Ditemukan 54 dokumen yang sesuai dengan query
Abram G.L. Muljana
Abstrak :
Tidak ada suatu perusahaan atau organisasi yang dapat berjalan tanpa risiko. Walaupun pada dasarnya para pengelola organisasi atau perusahaan terbiasa menghadapi risiko, mereka tetap harus menangani risiko secara serius, sebab hal ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan usaha organisasi yang-bersangkutan. Skripsi ini membahas penerapan manajemen risiko diperusahaan penerbangan, dengan melihat pengelolaan risiko pada Perusahaan Penerbangan 'X'. Seperti juga pengelolaan risiko pada jenis perusahaan lainnya, teknik pengelolaan risiko yang diterapkan di perusahaan ini secara garis besar dapat dibagi menjadi empat yaitu: menghindari risiko, mengurangi risiko, menahan risiko dan yang terakhir adalah memindahkan risiko kepada pihak lain. Dalam kasus yang terdapat di Perusahaan Penerbangan 'X', pihak manajemen mengelompokkan teknik-teknik tersebut menjadi dua-bagian-besar yaitu: pengelolaan risiko sendiri dan pengelolaan risiko dengan memindahkannya pada pihak luar perusahaan (dalam hal ini perusahaan asuransi). Selain hal tersebut diatas, skripsi ini juga akan melihat pembagian tanggung jawab dalam pengelolaan risiko di 'Perusahaan Penerbangan 'X'. Kerjasama yang sangat erat antara dua departemen di Perusahaa Penerbangan 'X', yaitu Departemen Operasional dan Departemen Keuangan, tampak sangat menonjol dalam mengelola risiko-risiko yang dihadapi. Penulis telah mengamati bahwa pihak manajemen di Perusahaan Penerbangan 'X' menerapkan pengelolaan risiko sesuai dengan kaidah yang lazim digunakan (dalam arti tidak ada sesuatu yang diluar kebiasaan), hanya saja penulis berpendapat bahwa sistim informasidi dalam perusahaan sendiri masih harus ditingkatkan untuk menunjang manajemen perusahaan secara keseluruhan, khususnya manajemen risiko.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18634
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Harrington, Scott E.
Boston: McGraw-Hill, 2004
368 HAR r
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Herman Darmawi
Jakarta: Bumi Aksara, 2004
658.155 HER m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Herry Eko Priyono
Abstrak :
Persaingan dunia usaha konstruksi perlu ditingkatkan dalam menangani proyek-proyek perumahan di masa yang akan datang. Proyek pembangunan perumahan layak huni di wilayah Jabotabek sudah saatnya menerapkan pengendalian waktu, mutu dan biaya yang handal. Manajemen resiko tersebut diterapkan selama masa pelaksanaan proyek untuk mengatasi berbagai masalah manajemen, prosedur dan aplikasi proses pelaksanaannyaa.
Penerapan manajemen resiko secara terstruktur dan baku akan bermanfaat untuk mengetahui resiko-resiko yang berpengaruh terhadap kinerja proyek sehingga dapat dicarikan cara-cara penanganan proyek secara tepat. Dalam rangkan pembuktian secara hipotesa, penulis melakukan penelitian terhadap beberapa proyek perumahan yang telah selesai dan dengan menggunakan minimal 20 responden (sampel) pembangunan rusun dan apartemen yang menggunakan sistem tunnel form dengan menggunakan 27 variabel bebas dan 1 variabel terikat (kinerja waktu).
Dari hasil analisa terhadap sampel dan variabel dengan dibantu oleh SPSS versi 10 diperoleh 2 variabel penentu untuk model persamaan liniernya, yaitu keterlambatan pembayaran pihak owner dan keterlambatan pembayaran kantor wilayah kepada subkontraktor/supplier. Dari hasil analisa juga didapatkan bahwa kualitas identifikasi faktor resiko berkorelasi positif terhadap kinerja waktu, atau dengan kata lain identifikasi faktor resiko pada tahap pelaksanaan dapat meningkatkan kinerja waktu. Referensi tersebut dapat kita gunakan pada pembelajaran proyek-proyek yang akan datang.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T 5949
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Adri Cahyadi
Abstrak :
ABSTRAK
Kepemilikan asuransi penerbangan merupakan prasyarat yang harus dipenuhi setiap perusahaan penerbangan untuk dapat beroperasi di dalam maupun luar negeri. Ada berbagai macam jenis asuransi penerbangan, diantaranya adalah Aircraft Hull and Spares ?War and Allied Perils? Insurance dan Liability Insurance.
Tragedi 11 September banyak mempengambi kedua jenis asuransi ini terutama dengan adanya perubahan klausul AVN52D menjadi AVN52C yang mengharuskan setiap perusahaan penerbangan membayar tambahan premi sebesar 0,05% dan agreed value dan memiliki minimal US$ 50,000,000-. third party liability coverage per kejadian. Hal ini sangat memberatkan perusahaan penerbangan yang belum pulih, termasuk Garuda.
Perubahan premi tersebut terjadi karena adanya penambahan resiko yang harus ditanggung perusahaan asuransi. Penambahan resiko terutama disebabkan karena peningkatan probabilitas kejadian dan peningkatan nilai kerugian per kejadian, disamping itu jumlah prusahaan asuransi dan perusahaan penerbanganpun berkurang, sehingga biaya yang harus ditanggungpun bertambah yang mana hal tersebut tercermin dalam premi yang harus dibayar.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa besarnya coverage yang paling baik bagi cash flow Garuda saat ini adalah dengan mengambil Coverage /lab/lily sebesar USS 500,000,000 per kejadian dimana akan ada tambahan biaya sebesar USS 5,333,72963 pertahun atau total biaya asuransi sebesar USS 15,704,546,63 per tahun.
Pemilihan coverage ini akan mempengaruhi cash flow Garuda sebesar rata-rata 7%, namun besarnya tambahan premi ini adalah yang terkecil. Hal tersebut dìsebabkan karena probabilita kejadian dengan nilai kerugian sebesar USS 500,000,000 - adalah terbesar dari data-data historis, sehingga akan banyak perusahaan penerbangan yang mengambil coverage tersebut.
Untuk mempertahankan cash flow Garuda dapat membebankan tambahan premi kepada penumpang internasional yaitu sebesar USS 2.58 per penumpang sehingga perubahan 7% per tahun dapat ditutup. Penambahan beban kepada penumpang tentunya diharapkan tidak akan mempengaruhi keinginan penumpang untuk memiiih Garuda karena sifat penumpang internasional yang sangat tidak elastis terhadap perubahan harga. Mereka lebih mengutamakan kualitas pelayanan dan keselamatan penerbangan. Sehingga secara keseluruhan tujuan manajemen resiko Garuda yaitu menstabilkan pendapatan dengan meminimalkan biaya dapat tercapai.
2002
T1256
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T40616
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ferry Novindra Idroes, Author
Abstrak :
ABSTRAK
Hipotesa yang menyatakan bahwa forward rate merupakan alat prediksi yang tidak bias (unbiased predictor) darifuture spot rate merupakan bahasan yang sarat dengan teori serta literatur empiris. Namun demikian, pada umumnya basil dari penelitian tidak hanya menolak hipotesa, tapi juga berlawanan dengan kerangka pikir secara umum, dimana hubungan antara forward dan future spot rate adalah negati£ Selanjutnya, dalam hal kondisi pasar yang efisien tercapai maka forward rate akan merupakan spot rate pada waktu yang sesuai dengan transaksiforward yang menjadi underlying transaction. Dengan demikian, spot rate dan interest rate diffirential akan membentuk forward rate dan selanjutnyaforward rate akan merupakan spot rate masa depan.
Namun demikian, dalam kenyataannya siklus yang terjadi di pasar tidak dapat digambarkan secara sederhana sebagaimana tersebut di atas. Untuk itu, dengan menggunakan metoda kointegrasi yang diterapkan pada hipotesa ekspektasi (forward rate unbiased hypothesis) maka dilihat hubungan spot dan forward antara Rupiah terhadap US Dollar. selanjutnya forward rate akan menjadi spot rate masa yang akan datang.
Dalam menentukan forward rate, dasar perhitungan diperoleh dari spot rate yang berlaku pada saat tanggal transaksi ditambah atau dikurangi dengan suatu premium atau discount. Hal ini menggambarkan adanya interest diffirential antara dua mata uang yang terkait dan akan saling mempengaruhi dalam suatu transaksi. Untuk itu dapat dikatakan bahwa forward rate ditentukan oleh spot exchange rates dan interest diffirentials. Forward rate seringkali berkorelasi negatif dengan nilai yang akan datang spot rate, yang menunjukkan bahwa forward rate memprediksi perubahan pada spot rate dengan tanda yang salah (berbeda). Hal itu bertentangan dengan intuisi ekonomi dan mungkin menyimpang dari efisitmsi pasar. Penjelasan .yang rasional atas teka-teki itu mencakup time-varying risk premia, learning, peso problem dan kesalahan spesifikasi ekonometrik yang digunakan.
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
David Widianto
Abstrak :
ABSTRAK
Krisis ekonomi yang berlanjut kepada krisis multi dimensi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 tidak hanya memberikan kesulitan, tetapi juga pelajaran yang berharga bagi banyak perusahaan di Indonesia. Tata kelola perusahaan yang baik dan tuntutan akan pentingnya manajemen risiko merupakan suatu keharusan yang mutlak akan keberlangsungan suatu perusahaan (going concern). Terkait dengan manajemen risiko tersebut, risiko perubahan nilai tukar merupakari 'trigger' dari krisis ekonomi dan banyak perusahaan yang tidak siap menghadapi hal tersebut. Ilmu Ekonomi yang menegaskan bahwa mekanisme pasar memang lebih banyak ditentukan oleh permintaan dan penawaran memang terbuktikan. Intervensi pemerintah untuk mengatur nilai tukar USD/IDR yang selama bertahun-tahun dilakukan pada akhimya memang seperti bom waktu yang tinggal menunggu saatnya saja. Intervensi untuk selalu menjaga nilai tukar dengan mendepresiasi nilai mpiah terhadap USD diterima oleh pemsahaan sebagai jaminan dan kepastian, sehingga lindung nilai terhadap nilai tukar pada saat itu lebih dipandang sebagai pengeluaran biaya yang tidak perlu.
Begitu pula bagi PT Astra International yang memiliki banyak pinjaman dalam mata uang asing, depresiasi rupiah otomatis akan meningkatkan kewajiban pembayaran bunga dan pokok pinjamannya. Meskipun sempat terseok-seok dan mengalami gagal bayar (default) namun perusahaan akhimya mampu untuk mencapai kesepakatan dengan para krediturnya untuk merestrukturisasi pinjamannya. Meskipun banyak aturan dan pembatasan-pembatasan akibat dari restrukturisasi tersebut, namun perusahaan akhimya mampu untuk bangkit dari keterpurukan, menata kembali bisnisnya, menerapkan good corporate governance dan manajemen risiko yang baik. Hasil nyata dari segala keseriusan tersebut adalah tercermin dari laba bersih perusahaan, dari mengalami kerugian Rp 1.8 triliun pada tahun 1998 hingga mencapai Iaba bersih sebesar Rp 4.4 triliun (yang merupakan laba tertinggi perusahaan).
Keberhasilan Astra keluar dari krisis ekonomi dan menjadi perusahaan yang sehat merupakan suatu yang menarik untuk dipelajari. Dengan beragam bisnis dari anak-anak perusahaan dan pinjaman yang besar dalam mata uang asing, pengelolaan risiko (risk management) yang baik merupakan hal yang sangat penting.
Pemikiran yang menganggap pengelolaan risiko melalui instrument-instrument lindung nilai hanya merupakan biaya dan spekulasi harus dirubah. Risiko memang suatu ketidakpastian, sehingga untuk mengurangi risiko tersebut memang dibutuhkan biaya. Meskipun tidak dapat dihilangkan secara keseluruhan, tetapi pemilihan tingkat risiko yang dapat diterima sesuai dengan 'risk appetite' dan kemampuan perusahaan akan membatasi perusahaan dari kerugian yang lebih besar atau kebangkrutan.
Dengan risiko yang beragam dan keterbatasan pilihan produk-produk lindung nilai yang ada, Astra Intemational membuktikan mampu dengan baik mengelola risiko nilai tukar dan suku bunga. Bagaimana Astra dapat mengelola risiko nilai tukar dan suku bunga dengan baik selama tahun 2003 dan bagaimana jika perusahaan melakukannya dengan rnenggunakan teknik lindung nilai yang lain? . Tulisan ini memang merupakan analisa dari past performance data. Namun dari situ penulis mengharapkan dapat mengambil pelajaran dari bagaimana Astra mengelola risiko nilai tukar dan suku bunga selama tahun 2003 dan memberikan gambaran jika perusahaan melalukan dengan teknik Iindung nilai yang lain; sehingga dapat diambil benang merah tentang pengelolaan risiko yang baik dimasa depan.
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Aditya Jaya Lauson
Abstrak :
Menurut Faulkender, pemicu utama dari utang adalah pertumbuhan. Perusahaan berutang untuk dapat bertumbuh dan menciptakan shareholder value. Pertanyaannya, sejauh mana perusahaan harus berutang sebelum resiko yang ditanggung terlalu besar? Dikatakan oleh Titman dan Wessels bahwa perusahaan dengan resiko operasional yang tinggi tidak akan membahayakan dirinya dengan utang yang tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari resiko operasional dan pengalaman manajemen terhadap utang, serta interaksi dari kedua resiko tersebut.
Resiko operasional dihitung dari tingkat keunikan produk dengan menggunakan selling expenses to sales sebagai ukuran penilaian sementara pengalaman manajemen dihitung dari pengalaman CEO dengan menghitung lama kerja CEO di perusahaan x selama y tahun, selama CEO tersebut menjabat posisi manajerial. Penemuan dari penelitian ini berhasil menjelaskan hampir 90 dari variabilitas utang serta menemukan bahwa sifat risk averse perusahaan yang disebabkan oleh resiko operasional diperlemah oleh pengalaman CEO.
......It is stated by Faulkender that the primary driver of debt is growth corporations borrow in order to grow and create shareholder value. The question is, how far should corporation plunge into debt before they put too much at stake According to Titman and Wessels, corporations with high operational risk will not jeopardize itself by high level of leverage. Therefore, we aim to find the causality between operational risk and managerial risk towards leverage ratio. We measure operational risk with product uniqueness which is defined by selling expenses per sales.
Managerial risk is measured by CEO experience, defined by the length of service of a CEO in x company for y years, as long as the CEO holds managerial role. Our findings explains almost 90 of the variability of leverage and we found out that corporations rsquo risk averseness, which is derived from operational risk, is weakened with experienced CEO.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T50727
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Achmad Didy Alamsyah
Abstrak :
Kesadaran serta kesamaan pandangan dalam melihat risiko perbankan secara internasional telah menciptakan suatu kesepakatan dalam cara pengelolaan risiko perbankan. Kesepakatan yang dimaksud adalah Basel. Kesepakatan Basel tentang risiko perbankan telah berkembang menjadi tolak ukur bagi bank sentral di berbagai negara dalam merancang regulasi manajemen risiko perbankan yang berlaku pada negara masing-masing. Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia telah membuat serangkaian regulasi yang terkait dengan manajemen risiko yang mengacu kepada kesepakatan Basel. Salah satunya adalah manajemen terhadap risiko kredit. Risiko kredit dikenal sebagai kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan bayar debitur kepada kreditur. Mengingat risiko kredit berkorelasi dengan risiko perbankan yang lain dan dapat menciptakan krisis likuiditas pada perbankan, maka perbankan harus memperhatikan manajemen risiko terhadap kredit perbankan yang diantaranya melalui persiapan kebijakan dan prosedur secara tertulis, pengawasan terhadap modal dan aktiva kreditnya, sampai membatasi kredit-kredit yang dapat merugikan bank.
......Awareness and similarity of views in the view of the risk of banking has crealed an International agreement in the way banks manage risk. An agreement is referred to Basel. Basel agreement on the risk of banking has developed into decline measure for Central banks in various countries in designing risk management banking regulations that apply to the respective countries. Bank Indonesia as the central bank in Indonesia has made a series of regulations associated with the risk management refers to the Basel agreement. One is the management of credit risk Credit risk known as losses caused by the failure of deblors to pay creditors. Given the risk correlated with credit risk that banks and others can create liquidity in the banking crisis, the bank must pay attention to risk management credit among banks through the preparation of policies and procedures in writing, supervision of Capital assets and credit, to restrict credits which can be harm the bank.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
T25890
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library