Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Wayan Hero Wantara
Abstrak :

Latar Belakang : Pasien kanker paru sering mengalami pneumonia, hal ini terjadi karena penurunan daya tahan tubuh. Pneumonia menyulitkan penanganan, memperburuk kualitas hidup, mengurangi survival  dan seringkali merupakan penyebab  langsung kematian pasien kanker paru. Penangananan pneumonia pada pasien NSCLC(non small cell lung cancer) dengan antimikroba yang terus menerus tanpa memperhatikan kultur sensisitivitas akan menyebabkan resistensi dari kuman penyebab pneumonia tersebut.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien NSCLC, pola kuman penyebab pneumonia pada pasien NSCLC, dan membandingkan kesintasan pasien NSCLC yang menderita pneumonia yang disebabkan oleh bakteri MDR (multidrug resistance) dengan yang disebabkan oleh bakteri non-MDR.

Metode : Penelitian ini merupakan kohort retrospektif dengan subjek penelitian adalah pasien NSCLC dengan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri MDR dan non-MDR yang dirawat di Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo bulan Januari 2013–Desember 2017. Analisis dilakukan dengan analisis multivariat regressi cox.

Hasil: Setelah dilakukan pemeriksaan kultur BAL(Bronchoalveolar lavage), cairan pleura dan sputum, diperoleh 32 subjek hasil  kulturnya hanya bakteri MDR, 14 subjek  tumbuh bakteri MDR dan non-MDR, dan 23 subjek hanya tumbuh bakteri non-MDR.  Bakteri non- MDR terbanyak penyebab pneumonia pada pasien NSCLC adalah Klebsiella pneumoniae sebanyak 37,3%, sedangkan bakteri MDR yang terbanyak menyebabkan pneumonia pada pasien NSCLC adalah  Acinetobacter baumannii  sebanyak 23,2%. Median survival Pasien NSCLC dengan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri MDR adalah 57 hari(43,707-70,293) sedangkan yang oleh bakteri non-MDR 92 hari(58,772-125,228). 

Simpulan : kesintasan pasien NSCLC dengan pneumonia yang disebabkan  oleh bakteri MDR lebih singkat daripada yang disebabkan oleh bakteri non-MDR.

 


Back Ground: Lung cancer patients often experience pneumonia. This is due to the decrease in body endurance of the patients. Pneumonia complicates treatment, worsens the quality of life, reduces survival and is often a direct cause of death for lung cancer patients. Dealing with pneumonia in non-small cell lung cancer (NSCLC) patients with continuous antimicrobials treatment without regard to culture sensitivity will cause resistance of germs that cause pneumonia.

Objectives: This study aims to study the characteristics of NSCLC patients, the pattern of germs that cause pneumonia in NSCLC patients, and to compare the survival of NSCLC patients suffering from pneumonia caused by MDR (multidrug resistance) bacteria with those caused by non-MDR bacteria.

Methods: This study was a retrospective cohort with research subjects was NSCLC patients with pneumonia caused by MDR and non-MDR bacteria who were treated at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital from January 2013 to December 2017. Analysis was performed with multivariate cox regression analysis.

Results: The results of the culture examination of BAL(Bronchoalveolar lavage), pleural fluid and sputum showed that 32 subjects were infected only from MDR bacteria, 14 subjects infected by both MDR and non MDR bacteria, and 23 subjects were infected by only non MDR bacteria. The most non-MDR bacteria that cause pneumonia in NSCLC patients was Klebsiella pneumoniae as much as 37,3%, while the most MDR bacteria that cause pneumonia in NSCLC patients was Acinetobacter baumannii as much as 23,2%. Median survival of NSCLC patients with pneumonia caused by MDR bacteria was 57 days(43,707-70,293) while those by non-MDR bacteria was 92 days (58,772-125,228).

Conclusions: The survival of NSCLC patients with pneumonia caused by MDR bacteria is shorter than that caused by non-MDR bacteria.

 

Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni
Abstrak :
Insidensi TB di Indonesia menempati urutan kedua terbesar di dunia tahun 2016. Buruknya, sebagian besar provinsi di Indonesia masih belum bisa mencapai target keberhasilan pengobatan tahun 2016, salah satunya DKI Jakarta. Hal ini dapat disebabkan karena banyaknya jumlah putus pengobatan (default treatment). Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk yaitu peningkatan kasus TB MDR. Oleh karena itu faktor yang berhubungan dengan kejadian putus pengobatan perlu identifikasi, namun faktornya bervariasi di berbagai tempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian putus pengobatan pada pasien TB MDR di RSUP Persahabatan tahun 2016-2018. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang menggunakan rekam medis dan wawancara 60 subjek. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi TB MDR dengan riwayat putus pengobatan di RSUP Persahabatan tahun 2016-2018 adalah 16,9%. Berdasarkan analisis bivariat, faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan putus pengobatan adalah perilaku merokok (p=0,008). Melalui analisis multivariat diketahui bahwa hanya perokok sedang yang berhubungan dengan putus pengobatan (p = 0,035, OR = 4,364; KI95% = 1,112-17,128). Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa perokok sedang merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian putus pengobatan TB pada pasien TB MDR. ......TB incidence of Indonesia ranks the second largest in the world in 2016. Poorly, most provinces in Indonesia still cannot reach the target of successful TB treatment in 2016, one of which is DKI Jakarta. This can be caused by the large number of dropouts (treatment default). This finding is worrisome, individuals who default from tuberculosis (TB) treatment experience an increased risk of multi drugs resistance tuberculosis cases. Therefore it is important to identify local risk factors for default and for further research to demonstrate the best programme models for reducing default. This study aims to determine the factors associated with default from TB treatment in multi drugs resistance tuberculosis patients in RSUP Persahabatan in 2016-2018. The study was conducted with a cross-sectional design using medical records and 60 tuberculosis patients were interviewed. The results showed the prevalence of multi drugs resistance tuberculosis with a history of default tb treatment at RSUP Persahabatan in 2016-2018 is 16.9%. Based on bivariate analysis, significant factor associated with default for drug-sensitive TB programmes is smoking behavior (p = 0.008). In multivariate logistic regression, it was found that only moderate smokers were associated with default from treatment (p = 0.035, OR = 4.364; CI95% = 1.112-17.128). From these results it was concluded that moderate smokers were a factor identified to be associated with treatment default in multi drugs resistance tuberculosis patients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Hero Wantara
Abstrak :
Latar Belakang : Pasien kanker paru sering mengalami pneumonia, hal ini terjadi karena penurunan daya tahan tubuh. Pneumonia menyulitkan penanganan, memperburuk kualitas hidup, mengurangi survival dan seringkali merupakan penyebab langsung kematian pasien kanker paru. Penangananan pneumonia pada pasien NSCLC(non small cell lung cancer) dengan antimikroba yang terus menerus tanpa memperhatikan kultur sensisitivitas akan menyebabkan resistensi dari kuman penyebab pneumonia tersebut. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, pola kuman penyebab pneumonia pada pasien NSCLC, dan membandingkan kesintasan pasien NSCLC yang menderita pneumonia yang disebabkan oleh bakteri MDR (multidrug resistance) dengan yang disebabkan oleh bakteri non-MDR. Metode : Penelitian ini merupakan kohort retrospektif dengan subjek penelitian adalah pasien NSCLC dengan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri MDR dan non-MDR yang dirawat di Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo bulan Januari 2013-Desember 2017. Analisis dilakukan dengan analisis multivariat regressi cox. Hasil: Setelah dilakukan pemeriksaan kultur BAL(Bronchoalveolar lavage), cairan pleura dan sputum, diperoleh 32 subjek hasil kulturnya hanya bakteri MDR, 14 subjek tumbuh bakteri MDR dan non-MDR, dan 23 subjek hanya tumbuh bakteri non-MDR. Bakteri non-MDR terbanyak penyebab pneumonia pada pasien NSCLC adalah Klebsiella pneumoniae sebanyak 37,3%, sedangkan bakteri MDR yang terbanyak menyebabkan pneumonia pada pasien NSCLC adalah Acinetobacter baumannii sebanyak 23,2%. Median survival Pasien NSCLC dengan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri MDR adalah 57 hari(43,707- 70,293) sedangkan yang oleh bakteri non-MDR 92 hari(58,772-125,228). Simpulan : kesintasan pasien NSCLC dengan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri MDR lebih singkat daripada yang disebabkan oleh bakteri non-MDR.
Back Ground: Lung cancer patients often experience pneumonia. This is due to the decrease in body endurance of the patients. Pneumonia complicates treatment, worsens the quality of life, reduces survival and is often a direct cause of death for lung cancer patients. Dealing with pneumonia in non-small cell lung cancer (NSCLC) patients with continuous antimicrobials treatment without regard to culture sensitivity will cause resistance of germs that cause pneumonia. Objectives: This study aims to study the pattern of germs that cause pneumonia in NSCLC patients, and to compare the survival of NSCLC patients suffering from pneumonia caused by MDR (multidrug resistance) bacteria with those caused by non-MDR bacteria. Methods: This study was a retrospective cohort with research subjects was NSCLC patients with pneumonia caused by MDR and non-MDR bacteria who were treated at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital from January 2013 to December 2017. Analysis was performed with multivariate cox regression analysis. Results: The results of the culture examination of BAL(Bronchoalveolar lavage), pleural fluid and sputum showed that 32 subjects were infected only from MDR bacteria, 14 subjects infected by both MDR and non MDR bacteria, and 23 subjects were infected by only non MDR bacteria. The most non-MDR bacteria that cause pneumonia in NSCLC patients was Klebsiella pneumoniae as much as 37,3%, while the most MDR bacteria that cause pneumonia in NSCLC patients was Acinetobacter baumannii as much as 23,2%. Median survival of NSCLC patients with pneumonia caused by MDR bacteria was 57 days(43,707-70,293) while those by non-MDR bacteria was 92 days (58,772-125,228). Conclusions: The survival of NSCLC patients with pneumonia caused by MDR bacteria is shorter than that caused by non-MDR bacteria.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Afianti Hasanah
Abstrak :
Indonesia masuk kedalam Negara dengan tiga beban TB tertinggi, salah satunya adalah TB-MDR. Persentase kematian pada pasien TB-MDR selama masa pengobatan di Indonesia melebihi batasan target WHO yaitu 10. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kematian pada pasien Tuberkulosis Multi Drug Resistance TB-MDR selama masa pengobatan di Indonesia tahun 2010-2014. Desain penelitian yang digunakan adalah studi cross sectional menggunakan data sekunder registrasi kohort e-TB Manager Surveilans TB Resistan Obat 2010-2014. Variabel independen pada penelitian ini meliputi faktor kerentanan individu usia, jenis kelamin, komorbid diabetes mellitus, jumlah resistansi OAT, hasil pemeriksaan sputum di awal pengobatan, faktor kerentanan sistem kesehatan riwayat pengobatan TB sebelumnya dan interval inisiasi pengobatan, dan faktor kerentanan sosial wilayah tempat tinggal. Variabel dependen pada penelitian ini adalah hasil akhir kematian pada pasien TB-MDR. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara usia dengan kematian pada pasien TB-MDR selama masa pengobatan. ......Indonesia is one of the countries in three high burden country list, partially MDR TB. The presentation of mortality among MDR TB patients during treatment in Indonesia is above WHO target which is 10. This study aimed to describe the epidemiological and factors associated with mortality among MDR TB patients during treatment in Indonesia from 2010 through 2014. The study was conducted with cross sectional using secondary data cohort registration e TB Manager Surveillance of TB Drugs Resistance 2010 2014. Independent variables of this study were individual vulnerability age, sex, diabetes mellitus comorbidities, number of drugs resistance, initial sputum test, programmatic or institutional vulnerability previous history of TB treatment and interval of treatment, and social vulnerability living status. Dependent variable of this study was the end of treatment result for mortality among MDR TB patients. The results indicated that age associated with mortality among MDR TB patients during treatment.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69650
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftakhul Janan
Abstrak :
Penyakit tuberkulosis adalah penyakit menular yang masih menjadi penyebab utamamasalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Beban penyakit tuberculosis semakinbertambah seiring meningkatnya penemuan kasus TB MDR Tuberkulisi Resistant ObatGanda . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor resiko yangberhubungan dengan peningkatan prevalensi kejadian TB MDR di Kabupaten BrebesTahun 2011-2018. Desain penelitian ini adalah kasus kontrol dengan populasi seluruhpasien tuberkulosis dewasa di Kabupaten Brebes tahun 2017. Jumlah sampel kasus 46dan jumlah sampel kontrol adalah 92. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktorfaktorresiko yang berpengaruh terhadap peningkatan prevalensi kejadian TB-MDR diKabupaten Brebes Tahun 2011-2017 adalah kepatuhan minum obat OR 6,7; 95 CI2,2-19,7 , Riwayat pengobatan TB sebelumnya OR 5,3; 95 CI 1,2-14,1 , dankesesuaian dosis/obat OR 5,2; 95 CI 1,2-22,8 .Penyuluhan atau KIE kepada pasien,keluarga dan atau PMO tentang pentingnya kepatuhan minum obat dan konsekuensiyang timbul akibat dari ketidakpatuhan minum obat sangat penting untukmengendalikanpeningkatan kejadian TB MDR.Kata kunci:Tuberkulosis, TB-MDR, Faktor resiko
Tuberculosis is a contagious disease that is still the main cause of public healthproblems in Indonesia. The burden of tuberculosis is on the rise with the rise of MDRTB Tuberculosis Resistant Drug Double cases. This study aims to determine the riskfactors associated with increasing the prevalence of MDR TB incidence in BrebesDistrict Year 2011 2018. The design of this study was a control case with a populationof all adult tuberculosis patients in Brebes District by 2017. The number of casesamples 46 and the number of control samples was 92. The results showed that riskfactors had an effect on increasing the prevalence of MDR TB incidence in BrebesRegency 2011 2017 is medication adherence OR 6.7, 95 CI 2.2 19.7 , previous TBtreatment history OR 5.3, 95 CI 1.2 14.1 , and dose conformity drug OR 5,2 95 CI 1,2 22,8 . Counseling to patients, families and or PMOs on the importance ofmedication adherence and the consequent consequences of non adherence to takingmedication is essential to control the incidence of MDR TB.Key words Tuberculosis, MDR TB, risk factors.
2018
T51349
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Rukminiati
Abstrak :
Penyebaran Multidrug Resisten Tuberculosis (MDR TB) yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis merupakan perhatian untuk program penaoganan TB. Obat antituberkulosis lini kedua digunakan untuk pengobatan penderita MDR TB. Kami melakukao penelitian tentang Uji kepekaan obat antituberkulosis lini kedua menggunakan media Lowenstein Jensen dibandingkan dengan Mycobacterium Growth Indicator Tube (MGIT 960) sistem. Tiga puluh (30) isola!ba!cteri MDR TB di uji dengan oflokasin, amikasin, dan kanamisin menggunakan MGIT 960 dan baslinya dibandingkan dengan metode proporsi pada media Lowenstein Jensen. Dati basil penelitian didapat 27 isolat (90 %) sensitif teihadap ofloksasin , 21 isolat (70 %) sensitif terbadap antikasin dan 26 isolat (86,6 %) sensitif terhadap kanamisin. Dua isolat merupakan Extensively Drugs Resistance (XDR TB). Waktu untuk uji kepekaan dengan MGIT adalab 9 hari sedaogkan dengan metode proporsi 21 hari. ......The emergence of multidrug resistant tuberculosis (MDR TB) caused by Mycobacterium tuberculosis is real threat for TB control program. Second line drogs was using for person who has MDR TB. The objective of this study was to evaluate the proportion method for testing of Mycobacterium tuberculosis susceptibility to second line drugs compared to the Mycobacterium Growth Indicator Tube (MGJT 960 )System. Thirty MDR TB Isolates were tested for susceptibility to ojloxacin, amikasicin, and kanamycin by MGJT 960, and the result were compared to those obtain with proportion method on Lowenstein Jensen media, considered a reference method. Result for ojloxacin were 27 isolate (90 %) sensitive,21 isolate (70 %) sensitive to amikacin and 26 isolate (86,6 %) sensitive to kanamycin. Two Isolate were Extensively Drug resistance (XDR TB)The time required to obtain result was an average of 9 days by the MGIT and 21days by the reference method.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T29141
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Farihatun
Abstrak :
ABSTRAK
Prevalensi DO pada pasien TB MDR terus meningkat setiap tahunnya di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kejadian DO pada pasien TB MDR di Provinsi DKI Jakarta tahun 2011-2015 berdasarkan faktor risiko umur, jenis kelamin, status HIV, masa pengobatan, kepatuhan berdasarkan tipe pasien, riwayat pengobatan TB sebelumnya, dan jumlah resistansi OAT. Data yang digunakan adalah data sekunder data register kohort e-TB Manager dengan jumlah sampel sebanyak 516 pasien. Desain penelitian studi kuantitatif observational cross sectional. Prevalensi DO pasien TB MDR pada penelitian ini 44.6 yang merupakan prevalensi kasar. Tren prevalensi DO pada penelitian ini cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2011 hingga 2015 dan selalu melebihi angka 10 setiap tahunnya. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk dapat mengurangi jumlah kasus DO pada pasien TB MDR. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan bagi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dalam menjalankan program P2TB yang lebih baik dan tepat sasaran.
ABSTRACT
The prevalence of DO among MDR TB patients increases every year in DKI Jakarta Province. This research aims to analyse DO among MDR TB patients in DKI Jakarta Province in 2011 2015 based on risk factors of age, sex, HIV status, treatment periode, adherence based on type of patients, history of TB treatment, and number of OAT resistance. The data used is secondary data cohort registration e TB Manager with sample of 516 patients. The design study is an observational cross sectional quantitative study. The crude prevalence of DO among MDR TB patients was 44.6. Prevalence tren of DO among MDR TB increases since 2011 untill 2015 and always more than 10 in every year. Therefore, it is necessary efforts that can decrease DO cases among MDR TB patients. This study expected to be a reference for DKI Jakarta Province Health Office in implement P2TB Program and reach target precisely.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Naura Irbah
Abstrak :
Latar Belakang: Anemia diketahui sebagai salah satu komplikasi pada penyakit TB. Konsentrasi hemoglobin yang rendah diasosiasikan dengan keterlambatan waktu konversi kultur sputum pada pasien TB namun hubungannya pada pasien TB MDR masih belum diketahui. Konversi kultur sputum pasien TB MDR dari positif menjadi negatif merupakan prediktor utama indicator keberhasilan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kondisi anemia pada pasien TB MDR dapat memperlambat waku konversi sputum. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi kohort retrospektif dengan metode total sampling untuk memperoleh data pemeriksaan hematologis, status klinis, dan status demografis dari rekam medis pasien TB MDR di RSUP Persahabatan selama tahun 2016. Data mengenai waktu konversi sputum diperoleh dari database online Indonesia, e-TB-Manager, di bawah pengawasan pihak yang berwenang di RSUP Persahabatan. Hasil: Dari seluruh 363 rekam medis, terdapat 201 data yang memenuhi kriteria inklusi dengan keterangan sebanyak 83/118 41.3 mengalami anemia. Analisis data dengan uji kesintasan menunjukkan bahwa status anemia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterlambatan konversi sputum, sedangkan klasifikasi dan jenis anemia tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap proses konversi sputum. Kesimpulan: Kondisi anemia meningkatkan risiko konversi sputum yang lebih lama pada pasien TB MDR dibandingkan dengan pasien tanpa diserta anemia. Oleh karena itu, perlu adanya upaya perbaikan status gizi dan profil hematologis pada pasien TB MDR yang disertai dengan anemia. ......Background: Anemia was known to be the complication of Tuberculosis TB . Low hemoglobin concentration was associated with prolonged time of culture sputum conversion in TB but the association in MDR TB is still unknown. Sputum culture conversion in MDR TB was the main predictor of successful therapy outcome. This study aims to understand whether anemia amongs MDR TB patients could prolong the time for sputum conversion. Method: This retrospective cohort study used total sampling method to obtain hematological laboratory data, clinical status, and demographic status from medical records of MDR TB patients in Persahabatan Hospital during the year of 2016. The time of sputum conversion was obtained from Indonesian online database e TB Manager under supervision of Persahabatan Hospital authorized staffs. Result: Of the 363 medical records within a year, only 201 datas fitted into inclusion criteria in which 83 of 118 MDR TB patients 41.3 have anemia. Survival analysis rate showed a significant rate difference in conversion time based on the anemic status. However, there is no significant relation of classification and types of anemia towards the conversion time. Conclusion: Anemia increased the risk of prolonged time in spuum conversion in MDR TB patients compared to those without anemia. Therefore, there should be an effort in improving the nutritional status and hematological profile in MDRt TB patients with anemia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rossy Virgiani
Abstrak :
TB MDR merupakan masalah yang lebih sulit ditanggulangi dibandingkan dengan TB biasa, hal ini karena pengobatan menjadi lebih lama, lebih mahal dan tingkat keberhasilan pengobatan yang masih kurang. Kasus TB MDR di Kota Sukabumi pertama kali dilaporkan tahun 2012. Selama 5 tahun terakhir jumlah kasus TB MDR yang dilaporkan sebanyak 45 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian TB MDR di Kota Sukabumi tahun 2012 - 2017. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol dengan kasus adalah penderita TB MDR dan control adalah penderita TB BTA (+). Sampel sebesar 45 orang perkelompok diambil dari buku register TB dari tahun 2012 - 2017. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa PMO (p=0.04), riwayat pengobatan TB dengan relaps (p=0,013),  riwayat pengobatan TB dengan gagal (p<0,001) dan fasyankes DOTS (p=0,04) berhubungan dengan kejadian TB MDR. Untuk mencegah terjadinya TB MDR Dinas kesehatan Kota Sukabumi harus melakukan tindakan pencegahan baik dengan sosialisasi dan penyuluhan pada masyarakat, pengadaan pelatihan pada petugas kesehatan yang dipelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta, melakukan monitoring dan evaluasi program TB secara berkelanjutan pada semua pelayanan kesehatan.  Selain itu dinas harus mendorong petugas kesehatan yang ada di Puskesmas untuk memantau faktor risiko TB MDR. ......MDR TB is a more difficult problem than TB, because MDR TB had longer treatment, more expensive treatment and less successful treatment. In Sukabumi, the first case of MDR TB found in 2012, in the last 5 years found cases of MDR as many as 45 cases. This research aims to find the risk factors of MDR TB in Sukabumi City at 2012 -2017. This research used case control study design with cases is TB MDR and control is TB BTA (+) . Number of samples 45 respondents for each group from register TB book. The results its PMO (p = 0.04), a history of relapse treatment (p = 0.013),  a history of failed treatment (p <0.005) and DOTS (p = 0,04) association with  MDR TB. To preventif  MDR TB the Dinas Kesehatan always to conduct prevention efforts both with counseling for community, provision of training for health worker, monitoring and evaluation of sustainable TB program for health service. Dinas Kesehatan has support Puskesmas to observed risk factors of MDR TB.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Iswati
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Eni IswatiProgram Studi : Epidemiologi KomunitasJudul : Hubungan Konversi Kultur Sputum Pada 3 Bulan Pengobatan denganSukses Pengobatan Multi Drug Resistant Tuberculosis TB MDR diIndonesia Tahun 2014-2015 Analisis data e-TB Manager SubditTuberculosis Kemenkes RI Pembimbing : Prof. dr. Nuning Maria Kiptiyah, M.PH, Dr.PHMulti Drug Resistant Tuberculosis TB MDR adalah tuberkulosis yang resistant terhadapobat anti tuberkulosis paling efektif yaitu isoniazid dan rifampisin. Kemenkes RI 2017 menyebutkan bahwa sukses pengobatan TB resisten obat di Indonesia tahun 2016 sebesar65 dan target sukses pengobatan TB resisten obat tahun 2020 adalah 75 . Salah satufaktor yang berhubungan dengan sukses pengobatan TB MDR adalah konversi kultursputum pada 3 bulan pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuihubungan konversi kultur sputum pada 3 bulan pengobatan dengan sukses pengobatanTB MDR di Indonesia tahun 2014-2015. Desain penelitian ini adalah cohortretrospective. Populasi pada penelitian ini adalah kasus TB MDR yang teregistrasi padaaplikasi eTB Manager tahun 2014-2015 yaitu 1.219 kasus. Hasil analisis menunjukkanbahwa variabel riwayat pengobatan TB sebelumnya berinteraksi dengan waktu yaitu padabulan ke-26 sehingga HR pada kasus yang memperoleh hasil pengobatan sebelum 26bulan berbeda dengan HR pada kasus yang memperoleh hasil pengobatan 26 bulan ataulebih. Hasil analisis multivariat dengan cox extended menunjukkan bahwa hubungankonversi kultur sputum pada 3 bulan dengan sukses pengobatan TB MDR memiliki HR4,245 95 CI: 1,347-13,373 setelah dikontrol oleh HIV dan interaksi riwayatpengobatan TB sebelumnya dengan konversi kultur pada 3 bulan pengobatan. Tidakadanya riwayat pengobatan TB menambah efek konversi kultur sputum pada 3 bulansebagai indikator sukses pengobatan TB MDR.Kata kunci:Konversi Kultur, Sukses Pengobatan, TB MDR
ABSTRACT
Name Eni IswatiStudy Program Epidemiologi KomunitasTitle Association of Sputum Culture Conversion at 3 MonthsTreatment with Success Treatment of Multi Drug ResistantTuberculosis MDR TB in Indonesia in 2014 2015 DataAnalysis of e TB Manager Subdit Tuberculosis Ministry ofHealth of RI Counsellor Prof. dr. Nuning Maria Kiptiyah, M.PH, Dr.PHMulti Drug Resistant Tuberculosis MDR TB is tuberculosis that resistant to the mosteffective anti tubeculosis drugs isoniazid and rifampicin. Kemenkes RI 2017 mentionedthat success treatment of resistant TB in Indonesia in 2016 is 65 and target of successtreatment of resistant TB in 2020 is 75 . One of the factors associated with successfulMDR TB was sputum culture conversion at 3 months of treatment. The purpose of thisstudy was to determine the relationship between sputum culture conversion at 3 monthsof treatment with success of MDR TB treatment in Indonesia in 2014 2015. The designof this study was a restrospective cohort. Population in this research is MDR TB casesregistered in e TB Manager application in 2014 2015 that is 1,219 cases. The resultshowed that previous history TB has interaction with time in 26th months so HR in casesthat get outcome before 26 months different with HR in casesthat ger outcome in 26thmonths or more. Multivariate analysis with extended cox showed that association ofsputum culture conversion at 3 months with successful outcome HR 4,245 95 CI 1,347 13,373 after adjusted with HIV and interaction of TB treatment history and cultureconversion at 3 months. The absence of TB treatment history increase sputum cultureconversion effect as indicator success treatment of MDR TB.Key words Culture conversion, success treatment, MDR TB
2018
T49991
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>