Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mahadewi A. P.
Abstrak :
Perkembangan dunia seluler begitu pesat. Pada saat pertama kali diperkenalkan telepon seluler (ponsel) hanya bisa digunakan untuk layanan suara. Saat ini ponsel sudah bisa digunakan untuk mengirimkan pesan dalam bentuk kambinasi teks gambar, dan suara yang biasa disebut Multimedia Messaging Services (MMS). MMS dapat diimplementasikan pada jaringan generasi kedua, ketiga, maupun IP. PT. Indosat MultiMedia Mobile (JM3) mengimplementastkan MMS dengan mmggunakan General Packet Radio Services (GPRS) sebagai pembawa layanan. Namun yang menjadi permasalahan mendasar pada pengiriman pesan multimedia di PT IM3 adalah jumlah submission dan retrieval yang berbeda. Artinya tidak semua pesan yang sudah sampai di MMSC bisa sampai di terminal yang dituju. Permasalahan ini disebabkan beberapa hal yaitu terminal yang dituju merupakan terminal non-MMS, nomor tujuan tidak dikenal maupun karena keterbatasan jaringan. Permasalahan ini menyebabkan pelanggan merasa dirugikan karena mereka tetap harus kehilangan pulsa untuk pesan yang sampai di MMSC. Untuk mengurangi kerugian pelanggan maka disarankan sistem charging alternatif yang menggunakan informasi dan Call Detail Record (CDR) 224. Sehingga pelanggan hanya membayar ketika pesan mereka sampai di tujuan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jannete H. Malata Silva
Abstrak :
Abstrak
Using Community Organizing Participatory Action Research (COPAR) as the main framework for the multiple data-gathering methods utilizedin the study, the researcher addressed the following objectives: (1) to assessthe educational needs of the Lumad and peasant communities in light of theimplementation of Republic Act 10533, and (2) to developa curriculum that addresses the needs of the Lumad and peasant communitiesconsidering the learning competencies stipulated by RA 10533. Freires methodof education was maximized as participants in the research included men, women,and children who learned toassess their role in their community as agents of change with the goal ofachieving social transformation through education. Still adhering to Freires method of education, the intended curriculum that was designed is simple andeasy to understand, integrative, and perceptive of the social realitiessurrounding the Lumads and other peasant learners. From the state approvedcurriculum, the new alternative curriculum ensured the presence of lessons andactivities with a positive influence on all the aspects of a childs development: physical, emotional, social, linguistic, aesthetic, and cognitivethrough the application of the outcomes-based education (OBE) framework. Curriculumdesign also utilized the Makabayan (nationalist), Makamasa (mass-oriented), andSiyentipiko (scientific) (MMS) orientation, which is based on rooted assessmentof the needs of the community learners. The integration of OBE with MMSframework is expected to result in transformative education that can producelifelong learners who will aspire to be part of national development whilepromoting their identity and the good of their communities. The researchprocess undertaken proved that community immersion provides an opportunity forself reflexivity that can result in a more inclusive curriculum design. Lastly it can be concluded that community organizing in education is a painstaking andendless process of collaborations, which, if purposeful and sustained, canpositively impact the communities.
Depok: Directorate of research and community engagement Universitas Indonesia, 2017
300 AJCE 1:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Sugiantara
Abstrak :
Perkembangan teknologi khususnya teknologi telekomunikasi mengalami inovasi¬inovasi yang terus mengalir dari waktu ke waktu memungkinkan percakapan melalui telepon tanpa kabel atau dikenal dengan telepon selular. Perkembangan teknologi telepon selular dalam beberapa tahun belakangan ini dapat dinilai pesat. Operator berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya (service quality) yang bertujuan menciptakan kepuasan bagi para pelanggan (customer satisfaction) antara lain dengan jalan memberikan layanan nilai tambah (value added service) antara lain: SMS (short messaging service), MMS (multimedia messaging services), browsing dan downloading. Kepuasan pelanggan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan setelah mengkonsumsi suatu produk dengan harapannya sebelum rnengkonsumsi produk yang pada akhirnya akan menimbulkan perasaan puas atau tidak puas. Kepuasan maksimal dicapai oleh pelanggan apabila layanan yang diberikan sesuai dengan harapan pelanggan (customer's expectations), sedangkan ketidakpuasan muncul apabila service yang diberikan masih belum dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh pelanggan. Faktor yang berperan dalam menenlukan tingkat kepuasan pelanggan adalah harapan (expectation) dan persepsi (perceptions) terhadap kinerja kualitas pelayanan (service quality performance) yang diberikan oleh penyedia jasa. Harapan pelanggan dibentuk dan didasari oleh beberapa faktor di antaranya pengalaman masa lampau dan opini teman atau keluarga serta informasi dan janji-janji perusahaan. Berkenaan dengan hal tersebut, perlu kiranya diadakan suatu evaluasi atas upaya value added service yang bertujuan meningkatkan kepuasan pelanggan agar tetap setia dan tertarik kepada produkljasa yang ditawarkan. Hasil evaluasi ini tentunya akan berguna bagi penetapan bauran pemasaran yang dilakukan oleh pihak terkait guna menetapkan program komunikasi, informasi dan pelayanan yang lebih efektif. Harapan pelanggan dapat dikontrol melalui komunikasi dan informasi yang disampaikan oleh para penyedia jasa secara langsung kepada konsumen. Perhatian utamanya adalah kepuasan dari konsumen untuk menjadi atau tetap sebagai pelanggan di layanan selular, dalam hal ini menarik untuk diketahui bagaimana proses terbentuknya harapan atas operator selular. Permasalahan yang diuji dalam penelitian ini adalah menganalisis proses pembentukan harapan pelanggan terhadap fasilitas layanan yang diberikan oleh operator selular, yang dipengaruhi oleh pengalaman pelanggan dan keakraban pelanggan melalui mediator konstruk pemahaman peran pelanggan. Secara lebih terperinci, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: 1. Mengetahui pengaruh dari pengalaman pelanggan terhadap pembentukan pemahaman peran pelanggan. 2. Mengetahui pengaruh dari keakraban pelanggan terhadap pembentukan pemahaman peran pelanggan. 3. Mengetahui pengaruh pemahaman peran pelanggan terhadap pebentukan harapan pelanggan. Hasil pengolahan data menunjukkan hubungan yang signifikan sebagai berikut: 1. Keakraban pelanggan memiliki hubungan yang signifikan terhadap pemahaman peran pelanggan 2. Pemahaman peran pelanggan memiliki hubungan yang signifikan terhadap harapan pelanggan. 3. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman pelanggan dengan pemahaman peran pelanggan. Atas dasar temuan tersebut, penyedia jasa disarankan untuk mengembangkan program bauran komunikasi yang mengarah pada pengendalian harapan seperti misalnya memperkecil tingkat disonansi kognitif. Monitoring terhadap tingkat kepuasan pelanggan, perilaku keluhan dan frekwensi keluhan, bersama-sama dengan perancangan bauran komunikasi yang sesuai dengan target pelanggan, akan sangat membantu dalam proses pemberian informasi yang efektif, mengarah kepada penanaman kepercayaan pelanggan yang berkaitan dengan fungsi dan kinerja perusahaan penyedia jasa.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library