Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismet Isnaini
Abstrak :
APLIKASI DAN ANALISA SISTEM KOMUNIKASI PUBLISH-SUBSCRIBE PADA SISTEM MONITORING RADIASI DAN LINGKUNGAN Sebagai salah satu bagian dari RAMONA (Radiation and Meteorological Monitoring Analysis System), telah dirancang sebuah sistem komunikasi antara alat sensor Ultrasonic Maretron WS0100 yang terhubung dengan komputer client dengan server Sistem Pemantauan Lingkungan Kawasan Nuklir, RAMONA. Sensor Ultrasonic ini terhubung dengan alat lainnya melalui antar muka NMEA2000 (National Maritime Electrical Association), yang merupakan standard komunikasi yang biasa menghubungkan antara sensor-sensor di kapal-kapal laut dengan tampilannya. Dalam alat ini terdapat beberapa sensor yakni sensor tekanan, arah angin, kecepatan angin dan suhu udara. Sistem komunikasi yang digunakan berbasis Message Queeing Telemetry Transport (MQTT). Prinsip dari sistem MQTT ini menggunakan publish/subscribe protocol, dimana Client, dalam hal ini Maretron, akan mengirim (publish) data-datanya ke data bus, yang kemudian di ambil oleh computer (baik itu client maupun server) yang sudah "berlanggganan" (subscribe) jenis-jenis data dengan format tertentu yang diperlukannya. Format data yang digunakan dalam sistem komunikasi ini adalah format JSON (JavaScript Object Notation), yang kemudian diambil oleh server untuk kemudian hasilnya di simpan ke dalam database ataupun di tampilkan di website bagi pengguna maupun admin dari sistem ini. Program untuk kedua sistem client dan server telah berhasil ditulis, dan menghasilkan komunikasi data yang lancar.
THE APPLICATION AND ANALYZE OF THE PUBLISH-SUBSCRIBE COMMUNICATION SYSTEM FOR RADIATION AND ENVIRONMENTAL MONITORING SYSTEM. As part of the RAMONA (Radiation and Meteorological Monitoring Analysis System), a publish and subscribe communication system has been designed and implemented, to enable the Ultrasonic Device of Maretron WS0100 which is connected to the client computer to communicate with the server and/or other client. The Maretron is connected to other devices through an interface which use an NMEA2000 protocol, a communication protocol standard set by the National Maritime Electrical Assocation (NMEA), which usually used in the communication between sensors in the ships and its display. The Maretron device has several sensors embedded such as humidity, wind direction and speed, temperature as well as speed. The communication between Maretron is utilizing a MQTT (Message Queueing Telemetry Transport) system, a publish/subscribe protocol, in which a client publish its data to a data bus with a certain topic, while the server or other client who subscribe to that topic through a broker will then grab and process the data. The data format sent by the Maretron is in JSON (JavaScrip Object Notation) format, which will be parsed by the subscriber and later will be saved on a database or displayed in a website as per requirement.
Serpong: Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir - BATAN, 2016
621 JPN 10:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
David Yulizar
Abstrak :
Curah hujan tinggi dapat berpotensi mengakibatkan banjir dan tanah longsor yang mengakibatkan kerugian pada masyarakat. Oleh karena itu, informasi sistem monitoring curah hujan menggunakan Automatic Rain Gauge (ARG) dapat menjadi solusi dalam antisipasi bencana hidrometeorologi. Penelitian ini bertujuan untuk membangun alat curah hujan otomatis dan sistem monitoring curah hujan menggunakan ARG berbasis Internet of Things (IoT) di wilayah Provinsi Banten dengan jumlah 10 ARG. ARG yang digunakan dilengkapi dengan sensor reed switch untuk mengukur curah hujan di sekitar dengan metode tipping, kemudian data tersebut diproses menggunakan datalogger dan dikirimkan menggunakan protokol MQTT (Message Queuing Telemetry Transport). Hasil rancang bangun alat penakar hujan otomatis di 10 titik pengamatan dengan performa yang baik, hal ini dibuktikan dengan nilai koreksi pada rentang -0.01 mm hingga 0.09 mm, nilai ketidakpastian 0.12 mm hingga 0.16 mm, dan nilai error 0.14 % hingga 2.86 %. Selain itu, nilai korelasi menunjukkan dalam kategori baik hingga sangat baik (0,79 hingga 0,99) dengan nilai RMSE pada rentang sekitar 1,85 mm hingga 12,64 mm.  Data yang telah dikirimkan dari site pengamatan kemudian disimpan dalam cloud sever serta ditampilkan dalam interface berbentuk sistem informasi website yang dilengkapi dengan historis data pengamatan, data curah hujan secara real time, akumulasi berupa grafik, tabel, dan status intensitas curah hujan. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi monitoring dan peta intensitas curah hujan di wilayah Banten. ......High-intensity rainfall can trigger flooding and landslides and lead to detrimental impact on the community. Therefore, rainfall monitoring system information using Automatic Rain Gauge (ARG) can be a solution in anticipating the hydrometeorological hazards impact. This research aims to make an automatic rain gauge as well as its monitoring system utilizing Internet of Things (IoT) in Banten Province with 10 ARGs in total. The reed switch sensor is installed in the ARG to measure rainfall intensity with tipping method. Then, the data is processed using datalogger and is sent through MQTT (Message Queuing Telemetry Transport) protocol. The installed ARGs show a good performance which is proved by the correction value ranges from -0.01 mm up to 0.09 mm, and the uncertainty ranges from 0.12 mm up to 0.16 mm, and the error value ranges from 0.14% up to 2.86%. In addition, the correction value represents good up to very good condition (0,79 – 0,99) with RMSE value ranges from 1,85 mm up to 12,64 mm. The data sent from the site is stored in a cloud server and presented through an interface of website information system. The website has features such as historical observed data, real time rainfall intensity, accumulation in form of graph, table, and status of rainfall intensity. These findings can be used to monitor and map the rainfall intensity in Banten Province.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Skandha M Rajasingam
Abstrak :
Pada 31 December 2019, virus Corona diidentifikasi di kota Wuhan, Cina. Pada 2 Maret 2020, virus Corona telah ditemukan keberadaanya di Indonesia. Gejala umum yang disebabkan oleh corona diantara lain ialah demam, batuk kering, serta kelelahan. Dengan gejala serius dalam bentuk kesulitan bernafas, hilangnya kemampuan untuk berbicara dan bergerak, serta kematian. Corona dapat menyebar dari pengidap ke orang lain yang berdekatan melalui kontak fisik maupun melalui cairan pengidap virus Corona. Tenaga medis merupakan kelompok yang memiliki risiko tinggi untuk mengidap penyakit yang disebabkan oleh virus Corona. Di mana untuk tiap 100 orang yang menjangkit corona, 6 sampai 7 diantaranya merupakan tenaga medis. Dengan risiko tinggi yang dihadapi oleh tenaga medis, timbul kebutuhan akan interaksi serta pembacaan tanda vital pasien dari jarak jauh. Salah satu metode untuk berinteraksi dengan pasien dari jarak jauh ialah dengan menggunakan teleoperated robot arm. Teleoperated robot arm dapat membaca berbagai tanda vital pasien yaitu tekanan darah, temperatur tubuh, saturasi oksigen darah, serta detak jantung. Teleoperated robot arm dapat dikendalikan oleh pengguna di ruangan yang terpisah dari pasien menggunakan protokol komunikasi MQTT. Penelitian ini bertujuan untuk merancang teleoperated robot arm yang dapat dikendalikan dari jarak jauh untuk meminimalisir kontak langsung antara pasien dan tenaga medis untuk mengurangi risiko tenaga medis mengidap virus Corona. ......At the 31st of December 2021, the Corona virus has been identified in Wuhan, China. At 2nd of March 2021, the Corona virus’s existence has been identified in Indonesia. The light symptoms that are caused by the Corona virus are fever, dry cough, and fatigue. The serious symptoms are difficulty breathing, loss of ability to speak and or move, and death. The Corona virus can spread from person to person through physical contact or liquid from the virus’s carrier. Medical Personnels are amongst the highest group to be in risk of contracting the Corona virus. For every 100 people that contracted the Corona virus, 6-7 of them are medical personnel. The high risk that medical personnel face in regards to contracting Corona virus caused the urgency for indirect interaction between patients and medical personnel to rise. One of the methods that could achieve indirect interaction between patients and medical personell is through a teleoperated robot arm. The teleoperated robot arm could read various vital signs from the patient such as the heart beat, the oxygen saturation level, the blood pressure, and the body temperature. The Teleoperated robot arm can be controlled wirelessly by the user that is located in a different room from the patient using the MQTT communication protocol. The goal of this research is to design a teleoperated robot arm that is able to be controlled remotely by a user to minimize the direct contact between a patient and a medical personell to reduce the risk of contracting the Corona virus
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Winarno
Abstrak :
Keamanan data pribadi merupakan tren keamanan siber yang menyita perhatian dunia. Pemerintah, praktisi dan akademisi bersama-sama membangun keamanan data pribadi dalam berbagai sistem komunikasi, termasuk IoT. Protokol komunikasi IoT yang banyak digunakan secara luas adalah protokol MQTT. Secara default, MQTT tidak menghadirkan fitur keamanan data berupa data enkripsi. Karena itu, dalam penelitian ini dilakukan desain dan implementasi Secure End-to-End Encryption pada protokol MQTT dengan Kriptografi Lightweight berbasis Block Cipher. Protokol didesain dengan memanfaatkan skema Galantucci secret sharing dan algoritma kriptografi lightweight berbasis block cipher. Algoritma yang diterapkan antara lain adalah AES-128 mode GCM, GIFT-COFB, Romulus N1 dan Tiny JAMBU. Berdasarkan pengujian algoritma dalam protokol Secure End-to-End pada protokol MQTT pada ARM M4 dan ESP8266, diperoleh hasil bahwa algoritma Tiny JAMBU memiliki performa yang tercepat, diikuti AES-128 Mode GCM, GIFT-COFB dan Romulus N1. Pada NodeMCU, Tiny JAMBU memiliki rata-rata enkripsi 314 !" dan rata-rata waktu dekripsi 328 !". AES-128 mode GCM memiliki rata-rata waktu enkripsi 571 !" dan rata-rata waktu dekripsi 584 !". GIFT-COFB memiliki rata-rata waktu enkripsi 1093 !" dan rata-rata waktu dekripsi 1111 !". Sementara itu, Romulus N1 memiliki rata-rata waktu enkripsi 2159 !" dan rata-rata waktu dekripsi 2181 !". Pada STM32L4 discovery, Tiny JAMBU memiliki rata-rata enkripsi 81 !" dan rata-rata waktu dekripsi 85 !". AES-128 mode GCM memiliki rata- rata waktu enkripsi 164 !" dan rata-rata waktu dekripsi 165 !". GIFT-COFB memiliki rata-rata waktu enkripsi 164 !" dan rata-rata waktu dekripsi 166 !". Sementara itu, Romulus N1 memiliki rata-rata waktu enkripsi 605 !" dan rata-rata waktu dekripsi 607. ......Personal data security is a cybersecurity trend that has captured the world's attention. Governments, practitioners and academics are jointly building personal data security in various communication systems, including IoT. The protocol that is widely used in IoT implementation is MQTT. By default, MQTT does not provide data security features in the form of data encryption. Because of this, a research was carried out on the design of Secure End-to-End Encryption MQTT with Block Cipher-Based Lightweight Cryptography. The protocol is designed by utilizing the Galantucci secret sharing scheme and a lightweight cryptographic algorithm based on a block cipher. The algorithms used include AES-128 GCM mode, GIFT-COFB, Romulus N1 and Tiny JAMBU. Our testing in the Secure End-to-End for MQTT protocol on ARM M4 and ESP8266, show that the fastest performance is produced by Tiny JAMBU, followed by AES-128 Mode GCM, GIFT-COFB and Romulus N1. Our testing in NodeMCU, Tiny JAMBU has an average encryption of 314 microsecond and an average decryption time of 328 microsecond. AES-128 GCM mode has an average encryption time of 571 microsecond and an average decryption time of 584 microsecond. GIFT-COFB has an average encryption time of 1093 microsecond and an average decryption time of 1111 microsecond. Meanwhile, Romulus N1 has an average encryption time of 2159 microsecond and an average decryption time of 2181 microsecond. On STM32L4 discovery, Tiny JAMBU had an average encryption of 81 microsecond and an average decryption time of 85 microsecond. AES-128 GCM mode has an average encryption time of 164 microsecond and an average decryption time of 165 microsecond. GIFT-COFB has an average encryption time of 164 microsecond and an average decryption time of 166 microsecond. Meanwhile, Romulus N1 has an average encryption time of 605 microsecond and an average decryption time of 607 microsecond.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Kusuma Al Arif
Abstrak :
Kebutuhan masyarakat terhadap pemahaman intensitas curah hujan serta distribusi secara spasial dan temporal penting terhadap kewaspadaan kebencanaan. Pengamatan curah hujan yang real-time yang disertai prakiraan dapat menjadi dasar yang kuat untuk membangun sistem peringatan dini, khususnya banjir bandang, di mana dapat diamati dari curah hujan yang sangat tinggi dengan rentang waktu pendek. Sistem pengamatan permukaan untuk unsur curah hujan secara otomatis sudah diterapkan di Indonesia menggunakan tipping bucket. Citra satelit Himawari 9 dapat memberikan gambaran curah hujan secara spasial. Informasi peringatan dini potensi membutuhkan sistem pengiriman dan penerimaan data yang andal menggunakan basis pengiriman data melalui internet dengan berbagai protokol MQTT. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang sistem akuisisi data monitoring curah hujan realtime dari penakar hujan otomatis serta merancang sisem peringatan dini cuaca dengan penimbang citra satelit dalam bentuk website. Penelitian ini mampu memonitor curah hujan secara realtime per sepuluh menit dengan ketersediaan data 94,45% dan dapat meningkat hingga 99,0% dan dapat memberikan peringatan dini dengan tingkat kepercayaan sangat tinggi sebesar 73,59% dan tingkat kepercayaan tinggi sebesar 20,77%. Terdapat peringatan dini dengan tingkat kepercayaan rendah sebesar 4,45% yang diakibatkan oleh hujan lokal dengan skala spasial kurang dari 5x5 km2. Peringatan dini yang dihasilkan ditampilkan dalam antarmuka website. ......The community's need to understand rainfall intensity and its spatial and temporal distribution is important for disaster awareness. Real-time rainfall observations accompanied by forecasts can be a strong basis for building an early warning system, especially for flash floods, where very high rainfall can be observed over a short time span. An automatic surface observation system for rainfall elements has been implemented in Indonesia using a tipping bucket. Himawari 9 satellite imagery can provide a spatial overview of rainfall. Potential early warning information requires a reliable data sending and receiving system using a data transmission base via the internet with various MQTT protocols. The aim of this research is to design a real-time rainfall monitoring data acquisition system from an automatic rain gauge and design a weather early warning system by weighing satellite images in the form of a website. This research is able to monitor rainfall in real time every ten minutes with data availability of 94.45% and can increase to 99.0% and can provide early warning with a very high level of confidence of 73.59% and a high level of confidence of 20.77% . There is an early warning with a low confidence level of 4.45% which is caused by local rain with a spatial scale of less than 5x5 km2. The resulting early warning is displayed in the website interface.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gde Krisna Lingga Aditama
Abstrak :
Stasiun Klimatologi BMKG memiliki tugas pengamatan parameter iklim guna mempelajari kondisi iklim suatu daerah. Parameter iklim yang diukur paling sedikit antara lain suhu dan kelembaban udara di ketinggian 1.2 m, 4 m, 7 m, dan 10 m, arah dan kecepatan angin di ketinggian 4 m, 7 m, dan 10 m, radiasi matahari, tekanan, curah hujan, dan suhu tanah di beberapa kedalaman. AWS dan IKRO merupakan alat otomatis yang digunakan untuk mengukur parameter iklim. Adanya dua buah sistem ini kurang efektif dan efisien, selain itu juga belum dimanfaatkan untuk mengukur seluruh pengamatan parameter iklim yang ada di Stasiun Klimatologi BMKG. Sistem yang ada saat ini juga masih sering mengalami error pengukuran dan permasalahan kelengkapan data yang diterima oleh server. Selain itu belum terdapat alat otomatis untuk melakukan pengukuran suhu tanah di beberapa kedalaman. Penelitian ini bertujuan untuk merancang suatu sistem digitalisasi di stasiun klimatologi yang dapat melakukan pengamatan parameter iklim secara otomatis dengan berbasis internet. Sistem ini dirancang dengan menggunakan satu buah data logger Campbell Scientific CR1000X, sensor meteorologi grade industrial, sistem catu daya dan modem. Data parameter iklim dikirim setiap 1 menit menggunakan protokol MQTT menggunakan broker Amazon AWS IoT Core. Pada sisi client melakukan subscribe data untuk menyimpan data tersebut kedalam database MySQL dan menampilkannya ke dalam Grafana web browser. Informasi parameter iklim dapat diakses darimana saja dan kapan saja selama tersedia jaringan internet. Hasil kalibrasi sensor meteorologi terhadap standar menunjukkan nilai R2 > 0.99. Data logger memproses seluruh task dengan metode Pipeline dan scan rate 19.7 detik/loop. Konsumsi daya sistem dalam 1 hari mencapai 117.67 Wh. Sistem yang dirancang mampu mengirimkan data per menit dengan persentase data terkirim ke server mencapai 99.9%. Hasil pengujian performa antara sistem yang dirancang dengan AWS dan IKRO menunjukkan hasil yang baik dengan nilai R2 > 0.94, sedangkan untuk DCS dan konvensional pada pengukuran suhu tanah menunjukkan nilai R2 > 0.90.  ......The BMKG Climatology Station has the task of observing climate parameters to study the climatic conditions of an area. The climate parameters measured at least include temperature and humidity at an altitude of 1.2 m, 4 m, 7 m, and 10 m, wind direction and speed at an altitude of 4 m, 7 m, and 10 m, solar radiation, pressure, rainfall, and soil temperature at some depth. AWS and IKRO are automated tools used to measure climate parameters. The existence of these two systems is less effective and efficient and has not been used to measure all observations of climate parameters at the BMKG Climatology Station. The current system also often experiences measurement errors and problems with the completeness of the data received by the server. In addition, there is no automatic tool to measure soil temperature at several depths. This study aims to design a digitization system at a climatology station that can make observations of climate parameters automatically based on the internet. This system was designed using a single Campbell Scientific CR1000X data logger, an industrial-grade meteorological sensor, a power supply system, and a modem. Climate parameter data is sent every 1 minute using the MQTT protokol using an Amazon AWS IoT Core broker. On the client side, subscribe to the data to store it in the MySQL database and display it in the Grafana web browser. Climate parameter information can be accessed from anywhere and at any time as long as there is an internet connection. Meteorological sensor calibration results against standards show a value of R2 > 0.99. The data logger processes all tasks using the pipeline method at a scan rate of 19.7 seconds per loop. System power consumption in one day reached 117.67 Wh. The designed system is capable of sending data per minute, with the proportion of data sent to the server reaching 99.9%. The results of performance testing between systems designed with AWS and IKRO showed good results with R2 > 0.94, while DCS and conventional soil temperature measurements showed R2 > 0.90. 
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library