Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
MPLS (Multi Protocol Label Switching) adalah arsltektur network untuk memadukan mekanisme label swapping dengan layer 3 routing agar mempercepat penglriman paket Networlk MPLS terdlri darl label-sWJ1ched path (LSP), yang menghubungkan titlk-tltik yang dlsebut: label switched router (LSR). Setiap LSP dikaltkan dengan sebuah fotwarding equivalence class (FEC}, yang rnerupakan kumpulan paket yang menerima forwarding yang sama disebuah LSR dan FEC lni diidentifikasil
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumbayak, Evan G.
Abstrak :
Penelitian yang dilakukan pada tesis ini adalah menganalisis peningkatan Quality of Service pada jaringan dengan menerapkan teknologi differentiated service (DiffServ) pada jaringan MPLS. Jaringan akan disimulasikan pada GNS3. Teknologi MPLS DiffServ akan dibandingkan dengan jaringan yang menggunakan MPLS biasa dan jaringan IP. Pada tesis ini akan dibuat skenario untuk menganalisis performa jaringan melalui parameter QoS seperti jitter, delay, dan throughput. Pada jaringan akan dilewatkan tiga jenis traffic yaitu HTTP, FTP, dan VoIP. Pada transfer FTP digunakan file dengan ukuran 10 MB dan 1,1 MB. Traffic akan dibuat menggunakan filezilla dan IP SLA. Pengukuran throughput dan delay dilakukan dengan wireshark, sedangkan jitter dilakukan dengan IP SLA. Dalam penelitian ini, saat jaringan hanya di digunakan untuk transfer file, tidak ada perbedaan performa jaringan. Perbedaan performa dapat dilihat ketika salah satu router dimatikan saat transfer file dan jaringan dilewati berbagai traffic. Saat salah satu router dimatikan, MPLS DiffServ lebih cepat melakukan unduhan kembali selama 18,0% pada klien pertama dan 10,6% pada klien kedua dibandingkan OSPF. Pada parameter kerusakan suara (ICPIF) MPLS DiffServ lebih baik 20% dan 25% dibandingkan OSPF pada klien pertama dan kedua. Hasil keseluruhan menunjukkan MPLS DiffServ memberikan QoS yang lebih baik dari jaringan MPLS ataupun OSPF. ......Research conducted in this thesis is to analyze the performance of Quality of Service (QoS) in network by applying differentiated service (DiffServ) on MPLS networks. Networks in this research will be simulated on GNS3. MPLS DiffServ will be compared with network with usual MPLS and IP. At this thesis will be created scenario to analyze network performance via QoS parameter such as jitter, delay and throughput. There are three traffic will pass the networks, HTTP, FTP, and VoIP. FTP transfer use file with size 10 MB and 1,1 MB. Traffic will be created using filezilla and IP SLA. Throughput and delay measure with wireshark, and IP SLA used to measure jitter. In this research, when network is used only for transfer file, there was no difference in network performance. Performance difference can be seen when one router is shutting down when the file transfer and many traffic pass the network. When one router isThe result is turned off, MPLS DiffServ perform faster 18% on first client and 10,6% on second client than OSPF. in damage parameter (ICPIF) MPLS DiffServ better 20% adn 25% compared to OSPF. The overall result showed MPLS Diffserv provides a better QoS than OSPF or MPLS network.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
MPLS hadir sebagai sebuah solusi baru untuk mengatasi permasalahan teknologi IP. MPLS berusaha menjaga kesinambungan hubungan dengan teknologi IP dan teknologi-teknologi lainnya yang hadir sebagai tawaran solusi pemasalahan, seperti teknologi ATM, Frame Relay dan Iain sebagainya.

Semakin kompleksnya persyaratan jenis paket yang terkirim dalam jaringan internet dewasa ini, semakin memberikan gambaran sebuah kebutuhan sumberdaya jaringan yang nyaris sempurna, tanpa ada toleransi kesalahan / kerusakan jalur sedikitpun.

Seiring dengan kemajuan zaman, penemuan dibidang komputer(baik hardware maupun software) maka jaringan komputer pun semakin tangguh. Kesalahan (failure) yang terjadi dalam jaringan komputer sekarang ini paling banyak 10% dari total resource yang ada.

Failure sebaiknya ditiadakan, walaupun dalam kenyataannya tidak mungkin dihilangkan. Apabila failure terjadi maka jaringan komputer tersebut dituntut mampu melakukan park restoration / perbaikan path / pembetulan jalur secepat mungkin, seefektif mungkin sehingga efek negatif pada traffic sangat kecil (diharapkan).

Kunci dari pemulihan kesalahan pada jaringan MPLS adalah untuk meminimalisasi kerusakan data apapun jenis failure-nya. Harapan dalam sebuah pemulihan kesalahan, traffic pada LSP tidak boleh sampai terganggu sama sekali ketika jaringan berusaha untuk dibetulkan.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reny Dwi Wijayanti
Abstrak :
IPv6 sebagai protokol internet generasi mendatang, diharapkan dapat menjadi teknologi IP masa kini dan mendatang untuk mengatasi segala keterbatasan, hambatan yang dihadapi dalam pengembangan dan penerapan layanan baru. Konvergensi sejauh mungkin ke arah teknologi yang berbasis IP sudah tidak dapat dihindari lagi. Dengan ruang alamat sebesar 128 bit, maka IPv6 meningkatkan jumlah alamat IP yang tersedia untuk layanan baru. Dalam penerapannya, Ipv4 pada jaringan MPLS harus dapat diintegrasikan dengan IPv6 untuk kemudian ditingkatkan menjadi IPv6. Pada Skripsi ini dilakukan uji coba performansi jaringan MPLS dalam perbandingannya antara IPv4 dan IPv6 untuk aplikasi FTP. Metode yang dilakukan adalah dengan melakukan studi literatur, perancangan dan implementasi kemudian melakukan pengujian. Parameter-parameter uji yang digunakan adalah delay paket, transfer time dan throughput. Dari hasil pengujian didapatkan delay MPLS IPv4 lebih kecil 92.65% - 98.3% dibanding MPLS IPv6, transfer time MPLS IPv4 lebih cepat 95.26% - 105.15% dibanding jaringan MPLS IPv6, dan throughput MPLS IPv4 lebih besar 96.17% - 96.35% dibanding MPLS IPv6.
IPv6, as a next generation Internet Protocol, is promised to be the IP technology present and for the next future in order to overcome all of limitation and problems faced along the development and implementation of such new services. Converging as deep as possible to the new technology based on IP is can not be avoided. With a 128 bit of addressing, IPv6 increasing the amount of IP addressing that needed by new services. On the implementation,, IPv4 over MPLS network must be integrated with IPv6 protocol then it can be increased to the full IPv6 network. In this final project, we doing performance comparison testbed over MPLS network in comparison with IPv4 and IPv6 packet for FTP application. This testbed is done by literature study, design and implementation then evaluating the network. The test parameter is delay packet, transfer time and throughput. The result show that delay MPLS IPv4 92.65% - 98.3% better than MPLS Ipv6. Transfer time of MPLS IPv4 95.26% - 105.15% quicker than MPLS IPv6 and MPLS IPv4 throughput 96.17% - 96.35% higher than MPLS Ipv6.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51420
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Unused path due to the shortest path first nature of traditional IP routing protocol is identifiel as one of the factors contributing to the congestion of the present internet architecture....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Shelly
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang peningkatan kinerja konstelasi satelit LEO dalam mentransmisikan paket data IP dengan menerapkan sistem jaringan MPLS dengan tambahan fungsi ECN. Simulasi jaringan dilakukan dengan 3 skenario: scenario MPLS, skenario Satelit MPLS, dan skenario Satelit MPLS Dengan Tambahan Fungsi ECN. Hasil simulasi menunjukkan peningkatan kinerja dalam hal peningkatan throughput dan utilisasi, serta penurunan delay pada skenario Satelit MPLS Dengan Tambahan Fungsi ECN dibandingkan dengan skenario Satelit MPLS walaupun tidak melampaui skenario MPLS pendekatan terestrial. ......This thesis focused on the improvement of LEO satellite constellation performance in transmitting IP packet data which implement MPLS networking system with the addition of ECN function. Network simulations conducted within 3 scenarios: MPLS scenario, Satellite MPLS scenario, and Satellite MPLS with Addition of ECN Function scenario. The simulation results demonstrate a performance enhancement in term of throughput and utilization improvement, also delay reduction on Satellite MPLS with Addition of ECN Function scenario compared to Satellite MPLS scenario even though but did not surpass MPLS scenario with terrestrial point of view.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51029
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Firmansyah
Abstrak :
ABSTRAK
MPLS L3VPN adalah salah satu solusi transport yang banyak dipakai oleh operator telekomunikasi, termasuk untuk jaringan Mobile Backhaul. Memasuki era LTE, tren trafik selular mengalami kenaikan signifkan dan juga pergeseran pola trafik. Berbeda dengan 2G dan 3G dimana trafik dari site terkonsentrasi ke BSC maupun RNC, untuk trafik LTE selain mengarah ke SGW dan MME juga terdapat trafik antar eNodeB. Kenaikan trafik dan juga pergeseran pola ini mendorong penyesuaian juga dari sisi transport. Infrastruktur MPLS yang selama ini berada di level Core, mulai diterapkan juga di level akses. Penggunaan jaringan MPLS di level akses ini membuat jaringan MPLS semakin besar. Untuk mendukung skalabilitas, teknologi seamless MPLS mulai diterapkan. Jaringan MPLS pun terdapat dalam beberapa area, yaitu di level akses, agregasi maupun level core. Kompleksitas infrastruktur jaringan yang semakin besar ini berpotensi menimbulkan tantangan tersendiri dalam pengoperasiannya, terutama pada proses penanganan gangguan. Penelitian ini berupaya untuk meningkatkan kualitas manajemen penanganan gangguan, dan memberi kontribusi dengan cara mengidentifikasi hambatan-hambatan yang berpotensi terjadi selama proses penanganan gangguan, serta merumuskan solusi untuk mengatasinya.
ABSTRACT
MPLS L3VPN is one of transport technology that massively implemented by network operator, including for Mobile Backhaul. Entering the LTE era, cellular trafik trends have experienced a significant increase and also a shift in trafik patterns. In contrast to 2G and 3G where trafik from sites is concentrated to BSC and RNC, for LTE trafik in addition to SGW and MME there is also trafik between eNodeB. The increase in trafik and also the shift in this pattern encourage adjustments also in terms of transport. MPLS infrastructure which has been at the core level, has also begun to be implemented at the access level. The use of MPLS networks at this access level makes MPLS networks even bigger. To support scalability, seamless MPLS technology began to be applied. MPLS networks then covering multi areas, in the access level, aggregation and core level. The increasing complexity of network infrastructure has the potential to pose its own challenges in operation, especially in the process of problem handling. This research seeks to improve the quality of problem management, and give contribution by identifying potential obstacles during the process of problem handling, and propose the solutions.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot S.
Abstrak :
Seiring dengan perkembangan teknologi tuntutan akan kualitas layanan dan sekuritas (keamanan) terhadap kerahasiaan informasi yang saling dipertukarkan tersebut semakin meningkat. Sehingga bermunculah berbagai macam cara untuk mengamankan paket yang dilewatkan pada suatu jaringan, diantaranya adalah IPSec, MPLS-VPN, tunneling, kombinasi dan sebagainya yang tidak melupakan QoS. Untuk pengiriman informasi yang bersifat rahasia diperlukan jaringan yang berada pada kondisi top secret, salah satu caranya dengan membangun MPLS-VPN yang di kombinasikan dengan IPSec. Skripsi ini membahas tentang hubungan antara perbandingan dari implementasi enkripsi AES & 3DES pada IPSec di atas MPLSVPN terhadap parameter QoS yang meliputi delay, jitter, dan throughput. Traffic yang di jadikan acuan yaitu UDP dengan RTP yang berbasis codec G.723.1 (audio) dan codec H.263(video), yaitu dengan menggunakan Netmeeting. Pada pengujian diberikan paramater ketika jaringan tidak dibebani. Alasan pemilihan traffic yang digunakan realtime karena saat dan kedepan nanti banyak yang memanfaatkan IPBASED video Telephony. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa pada audio streaming 3DES memberikan QoS lebih baik sebesar 0.03% - 10.78%, sedangkan pada streaming video AES memberikan QoS lebih baik sebesar 2.56 % - 9.36 %, dan pada pengujian transfer data AES juga memberikan QoS lebih baik sebesar 5.24 % - 7.49%.
Along with the development of the technology, demands of the quality of service and security of the confidentiality of the information exchanged in the mutual increasing. So, appear various ways to secure the packet that cross on public network, such as IPSec, MPLS-VPN, tunneling, and so combination QoS. The information is confidential which required a network that is on top secret conditions, one can build with the MPLS-VPN on the combine with IPSec. It discusses the relationship between the comparison of the implementation of AES & 3DES encryption in IPSec on MPLS-VPN QoS parameters, such as delay, delay jitter, and throughput. Traffic in the reference is made to the UDP-based RTP codec G.723.1 (audio) codec and H.263 (video), with using Netmeeting. Those parameters are given in the test when the network is not burdened. Reason of election realtime traffic that is used as the fore later time and take advantage of the many IP-BASED video Telephony. From test results obtained in streaming audio 3DES is better 0.03% - 10.78%, in video streaming AES is better 2.56 % - 9.36 % than 3DES, in testing transfer file AES is better 5.24 % - 7.49% than 3DES.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51473
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Taufik Saputra
Abstrak :
Seiring dengan perkembangan teknologi, banyak layanan multimedia telah dikembangkan di internet. Salah satu dari layanan itu adalah VoIP. Teknologi VoIP sangat menguntungkan karena menggunakan jaringan berbasis IP, sehingga biaya untuk melakukan panggilan jauh lebih efisien daripada menggunakan telepon analog. Masalah keamanan menjadi kebutuhan yang mendasar karena VoIP dikirimkan melewati jaringan publik yang tidak aman, dimana banyak kemungkinan terjadi penyalahgunaan seperti hacking dan data-sniffing. Salah satu cara untuk membangun keamanan dalam jaringan internet adalah dengan menggunakan jaringan Virtual Private Network (VPN). VPN merupakan sebuah jaringan private yang menghubungkan satu node jaringan ke node jaringan lainnya dengan menggunakan jaringan publik. Data akan dienkapsulasi dan dienkripsi agar terjamin kerahasiaannya. Pada tugas akhir ini, data VoIP akan dilewatkan pada jaringan MPLS dengan tunnel IPSec untuk meningkatkan unjuk kerja dan keamanan. Pengujian sistem melibatkan penggunaan 3 jenis codec G.711 , G.729 dan GSM dengan berbagai variasi pengujian untuk mengukur dan menganalisa unjuk kerjanya. Dari hasil pengujian, diketahui codec G.711 memiliki kualitas suara yang paling bagus (MOS = 4.4) tetapi membutuhkan bandwidth yang paling besar (128 Kbps). Codec G.729, membutuhkan bandwidth yang lebih kecil (64 Kbps), dengan nilai MOS 4.1 menghasilkan kualitas suara yang hampir sama bagusnya dengan G.711. Sedangkan codec GSM mempunyai nilai MOS 3.4 kualitas suara tidak terlalu bagus, tetapi membutuhkan bandwidth yang relatif kecil sama seperti G.729 dan codec ini bersifat open source. Untuk keamanan data VoIP, VPN dapat mengamankan data dari ancaman penyalahgunaan. Sebelum menggunakan VPN data VoIP dapat direkam dan di- playback, data payload-nya juga dapat di-capture dan dilihat. Tetapi setelah menggunakan VPN, data VoIP tidak dapat direkam dan payload-nya pun tidak dapat dilihat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada bandwidth yang terbatas (dibawah 128 Kbps) G.729 adalah codec yang paling bagus dan efisien daripada G.711 dan GSM untuk diimplementasikan pada jaringan MPLS dengan tunneling IPSec.
Along with development of technology, many multimedia services have been developed on the Internet. One of these services is VoIP. VoIP technology is very advantageous because it uses IP-based network, so that the cost to make calls much more efficient than using an analog phone. But security problem becomes a fundamental need, because it is transmitted through the Internet as public network that not secure, there're a lot of possibilities of abuses such as hacking and data-sniffing occurred. One of ways to build security over the Internet is by using a Virtual Private Network (VPN). It is a private network that connects one network node to other network nodes using a public network. The data will be encapsulated and encrypted to assure confidentiality. In this final project, VoIP data will be run over MPLS network with IPSec tunneling to increase performance and security. System testing involves the use of three types of codec G.711, G.729 and GSM, with a variety of tests to measure and analyze their performances. From the test results, known that G.711 codec has the best voice quality (MOS = 4.4), but it takes the most bandwidth 128 Kbps. G.729 codec requires a smaller bandwidth 64 Kbps, it has MOS value 4.1 but voice quality almost as good as G.711. Whereas, GSM codec has the smallest MOS value (MOS = 3.4), voice quality is not too good but required bandwidth relatively small as G.729, and it's open source. VPN can secure the VoIP data from the threat of data misuse. Before using VPN, VoIP data can be recorded and played back, it can also be captured its payload and views. But after using VPN, VoIP data cannot be recorded and the payload cannot be seen. Then, it can be concluded that in limited bandwidth (under 128 Kbps) G.729 is the best codec and most efficient than G.711 and GSM to implement in MPLS network with IPSec tunneling.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51300
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wahyuaji
Abstrak :
SD-WAN mengadopsi konsep SDN pada area WAN, yang menyediakan seleksi dinamis WAN untuk merutekan aplikasi melalui jalur virtual terbaik. Dalam penelitian ini, dilakukan studi kasus penggelaran SD-WAN di sebuah perusahaan yang memiliki Kantor Pusat (Pusat Data) dan 39 Kantor Cabang dengan koneksi WAN MPLS redundan. Diketahui bahwa SYN flood telah menjadi masalah utama dalam jaringan WAN tradisional perusahaan. Arsitektur SD-WAN yang terintegrasi dengan WAN optimizer dan dilengkapi dengan firewall terdistribusi virtual diimplementasikan untuk mengatasi masalah ini. Firewall telah dikonfigurasi di Kantor Pusat perusahaan dan diaplikasikan ke semua Kantor Cabang. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa implementasi firewall terdistribusi mengurangi SYN flood dari subnet yang dimitigasi menjadi nol persen, dengan tetap mempertahankan latensi dan throughput jaringan. Terjadi kenaikan latensi sebesar 5,49 persen dan penurunan throuhput sebesar 8,29 persen, tetapi hal ini tidak mengganggu kinerja aplikasi. Dari perspektif ekonomi, perusahaan dapat mengurangi pengeluaran operasional sebesar 63,77 persen untuk lima tahun ke depan dengan menggelar arsitektur SD-WAN. ......SD-WAN adopts the SDN concept in the WAN area, which provides a dynamic WAN selection to route applications over the best virtual path. In this paper, a case of SD-WAN deployment in a company with a Headquarters (data center) and 39 Branch Offices with redundant WAN MPLS connections is examined. It was expressed that the SYN flood has become a major problem in the company's traditional WAN. The SD-WAN architecture which is integrated with WAN optimizer and equipped with a virtual distributed firewall was implemented to overcome this problem. The firewall was configured at the company Headquarters and pushed to all Branch Offices. The measurement results indicate that the implementation of the distributed firewall decreases the SYN flood from mitigated subnet to zero percent, while it maintains network latency and throughput. There is an increase in latency of 5.49 percent and a decrease in throughput of 8.29 percent, but it does not interfere application performance. From an economic perspective, the company will reduce its operational expenditure by 63.77 percent for the next five years by deploying the SD-WAN architecture.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>