Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
S. Indra Putra
Abstrak :
Telah dilakukan sintesis dan karakterisasi Resonansi Spin Elektron pada paduan LaMgxMn1-xO3 (x=0; 0,35; 0,5). Sintesis bahan LaMgxMn1-xO3 menggunakan metode pencampuran mekanik dari oksida-oksida penyusun La2O3, MgO dan MnO2. Campuran ini digerus menggunakan High Energy Milling dengan variasi waktu 5, 8 dan 10 jam dan dilakukan proses pemanasan pada suhu 1300 oC selama 6 jam. Bahan ini kemudian digerus kembali dengan variasi waktu 5, 8 dan 10 jam serta dilakukan proses pemanasan ulang pada suhu 1100 oC selama 24 jam. Pengukuran XRD telah dilakukan pada temperatur ruang dengan interval pengukuran sudut 2θ sebesar 200?1000.
Hasil pengukuran XRD menunjukkan bahwa senyawa LaMgxMn1-xO3 dapat dihasilkan melalui pemanasan sampai 1300oC setelah dilakukan penggerusan menggunakan High Energy Milling. Hasil senyawa LaMgxMn1-xO3 (x=0; 0,35; 0,5) yang lebih homogen dapat dihasilkan melalui penggerusan kembali dan pemanasan sampai 1100oC selama 24 jam. Dengan menggunakan persamaan Scherer, semakin lama waktu penggerusan maka ukuran butir senyawa LaMgxMn1-xO3 akan semakin membesar. Sebaliknya, semakin tinggi konsentrasi pendopingan Mg maka ukuran butir LaMgxMn1-xO3 akan semakin mengecil. Pengukuran ESR pun telah dilakukan pada temperatur ruang dengan lebar sapuan 500 mT dan pada frekuensi 9,47 GHz.
Hasil pengukuran ESR menunjukkan bahwa LaMgxMn1-xO3 bersifat paramagnetik dan sifat keparamagnetan LaMgxMn1-xO3 ini secara dominan dipengaruhi oleh ion Mn yang berasal dari bahan dasar MnO2. Karakteristik nilai g dan ∆Hpp senyawa LaMgxMn1-xO3 cenderung tetap dan tidak dipengaruhi oleh penambahan waktu penggerusan. Sedangkan penambahan konsentrasi pendopingan Mg pada LaMgxMn1-xO3 menyebabkan nilai g dan ∆Hpp bertambah sampai pada nilai x tertentu (0,35
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21552
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Dudung Abdu Kodir
Abstrak :
Semakin lama waktu milling maka akan diperoleh ukuran butir yang
lebih halus. Hal ini membuktikan bahwa apabila butiran semakin kecil,
maka berakibat luas permukaan kontak antar butir semakin besar yang
berarti pula porous bahan ini semakin kecil sehingga konduktivitas bahan
semakin baik ditandai dengan berkurangnya resistivitas bahan ini.
Resistivitas meningkat seiring dengan peningkatan lama
pemanasan. Hal ini disebabkan bahwa tingkat oksidasi bahan semakin
besar dengan lamanya proses pemanasan, yang berarti bahwa
kandungan oksigen pada bahan ini semakin besar.
Sifat resistivitas bahan akan cenderung menurun apabila bahan
tersebut dikenai medan magnet yang terus membesar. Jadi semakin tinggi
medan magnet, resistivitas sample semakin menurun
Secara umum ciri dari sifat positif magnetoresistance adalah resistivitas
bahan semakin meningkat apabila dikenakan medan magnet luar.
Sedangkan negative magnetoresitance adalah perubahan resistivitas
bahan semakin menurun apabila dikenakan medan magnet luar. Sifat
magnetoresistance yang lazim diteliti banyak orang adalah negative
magnetoresistance. Apabila gejala penurunan resistivitas ini cukup besar
maka disebut dengan sifat Giant Magnetoresistance (GMR)
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20679
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library