Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sihombing, Laura Evelyn R.
"Masyarakat dunia saat ini sedang mengalami suatu perubahan sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang cepat. Perubahan ini terkait dengan fenomena globalisasi, khususnya ekonomi, yang ditandai dengan perdagangan bebas antar negara melalui persaingan tinggi dan tajam, serta tingginya laju teknologi komunikasi dan informasi. Globalisasi menuntut suatu bentuk pembangunan instan (cepat), yang dapat mengakomodasi perluasan investasi modal negara-negara maju di negara dunia ketiga. Hal ini membawa akibat terjadinya urbanisasi dan modernisasi besar-besaran, terutama di kota-kota besar Asia Tenggara.
Sebagai ibukota sekaligus kota terbesar, Jakarta merupakan jendela utama Indonesia dalam sistem ekonomi global. Sejak kemerdekaan Republik Indonesia, pembangunan kota Jakarta telah membawa arus urbanisasi besar dan menjadikannya sebagai tempat agglomerasi terbesar di Indonesia. Menarik untuk disimak, diantara gedung tinggi, mobil mewah, dan jalan lebar bebas hambatan yang terdapat di kota ini, ternyata hampir sekitar 67 persen dari total penduduk Jakarta ditampung dalam kantong-kantong pemukiman padat dan kumuh, yang dikenal dengan kampung. Tanpa memperhitungkan fungsi dan potensinya yang besar bagi kota Jakarta, tempat pemukiman penduduk berpenghasilan rendah ini dianggap mengganggu wajah kota oleh pemerintah dan akibatnya seringkali mengalami penggusuran.
Kampung Luar Batang merupakan salah satu kampung tua di Jakarta. Dari segi letak geografis dan historis kampung ini mempunyai potensi besar, namun pelaksanaan beberapa kebijakan pemerintah yang dilakukan di wilayah sekitar kampung telah membawa dampak buruk bagi kondisi sosio-ekonomi dan lingkungan fisik kampung. Keadaan ini tentunya memperbesar ancaman tergusurnya penduduk kampung yang sebagian besar berpenghasilan rendah. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk memperlihatkan potensi yang dimiliki komunitas kampung Luar Batang, serta pemberdayaan komunitas kampung dalam segi ekonomi dan pengelolaan lingkungan, sehingga kampung tidak lagi dianggap mengganggu wajah kota. Pendekatan konsep modal sosial dipakai dalam penelitian untuk dapat memahami dan menggambarkan berbagai bentuk potensi/modal sosial yang dimiliki oleh komunitas, yang memungkinkan pemberdayaan komunitas kampung.
Janis penelitian ini bersifat dekriptif dan eksplanatif untuk dapat menggali dan memahami berbagai kenyataan/data lapangan, berupa sejarah dan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya kampung, sehingga diperoleh gambaran utuh mengenai bentuk modal sosial yang ada dalam komunitas. Adapun subyek penelitian adalah orang-orang (aktor) dan berbagai kelompok/institusi (formal dan informal) dalam kampung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dalam bentuk studi lapangan (field research) sehingga memberikan kesempatan pada peneliti untuk mengadakan interaksi langsung, interaksi face-to-face dengan penduduk kampung dalam setting lapangan kampung. Sehubungan dengan itu, penelitian ini menekankan data kualitatif, namun jugs data sekunder sebagai pelengkap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan tata guna lahan di sekitar kampung sejak dilaksanakannya proyek Mohammad Hoesni Thamrin (MHT) yang pertama membawa banyak dampak negatif dalam kehidupan sosial, ekonomi, budaya komunitas, serta penurunan kualitas fisik kampung. Temuan lapangan memperlihatkan komunitas kampung memiliki potensi/modal sosial dalam bentuk kelompok keagamaan, ikatan sosial yang erat dan rasa kebersamaan, norma sosial (agama), hubungan timbal-balik, sifat proaktif, serta nilai sejarah kampung yang tinggi dan pengetahuan lokal yang dimiliki komunitas. Namun demikian, modal sosial yang dimiliki komunitas belum mampu membawa penduduk pada suatu taraf hidup yang lebih baik. Hal ini terkait dengan temuan lainnya yang memperlihatkan bahwa akar masalah penduduk Luar Batang saat ini adalah keterbatasan/tiadanya akses terhadap sumber-sumber daya strategis, yang memampukan mereka untuk keluar dari masalah kemiskinan dan buruknya kualitas fisik lingkungan kampung. Dengan demikian modal sosial yang dimiliki dapat digunakan dengan baik.
Melihat kenyataan di lapangan, penulis merekomendasikan pembentukan suatu Forum Warga Kampung sebagai suatu wadah memanfaatkan modal sosial yang dimiliki komunitas. Forum Warga Kampung ini berfungsi sebagai dewan kontrol kampung yang memiliki kompetensi dalam mengelola dan memecahkan berbagai masalah atau konflik yang dihadapi komunitas (baik sosial, budaya, ekonomi, dan politik)."
2001
T7727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Sari Puteri
"Kawasan Luar Batang yang berada pada Wilayah Jakarta utara ini memiliki peran yang cukup signifikan dalam sejarah pertumbuhan kota batavia dan perencanaan kawasan kota lama jakarta pada masa sekarang. Meskipun saat ini kondisi kawasan luar batang tidak begitu terkoodinir dengan baik akibat padatnya perumahan penduduk di sekitar lokasi, serta sistem perairan kanal yang juga tidak terorganisir dengan baik. Dengan kondisi tersebut, Kawasan Luar Batang ini nantinya akan menjadi zona penutup pada  kawasan Wisata Terpadu Jayakarta yang menerapkan konsep Pinisi Educational Coastal Tourism, dengan mempertimbangkan lima aspek yaitu, Aktivitas, Atraksi, Aksesibilitas, Akomodasi, dan Amenitas, serta menggunakan metode drifting dan mapping. Dengan metode tersebut didapatlah bahwa potensi yang dimiliki kawasan ini merupakan cagar budaya tak benda yaitu teknik pembuatan kapal pinisi, yang dikembangkan sebagai potensi wisata berbasis wisata edukasi, yang mengenalkan nilai historis, budaya, dan potensi sumber daya sekitar yang memiliki lima program utama pada kawasan ini, yang salah satunya merupakan Sentral Teater yang memfasilitasi acara adat, event, dan pertunjukkan budaya khususnya di Wilayah Jakarta Utara, yang berperan sebagai akomodasi yang mendukung fasilitas culture centre, dan juga sebagai wadah yang memfasilitasi seluruh the journey of pinisi dengan penempatan corridor of pinisi pada ground floor bangunan, yang ramah terhadap seluruh pengunjung baik itu anak-anak, dewasa, lansia, dan masyarakat kaum difabel. Sehingga mampu menghidupkan kawasan Luar Batang sebagai kawasan wisata yang menarik untuk dikunjungi dan juga membantu meningkatkan kualitas ekonomi sekitar dengan mempekerjakan masyarakat kampung Luar Batang dan sekitarnya.

The Luar Batang Area in the North Jakarta Region has a significant role in the history of the growth of the city of Batavia and the planning of the area of Kota Tua Jakarta at present. Although at present the condition of the Luar Batang is not so well coordinated due to the dense housing of the population around the location, as well as the canal water system which is also not well organized. Under these conditions, the Luar Batang Area will later become a closing zone in the Jayakarta Integrated Tourism area that applies the concept of Pinisi Educational Coastal Tourism, taking into account five aspects namely, Activities, Attractions, Accessibility, Accommodation, and Amity, and using the drifting method and mapping. With these method, it was found that the potential of this region is an intangible cultural heritage, namely the technique of making pinisi ships, which were developed as a tourism tourism-based tourism potentials, which introduce the historical, cultural, and potential resources around which have five main programs in this area, one of which is the Central Theatre which facilitates traditional events, events, and cultural performances, especially in the North Jakarta Region, which acts as an accommodation that supports the culture center facilities, and also as a container that facilitated of the entire journey of pinisi by placing corridor of pinisi on the ground floor building, which can be friendly and accessed comfortly by anyone regardless the age range-children, Adults, Elderly, and Disabled people. So it can be able to turn on the Luar Batang area as an attractive tourist area to visit and also help improve the quality of the surrounding economy by employing the Luar Batang village community and surrounding areas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Fitrisari
"Kawasan Kota Tua merupakan area yang sebagian besar kawasannya terdiri dari kawasan cagar budaya peninggalan masa kolonial Belanda yang di dalamnya terdapat bangunan bersejarah. Untuk itu pemerintah Jakarta melakukan upaya pelestarian dan revitalisasi bangunan-bangunan cagar budaya beserta kawasan Kota Tua secara keseluruhan. Karya tugas akhir ini merupakan sebuah respon terhadap kebijakan pelestarian kawasan Kota Tua tersebut.
Museum Sejarah Pinisi merupakan bagian dari penataan ulang revitalisasi kawasan Luar Batang sebagai tujuan pariwisata yang mendukung kawasan pariwisata cagar budaya Kota Tua. Kawasan ini mengangkat Journey of Pinisi sebgai program utama kawasan sebagai kawasan pariwisata edukasi yang mengedukasi pengunjung tentang Kapal Pinisi dimulai dari proses pembuatannya, sejarahnya, masyarakat penciptanya, hingga perjalanannya sebagai faktor penyokong aktivitas dagang di Kota Batavia pada masa penjajahan Belanda.
Pembuatan kapal pinisi merupakan serangkaian proses yang tidak hanya mencakupp teknik pembuatan saja namun juga beberapa upacara tradisi yang mengiringi berjalannya pembuatan Kapal Pinisi. Serangkaian proses ini merupakan cagar budaya tak benda yang telah ada dan terus dilakukan dalam pembuatan Kapal Pinisi sejak abad ke 16. Namun, semenjak penemuannya hingga saat ini telah banyak terjadi perubahan bentuk dan ukuran pada Kapal Pinisi. Untuk itu Museum Sejarah Pinisi menunjukan bagaimana perubahan bentuk dan ukuran pada Kapal Pinisi tersebut terjadi.

The Kota Tua region is an area that mostly consist of heritage from the Dutch colonial era that have many historical buildings. Therefore, the Jakarta govement is doing an effort to preserve and revitalize the historical buildings and the Kota Tua region as a whole. This final project is a response to that Kota Tua preservation policy.
Pinisi Historical Museum is a part of the redesign of Luar Batang area as a tourist destination that supports Kota Tua. Luar Batang will promote the Journey of Pinisi as the main program of this educational tourism area that educates the visitors about Pinisi ship starting from its manufacturing process, history, community, and journey as one of the supporting factor of Batavias trading activity in the Dutch colonization.
Pinisi ship making is a series of processes that not consist of the manufacturing process and of a series of ceremonies that accompanies the process of manufacturing itself. These processes are one of Indonesian intangible heritage that has been carried out since the 16th century. However the design and size of the
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Suharto, 1944-
"Perubahan penggunaan tanah, rawa-rawa dan atau sawah-sawah pertanian yang lebih sering dikenal dengan alih fungsi lahan menjadi daerah permukiman dan atau kawasan industri (pabrik-pabrik), pusat perkantoran dan bisnis di daerah penelitian ini mempengaruhi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat setempat.
Penelitian ini menelaah dan menganalisa masalah yang berkaitan dengan pekerjaan, pendidikan, pendapatan dan pengeluaran. Apakah telah atau tidak terjadi diferensiasi jenis pekerjaan ? Bagaimana pengaruhpendidikan terhadap jenis pekerjaan dan pendapatan ? Bagaimana arah mobilitas sosial-ekonomi masyarakat ?
Pilihan metode yang digunakan dalam penelitian bersifat deskriptif dan eksplanatif dengan jumlah responden sebanyak 100 Kepala Keluarga (KK). Pengujian hipotesa dilakukan dengan pengaplikasian hubungan variabel-variabel yang dijelaskan melalui tabel silang dua dimensi atau lebih, sedangkan data deskriptif digambarkan melalui tabel frekuensi. Didalam melakukan pengumpulan data digunakan teknik wawancara berstruktur dan teknik pengamatan tidak berstruktur yang bersifat 'non-participant observation'. Adapun metode yang digunakan untuk mengolah dan menganalisa data digunakan perangkat lunak 'Statistical Program for Social Science (SPSS)'.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi diferensiasi pekerjaan yang cukup berarti di kalangan masyarakat nelayan kota, khususnya di Kampung Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, dari jenis pekerjaan nelayan ke jenis pekerjaan bukan nelayan. Tetapi pola mobilitas antar lapisan menunjukkan sebagian besar (73 %) KK tetap pada lapisan yang sama (Bawah-Atas) dan sebanyak 13 % mengalami penurunan jarak pendek (Bawah-Bawah).
Adanya kecenderungan arah mobilitas antar-generasi yang memiliki potensi naik (climbers) dari posisi Bawah-Atas ke Menengah-Bawah (52 %), potensi tetap (stayers) Bawah-Atas 14 %, dan potensi menurun (sinkers) sebesar 34 % Bila dibandingkan dalam kelompok KK, anak pertama KK Nelayan lebih besar (60 %) dibandingkan dengan anak pertama KK Bukan Nelayan (40 %) yang memiliki potensi 'climbers', tetapi berbanding terbalik dengan anak-anak yang memiliki potensi 'sinkers'. Sedangkan yang memiliki potensi 'stayers' berjumlah sama pada kedua anak pertama masing-masing KK.
Untuk arah mobilitas ekonomi disimpulkan bahwa semakin tinggi kelas pendapatan semakin banyak ditempati oleh KK Nelayan. Hal ini memperkuat kenyataan bahwa mobilitas pekerjaan belum tentu diikuti dengan mobilitas ekonomi secara vertikal dalam artian menaik (up-ward).
Pendidikan anak pertama KK Bukan Nelayan relatif lebih baik dari pada anak pertama KK Nelayan, meskipun anak pertama kedua KK pada umumnya relatif lebih baik dari pada orang tua mereka. Adanya korelasi positip antara tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan hanya berlaku pada responden KK Nelayan."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Egin Setya Efendi
"Sebuah bagian dari usulan rancangan baru kawasan kampung Luar Batang yang secara historis memiliki peran yang cukup signifikan dalam pertumbuhan kota Batavia dan perencanaan kawasan Kota Lama Jakarta pada saat sekarang. Kampung Luar Batang adalah salah satu yang masih bertahan diantara sejumlah kampung bersejarah di Jakarta, yang sudah punah digantikan pusat-pusat kegiatan bisnis. Meskipun saat ini kondisi kampung Luar Batang tidak begitu teratur akibat padatnya perumahan penduduk di sekitar lokasi, namun secara garis besar kawasan kampung Luar Batang merupakan salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi. Tipe rumah-rumah nelayan yang dilengkapi oleh berbagai jenis perahu kecil merupakan salah satu objek tersendiri. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengembangan pariwisata yang terintegrasi dengan potensi di sekitar sehingga dapat memperkuat ekistensi kampung Luar Batang di masa mendatang.
Dengan mengangkat ekistensi kapal pinisi sebagai warisan cagar budaya di kawasan, maka Luar Batang Cultural Center ini diperuntukkan sebagai sarana pengetahuan dan pembelajaran seni budaya untuk turis yang berkunjung maupun masyarakat lokal dengan tujuan mempertahankan nilai historis kawasan kampung Luar Batang, implementasinya berupa pameran dan galeri seni, area komunitas dan tentunya kelas budaya dengan terjun langsung mempelajari seni peran, seni musik, seni tari dan lainnya.

A part of the proposal for a new design of Luar Batang village area which historically has a significant role in the growth of the city of Batavia and the planning of the Jakarta Old Town area at present. Luar Batang village is one that still survives among a number of historic villages in Jakarta, which have already become extinct and are replaced by business centers. Even though the condition of the Luar Batang village is not so regular due to the dense housing around the location, in general the Luar Batang village area is one of the interesting places to visit. The type of fishing houses that are equipped by various types of small boats is one of its own objects. Therefore, integrated tourism development efforts are needed with the potential around so that it can strengthen the existence of the Luar Batang village in the future.
By raising the existence of the Pinisi ship as a cultural heritage in the region, Luar Batang Cultural Center is intended as a means of knowledge and learning of cultural arts for tourists who visit and the local community with the aim of maintaining the historical value of the Luar Batang village area, its implementation in the form of exhibitions and art galleries, the community area and of course the culture class by jumping into direct study of acting, music, dance and more.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Oktaviani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi prinsip-prinsip relokasi dalam pelaksanaan relokasi warga di Kawasan Pasar Ikan Luar Batang, Jakarta Utara. Teori yang digunakan adalah prinsip-prinsip relokasi yang dikemukakan oleh Cernea. Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivist melalui pengumpulan data studi lapangan wawancara mendalam dan observasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tiga prinsip relokasi dari Cernea yang menjadi dimensi dalam penelitian ini, yaitu government responsibility, resettler rsquo;s participation dan the host population belum semua indikator dapat terpenuhi dalam pelaksanaan relokasi warga di Kawasan Pasar Ikan Luar Batang Jakarta Utara. Pada dimensi pertama, government responsibility, indikator yang belum terpenuhi di antaranya adalah: penentuan lokasi baru terkait dengan desain dan tata ruang, penentuan lokasi baru terkait dengan fasilitas sarana dan prasarana, kebutuhan finansial untuk membangun kembali kehidupan warga yang terkena dampak relokasi dalam hal soft cost seperti pelatihan. Pada dimensi kedua, resettlers rsquo;s participation, indikator yang belum mampu dipenuhi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di antaranya adalah: sosialisasi dengan warga yang terkena relokasi seperti informasi waktu pelaksanaan relokasi, pemilihan lokasi permukiman baru, prosedur kompensasi, hak-hak pemukim, dan partisipasi melalui pemimpin formal, informal dan organisasi non pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan relokasi. Pada dimensi ketiga, the host population, dapat disimpulkan bahwa semua indikator di dalamnya telah terpenuhi.

ABSTRACT
This research aims to describe about implementation of the relocation principles in the resident relocation in Pasar Ikan Luar Batang Area North Jakarta. Theory that used in this research is the relocation principles by Cernea. This research uses post positivist approach by field study of collecting data in depth interview and observation and literature study. Based on this research, the three principles of Cernea that become dimensions in this research, government responsibility, resettler rsquo s participation and the host population, cannot be met entirely by the provincial government of DKI Jakarta in the Resident Relocation in Pasar Ikan Luar Batang Area, North Jakarta. The first dimension, government responsibility, indicators that cannot be met are determination of the new location associated with design and layout, determination of the new location associated with facilities and infrastructures, financial needs to rebuild the lives of the residents affected by relocation in terms of soft cost such as training. The second dimension, resettlers rsquo s participation, indicators that can not be met are socialization with residents affected by the relocation as the time information to relocate, the recovery of the new settlement, procedure of compensation, the rights of the settlers, and participation by informal, formal and non government organization leader in the planning and implementation of the relocation. The third dimension, the host population, can be concluded that all indicators have been met."
2017
S66298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library