Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Foucault, Michel
London: Routledge, 2006
616.89 FOU h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yusanne Pitaloka
Abstrak :
ABSTRAK
Selama bertahun-tahun, para wanita Inggris ditolak untuk menggunakan hak pilih dan memberikan suara untuk menentukan bagaimana negara mereka dijalankan. Mereka dipandang kurang mampu daripada pria untuk bertugas menjalankan negara. Film Suffragette 2015 yang disutradarai oleh Sarah Gavron bercerita tentang hak pilih perempuan di Inggris pada tahun 1911-1913 dan bagaimana wanita-wanita ini menderita dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Kampanye suffragette diperintahkan oleh dan bagi wanita yang mengharapkan tidak hanya pemungutan suara, tetapi juga amandemen sosial yang lebih luas yang akan mengakhiri standar ganda seksualitas serta peran awam perempuan dalam keluarga, pendidikan, dan pekerjaan. Makalah ini membahas hubungan antara kegilaan wanita dan legitimasi kekerasan terhadap militan suffragette. Konsep ldquo;kegilaan wanita rdquo; yang ditulis oleh Ussher 1991 dan artikel-artikel lain tentang kekerasan perempuan pada wanita adalah konsep yang digunakan untuk memahami bagaimana kegilaan wanita digunakan untuk melegitimasi kekerasan terhadap wanita-wanita anggota suffragette dan reaksi militan terhadap perlakuan yang diberikan kepada mereka. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa kegilaan digunakan sebagai label yang diberikan oleh Pemerintah Inggris untuk menekan tindakan wanita progresif, seperti militant suffragette, dengan menggunakan kekerasan dan penyiksaan. Studi ini memberikan kontribusi pada literatur yang belum pernah membahas tentang hubungan antara wanita suffragette dan label kegilaan , memberikan kerangka kerja untuk memahami penggunaan label kegilaan sebagai penyakit perempuan.
ABSTRACT
For years, British women were denied a vote and a say in how their country was run. They are seen as less capable as men to actually be in charge for running the country. The film Suffragette 2015 directed by Sarah Gavron tells a story about women rsquo s suffrage in the United Kingdom in 1911 1913 and how these women were suffering in fighting for their rights. The suffragette campaign was commanded by and for women who expected not only the vote, but also broader social amendments that would end the double standard of sexuality as well as women 39 s subservient roles in the family, education, and employment. This paper discusses the relation between the ldquo women rsquo s madness rdquo and the legitimation of violence towards the suffrage militants. Ussher rsquo s 1991 concept of women rsquo s madness and other articles on violence on women are the concepts used in understanding how women rsquo s madness is used to legitimize violence against suffragette women and the militant rsquo s reaction towards the treatment. Research finding reveals that the madness is used as a label given by the British Government to suppress the action of progressive women, such as the Suffrage militants, by using violence and torture. This study contributes to the scarce literature on the relation between the suffragette women and the label ldquo madness rdquo , providing a framework for understanding the use of the label ldquo madness rdquo as a female malady.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurcholish
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas diskursus kegilaan dalam novel Kalatidha karya Seno Gumira Ajidarma dengan menggunakan konsep analisis diskursus. Penelitian difokuskan untuk melihat bagaimana konstruksi diskursus kegilaan dalam teks novel Kalatidha dan bagaimana konstruksi diskursus kegilaan tersebut mendestabilisasi diskursus kegilaan dominan pada masa Orde Baru. Hasil analisis menunjukkan bahwa konstruksi diskursus kegilaan dalam novel Kalatidha tidak didasarkan secara total pada struktur paradigma tertentu, baik itu pada kerangka paradigma modern maupun paradigma pasca-struktural. Kecenderungan tersebut direfleksikan secara kritis melalui pernyataan-pernyataan metaforis dan kisahkisah alegori satir tentang kegilaan para tokoh utama dalam memaknai praktik diskursif anti-komunis 1965-1966. Diskursus kegilaan dalam novel Kalatidha mengungkap sejumlah ironi dan kontradiksi dalam diskursus kegilaan dominan sehingga setiap konstruksi pemaknaan dalam teks tampak tidak utuh dan stabil
ABSTRACT
This thesis discusses the discourse of madness in the novel Kalatidha Seno Gumira Ajidarna using discourse analysis concept. This research focused on how the construction of the discourse of madness in the text of the novel Kalatidha and how the discourse of madness in the novel destabilize the dominant thinking about the madness in the New Order. The analysis showed that the construction of the discourse of madness in the novel Kalatidha not based totally on the structure of a particular paradigm, be it in the framework of the modern paradigm and poststructural paradigm. That tendency was critically reflected through metaphorical statements and satirical allegory stories about the madness of the main character in apprehending the anti-communist discursive practice in 1965 to 1966. Discourse of madness in the novel Kalatidha reveals a number of ironies and contradictions within the dominant discourse of madness, so that any construction of meaning in the text looked intact and stable.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T41953
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library