Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferry Gunawan
Abstrak :
ABSTRAK
Era perdagangan bebas berupa pelaksanaan AFTA (Asean Free Trade Area) pada tahun 2003 dan penghapusan MFA (Multi Fibre Arrangement) pada tahun 2005 akan menghilangkan berbagai non tarif barrier seperti subsidi dan proteksi yang selama ini menghalangi perdagangan bebas dan kompetisi yang sehat. Hal ini akan menimbulkan peluang bagi negara eksportir pakaian, termasuk Indonesia. Namun di lain pihak, hal ini juga berarti ancaman bagi industri pakaian jadi Indonesia, jika tidak segera berbenah dan memperbaiki kinerja ekspornya yang selama tahun 1990-an cenderung menurun.

PT. GRI rnerupakan produsen pakaian jadi berkwalitas tinggi dengan porto folio yang terdiri dari 40 merek terkemuka. Dengan reputasi dan pengalaman seÍama 25 tahun di bisnis pakaian jadi, saat ini PT. GRI telah berhasil menguasai lebih dari 60% pangsa pasar domestik untuk pakaian jadi bermerek dan telah mengekspor produknya ke negara-negara: Uni Eropa., Amerika Serikat, Jepang dan negara Asia Pasifik Íainnya. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir nilai penjualan ekspor PT. GRI telah melampaul nilai penjualan domestiknya. Karya akhir ¡ni disusun dengan maksud untuk memberi masukan kepada manajemen dan melengkapi perencanaan PT. GRI dalam rnenyongsong era perdagangan bebas tersebut.

Dari analisa Iingkungan eksternal diketahui bahwa kondisi ekonomi dan politik Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini dapat dikatakan kurang kondusif bagi pemulihan ekonomi Indonesia. Namun jika ditinjau dari dukungan yang diberikan Pemerintah kepada industri padat karya yang berorientasi ekapor serta trend demografis Indonesia. industri pakaian jadi masih memiliki prospek yang cukup baik.

Secara garis besar, peluang yang dapat dimanfaatkan oleh PT. GRI adalah : tingkat konsumsi TPT di Indonesia yang relatif masih rendah serta trend konsumsi produk TPT di pasar global yang cenderung untuk tens meningkat; pelaksanaan AFTA di tahun 2003 dan dihapuskannya MFA tahun 2005; adanya dukungan Pemerintah terhadap peningkatan ekspor non migas; serta berkembangnya cara penjualan dan promosi baru melalui internet. Sedangkan ancaman yang ada antan lain : kenaikan UMR secara berkala; persaingan yang makin meningkat; dan adanya kecenderungan meningkatnya perdagangan pakaian jadi antar negara dalam suatu kelompok regional.

Berdasarkan analisa internal perusahaan dapat disimpulkan bahwa PT. GRI memiliki sumber daya dan kapabilitas yang memadai untuk bersaing, baik di pasar domestik maupun global. Kekuatan yang dimiliki meliputi : pemasaran dan jaringan distribusi yang baik; menguasai pangsa pasar domestik; keberhasilan dalam menembus pasar ekspor kuota dan non kuota; dan hubungan baik dengan buyer. Sedangkan kelemahan-kelemahan yang ada adalah : kurang fokus dalam mengembangkan produk inti; belum memiliki merek sendiri (andalan); rework masih berkisar 1,2%; dan masih kurangnya peran manajemen strategik dalam perencanaan jangka panjang perusahaan.

Bertolak dan kondisi di atas, beberapa alternatif strategi yang dapat diambil oleh PT. GM adalah : (a) meningkatkan produktifitas dan melakukan efiisensi di setiap cost center untuk mengimbangi kenaikan UMR dan kenaikan barga pokok penjualan; (b) melakukan terobosan dengan mencari ceruk pasar (niche market) yang belum terlayani oleh pesaing lain; (c) perlunya corporate planner untuk mengoptimalkan peran manajemen strategik dalam perencanaan jangka panjang perusahaan; (d) memanfaatkan teknologi internet sebagai media promosi dan penjualan; (e) aliansi strategis dengan perusahaan-perusahaan tekstil dan pakaian jadi (apparel) terkemuka di dunia yang alcan menambab bobot pertumbuhan jangka panjang sebagai perusahaan apparel kelas dunia.
2001
T1982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifah Fatimah Azzahra Hardian
Abstrak :
Survei yang diselenggarakan Mckinsey dan Company melaporkan bahwa per Mei 2022, sebanyak 26% masyarakat Indonesia mulai aktif melakukan aktivitas fisik, 32% sudah secara rutin beraktivitas fisik, dan 9% berolahraga dengan lebih intens. Revolusi Industri 4.0 membuat aplikasi fitness yang digunakan untuk melacak performa olahraga masyarakat berkembang secara pesat. Meskipun demikian, minat masyarakat untuk menggunakan aplikasi fitness dalam jangka waktu yang lama masih tergolong rendah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh insentif pada aplikasi fitness (self-monitoring, social support, platform rewards, dan external influence) terhadap niat continuance usage intention pengguna dengan menggunakan efek moderasi jenis kelamin. Penelitian ini menggunakan metode mixed method dan untuk penelitian kuantitatif dilakukan menggunakan data yang didapatkan dari kuesioner daring dengan total 379 responden valid. Kemudian, data tersebut diolah menggunakan software IBM Amos 26 dengan metode Covariance-Based Structural Equation Modeling. Penulis juga melakukan penelitian kualitatif yaitu wawancara terhadap 30 narasumber pengguna aplikasi fitness dan mengolahnya menggunakan thematic analysis. Hasil analisis data menunjukkan bahwa tiga insentif (self-monitoring, platform rewards, dan external influence) kecuali social support berpengaruh terhadap perceived usefulness pengguna aplikasi. Selain itu, jenis kelamin juga terbukti berpengaruh terhadap perilaku pengguna untuk meningkatkan aktivitas fisik mereka. Penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan lebih cenderung termotivasi untuk olahraga karena fitur sosial dan eksternal, sedangkan laki-laki lebih memperhatikan fitur tracking dan challenges atau rewards. Berdasarkan hasil penemuan tersebut, penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam bidang mHealth dan memberikan wawasan bagi para pengembang aplikasi kebugaran dan bermanfaat dalam perkembangan fasilitas olahraga digital di Indonesia. ......A survey conducted by McKinsey and Company revealed that, as of May 2022, 26% of Indonesians have become more active physically, while 32% have established a routine for physical activity, and 9% have intensified their exercise regimen. The rapid development of fitness applications, driven by the Industrial Revolution 4.0, has allowed for the tracking of individuals' athletic performance. However, the long-term adoption of fitness applications among the general population remains relatively low. Consequently, the aim of this research is to examine the impact of incentives (self-monitoring, social support, platform rewards, and external influence) on users' Continuance Usage Intention within fitness applications, with a focus on the moderating effect of gender. The study employs a quantitative approach, utilizing data obtained from a web-based questionnaire administered to a sample of 379 valid respondents. The data is then analyzed using the Covariance-Based Structural Equation Modeling method through IBM Amos 26 software. Additionally, qualitative research was conducted, involving interviews with 30 fitness application users, to gather unique insights pertaining to the proposed hypotheses. The findings indicate that self-monitoring, platform rewards, and external influence significantly influence users' perceived usefulness of the fitness application. Moreover, gender is shown to have a significant influence on user behavior in increasing their physical activity. Specifically, the research demonstrates that females tend to be more motivated to engage in physical activity due to social and external features, whereas males show greater attention to tracking functionalities and challenges or rewards. The result of this research is expected to contribute to the mHealth industry and help mobile fitness app developers to improve the digital exercise facilities'in Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rania Devina Nandini
Abstrak :
Survei yang diselenggarakan Mckinsey dan Company melaporkan bahwa per Mei 2022, sebanyak 26% masyarakat Indonesia mulai aktif melakukan aktivitas fisik, 32% sudah secara rutin beraktivitas fisik, dan 9% berolahraga dengan lebih intens. Revolusi Industri 4.0 membuat aplikasi fitness yang digunakan untuk melacak performa olahraga masyarakat berkembang secara pesat. Meskipun demikian, minat masyarakat untuk menggunakan aplikasi fitness dalam jangka waktu yang lama masih tergolong rendah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh insentif pada aplikasi fitness (self-monitoring, social support, platform rewards, dan external influence) terhadap niat continuance usage intention pengguna dengan menggunakan efek moderasi jenis kelamin. Penelitian ini menggunakan metode mixed method dan untuk penelitian kuantitatif dilakukan menggunakan data yang didapatkan dari kuesioner daring dengan total 379 responden valid. Kemudian, data tersebut diolah menggunakan software IBM Amos 26 dengan metode Covariance-Based Structural Equation Modeling. Penulis juga melakukan penelitian kualitatif yaitu wawancara terhadap 30 narasumber pengguna aplikasi fitness dan mengolahnya menggunakan thematic analysis. Hasil analisis data menunjukkan bahwa tiga insentif (self-monitoring, platform rewards, dan external influence) kecuali social support berpengaruh terhadap perceived usefulness pengguna aplikasi. Selain itu, jenis kelamin juga terbukti berpengaruh terhadap perilaku pengguna untuk meningkatkan aktivitas fisik mereka. Penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan lebih cenderung termotivasi untuk olahraga karena fitur sosial dan eksternal, sedangkan laki-laki lebih memperhatikan fitur tracking dan challenges atau rewards. Berdasarkan hasil penemuan tersebut, penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam bidang mHealth dan memberikan wawasan bagi para pengembang aplikasi kebugaran dan bermanfaat dalam perkembangan fasilitas olahraga digital di Indonesia. ...... A survey conducted by McKinsey and Company revealed that, as of May 2022, 26% of Indonesians have become more active physically, while 32% have established a routine for physical activity, and 9% have intensified their exercise regimen. The rapid development of fitness applications, driven by the Industrial Revolution 4.0, has allowed for the tracking of individuals' athletic performance. However, the long-term adoption of fitness applications among the general population remains relatively low. Consequently, the aim of this research is to examine the impact of incentives (self-monitoring, social support, platform rewards, and external influence) on users' Continuance Usage Intention within fitness applications, with a focus on the moderating effect of gender. The study employs a mixed method approach by utilizing quantitative data obtained from a webbased questionnaire administered to a sample of 379 valid respondents. The data is then analyzed using the Covariance-Based Structural Equation Modeling method through IBM Amos 26 software. Additionally, qualitative research was conducted, involving interviews with 30 fitness application user and was further analyzed using thematic analysis. The findings indicate that self-monitoring, platform rewards, and external influence significantly influence users' perceived usefulness of the fitness application. Moreover, gender is shown to have a significant influence on user behavior in increasing their physical activity. Specifically, the research demonstrates that females tend to be more motivated to engage in physical activity due to social and external features, whereas males show greater attention to tracking functionalities and challenges or rewards. The result of this research is expected to contribute to the mHealth industry and help mobile fitness app developers to improve the digital exercise facilities' quality in Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library