Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vera Yulia Harmayanthi
Abstrak :
Disertasi ini membahas strategi positioning multimodalitas iklan sebagai sebuah analisis wacana multimodal iklan jam tangan Bonia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkapkan dan mendeskripsikan gambaran interaksi semiosis moda verbal dan visual yang bersifat persuasif dan dikonstruksi pada iklan jam tangan Bonia di media cetak sebagai sebuah strategi positioning. Penelitian ini merupakan penelitian gabungan exploratory sequential dengan menggunakan 73 data kualitatif berupa wacana iklan jam tangan Bonia di surat kabar Kompas sepanjang tahun 2009 hingga 2018 sebagai data utama dan 61 data responden pembaca iklan jam tangan Bonia di surat kabar harian Kompas wilayah Jakarta sebagai data kuantitatif, yaitu pedukung data utama. Hasil penelitian ini mengungkapkan 3 realitas hubungan partisipan yang terlibat dalam wacana. Masing-masing realitas mengungkapkan fungsi makna berbeda dalam interaksi semiosis moda verbal dan visual sebagai sebuah kesatuan hubungan. Ketiga hubungan secara dominan memperlihatkan, 1) aktivitas partisipan terlibat dalam proses transitivitas tipe relasional dan mental; 2) peran partisipan berada pada pertukaran memberi informasi dalam interaksi pertukaran bentuk deklaratif; dan 3) konstruksi partisipan menciptakan hubungan kepantasan berbeda pada konstruksi tematisasi topikal dan interdependensi kompleks bermuatan positif sebagai tanda baru (final interpretant). Kesatuan hubungan ketiganya menjadi hasil temuan dalam penelitian ini, yaitu positioning partisipan utama jam tangan pada tataran konotasi ditempatkan sebagai sahabat Bonia dan arloji sebagai kekasih Bonia. Keduanya memiliki ciri dan sasaran berbeda. Jam tangan fokus pada warna dan bahannya dengan sasaran dekat, sementara arloji fokus pada desain dan bagiannya dengan sasaran sangat dekat. Hasil penelitian data kuantitatif mengungkapkan lebih lanjut bahwa jarak jangkauan wacana di tingkat final interpretant belum terjangkau oleh jangkauan keterbacaan pembaca. Hal itu dikarenakan, 1) jangkauan pembaca masih berada pada arah jangkauan impression berupa kualitas moda visual desain dan warna tertampil; dan 2) daya persuasif yang melibatkan partisipan utama jam tangan, arloji, Bonia dalam proses transitivitas sebagai tanda bentuk ikon, indeks, dan simbol hanya menempatkan tanda bentuk indeks untuk tampil paling dominan. Daya persuasif hanya ditujukan untuk menjawab kebutuhan dan keinginan konsumen sesuai dengan nilai kualitas yang diharapkan, yaitu berupa nilai afeksi. Rentang penghargaan yang diberikan konsumen pada jangkauan keterbacaan terhadap produsen adalah berada di nilai tengah kelas interval jangkauan keterbacaan pembacanya. Sehubungan dengan hasil penelitian, maka penulis memberi saran bahwa positioning jam tangan dan arloji perlu melakukan ancangan dengan pendekatan ke arah jangkauan dan fokus perhatian pembaca. Moda pada teks verbal dan visual perlu ditempatkan pada center sebagai pusat perhatian dengan persentase sedikit lebih dominan pada moda dalam teks visual. ......This dissertation discusses the multimodality of positioning strategy on advertising. It is as a Bonia’s watch analysis on advertising multimodal discourse. The purposes of this study is to reveal and describe an overview of the semiotic interaction between verbal and visual modes in persuasive function that constructed to Bonia’s watch advertisement in printed media as a positioning strategy. This research is a combined sequential exploratory study using 73 qualitative data of Bonia’s watch advertising discourse in Kompas daily newspaper from 2009 to 2018 as the main data. It is also supported by 61 data of respondents who read Bonia’s watch ads in Kompas daily newspaper at Jakarta area as quantitative data. The results of this study revealed 3 realities of the relationship between participants that involved in discourse. Each reality expresses a different meaning function in the semiotic interaction of verbal and visual modes as a unified relationship. The three relationships dominantly show, 1) participants’ activities are involved in the transitivity process of relational and mental types; 2) the role of participants is in the exchange of providing information in the interaction’s declarative forms; and 3) construction of participant creates a different appropriateness relationship that constructed to topical thematization and complex interdependence with positive charge as a new sign (final interpretant). The unity of those relationships result the findings in this study as the positioning of the main participants which related to watch as product. There are the connotation level being placed the main participant jam tangan as Bonia’s friend and arloji as a Bonia's lover. Both of them have the different characteristics and purposes. jam tangan focus on colors and materials at the close range, while arloji focus on design and its parts at the close range. The results on quantitative data research revealed that the range of discourse as the final interpretant level has not been reached by the readability of readers. This is because, 1) the direction of readers’ readability are still in the ‘impression’ range which focus on the quality of visual design and the display of colour modes; and 2) persuasive power that involved by main participants jam tangan, arloji, Bonia in the transitivity process have signs’ forms as icons, indexes, and symbols where only index forms appearing the most dominant position. Persuasive power is only intended to answer the customers’ needs that accordance to the expected quality value as ‘affective value’. The customers given awards to the readability range of producers is in the middle value of the readers’ readability range. In connection with the results, the author suggests that the positioning of jam tangan and arloji needs to be designed with a strategy that towards to achieving reaches in focus on the aspects of reader's readability. Modes in verbal and visual texts need to be placed in the center as focusing on attention with a slightly more dominant percentage to modes in visual texts.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delvi Fitryana Anisa
Abstrak :
Masalah logistik seperti infrastruktur tidak memadai, biaya logistik yang tinggi dan proporsi penggunaan moda transportasi barang yang masih didominasi oleh angkutan jalan raya menyebabkan kinerja sistem logistik di Indonesia masih belum optimal. Angkutan jalan raya berpotensi untuk dialihkan ke moda alternatif yaitu kereta api (KA) dan memaksimalkan penggunaan KA tersebut. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan model pemilihan moda angkutan barang antara moda rel dan moda jalan raya di Jalur Pantura dengan mengidentifikasi faktor pengaruh dan mengestimasi potensi permintaan moda rel. Potensi perpindahan moda dari moda jalan raya ke moda rel dikembangkan dengan model logit melalui identifikasi faktor pengaruh dan preferensi melalui survei stated preference (SP). Hasil analisis menunjukkan bahwa total biaya pengiriman merupakan variabel yang paling berpengaruh pada model logit yang dihasilkan. Saat selisih total biaya Rp 500.000,00 potensi pengguna KA sebesar 54,74%, sedangkan saat selisih biaya mencapai Rp 7.000.000,00 maka potensi pengguna KA mencapai 93,46%. Sensitifitas perusahaan dalam memilih moda pada setiap nilai selisih total biaya pengiriman adalah sama untuk kedua moda.
Logistics problems such as inadequate of infrastructure, high cost of logistics and the proportion of transportation mode which is still dominated by road mode cause performance of logistics system in Indonesia is still not optimal. Road transport has the potential to be transferred to rail mode and maximizing the utility of rail mode. This study is aimed to develop modal choice model of freight transportation between rail and road mode in Pantura by identifying factors and estimating the potential demand of rail mode. Potential mode transfer from road to rail mode developed by logit model through the identification of influences factors and preferences of user using staded preference (SP) survey. The analysis shows that the difference of shipping total cost is the most influential variable on logit model. When the difference in total cost of both mode is Rp 500.000,00, potential rail users reached 54,74%, whereas the difference in total cost of Rp 7.000.000,00, the potential users will reached 93,46%. The sensitivity of the company in selecting modes on each value of the difference total shipping cost is the same of both mode.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riko Nugraha
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang analisis hukum terhadap kebijakan terhadap Moda 4 (Movement of Natural Person) General Agreement on Trade in Service (GATS) dan kepentingan Indonesia dalam rangka liberalisasi jasa di indonesia serta kesesuaian dengan komitmen dalam (GATS-WTO) khususnya di bidang jasa. Pengaturan liberalisasi jasa di Indonesia (Peraturan nasional-National Regulation) serta komitmen Indonesia dalam Moda 4 General Agreement on Trade in Services (GATS) yang berkaitan dengan liberalisasi di bidang jasa. Kesesuaian dan konsistensi pengaturan jasa di Indonesia terhadap komitmen Indonesia dalam Moda 4 General Agreement on Trade in Service (GATS) di bidang jasa. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif, karena penelitian ini menitik beratkan pada penelitian kepustakaan yang meneliti asas-asas hukum, sistematis hukum, dan sikronisasi hukum dengan jalan menganalisis dan kebijakan yang dilakukan pemerintah terhadap Moda 4 GATS. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode preskiptif kualitatif. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saat ini Indonesia telah membuka jasa Moda 4 untuk asing. Peraturan Nasional Indonesia di bidang jasa khususnya Moda 4 merupakan landasan dalam penentuan komitmen Indonesia dalam GATS-WTO.
The Focus of this thesis is about Analysis Regulaion of Indonesia toward policy of mode 4 (Movement of Natural Person) General Agreement on Trade in Services (GATS) and the interests of Indonesia in the context of liberalization in services in Indonesia and in suitability with the commitments in GATS-WTO, especially in services sector. Setting the liberalization of services in Indonesia (National Regulation) and Indonesia's commitment on Mode 4 General Agreement on Trade in Services (GATS) relating to the liberalization in services. Suitability and consistency of regulation in services in Indonesia towards Indonesia's commitment on Mode 4 General Agreement on Trade in Services (GATS) in the service sector. This research is juridical normative research, because this research focuses on observational studies literature that examines the general principles of law, the law systematically, and synchronization by analyzing the law and government policy on GATS Mode 4. The data obtained were analyzed using prescriptive qualitative methods. From the results of this study indicate that Indonesia has opened up to foreign services. National regulations of Indonesia in telecommunication services, especially Mode 4 is a cornerstone in the determination of Indonesia's commitment on GATS-WTO.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T30468
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 14 (1-4) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Boediono Soedirman
Abstrak :
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya korelasi antara pembangunan jalan raya, yang selalu diikuti perubahan tata guna lahan, dengan kualitas hidup masyarakat. Wilayah kajian penelitian ditetapkan pada Kecamatan Pasar Minggu dan Kecamatan Jagakarsa di wilayah Jakarta Selatan, dan Kota Administratif Depok. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan atau bahan pertimbangan dalam proses perancangan jalan raya, termasuk teknik dan manajemen lalu-lintas, serta pengembangan wilayah pada umumnya. Faktor-faktor yang diteliti dari ketersediaan data sekunder menyangkut empat variabel tata guna lahan (yaitu: lahan perumahan, lahan industri, lahan perdagangan dan jasa, serta lahan pertanian dan tak tergarap); dan lima variabel kualitas hidup masyarakat (yang diwakili oleh faktor-faktor: tingkat pendidikan masyarakat, tingkat kepadatan penduduk, kondisi fisik perumahan masyarakat, penggunaan sumber cahaya/penerangan, dan penggunaan sumber air bersih/minum yang dikonsumsi masyarakat). Sementara itu, dari sisi lapangan melalui teknik wawancara secara langsung untuk memperoleh data primer; maka faktor-faktor yang dianalisis adalah: tingkat pendapatan masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat, bidang pekerjaan utama, sarana perjalanan yang digunakan, peluang mendapatkan pekerjaan, status pemilikan rumah, kondisi fisik rumah, penggunaan sumber cahaya/penerangan, serta penggunaan sumber air bersih/minum. Analisis data sekunder dilakukan dengan uji korelasi r untuk mendapatkan tingkat korelasi. Selanjutnya, untuk menguji hipotesis kerja Ho: r=0 melawan H1: ro; dilakukan uji independensi dengan menggunakan distribusi Student t. Untuk tingkat kepercayaan a, dimana distribusi t yang digunakan mempunyai derajat kebebasan u=(n-2); maka hipotesis kerja Ho dapat diterima bila t(hitungan) berada dalam interval t(tabel). Data primer dianalisis melalui uji independensi antar 2 faktor dengan menggunakan prinsip asosiasi dalam daftar kontingensi (B)aris*(K)olom. Hipotesis H, yang mengindikasikan bahwa kedua faktor bebas statistik, akan ditolak, bila X2(hitungan) ~ X2(tabel) dalam tingkat kepercayaan a dan derajat kebebasan u untuk distribusi x2= (B-I)(K-1). Dalam hal lainnya, hipotesis H dapat diterima. Dinamika tata guna lahan, secara nyata, ditunjukkan pada peruntukan lahan perumahan, lahan perdagangan dan jasa, serta lahan pertanian dan tak tergarap. Kenyataan ini membuktikan, bahwa dengan adanya pembangunan jalan raya sepanjang ruas Pasar Minggu - Depok mengakibatkan peralihan fungsi peruntukan lahan; dari lahan pertanian dan tak tergarap menjadi lahan perumahan dan/atau lahan perdagangan dan jasa. Hal ini dapat dilihat dan tumbuhnya kawasan perumahan (terutama "real estate"); berikut sarana perdagangan dan jasa, yang merupakan kelengkapan koheren dari suatu gejala pengembangan wilayah. Perubahan indikator kualitas hidup masyarakat, secara nyata, dibuktikan melalui variabel tingkat pendidikan masyarakat, variabel tingkat kepadatan penduduk, serta variabel kondisi fisik perumahan masyarakat. Hasil pengujian ini mengindikasikan, bahwa pembangunan jalan raya (yang merupakan pra-sarana fisik dalam pengertian yang mendasar), merupakan faktor pemicu pertambahan penduduk. Bila dikaitkan dengan dinamika tata guna lahan, maka pertambahan penduduk ini merupakan masyarakat yang memperoleh pendidikan baik dan mereka menempati perumahan dengan kondisi fisik yang relatif lebih baik (bangunan permanen). Pelaku perjalanan (dalam hal ini ditinjau dari sarana perjalanan/transportasi yang digunakan), ditentukan oleh tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan bidang pekerjaan yang bersangkutan. Selanjutnya, sarana perjalanan/transportasi yang digunakan berkaitan dengan peluang untuk mendapatkan pekerjaan, status pemilikan rumah, kondisi fisik rumah, dan penggunaan sumber air bersih/minum.
ABSTRACT The aim of this research is to ensure the correlation between highway construction, which is usually followed by the changes of land use pattern, and the quality of life of the community. Study area was limited on Pasar Minggu and Jagakarsa regencies in the southern part of South Jakarta Metropolitan City and Depok Administrative City. This study is expected to yield some useful results for the considerations of highway design, including traffic engineering and management and regional planning purposes. The source of data being studied were of two kinds: the primary and secondary data. The factors studied from secondary data were of four variables of land use pattern (those were classified as: settlement, industrial, business and services, and agriculture and non-utilized land); and five variables of the quality of life of the community (those were represented by: educational level, population density, physical housing condition, electrical facility, and drinking water facility). While, the primary data obtained from field survey through direct interview were as follows: income level, educational level, main job/occupation, transportation/vehicle used, job opportunity, status of house ownership, physical housing condition, electrical facility, and drinking water facility. Data analysis obtained from secondary data were done by using correlation test r to obtain significance level of correlation a. In order to test hypothesis Ho: r=0 versus H1: r-0; an independent test was done by adopting Students t distribution method. For level of significance a and the degree of freedom u=(n-2), the hypothesis H0 could be accepted if t(observed) is between the interval of t(table). The primary data were analyzed by independent test between 2 factors, using the association principles in the L(ine)*(C)olumn contingency list. Hypothesis H, which indicates that two factors are statistically dependent, will be denied when X2(observed) X2(table) with level of significance a and the degree of freedom u for distribution of x2= (B-1)(K-1). On the other cases, hypothesis H could be accepted. The land use dynamics were being significantly showed on the usage of settlement, business and services, agricultural and non-utilized areas. These facts proved that the highway construction along the Pasar Minggu-Depok road resulted in the changes of the land use function; from the agricultural and non-utilized areas to the settlement and/or business and services areas. This phenomenon can also be seen from the growth of the housing area (especially real estate); including the business and services facilities, which are the coherent attribute of an indication of regional planning. The changes on indicators of the quality of life of the community significantly showed by the educational level of community, population density, and physical housing condition variables. The results of the test indicated that the highway construction (as basically physical infra-structure), become a trigger factor for population growth. If it was seen from the land use dynamics, this population growth is the community which is well educated people who live in the houses with relatively having a better physical condition (permanent buildings). The travelers (seen from the transportation/vehicle used) are dependent on their educational level, income level, and their main occupation. Furthermore, the transportation facility used is related to the job opportunity, ownership status of the house, physical housing condition, and drinking water facility.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Wahyu Ramadhani
Abstrak :
ABSTRAK
Tingkat kemiskinan anak yang lebih tinggi dibandingkan tingkat kemiskinan penduduk menunjukkan anak lebih rentan terhadap dampak kemiskinan. Anak-anak yang tumbuh dalam rumah tangga miskin cenderung tidak dapat menikmati berbagai hak dasar dan berpotensi menghambat tumbuh kembangnya. Penelitian dengan data Susenas Provinsi DKI Jakarta memiliki dua tujuan yaitu mengukur tingkat deprivasi hak-hak dasar anak serta menguji faktor karakteristik rumah tangga yang memengaruhi status kemiskinan anak di Provinsi DKI Jakarta. Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama adalah dengan MODA, sementara untuk menjawab tujuan kedua adalah dengan regresi logistik. Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 22.0 menunjukkan tingkat deprivasi terbesar yang dialami oleh anak di Provinsi DKI Jakarta adalah pada dimensi kesehatan dengan 33,41%, diikuti dimensi perumahan sebesar 32,37%, dimensi makanan dan nutrisi dengan 25,92%, kemudian dimensi fasilitas dengan 24,15%, dimensi pendidikan dengan 23,33%, dan yang terendah dimensi perlindungan anak dengan 3,95%. Pengukuran kemiskinan anak dengan metode MODA menunjukkan terdapat 10,25% anak miskin yang terdeprivasi minimal pada 3 dimensi dan 3,56% anak miskin yang terdeprivasi pada minimal 4 dimensi. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa faktor karakteristik rumah tangga yang memengaruhi status kemiskinan anak di Provinsi DKI Jakarta adalah pendidikan kepala rumah tangga, status bekerja ibu, dan jumlah anggota rumah tangga. Kemiskinan anak di Provinsi DKI Jakarta harus segera diatasi, diantaranya dengan memberikan prioritas terhadap dimensi yang memiliki tingkat deprivasi terparah yaitu dimensi kesehatan dan dimensi perumahan. Peningkatan angka imunsasi dasar lengkap pada anak usia balita serta memperbanyak penyediaan hunian vertikal bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dapat menjadi prioritas untuk segera dilaksanakan.
ABSTRACT
Child poverty rates that are higher than population poverty rates indicate that children are more vulnerable to the effects of poverty. Children who grow up in poor households tend to not be able to meet various basic rights and potentially inhibit their growth and development. Research with data from Susenas of DKI Jakarta Province has two objectives namely measuring the level of deprivation of basic rights of children, then testing the factors of household characteristics that influence the child poverty in DKI Jakarta Province. The analytical method used to answer the first objective is MODA, while to answer the second objective is logistic regression. The results of data processing using SPSS 22.0 showed the greatest deprivation rate experienced by children in DKI Jakarta Province was on the health dimension with 33.41%, followed by housing dimensions by 32.37%, food and nutrition dimensions with 25.92%, then dimensions facilities with 24.15%, education dimensions with 23.33%, and the lowest dimensions of child protection with 3.95%. The measurement of child poverty by the MODA method yields a rate of 10.25% of poor children who are minimally deprived of 3 dimensions and 3.56% who are deprived of at least 4 basic rights dimensions. The results of the logistic regression analysis showed that the factors of household characteristics influence the poverty status of children in DKI Jakarta Province are the education of the head of the household, the working status of mothers, and the number of household members. Child poverty in DKI Jakarta Province must be ended immediately through giving priority to dimensions that have the worst levels of deprivation. Increasing the number of complete basic immunizations for children under five years old and increasing the provision of vertical housing for people with middle to lower income can be a priority for immediate implementation.

 

Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2019
T51681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Petrus Aldo Meisto
Abstrak :
Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian tentang faktor-faktor yang mendorong moda transportasi aktif dalam perjalanan sekolah telah menjadi perhatian di sudut pandang publik dan akademik karena terkait dengan kesehatan. Namun, pilihan mode perjalanan untuk perjalanan sekolah di negara-negara berkembang masih belum jelas sejauh ini. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk membangun metode yang representatif untuk memahami bagaimana siswa sekolah dasar berperilaku pada pilihan mode perjalanan ke sekolah berdasarkan transportasi aktif. Metode yang digunakan adalah Theory of Planned Behavior. Analisis data menggunakan metode Structural Equation Modeling untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel laten. Hasil penelitian menunjukkan pada moda berjalan kaki, faktor kemampuan dominan mempengaruhi niat siswa. Sedangkan pada moda bersepeda, perilaku menjadi faktor yang paling mempengaruhi niat siswa. Upaya yang dapat dilakukan dalam peningkatan intensi siswa bertransportasi aktif adalah peningkatan persepsi mereka akan sumberdaya dan pengetahuan mengenai perilaku tersebut. Resiko dan kesulitan dalam berperilaku juga harus diminimalisir.
In recent years, research on factors that encourage active modes of transportation in school travel has been concern in public and academic viewpoints because it is related to health. However, the choice of travel modes for school trips in developing countries are still unclear so far. The main objective of this study is to establish arepresentative method for understanding how elementery school students behave in the choice of travel to school mode based on active transportation. The method used is Theory of Planned Behavior. Data analysis uses the structural Equation Modeling to determine the effect of each laten variables. The results showed that in walking mode, the dominant ability factor influenced students intentions. While in the mode of cycling, behavior becomes a factor that most influances students intentions. The effort that can be made in increasing the intention of active transport students is to increase their perception of resources and knowledge about these behaviors. Risk and difficulties in behaving must also be minimised.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dendi Handiyatmo
Abstrak :
Tujuan studi ini untuk meneliti mobilitas ulang alik dan mempelajari bagaimana faktor-faktor demografi dan sosial-ekonomi mempengaruhi pelaku dalam menggunakan jenis transportasi yang mempunyai pola berbeda pada tiap kawasan metropolitan. Adanya orientasi kegiatan ekonomi dan pemenuhan kebutuhan perkotaan yang terpusat di zona inti metropolitan dan lokasi tempat tinggal yang semakin menjauh menyebabkan penduduk harus melakukan mobilitas ulang alik yang jumlalnya terus meningkat. Data yang digunakan adalah data SUPAS 2005, dengan obyek penelitian penduduk pada kawasan metropolitan berumur 5 tahun keatas yang melakukan mobilitas ulang alik melintasi batas kabupaten/kota. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferens dengan menggunakan multinominal logistik. Variabel bebas yang digunakan: umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, jenis pekerjaan, status migran total, jarak dan klsifikasi daerah tempat tinggal dan variabel terikat: transportasi umum, transportasi pribadi dan berjalan kaki. Temuan dari analisa deskriptif menyimpulkan pada seluruh kawasan metropolitan urutan pertama dalam jumlah penggunaan jenis trasportasi oleh pelaku mobilitas ulang alik adalah transportasi umum (52,9 persen), diurutan kedua transportasi pribadi (46,0 persen) dengan ciri penduduk berumur 30-50 tahun dan urutan terakhir berjalan kaki umumnya dilakukan oleh penduduk 5-11 tahun (],1 person) yang merupakan usia sekolah. Analisis inferens menyimpulkan bahwa dengan bertambahnya umur kecenderungan menggunakan transportasi pribadi lebih besar. Variabel jenis kelamin, status perkawinan dan pendidikan mempunyai pengaruh yang besar dalam penentuan penggunaan transportasi pribadi. Kecenderungan tersebut terdapat pada jenis kelamin laki-laki, mereka yang berstatus kawin dan yang mempunyai jenis pekenjaan kerah putih. Sedangkan komutasi dengan berjalan kaki sangat dipengaruhi oleh jarak tempuh dan pendidikan. Terdapat pola yang berbeda pada tiap kawasan metropolitan, secara umum pelaku mobilitas ulang alik senang menggunakan transportasi umum kecuali di Gerbangkertosusila pilihan pada transportasi pribadi. Hal berbeda pada Bandungraya benjalan kaki lebih menonjol dibandingkan pada metropolitan lainnya. Angka mobilitas tertinggi terdapat pada metropolitan Jabodetabek disusul oleh Mebidang, Bandungraya, Mamminasata, Kedungsepur dan terakhir Gerbangkertosusila. ......This papers is purposed to observe the influx of commuters and the effect of socio demography toward the moda choice of transportation into metropolitan zones in Indonesia. The economic pull factor in metropolitan and residential location in suburb, its affect the increasing of population become commuters. The main source data for analysis is Intercensal Population Survey {SUPAS) 2005 and the unit observation is population aged 5 years and over who have experienced as a commuter. Using method descriptive and inference which is applied multinornial logistics. Based on descriptive analysis found the public transport as the first order (52,9 percent) moda choice commuter in metropolitan area and the second order is private transport (46,0 percent) whom population aged 30-50 years old. While on foots is the last order (l,l percent) whom population 5-ll years old at schooling age. The older commuters have tendency and preference to use a private transportation. Variables which have significant contribution to the transportation type of private moda choice among others are: sex, marital status and education attainment. On contrast, the length of distance and aducation attairunent determined the moda choice on foots. Moda choice in metropolitan area have same pattem to used public transportation excepted Gerbangkertosusila that private transportation become the first order. Bandungraya have difference pattem with on foots are Hanging. Jabodetabek metropolitan area as first orders the mobility rate of commuters and the second order is Mebidang metropolitan area than Bandungraya, Maminasata, Kedungsepur and the last is Gerbangkertosusila.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T32361
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetyadhie
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The aim of this study is to investigate the sea transportation moda in Bontang East of Kalimantan,as a base on Bontang district as Buffer Zone from Kutai Timur Regional.....
JUPERKO
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>