Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haryokresno Tripradipto Hendarso
Abstrak :
ABSTRAK
Pasar modal merupakan bidang yang berkembang di Indonesia. Maraknya produk investasi yang ditawarkan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Indonesia, salah satunya adalah reksadana dikarenakan produk investasi ini memiliki tingkat resiko yang relatif rendah. Berdasarkan peraturan yang berlaku di Indonesia, reksadana dikelola oleh Manajer Investasi yang telah memiliki izin dari pihak otoritas yaitu Otoritas Jasa Keuangan OJK . Dalam prakteknya, fungsi pengelolaan investasi Manajer Investasi yang merupakan badan hukum dilakukan oleh individu yang memiliki izin sebagai Wakil Manajer Investasi. Kasus yang diangkat dalam penelitian ini adalah kasus yang melibatkan Dewan Direksi PT Minna Padi Aset Manajemen yang menyelewengkan dana salah satu nasabahnya. OJK selaku otoritas menjatuhkan sanksi berupa pencabutan izin bagi para pelaku, tetapi tidak menjatuhkan sanksi kepada PT Minna Padi Aset Manajemen selaku Manajer Investasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan menggunakan jenis data sekunder serta analisis data bersifat kualitatif. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah PT Minna Padi Aset Manajemen selaku Manajer Investasi seharusnya turut dijatuhi sanksi oleh OJK karena telah melanggar ketentuan mengenai kewajiban menjalankan pengawasan.
ABSTRACT
Capital market is a growing field in Indonesia. The rise of investment products has its own attraction for the people of Indonesia, one of them is a mutual fund investment product because it has a relatively low level of risk. Based on the regulations in Indonesia, mutual funds managed by the Investment Manager that has permission from the authorities, namely the Financial Services Authority OJK . In practice, the investment function of Investment Manager as a legal entity made by individuals licensed as Vice Investment Manager. The case examined in this study is a case involving the Board of Directors of PT Minna Padi Aset Manajemen that misuse client 39 s fund. OJK as the authority to impose sanctions in the form of revocation of license for the perpetrators, but didn 39 t penalize PT Minna Padi Aset Manajemen as the Investment Manager. This research used normative juridical research using secondary data as well as data analysis that are qualitative. The conclusions obtained from this study is PT Minna Padi Aset Manajemen as Investment Manager should sanctioned by the OJK for violating the provisions regarding the obligation to carry out supervision.
2017
S66000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Famal
Abstrak :
[ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai pembebanan tanggung jawab hukum kepada Manajer Investasi akibat pelanggaran hukum yang dilakukan oleh Anggota Direksi sehingga menyebabkan Manajer Investasi tersebut dijatuhi sanksi administratif oleh Otoritas Jasa Keuangan. Dalam tesis ini akan menggunakan studi kasus pencabutan izin usaha Manajer Investasi PT. Eurocapital Peregrine Securities (PT EPS). Terdapat dua pertanyaan utama dalam tesis ini, yaitu mengenai kesesuaian putusan OJK mencabut izin PT EPS sebagai Manajer Investasi dengan peraturan di bidang pasar modal dan mengenai ketepatan putusan Lembaga Peradilan yang menyatakan pelanggaran Anggota Direksi PT EPS menjadi tanggung jawab pribadi Anggota Direksi dan bukan tanggung jawab Manajer Investasi. Tesis ini menggunakan metode penelitian hukum normatif untuk menunjukkan bahwa suatu Manajer Investasi dapat dibebankan tanggung jawab akibat pelanggaran yang dilakukan oleh Anggota Direksi menggunakan Teori Badan Hukum Sebagai Kenyataan Yuridis (juridische Realiteitsleer). Berdasarkan penelitian, ditemukan Putusan OJK yang mencabut izin PT EPS sebagai Manajer Investasi telah sesuai dengan peraturan di bidang pasar modal karena dalam UUPM pembebanan tanggung jawab atas pelanggaran yang dilakukan oleh Anggota Direksi Manajer Investasi merupakan beban Manajer Investasi. Sedangkan Putusan Lembaga Peradilan yang menyatakan pelanggaran Anggota Direksi PT EPS menjadi tanggung jawab pribadi Anggota Direksi sehingga menyatakan batal pencabutan izin usaha Manajer Investasi atas nama PT EPS adalah kurang tepat. Hal ini dapat karena PT EPS sendiri lemah dalam pengawasan kegiatannya. Namun, pembebanan tanggung jawab kepada Manajer Investasi bukan berarti membebaskan tanggung jawab Anggota Direksi atas pelanggaran yang dilakukannnya. Anggota Direksi bertanggung jawab secara pribadi kepada Manajer Investasi yang telah dirugikannya.
ABSTRACT
This thesis discusses about legal liability assessed to an Investment manager due to tort committed by its Member of Board of Directors, causing the Investment Manager administrative sanctions by the Financial Services Authority. This thesis will use case studies permit revocation Investment Manager PT. Eurocapital Peregrine Securities (PT EPS). There are two main questions in this thesis, regarding the suitability of the FSA's decision to revoke permit PT EPS as Investment Manager with the capital market regulations and the suitability of the Institute of Justice ruling stating tort of the member of the Board of Directors (member of BOD) of PT EPS is the liability of the member of BOD in personal and not the liability of Investment Manager. This thesis using normative legal research methods to indicate that an Investment Manager can be charged with the liability for tort committed by the member of BOD using the Theory of Legal Entity In fact Juridical (Juridische Realiteitsleer). Based on the research, it was found that the FSA verdict revoked the licenses of PT EPS as Investment Manager in accordance with the regulations of the capital market since the imposition UUPM liability for tort committed by the member of BOD of the Investment Manager an Investment Manager burden. Meanwhile, the Institute of Justice ruling stating tort of member of BOD of PT EPS is the liability of the member of BOD to declare null and revocation of business licenses on behalf of the Investment Manager PT EPS is less precise. This could be because PT EPS themselves weak in monitoring activities. However, the imposition of liability to the Investment Manager not absolve the liability of member of BOD for his tort. The member of BOD is personally liable to the Investment Manager who has been harmed., This thesis discusses about legal liability assessed to an Investment manager due to tort committed by its Member of Board of Directors, causing the Investment Manager administrative sanctions by the Financial Services Authority. This thesis will use case studies permit revocation Investment Manager PT. Eurocapital Peregrine Securities (PT EPS). There are two main questions in this thesis, regarding the suitability of the FSA's decision to revoke permit PT EPS as Investment Manager with the capital market regulations and the suitability of the Institute of Justice ruling stating tort of the member of the Board of Directors (member of BOD) of PT EPS is the liability of the member of BOD in personal and not the liability of Investment Manager. This thesis using normative legal research methods to indicate that an Investment Manager can be charged with the liability for tort committed by the member of BOD using the Theory of Legal Entity In fact Juridical (Juridische Realiteitsleer). Based on the research, it was found that the FSA verdict revoked the licenses of PT EPS as Investment Manager in accordance with the regulations of the capital market since the imposition UUPM liability for tort committed by the member of BOD of the Investment Manager an Investment Manager burden. Meanwhile, the Institute of Justice ruling stating tort of member of BOD of PT EPS is the liability of the member of BOD to declare null and revocation of business licenses on behalf of the Investment Manager PT EPS is less precise. This could be because PT EPS themselves weak in monitoring activities. However, the imposition of liability to the Investment Manager not absolve the liability of member of BOD for his tort. The member of BOD is personally liable to the Investment Manager who has been harmed.]
2015
T44248
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riana Hapsari
Abstrak :
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004, kewenangan pengajuan permohonan pernyataan pailit terhadap Perusahaan Efek termasuk Manajer Investasi hanya dapat dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun dalam kenyataannya, terdapat kasus permohonan pernyataan pailit yang diajukan selain oleh OJK dan diterima pengadilan. Terhadap Manajer Investasi yang telah dinyatakan pailit oleh pengadilan, kemudian timbul permasalahan mengenai kewenangan pengelolaan Reksa Dana dari Manajer Investasi yang pailit. Kemudian OJK sebagai regulator pasar modal juga memiliki peranan yang besar namun hingga saat ini belum ada landasan hukumnya. Terkait permasalahan tersebut, bagi kasus permohonan pernyataan pailit kepada Manajer Investasi yang diajukan selain oleh OJK seharusnya tidak dapat diterima dan terhadap Manajer Investasi yang sudah dinyatakan pailit tidak memiliki kewenangan lagi untuk mengelola Reksa Dana. Sedangkan OJK harus segera membuat landasan hukum terkait peranan OJK dalam pengajuan permohonan pernyataan pailit terhadap Perusahaan Efek. ......According to the law number 37 of 2004, the authority to file a petition for a bankruptcy declaration to securities companies including investment managers can only be exercised by the Financial Services Authority (OJK).  However, there are cases of bankruptcy declaration filing that were submitted other than by the OJK and accepted by the court.  For an investment manager who has been declared bankrupt by the court, then a problem arises regarding the authority to manage Mutual Funds from the bankrupt Investment Manager. Then, OJK as the capital market regulator also has a big role but there is no legal basis, until now. In relation to this problem, the case for a bankruptcy declaration to an Investment Manager that submitted by other than the OJK should not be accepted and an Investment Manager who has been declared bankrupt does not have the authority to manage Mutual Funds. Meanwhile, OJK has to immediately make a legal basis regarding its role in submitting a petition for a bankruptcy declaration for  securities company.
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S9268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Derian Raditya
Abstrak :
ABSTRACT
Reksa dana merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana masyarakat untuk kemudian diinvestasikan kembali dalam pasar modal atau pasar uang. Seiring berjalannya waktu, untuk semakin mempermudah akses masyarakat terhadap reksa dana, maka dilakukan berbagai inovasi, seperti dengan memperluas pihak-pihak yang dapat menjadi Agen Penjual Efek Reksa Dana dan juga memberikan kesempatan bagi pihak lain yang memiliki jaringan luas untuk menjual reksa dana dengan bekerja sama dengan Manajer Investasi, sebagaimana diatur dalam POJK RD-KIK, atau dengan bekerja sama dengan Agen Penjual Efek Reksa Dana sebagaimana diatur dalam POJK RD-KIK. Dengan adanya peraturan baru tersebut, maka dibuatlah tulisan ini dengan tujuan untuk mengetahui peran dan fungsi agen dalam penjualan reksa dana setelah adanya POJK RD-KIK dan POJK APERD, dan juga untuk mengetahui bagaimana kedudukan hukum pihak lain yang memiliki jaringan luas dalam penjualan reksa dana melalui gerai. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pihak lain yang memiliki jaringan luas merupakan agen dalam hal melakukan kerja sama dengan Manajer Investasi secara langsung dan merupakan sub-agen apabila bekerja sama dengan Agen Penjual Efek Reksa Dana. Selain itu, walaupun penjualan dilakukan oleh pihak lain, pihak yang diawasi secara langsung oleh OJK adalah tetap Agen Penjual Efek Reksa Dana atau Manajer Investasi yang bersangkutan.
ABSTRACT
Market or money market. Over time, to make public access easier to mutual funds, innovations are made, such as by expanding the parties that can become Mutual Fund Sales Agents and also provide opportunities for other parties who have a wide network to sell mutual funds in cooperation with Investment Manager, as regulated in POJK RD KIK, or in cooperation with Mutual Fund Sales Agent as regulated in POJK RD KIK. This thesis is written with the objective of knowing the role and function of Investment Manager and Sales Agent for Mutual Fund Securities in the sale of mutual funds after the POJK RD KIK and POJK APERD, and also to know the legal position of other party with a broad network in the sale of mutual funds through mutual fund outlets. This research uses normative juridical research method. The results revealed that the other party with a broad network is an agent when working directly to with the Investment Manager and is a sub agent when working with Mutual Fund Sales Agents. In addition, even if the sale is done by another party, the party directly supervised by OJK is still the Investment Fund Selling Agent or the Investment Manager concerned.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurelia Faradilla Gunawan
Abstrak :
Kasus kepailitan terhadap perusahaan efek telah banyak terjadi di Indonesia. Namun, yang menjadi permasalahan adalah tidak sedikit permohonan atas kepailitan terhadap perusahaan efek tersebut diajukan bukan oleh pihak yang berwenang. Berdasarkan Pasal 2 ayat (4) Undang-Undang Kepailitan, pihak yang berwenang mengajukan permohonan pailit terhadap perusahaan efek hanyalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Akan tetapi dalam prakteknya masih terdapat pihak selain OJK yang mengajukan permohonan kepailitan terhadap perusahaan efek. Tidak sedikit pula Majelis Hakim yang mengabulkan permohonan tersebut sehingga menimbulkan ketidakpastian dalam penerapan hukum atas penyelesaian perkara kepailitan di Indonesia. Permasalahan inilah yang terjadi dalam kasus berdasarkan Putusan Pengadilan Niaga No.78/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst. Berdasarkan putusan tersebut, Majelis Hakim telah mengabulkan permohonan PKPU terhadap manajer investasi yang diajukan oleh investornya. Manajer investasi dalam kasus ini juga telah dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan niaga.  Dikarenakan permohonan PKPU tersebut diajukan bukan oleh pihak yang berwenang, maka pada skripsi ini akan dibahas mengenai penerapan hukum kepailitan terhadap manajer investasi yang dinyatakan pailit atas permohonan yang diajukan oleh investor serta bagaimana perlindungan hukum terhadap investor yang dirugikan atas pailitnya manajer investasi tersebut. Metode penelitian yang digunakan pada skripsi ini adalah metode penelitian yuridis-normatif yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka seperti bahan hukum primer dan sekunder. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pada akhirnya peneliti memperoleh kesimpulan bahwa Majelis Hakim dalam memutus perkara ini telah tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Kepailitan sehingga menimbulkan ketidakpastian dalam penerapan hukum khususnya dalam hukum kepailitan di Indonesia. Adapun bentuk perlindungan hukum yang dapat diberikan kepada investor diantaranya berkaitan dengan kewenangan yang dimiliki OJK selaku pihak yang bertugas mewakili kepentingan investor dalam bidang pasar modal, perlindungan berupa gugatan oleh kurator, dan pengaduan yang dapat dilakukan oleh investor kepada OJK. Oleh karena itu, sudah seharusnya dalam kasus ini Majelis Hakim dalam memutus perkara sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan agar terciptanya keselarasan dalam penerapan hukum khususnya hukum kepailitan terhadap manajer investasi di Indonesia. ......Bankruptcy cases against securities companies have occurred in Indonesia. However, the problem is that non-authorized parties submitted not a few instances of bankruptcy against these securities companies. According to Article 2 paragraph (4) of the Bankruptcy Law, the party authorized to apply for bankruptcy against a securities company is only the Otoritas Jasa Keuangan (OJK). However, in practice, parties other than OJK still file bankruptcy applications against securities companies. Not a few judges also granted the request, causing uncertainty in the application of law to the settlement of bankruptcy cases in Indonesia. This problem occurs in a claim based on Commercial Court Decision No.78/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst. Based on this decision, the Panel of Judges granted the PKPU request against the investment manager submitted by the investor. The investment manager, in this case, has also been declared bankrupt based on a commercial court decision. Because an authorized party did not submit the PKPU application, this thesis will discuss the application of bankruptcy law to investment managers who are declared bankrupt on applications submitted by investors and how the legal protection for investors who are harmed by the bankruptcy of the investment manager. The research method used in this thesis is a juridical-normative research method carried out by examining library materials such as primary and secondary legal materials. Based on the research conducted, in the end, the researchers concluded that the Panel of Judges in deciding this case needed to follow the provisions stipulated in the Bankruptcy Law, causing uncertainty in the application of the law, especially in bankruptcy law in Indonesia. The forms of legal protection for the investors include those related to the authority possessed by the OJK as a party in charge of representing the interests of investors in the capital market sector, protection in the form of lawsuits by curators, and complaints that investors can make to the OJK. Therefore, it is appropriate in this case for the Panel of Judges to decide cases following the provisions in the laws and regulations to create harmony in applying the law, especially the bankruptcy law, to investment managers in Indonesia.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihaloho, Berry F. Y.
Abstrak :
ABSTRAK
Laporan magang ini bertujuan untuk menganalisis perlakuan akuntansi terkait pendapatan pada suatu perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan reksa dana yaitu PT INV. Analisis yang dilakukan meliputi kesesuaian pengakuan, pengukuran, pencatatan, penyajian, pengungkapan terkait pendapatan PT INV dengan PSAK 23 tentang pendapatan,PSAK 50/55 tentang instrumen keuangan dan peraturan dari OJK terkait KEP-548/BL/2010 dan KEP- 21 /PM/2004. Hasil dari analisis ini adalah bahwa perlakuan akuntansi untuk pendapatan telah sesuai dengan PSAK 23 tentang pendapatan,PSAK 50/55 tentang instrumen keuangan dan peraturan dari OJK terkait KEP-548/BL/2010 dan KEP- 21 /PM/2004.
ABSTRACT
The purpose of this internship is to analyse the accounting treatment of revene in PT INV which operated in managing mutual funds. The analyzis performed the relation of recognition, measurement, recording, presentation, and disclosure of revenue in PT INV with PSAK 23 revenue,PSAK 50 55 financial instrument and OJK regulation KEP 548 BL 2010 and KEP 21 PM 2004. The result revealed in this report is that accounting treatment related to revenue in PT INV has been appropriately applied and has been in accordance with PSAK 23 revenue, PSAK 50 55 financial instrument and the regulation of OJK KEP 548 BL 2010 and KEP 21 PM 2004.
2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ambarita, Devi
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai bagaimana Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) yang dikelola oleh Manajer Investasi di pasar modal. Mekanisme dan peranan Manajer Investasi dalam Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) belum diatur secara ketat oleh Bapepam LK, hingga diterbitkannya Peraturan Bapepam LK No. V.G.6 tentang Pedoman Pengelolaan Portofolio Efek untuk Kepentingan Nasabah Secara Individual. Kelemahan ini dimanfaatkan beberapa pihak untuk menggunakan KPD tidak dalam tujuannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan menggunakan studi dokumen. Dalam pengolahan data digunakan metode kualitatif yang menghasilkan penelitian yang bersifat deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Askrindo menggunakan perantara Manajer Investasi PT. Reliance Asset Management untuk memberikan dana bantuan kepada nasabahnya. Direktur sekaligus Wakil Manajer Investasi PT. RAM bertanggung jawab secara pribadi atas pelanggaran peraturan Bapepam LK dan kejahatan yang dilakukan dalam kasus ini.
ABSTRACT
This thesis discusses about Discretionary Fund managed by the Investment Managers in the capital market. The management of the Discretionary Fund by the Investment Manager is not clearly regulated by the Bapepam LK (Capital Market Supervisory Board in Indonesia), until the issuance of Regulation of Bapepam LK No. V.G.6 of Securities Portfolio Management Guidelines for Individual Investors? Interest. This weakness is exploited by several parties for not the purpose of the Discretionary Fund itself. This research used a normative juridical approach with literatures research. Processing the data used qualitative method that produces a descriptive analytical study. The result showed that PT. Askrindo used Investment Manager PT. Reliance Asset Management as intermediary to provide bailout money for its customers. Director as well Investment Manager of PT. RAM takes personal responsibility due to violations of Bapepam LK regulations and crimes committed in this case.
2013
S45573
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Tri Kurniawan
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini untuk mengkaji apakah manajer investasi reksadana syariah di Indonesia dan Malaysia memanfaatkan anomali pasar saham di bulan Ramadhan untuk memperoleh abnormal return reksadana. Penelitian ini menggunakan model GARCH regression dengan data cross section dan time series harian pada periode 2006-2015. Hasilnya menunjukkan bahwa pemanfaatan anomali bulan Ramadhan oleh manajer reksadana syariah di Indonesia tidak signifikan karena abnormal return bernilai negatif. Sementara hasil penelitian Malaysia menunjukkan bahwa tidak terdapat pemanfaatan anomali bulan Ramadhan oleh manajer investasi reksadana syariah Malaysia untuk meningkatkan abnormal return dari portofolionya. Selanjutnya size premium dan value premium tidak ditemukan pada reksadana syariah di Indonesia dan Malaysia. Disisi lain, market exess return menunjukkan pengaruh positif terhadap reksadana syariah di Indonesia dan Malaysia.
ABSTRACT
The purpose of the study is to examine whether Sharia Mutual Fund Managers in Indonesia and Malaysia exploit Ramadan anomaly in stock markets to gain mutual funds abnormal return. This study use GARCH regression model with cross section and time series daily data in 2006 2015 period. The results showed Ramadan Anomalies Exploitation by Sharia Mutual Fund Managers in Indonesia is not significant because mutual funds abnormal return are negative. Meanwhile the results in Malaysia showed there is no Ramadan Anomalies Exploitation by Sharia Mutual Fund Managers in Malaysia to increase portfolio abnormal return. Size premium and value premium is not found in Indonesian and Malaysian sharia mutual funds. On the other hand, market exess return showed positive influence to Indonesian and Malaysian sharia mutual funds.
2017
S65880
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jevon Holly
Abstrak :
ABSTRAK
Meresponi semangat pembangunan infrastruktur yang diiringi kebutuhan dana yang signifikan pada era kepresidenan Joko Widodo dan Jusuf Kalla periode 2014-2019, Otoritas Jasa Keuangan menerbitkan aturan terkait produk Dana Investasi Infrastruktur Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif DINFRA . Sebuah wadah investasi kolektif berbasis pasar modal untuk pendanaan infrastruktur. Meski hadir dalam bentuk kontraktual, DINFRA dimungkinkan untuk memiliki kekayaan tersendiri yang terpisah dari organ-organnya selayaknya badan hukum. Hal ini menunjukan DINFRA sebagai suatu bentuk kontraktual dengan keunikan tersendiri yang layak untuk dikaji lebih lanjut dari segi hubungan hukum dan kedudukan para pihak didalamnya. Hingga saat ini, DINFRA belum terdapat pelaksanaannya. Sedangkan produk serupa telah diterapkan di India dan Brazil. Ditengah kebaruan ini, menjadi momentum yang pas untuk dilaksanakan tinjauan menyeluruh terkait mekanisme investasi, serta mencari masukan dalam aspek pengaturan dari India dan Brazil. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penulisan ini adalah yuridis normatif melalui penelusuran peraturan perundang-undangan. Penelitian ini menunjukan bahwa bentuk hukum DINFRA adalah perjanjian untuk kepentingan pihak ketiga, dimana kedudukan investor adalah sebagai pihak ketiga yang kepentingannya dijalankan oleh manajer investasi dan bank kustodian. Hubungan hukum ini menyerupai lembaga trust pada sistem hukum Anglo-Saxon, dimana terdapat penerima manfaat yang kepentingannya dijalankan oleh pihak lainnya. Dalam pelaksanaan investasi masih terdapat aturan yang perlu diperjelas dan disinkronisasi dengan peraturan perundang-undangan lain. Kemudian, ketika dibandingkan dengan India dan Brazil, DINFRA nampak masih dapat dikembangkan dari segi pengaturan, khususnya dalam hal perlindungan investor.
ABSTRACT
In response to the needs of significant funding for infrastructure development in Joko Widodo and Jusuf Kalla presidency era in 2014 2019, the Financial Services Authority issued a regulation related to the Infrastructure Investment Fund in the Form of Collective Investment Contract DINFRA . A capital market based collective investment platform designated for infrastructure funding. Although contractual in nature, DINFRA shares similar character to legal entities, i.e. the ability to own property which is being separated to its organ. This shows DINFRA possesses distinct natures from other contract which requires further analysis with regards to its legal relationship and position of the parties involved. At present, DINFRA has not been implemented in Indonesia. Meanawhile, in India and Brazil comparable products have been executed with commendable success. Amidst of this novelty, it is the right time to conduct comprehensive review on its rsquo investment mechanisms, as well as to draw insights from India and Brazil regarding the regulatory aspects. The research method to be used in this writing is normative juridical, by tracing to legislations. This study shows that DINFRA 39 s legal form is an agreement for the interests of third parties, where the position of the investor is as a third party whose interests are run by the investment manager and custodian bank. This legal relationship resembles a trust institution as acknowledged in the Anglo Saxon legal system, where there are beneficiaries whose interests are exercised by trustee. On the investment mechanism, there are still regulations that need to be clarified and synchronized with other laws and regulations. Upon comparison to India and Brazil, it was found that DINFRA still require improvement on its regulatory aspect, especially on the investor protection.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>