insani Utami Ihtiyanti
"Skripsi ini bertujuan untuk membandingkan perjuangan _uxov dalam Novel ???? ???? ????? ?????????a/Odin Den_ Ivana Denisov?ia/Sehari dalam Hidup IvanDenisovi? karya Aleksandr Sol_enicyn dan Minke dalam Novel Bumi Manusiakarya Pramoedya Ananta Toer. Salah satu teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori sastra bandingan menurut Remak kemudian metode yang digunakan adalah deskriptif analisis, dimana penulis mendeskripsikan perjuangan _uxov dan perjuangan Minke kemudian membandingkan perjuangan kedua tokoh tersebut. Dari analisis yang telah dilakukan penulis menyimpulkan bahwa Aleksandr Sol_enicyn dalam Novel ???? ???? ????? ?????????a/Odin Den_ Ivana Denisovi?a/Sehari dalam Hidup Ivan Denisovi? dan Pramoedya Ananta Toer dalam Novel Bumi Manusia sama-sama memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan meskipun latar belakang dan ideologi kedua pengarangnya berbeda.
AbstractThe focus of this research is to compare _uxov struggle in ???? ???? ????? ?????????a/ Odin Den 'Ivana Denisovi?a / One Day in the Life of Ivan Denisovi? by Aleksandr Sol_enicyn and Minke in This Earth of Mankind by Pramoedya Ananta Toer. One of the theory used in this thesis is comparative literature_s theory by Remak and afterwards the method is descriptive analysis where the author described _uxov and Minke_s struggles and afterwards compared them both. From the analysis which writer have done, it can be concluded that Aleksandr Sol_enicyn in ???? ???? ????? ?????????a/Odin Den_ Ivana Denisovi?a/Sehari dalam Hidup Ivan Denisovi? and Pramoedya Ananta Toer in This Earth of Mankind are both struggling for humanity_s values although they have a different background and ideology. Struggle, O??? ???? ????? ?????????a, Aleksandr Sol_enicyn,"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14904
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Fetrycia Angela Octory
"Kegiatan eksplorasi di kawasan dasar laut menjadi industri pertambangan yang sangat mahal nilainya bagi kepentingan ekonomi.Sehingga kegiatan di kawasan dasar laut perlu diatur, dan terdapat dalam United Nations Convention on The Law Of The Sea Of 10 December 1982 atau Konvensi Hukum Laut Internasional tahun 1982,Agreement for the Implementation of Part XI of the UNCLOS of 10 December 1982 atau Perjanjian Implementasi 1994, Regulations on Prospecting and Exploration for Polymetallic Nodules in the Area, dan Regulations on Prospecting and Exploration for Polymetallic Sulphides in the Area. Eksplorasi kekayaan yang dihasilkan kawasan, yang dinamakan mineral-mineral, merupakan hal baru dalam perkembangan hukum laut dan menyangkut kepentingan seluruh umat manusia. Oleh karena pengelolaan kekayaan di kawasan bukan hal mudah, maka dibentuklah International Seabed Auhtority sebagai organisasi internasional yang melakukan pengawasan terhadap kegiatan di kawasan. Negara-negara berkembang, yang belum memiliki kemampuan teknis dan finansial untuk melakukan penambangan dasar laut di perairan internasional, namun ingin berpartisipasi secara efektif dalam kegiatan di Kawasan, maka negara-negara tersebut harus melibatkan entitas di sektor swasta global, dengan memberikan sponsorship bagi pihak yang ingin melakukan kegiatan di kawasan, dimana dalam penulisan ini diberikan contoh berdasarkan Republik Nauru dan Kerajaan Tonga.
Exploration activities in the area of seabed becomes a mining industry which have a very expensive value to economic interests. So that activities in the area of the seabed should be regulated, and there are in United Nations Convention on The Law Of The Sea Of 10 December 1982, Agreement for the Implementation of Part XI of the UNCLOS of 10 December 1982, Regulations on Prospecting and Exploration for Polymetallic Nodules in the Area, and Regulations on Prospecting and Exploration for Polymetallic Sulphides in the Area. Exploration of the resources which produced in the area, called the minerals, a novelty in development of maritime law and concerns the interests of all mankind. Therefore, management of resources in the area is not simple, hence formedInternational Seabed Authority as an international organization to supervise the activities in the area. Developing countries, which not already have the technical and financial capability to perform seabed mining in international waters, but would like to participate effectively in activities in the Area, then these countries should involve entities in the private sector globally, by providing sponsorship for those who want to do activities in the area, which some examplesare the Republic of Nauru and the Kingdom of Tonga in this Thesis."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T41867
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library