Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachel Margareth
Abstrak :
Penggunaan MAF sebagai antioksidan dalam bentuk serbuk pada lipstik mengakibatkan rasa kurang nyaman sewaktu pemakaian serta penetrasi melewati stratum korneum akan lebih sulit. Diharapkan dengan menjerap vitamin C dalam liposom akan menghilangkan rasa tidak nyaman pada saat penggunaan lipstik dan dapat meningkatkan penetrasi vitamin C ke dalam stratum korneum. Liposom MAF dibuat dengan metode lapis tipis menggunakan lesitin dan kolesterol dalam perbandingan 200:80 dengan variasi lama sonikasi yaitu 10, 20 dan 30 menit dengan efisiensi penjerapan berturut ? turut adalah 55.13%, 63.98%, 46.43%. Liposom dengan lama sonikasi 20 menit selanjutnya akan diformulasikan pada sediaan lipstik. Bentuk dan ukuran dari liposom yang dilihat dengan mikroskop optik dan particle size analyzer adalah bulat dengan ukuran 1,321 μm sebelum ekstruksi dan bulat dengan ukuran 1,204 μm setelah ekstruksi. Lipstik yang didapat memiliki suhu lebur pada 35.34°C dengan tekstur halus dan polesan yang homogen dengan warna merah marun.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S32745
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yang Disa Karina
Abstrak :
Magnesium Askorbil Fosfat ( MAF ) sebagai antioksidan dan pelembab yang bersifat hidrofilik bila diformulasikan ke dalam lipstik dienkapsulasi terlebih dahulu menjadi liposom agar dapat mencapai lapisan dermis. Metode Reverse Phase Evaporation digunakan untuk membuat liposom MAF. Liposom dibuat tiga formula menggunakan lesitin dan kolesterol dengan perbandingan 10 : 1 (formula I), 10 : 2 (formula II), dan 10 : 3 (formula III) menghasilkan efisiensi penjerapan MAF sebesar 62,00 %, 67,26 %, dan 73,44 %. Formula III yang menghasilkan jerapan terbesar dengan ukuran partikel rata-rata sebesar 0,496 μm diformulasikan ke dalam lipstik dan dibuat menjadi lima formula yang pengembangannya berdasarkan hasil evaluasi. Lipstik terbaik didapatkan dari formula V yang memenuhi kriteria penampilan fisik, tekstur polesan, homogenitas warna, kekerasan 152 1/10 mm, dan titik lebur 37,5°C.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
S32744
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Erviza Ulfa
Abstrak :
Vitamin C merupakan antioksidan yang paling banyak digunakan dan masih terus diteliti karena memiliki masalah terhadap stabilitasnya dalam sediaan farmasi. Adanya air, udara dan cahaya dapat menyebabkan vitamin C dalam bentuk asam askorbat terurai menjadi asam dehidroaskorbat dan kemudian menjadi asam oksalat yang tidak aktif. Magnesium askorbil fosfat lebih stabil dibandingkan asam askorbat. Namun, pada kenyataannya magnesium askorbil fosfat tidak efektif sebagai sediaan topikal. Diformulasikan sediaan semisolid tanpa air asam askorbat dan magnesium askorbil fosfat dengan menggunakan basis silikon yang akan dibandingkan stabilitasnya dalam sediaan basis air (krim). Persentase kadar pengujian stabilitas dipercepat setelah penyimpanan selama 8 minggu pada suhu hangat 40±20oC dengan metode KLT Densitometri terhadap sediaan semisolid basis air asam askorbat, basis air magnesium askorbil fosfat, basis silikon asam askorbat dan basis silikon magnesium askorbil fosfat berturut adalah 0,67%, 2.45% , 3.74% dan 4.57% dari 5% zat aktif yang ditambahkan. Persentase ini menunjukan bahwa sediaan semisolid basis silikon jauh lebih stabil dibandingkan sediaan semisolid basis air. Ini membuktikan bahwa basis tanpa air merupakan sistem yang ideal sebagai pembawa untuk asam askorbat. Magnesium askorbil fosfat lebih stabil dibandingkan asam askorbat, namun kekuatan antioksidannya berdasarkan metode pengujiaan peredaman DPPH diperoleh IC50 105,15 ppm dimana potensi antioksidannya jauh lebih rendah dibandingkan asam askorbat dengan IC50 2,66 ppm.; ......Vitamin C is an antioxidant which is the most widely used and is still studied because it has the problem of stability in pharmaceutical preparations. Presence of water, air and light can cause vitamin C in the form of ascorbic acid breaks down into dehydroascorbic acid and finally be inactive of oxalic acid. Using vitamin C derivatives such as magnesium ascorbyl phosphate are more stable than ascorbic acid. However, in reality magnesium ascorbyl phosphate is not effective as a topical preparation. Ascorbyl acid was made into semisolid preparation without water (silicone based), and than the stability will be compared with semisolid aqueous based (cream). Percentage level after 8 weeks accelerated stability testing at a temperature of 40±20oC with TLC Densitometry for semisolid aqueous based ascorbic acid, aqueous based magnesium ascorbyl phosphate, ascorbic acid silicone based and magnesium ascorbyl phosphate silicone based are respectively 0,67%, 2.45% , 3.74% and 4.57% of 5% active substance added. This percentage shows that semisolid silicone based is more stable than semisolid aqueous based. This proves that non aqueous is ideal as a carrier system for ascorbic acid. Magnesium ascorbyl phosphate is more stable than ascorbic acid, but antioxidants potential obtained (IC50 105.15 ppm) measured by DPPH method was lower than ascorbic acid with IC50 2.66 ppm.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardika Ardiyanti
Abstrak :
Magnesium askorbil fosfat (MAP) merupakan derivat dari asam askorbat yang lebih stabil dan berfungsi sebagai antioksidan. Dikarenakan sifatnya yang hidrofilik, MAP sulit berpenetrasi ke dalam kulit. Oleh karena itu, digunakan transfersom yang merupakan pembawa vesikel berbasis lipid yang memiliki kemampuan untuk berdeformasi sehingga dapat meningkatkan penetrasi dari MAP. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi transfersom magnesium askorbil fosfat (MAP) dengan menggunakan Tween 20 dan Tween 80 sebagai surfaktan, serta membandingkan daya penetrasi MAP dari sediaan gel transfersom dan sediaan gel konvensional. Pembuatan transfersom dilakukan dengan menggunakan metode hidrasi lapis tipis. Formula TMAP20 memiliki ukuran partikel rata-rata 588,37 nm, zeta potensial -25,8±4,19 mV, efisiensi penjerapan 68,276 % (metode ultrasentifugasi) atau 68,527 % (metode dialisis), dan indeks deformabilitas 759,869; sedangkan formula TMAP80 memiliki ukuran partikel rata-rata 582,68 nm, zeta potensial -22,3±5,01 mV, efisiensi penjerapan 66,830 % (metode ultrasentrifugasi) atau 60,734 % (metode dialisis), dan indeks deformabilitas 733,407. Jumlah kumulatif MAP yang terpenetrasi dari gel transfersom adalah 5293,575±9,99 μg/cm2 atau 35,271±0,76 % dengan fluks 618,53±2,57 μg cm-2 jam-1; sedangkan jumlah kumulatif MAP yang terpenetrasi dari sediaan gel konvensional adalah 632,441±6,23 μg/cm2 atau 4,316±0,05 % dengan fluks 56,83±0,43 μg cm-2 jam-1
Magnesium ascorbyl phosphate is a more-stable derivative of ascorbic acid that is used as antioxidant. Due to its hydrophiilicity, MAP is difficult to penetrate accross the skin. Therefore, it is used transfersome which is deformable lipid based vesicle carrier to enhance penetration of MAP. The purpose of this research is to obtain formulation of Magnesium ascorbyl phospate (MAP)-loaded tranfersome using Tween 20 and Tween 80 as surfactant; and to compare the penetration ability of MAP between tranfersomal gel and conventional gel. Preparations of transfersome is using thin film hydration method. Formula TMAP20 has average particle size 588,37 nm, zeta potential -25,8±4,19 mV, entrapment efficiency 68,276 % (ultracentrifugation method) or 68,527 % (dialysis method), and deformability index 759,869; meanwhile formula TMAP80 has average particle size 582,68 nm, zeta potential -22,3±5,01 mV, entrapment efficiency 66,830 % (ultracentrifugation method) or 60,734 % (dialysis method), and deformability index 733,407. Total cumulative penetration of MAP from transfersomal gel is 5293,575 ± 9,99 μg/cm2 which is equivalent to 35,271±0,76 % and its flux is 618,53±2,57 μg cm-2 hour-1; meanwhile total cumulative penetration of MAP from conventional gel is 632,441±6,23 μg/cm2 which is equivalent to 4,316±0,05 % and its flux is 56,83±0,43 μg cm-2 hour-1.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library