Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A.M. Hermina Sutami
Jakara: Yayasan pustaka Obor Indonesia, 2015
495.1 HER b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yulie Neila Chandra
Abstrak :
Penelitian mengenai keimperfektifan ini bertolak dari adanya perbedaan pendapat para ahli dalam pengklasifikasian aspek imperfektif Keadaan tersebut juga terjadi dalam linguistik Mandarin. Dalam bahasa Mandarin, keimperfektifan dapat diungkapkan secara gramatikal dan leksikal. Secara gramatikal, dinyatakan dengan mengimbuhi sufiks -zhe (-4) di belakang verba. Secara Ieksikal, dinyatakan dengan menggunakan adverbia Ma (A), zhang a), dan zhdngzai (EA). Penggunaan pemarkah tersebut tidak terlepas dari peranan makna inheres verba serta interaksi verba dengan fungsi sintaktis lain seperti subjek, objet, keterangan, dan pelengkap. Dengan demikian, meskipun aspek dan aklinnsart (ragam perbuatan) merupakan kategori yang berbeda, keduanya saling berkaitan. Hasil analisis data berdasarkan pemarkah aspek, menunjukkan aspek imperfektif dalam bahasa Mandarin dibedakan atas aspek progresif, aspek kontinuatif, dan aspek progresif kontinuatif. Hampir semua pemarkah aspek imperfektif dapat muncul bersama verba keadaan, verba pencapaian, verba aktivitas, dan verba kegandaan (sari). Tipe situasi yang dapat muncul dalam kalimat beraspek imperfektif adalah berarah, mandiri, dan kompleks. Selain itu, hal yang berbeda dalam bahasa Mandarin adalah bahwa ternyata dalam kalimat beraspek imperfektif, khususnya aspek kontinuatif dengan pemarkah -zhe (t), dapat memunculkan situasi -ragam perbuatan (-aksional) yang menggambarkan keadaan, habitual, dan karakteristik subjek.
The research on the imperfectivity began from difference perceptions among the linguists in classifying the imperfective aspects. The Mandarin linguistics has the same experiences. In Mandarin language, the imperfectivity could be grammatically and lexically expressed. Grammatically, it can be affirmed by giving the suffix -zhe (-) after the verb and it can also be lexically affirmed by using the adverb zai (E), zheng (I), and zh ngzai (CIE). The usage of these markers is close to the role of inherent meaning of the verb and also the interaction between the verb and other function of syntactic such as subject, object, adverbial and complement. Thus, even though the aspect and akrionsart (kind of action) come from different category, but both is related to each other. The result of data analysis based on marker aspect reveals the imperfective aspects in Mandarin language classified into progressive aspect, continuative aspect and progressive-continuative aspect. Most of the markers of the imperfective aspect appear with state verb, achievement verb, activity verb, and series verb. The type of situation that might appear in sentence which has imperfective aspect, are directed, self-contained, and complex. In addition, another different thing in Mandarin language is that in the sentence that has imperfective aspect, particularly continuative aspect with the marker -the (s ), might reveal the situation -actional that describes states, habits, and characterizations.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shin, Edysen
Jakarta: Kesaint Blanc, 2013
495.1 EDY a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anne Tarania Martani
Abstrak :
Tesis ini mencoba untuk menjawab permasalahan terjadinya kesenjangan pencapaian pemelajaran yang diraih pemelajar bahasa Mandarin sebagai bahasa kedua di Indonesia dengan meneliti strategi belajar hanzi yang digunakan oleh pemelajar Indonesia, faktor¬faktor yang mempengaruhi pemilihan suatu strategi belajar tertentu serta perbedaan strategi belajar yang digunakan oleh pemelajar yang berhasil dan pemelajar yang kurang berhasil. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang menggunakan instrumen kuesioner, verbal report, wawancara, dan tes dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 13 orang. Data dianalisis dengan menggunakan teknik tipologi. Dari penelitian ini, ditemukan 64 buah strategi belajar hanzi yang terbagi dalam enam buah kelompok strategi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi belajar tertentu dapat dilihat dari faktor pemelajar dan faktor ortografi. Selain itu, penelitian ini juga menemukan adanya strategi-strategi tertentu yang digunakan oleh pemelajar yang berhasil untuk mendukung pemelajarannya namun tidak digunakan oleh pemelajar yang kurang berhasil. ......This study tried to answer why there was a gap in learning achievements among Indonesian learners who studied Mandarin Chinese Language as a second language. A research on the hanzi learning strategies used by the Indonesian learners, the factors that influenced the selection of a particular learning strategy and the differences of learning strategies applied by successful learners and unsuccessful learners was conducted to answer the question. This research was a case study research with 13 research subjects. The instruments used for collecting the data were questionnaires, verbal reports, interviews as well as tests. The data were analyzed by using typology technique. Based on the data collected, this research identified 64 harrzi learning strategies which were divided into six main categories. There were two factors that influenced the application of these strategies: learner factor and orthography factor. Furthermore, this research also found several particular strategies that were used effectively by the successful learners to enhance their studies, but they were not used by the unsuccessful learners.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T37526
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library