Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Craig, James C.
Jakarta : Elex media komputindo , 1996
658.401 CRA st
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: The Ary Suta Center, 2010
658.402 ARY
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sofjan Assauri
Jakarta: Lembaga Management FEUI, 2011
658.401 2 SOF s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: The Ary Suta Center, 2012
658.402 ARY XVIII
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A.A.G. Bagus Sapta Y.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sony Budi Winarso
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia telah dihadapkan pada arus globalisasi, baik dalam bidang industri barang maupun jasa yang mau tidak mau, suka tidak suka harus dihadapi. Demikian pula di sektor telekomunikasi, bahkan Indonesia telah menandatangani kesepakatandengan WTO tentang jadwal komitment Indonesia dalam liberalisasi sektor telekomunikasi. Dimana pada tahun 2011, akan muncul Iiberalisasi di sektor jasatelekomunikasi

Melihat pasar Indonesia adalah pasar yang potensial, maka pada saat itu Indonesia akan "dibanjiri" operator lain baik swasta dalam negeri maupun asing yang terjun dalam bisnis telekomunikasi. Sehingga PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk akan kekurang pasar untuk ekspansi usahanya. Uniuk itu bagi PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk tidak ada pilihan Iain, kecuali memasuki pasar Iuar negeri.

Dalam tesis ini dianalisa kondisi Iingkungan strategis dalam bisnis telekomunikasi di negara dunia ketiga, melalui studi kasus kerjasama Operasi MediaOne Internasional di Divisi Regional Ill Jawa Barat. Dari analisis tersebut didapat profil peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan MediaOne International sebagai pemain yang memasuki pasar negara dunia ketiga tersebut.

Dan profil peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan tersebut dapat dianalisa posisi perusahaan dalam bisnis ini, alternatif sirategi yang bisa digunakan. Disamping itu juga dillakukan analisa kesejangan melalui kajian ekonomis dengan analisa payback periode, NPV dan IRR untuk mengetahui kelayakan bisnis MediaOne International selama dan pasca krisis ekonomi dan krisis politik di Indonesia.

Dari berbagai analisa disimpulkan bahwa strategi bisnis telekomunikasi di negara dunia ketiga sebaiknya adalah :

1. Menerapkan visi bahwa terjun ke bisnis internasional harus sebagai core bisnis, bukan sekedar investasi 2. Pentingnya memilih negara tujuan bisnis telekomunikasi yang : - Kondisi politik dan ekonominya stabil dengan resiko politik yang rendah - Pertumbuhan ekonomi tinggi dan teledensity rendah. 3. Pentingnya menerapkan strategis bisnis overall cost leadership di negara tujuan. 4. Melakukan kerjasama atau aliansi strategis dengan perusahaan telekomunikasi incumbent.

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, rneskipun dilanda krisis ekonomi dan kemudian krisis politik, masih merupakan pasar yang potensial bagi perusahan multinasional.

Eksternal and internal strategic factor analysis summary menunjukkan bahwa faktor-fakior strategis eksternal dan internal MediaOne International bersifat outstanding. Combinasi kedua faktor strategis ini dianalisis melalui Metrix internal-eksternal menunjukkan bahwa bisnis MediaOne International berada dalam posisi pertumbuhan.
Abstract
Indonesia has been faced to globalization era, both in industrial and services, in telecommunication sector also. Indonesia has been signed the agreement of WTO about Indonesian commitment schedule of liberalization of telecommunications schedule in 2011.

Indonesia is a potential market, so in that time, Indonesia will be flooded by others operator, foreign operator and/ or local operator in telecommunications business. So PT. Telekomunikasi lndonesia's market will decrease. Because of that. there is no choice for PT. Telekomunikasi Indonesia's, except enter the international market to expand her business.

In this thesis will be analyzed the strategic environmental of telecommunication business in the third world countries, through case study of Operating Cooperation of MediaOne International in Division of Regional lll West Java. From the analysis will be got the profile of opportunity, threat, strength and weakness of MediaOne International as the multinational company who enter the market of the third world countries.

From the profile of opportunity, threat, strength and weakness can be analyze company position in this business and strategy alternative that can be implemented. Beside that, this thesis will analyze the gap analysis use payback period, NPV and IRR analysis to study the feasibility of MediaOne lnternational business during and after economic and political crisis in Indonesia.

From the analysis can be concluded, that the best strategy of telecommunication business in the third world countries are : 1. Company who enter the international business have to determine the vision, that international business is a core business, not just investment. 2. It is important to choose that the telecommunication business object country should have : - Political and economic stability with low political risk. - High economic growth and low teledensity. 3. It is important to use overall cost leadership business strategy in the object country 4. Conduct the cooperation or strategic alliance with incumbent.

As one of the third world countries, even though Indonesia has been facing economic and politic crisis, she is still potential market for multinational company.

External and internal strategic factor analysis summary show that external and internal strategic factors of MediaOne International is outstanding. Combination analysis of that two strategic factor in Internal - External Matrix show that MediaOne International is in growth position.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elkatama, Kennis
Abstrak :
Perekonomian Indonesia mempunyai kecenderungan ke arah yang lebih baik di masa depan. Membaiknya perekonomian diharapkan juga akan mendorong pertumbuhan dunia asuransi khususnya asuransi kesehatan kmnpulan di Indonesia. Sehingga terbuka kesempatan bagi perusahaan Asuransi Jiwa X (AJ X) untuk mengembangkan asurans1 kesehatan kumpulan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Program asuransi kesehatan kumpulan tidak hanya ditawarkan oleh AJ X, diantaranya ditawarkan juga oleh PT Askes, Asuransi CAR, Asuransi MAA Indonesia, Asuransi Bakrie, Manulife dan lainnya, baik perusahaan lokal maupun joint venture. Adanya perusahan-perusahan tersebut memperketat persamgan dalam bisnis asuransi kesehatan di Indonesia. Disamping itu langkah AJ X masuk ke bisnis asuransi kesehatan kumpulan sendiri belum dapat dipastikan sebagai langkah yang berkelanjutan. Sampai dengan tahun 2003 program asuransi kesehatan kumpulan AJ X belum memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Hal inilah yan,g akan dikaji lebih lanjut dalam karya akhir ini. Untuk itu perlu dianalisa apakah ada program asuransi kesehatan kumpulan AJ X yang kine1janya belum sesuai dengan yang diharapkan. Setelah itu perlu dilakukan langkah untuk mencari tahu faktor-faktor yang menjadi penyebab buruknya kinerja program tersebut. Akhimya untuk dapat memperbaiki kinerja asuransi kesehatan kumpulan ATX maka perlu dilakukan perbaikan pengelolaan program asuransi kesehatan kumpulan yang kinerjanya dibawah harapan tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam karya akhir ini adalah analisa data primer dan data sekunder, diantaranya data yang didapat dari laporan perusahaan dan hasil wawancara dengan manajemen perusahaan. Termasuk juga ana lisa klaim rasio dari produk asuransi kesehatan AJ X. Karya akhir ini tidak akan membahas semua produk asuransi dari AJ X. Masalah yang akan dibahas dibatasi pada program asuransi kesehatan AJ X untuk produk kumpulan dan kontribusinya terhadap laba asuransi kesehatan kumpulan. Analisa pembahasan dilakukan dari sisi produk asuransi kesehatan kumpulan serta implikasinya terhadap kinetja asuransi kesehatan kumpulan AJ X. Mengenai masalah penetapan harga premi asuransi kesehatan kumpulan tidak akan dibahas dalam karya akhir ini. Pemain dalam bisnis asuransi kesehatan kumpulan pada umumnya adalah perusahaan asuransi jiwa. Akan tetapi tidak semua perusahaan yang menawarkan asuransi kesehatan kumpulan juga menawarkan program managed care. Hal ini karena adanya kendala dalam hal economics of scale, kemampuan teknis, kebutuhan modal serta akses ke masyarakat dan rumah sakit. Karena ban1 17% masyarakat indonesia yang dilindungi oleh asuransi maka pasar untuk asuransi kesehatan termasuk asuransi kesehatan kumpulan masih terbuka di Indonesia. Program asuransi kesehatan kumpulan AJ X belum memberikan kinetja yang diharapkan karena premi yang dihasilkan baru 1 6% dari seluruh pendapatan premi yang diterima AJ X. Selain itu selama dua tahun terakhir AT X masih mengalami kerugian untuk program asuransi kesehatan kumpulan yang berasal dari tingginya klaim rasio managed care. Upaya AJ X untuk mengurangi volume managedcare berhasil dilakukan tapi tidak menyelesaikan masalah kerugian yang dihadapi. Terdapat tiga hal yang berkontribusi terhadap buruknya klaim rasio managedcare yaitu tidak terpenuhinya hukum bilangan besar, besamya peluang terjadi moral hazard dan tidak adanya klasifikasi underwriting khusus untuk managedcare. Walaupun mangedcare merugi tapi tidak mudah bagi AJ X untuk keluar dari industri karena managedcare memiliki daya tarik pasar dan besamya jaringan penyedia layanan kesehatan AJ X yang memperkuat posisinya di pasar. Untuk mengatasi kerugian managedcare ini AJ X perlu meningkatkan volume managedcare agar hukum bilangan besar terpenuhi. Sebagai alat untuk mendorong penjualan managedcare dapat dilakukan dengan mengubah struktur komisi menjadi sama antar managedcare dan indemnity seperti sebelumnya. Langkah selanjutnya adalah mereduksi moral hazard dengan cara membentuk bagian case management untuk mengelolanya. Bagian case management bertugas untuk melakukan analisis dari klaim-klaim yang dibayarkan kepada rumah sakit dan klinik jaringan. Dari analisis ini diharapkan dapat diketahui penyalahgunaan yang terjadi dalam pemberian layanan. Bisnis asuransi adalah bisnis risiko yang erat kaitannya dengan ketidakpastian. Risiko asuransi kesehatan kumpulan dapat diperkirakan dengan perkiraan yang semakin akurat bila semakin besar peserta yang dilindungi (the law of big number). Untuk dapat menentukan tingkat risiko peserta kumpulan yang akurat diperlukan sistem underwriting yang baik berdasarkan pengalaman baik pengalaman sendiri maupun pengalaman di industri. Sehingga dalam hal ini AT X perlu meninjau kembali sistem underwriting untuk managedcare. Langkah-langkah yang diusulkan diatas diharapkan akan membantu memperbaiki kinerja managedcare yang ditandai dengan penurunan klaim rasio mendekati angka yang ditargetkan. Dengan perbaikan kinerja managedcare ini diharapkan akan membawa implikasi terhadap perbaikan kinerja asuransi kesehatan kumpulan AJ X secara keseluruhan. Sehingga diharapkan AJ X dapat terus mengembangkan asuransi kesehatan kumpulan dan menjadi salah satu pemimpin pasar.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Nugroho
Abstrak :
ABSTRAK
Dengan adanya persaingan bisnis yang semakin ketat dan kompetitif maka lingkungan bisnis berubah menjadi kompleks. Termasuk juga berubahnya prinsip- prinsip manajemen penilaian kinerja yang dilakukan oleh perusahaan selama ini. Pada masa sekarang pengukuran kinerja perusahaan tidak hanya dilihat dari perspektif keuangan saja tetapi juga dilihat dari perspektif non keuangan, yaitu perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif perturnbuhan dan pembelajaran. Pengukuran kinerja dengan menggunakan keempat perspektif ini disebut dengan konsep Balanced Scorecard. Konsep ini merupakan merupakan konsep pengukuran kinerja dari sistem manajemen suatu perusahaan yang dilakukan terhadap perspektifkeuangan dan non keuangan yang tersebut diatas.

PT.XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penyedia mesin diesel untuk pembangkit tenaga listrik maupun sebagai penggerak peralatan industri lainnya. Saat ini melakukan pengukuran kinerja dengan melihat laporan anggaran dengan realisasinya. Penerapan Balanced Scorecard secara tepat akan sangat berguna bagi perusahaan dalam menilai kinerja organisasi terutama untuk mengetahui serta mendeteksi sejak dini terjadinya inefisiensi dalam perusahaan, dan terjadinya kerugian serta karyawan yang tidak memiliki kapabilitas ataupun hal-hal lain yang membuat kinerja perusahaan menurun ataupun menga1ami kerugian. Selain itu dengan penerapan Balanced Scorecard yang sesuai dengan perusahaan maka arah untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dapat dikontrol dan dikoreksi jika ada penyimpangan. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan masukan-masukan kepada perusahaan dalam penerapan Balanced Scorecard, terutama dalam menentukan tolok ukur yang lebih memadai untuk setiap perspektif yang ada pada Balanced Scorecard disesuaikan dengan kondisi perusahaan serta sasaran-sasaran strategis yang telah ditetapkan perusahaan

PT.XYZ sebagai perusahaan yang menjual produk mesin diesel ternama memiliki beberapa Key Success Factor yang memberikan keunggulan bagi perusahaan. Adapun KSF yang dimiliki yaitu organisasi Deutz dengan dukungan risetnya , layanan puma jual untuk merespon terhadap permintaan pelanggan, kehandalan dari produk-produknya, kompetensi dari tenaga teknisinya, pelanggan dan mitra perusahaan. Berdasarkan KSF ini, maka PT.XYZ menentukan strategi serta sasaran-sasaran strategis, sehingga tujuan perusahaan akan dapat tercapai. Hasil analisa disain Balanced Scorecard yang disarankan untuk PT.XYZ adalah sebuah Organisasi dengan Fokus Strategi yang rinciannya sebagai berikut: 1. Perspektif Keuangan Meningkatkan ROCE perusahaan yang saat ini hanya 4% menjadi 10% dalam jangka waktu 4 tahun, dengan tema produktivitas dan pertumbuhan pendapatan. 2. Perspektif Pelanggan Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang lebih baik dalam hal kecepatan layanan, kerarnahan dan siap membantu serta kemitraan dengan pelanggan. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal Strategi perusahaan dalam perspektif proses bisnis internal adalah dengan menciptakan peluang-peluang untuk dapat menjual produk non-spareparts, meningkatkan pengertian akan segmentasi pelanggan, efisien dalam beroperasi dan meningkatkan kesadaran akan lingkungan, kesehatan dan keamanan bekerja. 4. PerspektifPembelajaran dan Pertumbuhan Dalam perspektif ini strategi perusahaan adalah meningkatkan keahlian dan pengalaman bekerja karyawan, meningkatkan penguasaan karyawan dalam sistem teknologi informasi SAP/ R3, dan meningkatkan komitmen karyawan 
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Erly Prijadi
Abstrak :
Perkembangan persaingan di industri kendaraan bermotor roda dalam kurun waktu tiga tahun terakhir semakin ketat. Persaingan di antara pemain lama, maupun masuknya pemain baru, adanya pengaruh krisis ekonomi global, daya beli konsumen yang menurun, konsumen yang makin teredukasi, menuntut semua pemain di industri ini untuk menjalankan strategi yang tepat agar dapat memenangkan persaingan. PT PMH sebagai pemimpin pasar berusaha untuk mempertahankan pangsa pasarnya dengan strategi untuk lebih memuaskan konsumen dan membidik segmen rasional. Salah satu bagian strategi yang dijalankan adalah dengan membangun kembali kompetensi teknis pada karyawannya. Strategi tersebut pada intinya adalah mengevaluasi ulang pelaksanaan sistem manajemen kompetensi teknis yang sudah ada, kemudian melakukan perbaikan-perbaikan, Setelah dilakukan perbaikan, diharapkan pelaksanaan sistem manajemen kompetensi teknis akan sesuai dengan standar kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan strategi perusahaan. ......Competition in two-wheel motor vehicle industry is stronger since three years ago. Stronger internal rivalry competition, threat of the new entrant, effect of global economic crisis, decreasing of customer demand, more educated customer, challenge all players in this industry to make a good strategy to win the competition. In order to win the competition, PT PMH’s (the market leader) strategies are to focus on low seginent (rational) and develop customer satisfaction. One of PT PMH strategic elements is to develop human technical competency. The target of this strategic element is making the technical competency managernent system align with the company’s strategic need.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26528
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reza Renditia
Abstrak :
Peran perbankan nasional dalam menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat haruslah lebih memperhatikan pembiayaan kegiatan sektor perekonomian nasional dengan prioritas kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta kepada berbagai lapisan masyarakat tanpa adanya diskriminasi, sehingga bila dilakukan dengan baik maka akan memperkuat struktur perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan UMKM merupakan suatu bentuk kegiatan usaha yang paling banyak terdapat di tengah masyarakat. Besarnya potensi UMKM tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan Bank BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Nasional) membuka unit usaha Mitra Usaha Rakyat (MUR) yang khusus bermain di segmen pembiayaan UMKM. Studi ini memberikan acuan bahwa strategi pertumbuhan dan strategi stabil dihasilkan melalui formulasi strategi berdasarkan kaidah teoritis dan praktis. Dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah pemberian kredit dan menekan jumlah kredit macet.
Role of national banks in the gather and distribute funds to the community, should be giving more attention to financing the activities of the Small and Medium Enterprises (SME) and to various segments of society without discrimination, so that if done properly it will strengthen the national economic structure. This is because the SME is a form of business activity, most commonly found in the community. The amount of the potential of the SME is one of the factors that cause the Bank BTPN open SME - business units specifically to play in the financing of micro financing segment. This study provides growth strategy and stable strategy based on the rule through theoretical and practical. With a view to increasing the number of credit and press the amount of non performing loans.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28278
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>