Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tantri Sulma Mardiah
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S4719
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bharata Kusuma
Abstrak :
Berkembangnya berbagai aplikasi internet berdampak besar pada pola komunikasi manusia. Dengan peralatan yang relatif sederhana dan murah dibandingkan masa-masa sebelumnya, seorang pengguna internet dapat bertukar teks, gambar atau bahkan gambar bergerak dan audio tanpa batasan waktu maupun ruang. Secara revolusioner, lahir masyarakat berbasis internet yang disebut sebagai komunitas cyber atau masyarakat virtual. Komunitas ini dalam bahasa Indonesia lazim disebut sebagai komunitas maya. Komunitas maya ini cenderung menjadi pilihan dan dimanfaatkan sebagai sarana sosialisasi maupun aktualisasi diri dari sejumlah netter. Tak heran jika secara kuantitatif komunitas maya ini jumlahnya terus bertambah dan secara kualitatif dalam beberapa indikasi, komunitas maya makin menunjukkan kematangan sebagaimana komunitas nyata. Untuk mengambil manfaat yang besar dari tumbuhnya komunitas maya ini kita perlu mengamati bentuk dari komunitas maya, dan bagaimana perbandingannya dengan kelompok di dunia nyata. Pada penelitian ini, peneliti mengangkat permasalahan apakah para anggota suatu milis bisa disebut sebagai suatu kelompok di dunia maya? Kemudian, bagaimana perbandingan milis sebagai kelompok di dunia maya dengan kelompok di dunia nyata? Hasil dari penelitian ini sangat membuka kemungkinan adanya kesempatan baru bagi dunia bisnis, pendidikan praktis, dan sosial kemasyarakatan. Hal ini terjadi karena dari kelompok maya ini dapat dijaring masukan dan opini mengenai suatu hal yang berkaitan dengan dunia praktis. Bahkan menjadi lebih kuat pada kelompok-kelompok maya yang membentuk kelompoknya berdasarkan kegemaran atau penggunaan suatu produk, misalnya pada kelompok pemakai PDA (Personal Digital Assistance), mereka sangat tanggap terhadap munculnya produk baru atau suatu hal yang baru berkaitan dengan PDA. Bukan tidak mungkin mereka bisa menjadi saluran untuk menyebarluaskan suatu produk baru melalui metode pemasaran dari mulut ke mulut. Kelompok dunia maya juga merupakan pusat konsentrasi massa yang tidak terlihat di dunia nyata tapi jumlah anggotanya cukup besar. Adanya saling keterkaitan di antara anggota kelompok membuat penyebaran suatu informasi yang dianggap panting menjadi sangat cepat. Satu orang pengguna Internet bisa menjadi anggota di beberapa milis, tidak jarang informasi seperti berita yang menghebohkan masyarakat, berjalan cepat di berbagai mills, berjalan dari milis ke milis, hingga hampir seluruh pengguna Internet dapat menerima berita tersebut. Milis tidak lagi hanya menjadi sebuah wahana berkomunikasi dan bertukar pikiran namun akan terus berkembang menjadi sebuah medium. Sebuah saluran yang dapat membentuk opini dan memobilisasi gerakan dalam masyarakat. Kecenderungan ini harus ditelaah dan dipelajari menjadi kajian komunikasi sosiologis dan psikologis yang menarik di masa yang akan datang.
The growth of various Internet applications has a big effect to the human communication pattern with simple and cheap equipment compared to the previous era. An Internet user can exchange text, picture and even motion graphics including audio without any limitation by time or place. It is revolutionary born the Internet based society, which is called cyber community or virtual community. This community in Indonesian language is called as ?Komunitas Maya?. These communities tend to become a choice and used as place for socialization and self-actualization by the numbers of netters. It is not surprising if this cyber community quantitatively is always increasing and become as mature as a real community. To take greater benefit from the growth of this virtual community we must observe the form of it and compare it with the group in the real world. In this research, the writer raised the problem: Are the members of a milling list can be described as a group in the virtual world? Then, what is the comparative of the mailing list as the groups in the virtual world with the groups in the real worlds? The result of this research is widely open the possibility of the new opportunity for the business world, practical education, and social life. This happened because from the virtual group we can gather any input and opinion about anything related to the practical world even it will be much stronger in the virtual groups who create their groups based on their interest or the using of a product in example: group of PDA users, they are very aware to the launching of a new product or something new related to their PDA. It is not impossible they become the channel to spread a new product by using word of mouth method. Virtual world group also a big mass concentration that is unseen from the real world. The connectivity between the group?s members makes it very fast to spread any information that considered as important message. One internet user can be a member of many mailing list, it is often happened one message move from one list to another until reach the most of internet user throughout country or even to the whole world. Mailing list is not longer just a tools of communications or exchange of minds, but it will continuous become a multi purpose medium media. It is a channel, which formed opinion and has a potential to mobilize movement in the society. These potential should be deeper learned as a social and psychological communication study, now and in the future.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Zeinia Maulida
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas proses berbagi informasi antar pustakawan hukum pada Asosisasi Pekerja Informasi Hukum Indonesia APIHI berdasarkan motivasi yang mereka miliki, media yang digunakan, jenis informasi yang dibagikan dan alur dalam berbagi informasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana berbagi informasi antar pustakawan hukum, di satu sisi mereka harus berbagi dan di sisi lain pengguna pengacara tempat bekerja mereka bersaing. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang yang yang terdiri dari anggota dan pengurus asosiasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa berbagi informasi telah menjadi kegiatan rutin yang dilakukan oleh pustakawan guna membantu pekerjaan mereka dalam memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Namun, proses berbagi terkadang berjalan hanya satu arah dimana informasi hanya disediakan oleh satu anggota dan informasi yang ditanyakan tidak mendapat tanggapan dari anggota lain.
ABSTRACT
This study discusses the process of information sharing among the law librarians of the Association of Indonesia rsquo s Information Law Workers, based on their motivation, media usage, type and flow of information sharing. The purpose of this research is to find out how the law librarians share information among themselves, where they have to share but at the same time their users lawyers compete to each other. This research using a qualitative approach with a case study methode. Six informants were selected using snowball sampling technique. The results showed that information sharing has become a routine activity performed by librarians to assist themselves fulfilling the users information needs. However, the process of sharing information is not always two way, there are times when someone shares information gets responses from other members but the sharing process sometimes runs only one way in which the information is only provided by one member and the information requested does not receive any response from other members.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Saat ini terdapat beberaha bentuk komunikasi seluler dengan tujuan sejumlah pelanggan sekaligus, di antaranya SMS Group dan Instant Messaging (Chat). Karena menggunakan SMS, maka SMS Group pasti lebih mahal, sedangkan Chat mengharuskan semua penggunanya untuk sama-sama online. Pada jurnal ini dibuat suatu sistem aplikasi Messaging-List agar pengguna ponsel dapat mengirimkan pesan ke banyak orang dalam suatu komunitas tertentu (grup). Aplikasi ini berfungsi sebagai suatu alternatif sarana diskusi dan sharing informasi berupa pengiriman pesan ke dalam suatu grup komunitas tertentu. Pesan dikirim ke server yang menampung semua pesan teks dan menyimpan ke dalam database sesuai grup masing-masing. Setelah itu anggota grup lain bisa mengambil semua pesan dalam grup tersebut. Aplikasi Messaging-List pada ponsel dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Java 2 Micro Edition (J2ME) dengan memanfaatkan layanan teknologi GPRS untuk komunikasi data. Sedangkan untuk Message Manager pada servernya dibangun dengan PHP dan MySQL sebagai DBMSnya. Dari pengamatan jumlah data yang dikirim dan diterima pada saat ponsel mclakukan koneksi, didapat bahwa biaya aplikasi Messaging List relatif lebih murah dari Instant Messaging maupun SMS Group baik untuk pengiriman pesan secara point-to-point maupun one-to-many. Hal ini mcnjadi salah satu kelebihan dari Messaging List.
384 JURTEL 11:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Saat ini terdapat beberaha bentuk komunikasi seluler dengan tujuan sejumlah pelanggan sekaligus, di antaranya SMS Group dan Instant Messaging (Chat). Karena menggunakan SMS, maka SMS Group pasti lebih mahal, sedangkan Chat mengharuskan semua penggunanya untuk sama-sama online. Pada jurnal ini dibuat suatu sistem aplikasi Messaging-List agar pengguna ponsel dapat mengirimkan pesan ke banyak orang dalam suatu komunitas tertentu (grup). Aplikasi ini berfungsi sebagai suatu alternatif sarana diskusi dan sharing informasi berupa pengiriman pesan ke dalam suatu grup komunitas tertentu. Pesan dikirim ke server yang menampung semua pesan teks dan menyimpan ke dalam database sesuai grup masing-masing. Setelah itu anggota grup lain bisa mengambil semua pesan dalam grup tersebut. Aplikasi Messaging-List pada ponsel dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Java 2 Micro Edition (J2ME) dengan memanfaatkan layanan teknologi GPRS untuk komunikasi data. Sedangkan untuk Message Manager pada servernya dibangun dengan PHP dan MySQL sebagai DBMSnya. Dari pengamatan jumlah data yang dikirim dan diterima pada saat ponsel mclakukan koneksi, didapat bahwa biaya aplikasi Messaging List relatif lebih murah dari Instant Messaging maupun SMS Group baik untuk pengiriman pesan secara point-to-point maupun one-to-many. Hal ini mcnjadi salah satu kelebihan dari Messaging List.
384 JURTEL 11:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Purwanto
Abstrak :
ABSTRAK
Reinterpretasi dan reposisi kebudayaan Bali dapat dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebab kebudayaan Bali terutama yang terkait dengan media komunikasi berupa bale kulkul sudah tidak representatif lagi mengingat mobilitas horizontal yang begitu tinggi dalam masyarakat Bali sehingga jangkaunnya sangat terbatas. Oleh karena itu perlu dailakukan reposisi dan reinterpretasi bale kulkul dengan menggunakan media baru yaitu mailing list dengan meminjam konsep nawa sanga. Media itu tidak hanya bisa diterapkan di Bali saja, tetapi juga pada tingkat nasional.
Bali: Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2017
902 JNANA 22:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Studiati Suwandi
Abstrak :
ABSTRAK


Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengidentifkasi aspek-aspek yang berpengaruh pada kegiatan ilmiah di ITB; (2) mengukur seberapa jauh aspek-aspek tersebut berpengaruh pada kegiatan ilmiah di ITB; (3) mengetahui besarnya pengaruh sarana Internet pada kegiatan belajar pada para pengajar di ITB; (4) menghitung besarnya pemanfaatan sarana Internet pada kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah para staf pengajar, peneliti dan mahasiswa ITB; (5) melihat seberapa jauh keterlibatan mahasiswa dalam penelitian yang dilakukan oleh para Staf .Pengajar dan Peneliti di ITB.

Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 1996. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif yang tidak akan mengambil generalisasi pada populasi. Contoh diambil secara acak berstrata, dari para pemakai sarana Internet di ITB, yang terdiri atas pengajar, peneliti dan mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan dengan Cara menyebarkan kuesioner, dan sebagai pelengkap dilakukan wawancara singkat tidak terstruktur. Data yang terkumpul terdiri atas data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan Metode Analisis Faktor, dan data kualitatif dianalisis dengan Metode Analisis Korespondensi. Pengolahan data mempergunakan Paket Program SAS 6.10 for Windows.

Hasil penelitian untuk kelompok pengajarlpeneliti adalah (1) aspek yang berpengaruh pada kegiatan ilmiah di ITB adalah kegiatan belajar mengajar melalui Internet dibandingkan dengan kegiatan tatap muka sudah tinggi, yaitu sebesar 64%; (2) kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sudah cukup tinggi, yaitu sebesar 51%; (3) waktu rata-rata penggunaan sarana Internet untuk kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sudah besar, yaitu sebesar 50%; (4) frekuensi penggunaan sarana Internetlminggu untuk kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sangat tinggi, yaitu sebesar 65%. Namun demikian, untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dan melakukan kegiatan ilmiah belum sepenuhnya memanfaatkan sarana Internet.

Aspek yang mempengaruhi kegiatan ilmiah mahasiswa adalah (1) waktu rata-rata penggunaan sarana Internet/minggu untuk kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sangat besar, yaitu sebesar 85%; (2) frekuensi penggunaan sarana Internet/minggu untuk kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sangat tinggi, yaitu sebesar 71%. Dalam memanfaatkan sarana Internet biaya tidak menjadi masalah bagi pengajar, peneliti dan mahasiswa.

Dari hasil penelitian ini diperoleh, bahwa sarana Internet di ITB masih belum dimanfaatkan secara optimum. Salah satu penyebabnya adalah, pada saat penelitian dilakukan jaringan kampus ITB masih belum Handal, sehingga pada saat jumlah pemakai di ITB semakin meningkat, waktu untuk mengakses Internet dirasakan sangat lambat. Selain daripada itu, jaringan kampus TTB yang dihubungkan ke jaringan Internet masih relatif baru dibentuk, yaitu dimulai pada tahun 1994. Dengan demikian belum semua sivitas akademika ITB mengenal dengan baik k inerjanya. Faktor lain yang diperkirakan mempengaruhi sivitas akademika ITB enggan mengenal Internet lebih mendalam, adalah informasi yang diperlukan masih dapat dipenuhi dan sumber-sumber lainnya, misalnya dari buku, majalah ilmiah, baik milik perpustakaan maupun milik pribadi. Selain daripada itu, kebijakan pimpinan jurusan dan unit yang membatasi penggunaan sarana Internet turut berpengaruh pada aktivitas penggunaan sarana.

Agar kinerja pemakaian sarana Internet di ITB meningkat, diperlukan perencanaan strategis yang melibatkan semua pihak. Dalam hal ini pustakawan dapat turut berperan serta mengefektifkan penggunaan sarana Internet.

The Usage of Internet as Information Sources to Support the Academic Activities at ITBThe main goals of this work are: (1) to identify the aspects which are supporting the academic activities at ITB (2) to measure how far these aspects are to support the academic activities at ITB (3) to measure the role of Internet towards the lecturers in the learning process at ITB (4) to compare the role of Internet facilities in academic activities with nonacademic activities towards the lecturers, researchers and students at TTB (5) to identify the students involvement in researches at ITB.

This work is carried out in August 1996. This research uses the descriptive method, which is not generalized to the whole of Internet users as its population. The design of this work uses stratified random sampling from the Internet facilities users at ITB. The data are collected by giving questionnaire forms and also short unstructured interviews to the samples. The data are divided by qualitative and quantitative data. The qualitative data are analyzed by Correspondence Analysis Methods and the quantitative data analyzed by Analysis Factor Methods_ All data were processed by SAS Package Program 6.10 for Windows.

The result of this work for the lecturers and researchers groups are: (1) the comparison of teaming process by Internet is quantitatively higher (64%) than the conventional learning process (2) the comparison of academic activities is quantitatively higher (51%) than nonacademic activities (3) the average time per weeks for academic activities is higher (50%) than non academic activities (4) the frequency per week for using Internet facilities is higher (65%) than nonacademic activities. On the other hand, the learning process and academic activities at ITB are not totally using the Internet facilities. The aspects that support the students academic activities are: (1) the average time per week on using Internet facilities for student academic activities is higher (85%) compare with nonacademic activities (2) the frequency per week on using Internet facilities for student academic activities is higher (71%) compare with non academic activities. Internet fees is not a serious problem for the users.

The conclusions of this work are: Internet facilities at ITB are not efficiently used. One of the causes of this problem is (at the time when the research done), that the ITB's communication network is not perfect yet, so the access to Internet is too slow. Beside that problem, the ITB's communication network which is connected to the Internet is relatively new (founded in 1994), so not many ITS members know the usage of Internet very well. The other factor which causes the unwillingness to explore the use of Internet is that the users can search any information they need from other sources, like books, journals, libraries, etc. The policy of the decision makers to limit the use of Internet also influence the usage of this facilities.

To increase the use of Internet at ITB, it needs a strategic planning that involves every body in this institution, including the role of the librarians of ITB.
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Eva Solina
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini merupakan penelitian tentang konflik kapital simbolik dan kapital budaya yang terjadi pada Injil dan ulos Batak Toba yang ditunjukkan melalui pertarungan wacana dalam tiga milis Batak Toba, yaitu Silaban Brotherhood, Batak Cyber Community dan Batak Gaul Community. Rumusan permasalahan dari tesis ini adalah bagaimana ulos dapat berperan sebagai kapital simbolik yang digunakan dalam usaha perebutan kekuasaan oleh kelompok yang masih mempertahankan adat (tradisionalisme) terhadap kelompok yang berusaha mereformasi adat yang berbau religi lama dan menggantinya dengan religi baru. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif yang berupa analisis wacana (discourse analysis). Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan teori Bourdieu yang membahas tentang habitus dan bagaimana strategi perlawanan yang digunakan dalam perebutan kekuasaan untuk mendapatkan suatu kekuasaan simbolik melalui tiga milis Batak Toba yaitu Silaban Brotherhood, Batak Cyber Community dan Batak Gaul Community. Pada penelitian ini, penulis menemukan pada akhirnya agama (Injil) tidak dapat mengubah masyarakat Batak Toba melalui permasalahan yang timbul akan resistensi adat dan ulos. Hal ini disebabkan oleh pertahanan identitas kebatakan yang telah melekat ?kental? dan mendarah daging pada setiap orang Batak Toba yang ditunjukkan melalui kepemilikan kapital simbolik dan kapital budaya yang tidak hanya berfungsi sebagai simbol/lambang budaya tetapi juga berfungsi sebagai simbol kedudukan, solidaritas/kekeluargaan dan simbol komunikasi.
Abstract
This thesis is a study about conflicts of symbolic capital and cultural capital that occurs in the Gospel and Toba Batak traditional cloths. It is shown through struggling discourses in three mailing lists of Toba Batak namely Silaban Brotherhood, Batak Batak Cyber Community and Community Gaul. At first, the contradiction between ulos (custom) and the Gospel has been going on since the beginning of the entry of Christianity in the land of Batak. The main problem of this thesis is how ulos can act as a symbolic capital that is used to get a power by those who still maintain the custom (traditionalism) from groups who are seeking a reformation of the old religion and replacing it with a new religion. The method of this thesis used a qualitative method of discourse analysis (discourse analysis). In conducting this study, the author used Bourdieu?s theory of habitus and discusses how the strategies of resistance that are used in a power struggle to get a symbolic power. In this research, the author found that religion (gospel) does not change the Toba Batak society through important whether or not to maintain the customs and ulos. This is caused by a defense that has been attached the Bataknese identity and ingrained in each of the Batakness people as they basically are an open society who are supposed to chew again its elements and can be used in maintaining Batak identity.
2012
T30473
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2   >>