Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Juniar Putri
Abstrak :
Logam berat merupakan unsur kimia yang mempunyal sifat racun (toksik) terhadap hewan dan manusia (zootoxiclty), juga tumbuhan (fitotoxiclty). Sebuah penemuan yang turut berperan panting daiam mengatasi pencemaran lingkungan oleh logam berat adalah dengan ditemukannya mineral zeolit. Dengan kemampuan adsorpsi dan.desorpsi serta pertukaran ion yang dimiliki zeolit, ia dapat digunakan untuk menyerap logam-logam berat pencemar. |V\»LIK pERPUSTAKft&N fmipa-u I Penelitian ini menggunakan aktivasi dengan basa dan impregnasi dengan mangan serta KMn04 dalam memodifikasi zeolit untuk menyerap logam berat yaitu kobalt (Co), timbal (Pb), dan krom (Cr). Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh aktivasi basa dan impregnasi mangan dan KMn04 ' ; tersebut pada daya serap zeolit alam bayah terhadap logam berat Co^"*", Cr^"",, dan Pb^"". Ketiga unsur tersebut merupakan logam berat yang berbahaya karena mempunyal efek buruk pada kesehatan. Zeolit dimodifikasi dengan berbagai jenis perlakuan. Yaitu zeolit tanpa perlakuan (Zo), zeolit yang hanya teraktivasi (Za), zeolit tanpa aktivasi dengan impregnasi (Zoi), zeolit teraktivasi dan terimpregnasi (Zai), zeolit tanpa aktivasi yang diimpregnasi dan dioksidasi (Zoix). dan zeolit yang diaktivasi, diimpregnasi dan dioksidasi (Zaix) n Aktivasi basa menggunakan NaOH yang optimum pada kondisi ukuran zeolit 150 mesh dan perbandingan antara berat zeolit (g) dengan volume NaOH (ml) yaitu 1:4. Impregnasi zeolit menggunakan MnCl2.4H20 2M, kemudian oksidasi mangan zeolit menggunakan KMn04 0,5 % dalam suasana basa yang dibuat melalui penambahan KOH 1,25 M dengan perbandingan volume 1:1 dengan volume KMn04. Zeolit dengan berbagai jenis perlakuan tersebut kemudian digunakan untuk menyerap logam berat Cr(lll), Co(ll), dan Pb(ll) dengan mengalirkan masing-masing 10 ppm atau dalam mek : 576,92 x 10"^; 338,98 x 10"^ ; dan 96 X 10'® mek melalui kolom berdiameter 10 mm. Zeolit dengan perlakuan aktivasi, impregnasi, dan oksidasi menunjukkan kondisi paling baik karena mampu menyerap seluruh logam berat yang melewatinya, dan dapat meminimalisir mangan yang terdesorpsi dari zeolit. Bahkan, untuk zeolit yang digunakan untuk menyerap Cr(lll) dan Pb(li) tidak ditemukan adanya mangan yang terdesorpsi. Proses yang terjadi dalam penyerapan logam berat ini adalah sebagian kecil pertukaran kation dan sebagian besarnya adsorpsi (penjerapan) logam dalam rongga zeolit yang telah diimpregnasi oleh oksida mangan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusyda Maheswara
Abstrak :
ABSTRAK Pemanfaatan kembali sampah organik untuk dijadikan kompos menggunakan mikroorganisme berpotensi menjadi solusi untuk mengurangi jumlah timbulan sampah domestik yang terus meningkat seiring dengan penambahan penduduk. Namun analisis risiko terhadap pemanfaatan tersebut menjadi krusial akibat adanya kandungan sampah B3 yang tercampur di dalam sampah domestik yang akan dijadikan sebagai bahan dasar kompos. Kompos yang terkontaminasi tersebut apabila digunakan dapat memicu risiko baik kanker dan non kanker apabila tanaman tersebut dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan mengkuantifikasi risiko kanker dan non kanker dari logam berat yang terkandung pada timbulan sampah di wilayah Cikini Kramat, Kecamatan Menteng dan wilayah Gedong Pompa, Kecamatan Penjaringan. Penelitian ini bersifat kualitatif dalam penentuan karakterisasi risiko dengan menggunakan analisis kuantitatif dengan metode analisis Monte Carlo. Untuk memperoleh data kuantitatif dilakukan pengukuran terhadap konsentrasi logam berat dari timbulan sampah organik pada kedua wilayah dan data sekunder IFLS 2014. Terdeteksi logam berat As dengan konsentrasi 1,37 mg/kg dan logam berat Pb dengan konsentrasi 4,49 mg/kg pada timbulan sampah organik wilayah Gedong Pompa, dan logam berat Hg dengan konsentrasi 0,46 mg/kg pada timbulan sampah organik wilayah Cikini Kramat. Dari 10.000 simulasi yang dilakukan hasil analisis risiko kanker menunjukan persentase terbesar risiko kanker tinggi oleh logam As sebesar 66,68% dan risiko kanker menengah oleh logam berat Pb sebesar 59,63%, sedangkan untuk risiko non kanker rendah oleh logam berat As sebesar 68,78%, risiko non kanker rendah oleh logam berat Pb sebesar 94,6% dan risiko non kanker tinggi oleh logam berat Hg sebesar 74,39%.
ABSTRACT The reuse of organic waste to be composted using microorganisms has the potential to be a solution to reduce the amount of domestic waste generation that continues to increase with population growth. However, the risk analysis of the utilization becomes crucial due to the presence of hazardous waste content mixed in domestic waste which will be used as compost base material. Contaminated compost when used can trigger a risk of both cancer and non-cancer if the plant is consumed. This study aims to quantify the risk of cancer and non-cancer from heavy metals contained in waste generation in the Cikini Kramat area, Menteng District and Gedong Pompa, Penjaringan District. This research is qualitative in determining risk characterization using quantitative analysis with the Monte Carlo analysis method. To obtain quantitative data, measurements were made of heavy metal concentrations from organic waste generation in both regions and secondary data from 2014 IFSL. Detected heavy metal As with a concentration of 1.37 mg / kg and Pb heavy metal with a concentration of 4.49 mg / kg in organic waste generation. Gedong Pompa area, and heavy metal Hg with a concentration of 0.46 mg / kg in organic waste generation in the Cikini Kramat area. From 10,000 simulations carried out the results of cancer risk analysis showed the largest percentage of high cancer risk by As metals was 66.68% and medium cancer risk by heavy metals Pb was 59.63%, whereas for low non-cancer risk by heavy metals As was 68, 78%, the risk of non-cancer is low by Pb heavy metals by 94.6% and the risk of non-cancer is high by heavy metal Hg of 74.39%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mubaher Sidiq
Abstrak :
Suatu industri pengolahan biasanya tidak terlepag dari permasalahan limbah yang berkaitan dengan kualitas lingkungan hidup. Masalah iingkungan rnerupakan hal yang mutlak harus diperhatikan oleh sebuah industri pengolahan, dikarenakan tuntutan standar baku mutu lingkungan yang harus dipenuhi oleh sebuah industri. Salah satu jenis limbah yang menjadi sorotan masyarakat adalah limbah logam berat yang beracun dan berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Limbah logam berat yang beracun dapat bempa Cr(VI), Pb dan Hg Serta limbah logam berat yang rnempunyai nilai strategis dan ekonomis yang tinggi seperti platina (Pt), emas (Au), Rh, Ag, dan Pd. Dalam penelitian ini dilakukan preparasi katalis TiO2-SiO; dan PUTiO2 yang digunakan untuk melakukan uji reduksi Cr(\/I) menjadi Cr(Ill). Beberapa parameter yang diuji dan diteliti meliputi variasi jenis katalis, sistem fotoreaktor, efek penambahan metanol. Kemudian dilakukan pula reduksi Cr(VI) dari berbagai jenis limbah antara lain; limbah sintetis, limbah praktikum dan limbah industri elektroplating. Dari hasil penelitian didapat bahwa katalis serbuk TiO2 Degussa P25 memiliki aktivitas tertinggi dalam mereduksi Cr(Vl) dibandingkan dengan katalis hasil preparasi (TiO2-SiO2_ CuO/Ti02 dan Pt/TiO2). Pcnambahan dua reaktor yang disusun secara seri dengan penggunaan konsenirasi katalis 3 g/lt tiap reaktor dapat meningkatkan nilai konversi dari 25% menjadi 98%. Untuk penggunaan konsentrasi katalis lg/It tiap reaktor dengan jumlah reaktor 3 buah didapat nilai konversi sebesar 36% dan penambahan metanol sebesar 10% dapat memberikan efck positif terhadap proses reduksi Cr(VI) sehingga diperoleh konversi sebesar 99%. Limbah elelctroplating dengan konsentrasi Cr(VI) 40 ppm dapat tereduksi hingga dibawah ambang batas maksimum (0,05 ppm) dalam waktu 5 jam dan bila konsentvasi Cr(VI) dibawah 5 ppm maka dalam waktu kurang dari 30 menit ambang batas tersebut dapat dicapai.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49357
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monalisa Afrida
Abstrak :
Ligan 4?-(2-thienyl)-2,2?-6?,2?-terpyridine telah berhasil disintesis menggunakan metode Kröhnke. Hasil yang diperoleh berupa padatan kuning sebesar 34 % dan dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Visible, spektrofotometer IR dan Spektrometer NMR. Ligan kemudian dikompleksasi dengan ion Zn2+ membentuk kompleks [Zn(4?-(2-thienyl)-2,2?:6?,2?-terpyridine)(NO3)2]. Aplikasi senyawa kompleks ini sebagai fluorosensor tipe on-off untuk logam berat dilakukan dengan menggunakan spektrofluorometer. Hasil studi menunjukkan bahwa senyawa kompleks [Zn(4?-(2 thienyl)-2,2?:6?,2?-terpyridine)(NO3)2] dapat dijadikan fluorosensor untuk ion Cu2+ karena penambahan ion ini menyebabkan penurunan intensitas fluoresensi dan pergeseran puncak serapan maksimum senyawa kompleks secara signifikan dibanding ion-ion logam lain seperti Mn2+, Fe2+, Co2+, Ni2+, Cd2+ dan Hg2+. Hal ini diperkirakan dapat terjadi karena kestabilan logam Cu dan ligan 4?- (2-thienyl)-2,2?-6?,2?-terpyridine yang lebih tinggi daripada senyawa kompleks [Zn(4?-(2-thienyl)-2,2?:6?,2?-terpyridine)(NO3)2] sehingga penambahan ion Cu2+ dapat mensubtitusi atom pusat senyawa kompleks tersebut dan menghasilkan senyawa baru yang bersifat non-fluoresens. Senyawa kompleks [Zn(4?-(2-thienyl)- 2,2?:6?,2?-terpyridine)(NO3)2] dapat mendeteksi ion Cu2+ secara selektif hingga konsentrasi 10-6 M.
Ligand 4?-(2-thienyl)-2,2?:6?,2?-terpyridine has been synthesized using Kröhnke method. The solid yellow precipitate was 34 % and characterized by UV-Visible spectrophotometer, Infrared spectrophotometer and NMR spectrometer. This ligand has been coordinated to Zn2+ ion to form [Zn(4?-(2-thienyl)-2,2?:6?,2?- terpyridine)(NO3)2] complex. The application of this complex as on-off fluorosensor for heavy metal was studied by using spectrofluorometer. This study revealed that [Zn(4?-(2-thienyl)-2,2?:6?,2?-terpyridine)(NO3)2] complex can be used as fluorosensor for Cu2+ ion since this ion quenched the fluorescence intensity and shifted the fluorescence maxima of the complex significantly compared to other metal ions such as Mn2+, Fe2+, Co2+, Ni2+, Cd2+ dan Hg2+. The fluorescence shift is happened due to the complex stability of Cu complex is higher than Zn complex. Therefore, the addition of this metal can substitute the central atom of the complex and form the new non-fluorescent compound. [Zn(4?-(2-thienyl)-2,2?:6?,2?- terpyridine)(NO3)2] complex can detect Cu2+ ion selectively up to concentration 10-6 M.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poudra Agusta Raindra Wardana
Abstrak :
Latar Belakang: Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia yang insidennya terus meningkat. Pajanan logam berat diketahui mempunyai efek gangguan kesehatan apabila terpajan dalam konsentrasi yang cukup, termasuk gangguan sistem kardiovaskular. Pajanan logam berat merupakan risiko yang harus dihadapi banyak pekerja. Pekerja sektor informal merupakan kelompok pekerja yang kurang mendapat perlindungan, sehingga lebih berisiko untuk mengalami gangguan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara pajanan logam berat terhadap peningkatan skor Framingham pada pekerja sektor informal.Metode: Desain penelitian adalah cross sectional, dengan jumlah sampel 96 pekerja informal laki laki yang dipilih secara konsekutif, di area pinggir jalan raya. Pada seluruh sampel dilakukan pemeriksaan kadar logam kadmium, kromium dan timbal dalam darah serta pemeriksaan laboratorium lainnya yang diperlukan untuk menghitung skor Framingham.Hasil : Kadar logam kromium dan timbal dalam darah pada semua menunjukkan nilai di bawah Indeks Pajanan Biologis IPB , sedangkan kadar Kadmium pada 5 pekerja menunjukkan nilai di atas IPB. Ada 13 pekerja 13,5 yang Skor Framingham termasuk golongan risiko tinggi. Ditemukan hubungan bermakna antara pajanan kadmium dengan skor Framingham OR 12,15, 95 CI 1,80-81,72 , serta adanya korelasi lemah yang signifikan dengan nilai r pearson sebesar 0,23. Tidak ditemukan adanya hubungan kadar logam lainnya, faktor individu dan faktor pekerjaan lain dengan skor Framingham.Kesimpulan: Pajanan logam Kadmium di atas IPB meningkatkan risiko skor Framingham tinggi sebesar 12 kali, meskipun korelasi lemah 23,5 . Pajanan logam berat kromium dan timbal tidak ditemukan hubungan dengan peningkatan skor Framingham.
Background Coronary Artery Disease is the number one cause of death globally more people die annually from Coronary Artery Disease. Heavy metal exposure has proven to be a major threat to health risk, including cardiovascular disorders at sufficient concentration. Many workers are exposed to heavy metals and informal workers belong to the unprotected population, therefore are at higher risk to have health problems. The aim of this study is to know the relationship between heavy metal cadmium, chromium, lead exposure and risk of coronary heart disesase using Framingham score among informal workers.Method The design of this study was cross sectional with 96 informal workers as sample. Cadmium, Chromium and Lead blood levels were measured and other laboratorium examination was conducted that are needed to calculate the Framingham Score.Results Chromium and Lead blood levels, were all below their Biologic Exposure Index BEI , 5 workers had Cadmium blood above the BEI , 13 workers had a high risk Framingham score 13,5 . Framingham risk score was significantly associated with Cadmium exposure with OR 12,15 , 95 CI 1,80 81,72. Pearson correlation between blood cadmium and Framingham score was significant with r 23,5 weak correlation .Conclusion A positive correlation was found between blood cadmium with Framingham score 23,5 . Chromium ad Lead blood levels had no association with Framingham score.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Afdhal Adidharma
Abstrak :
Logam Berat merupakan jenis pencemar di perairan yang berkaitan erat dengan Total Padatan Tersuspensi (TSS). Eratnya hubungan dari kedua parameter tersebut dapat menjadi potensi dalam menilai secara tidak langsung logam berat di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara TSS dan berat Nikel (Ni) dan Tembaga (Cu) yang terikat didalamnya, kemudian distribusi TSS di perairan diestimasi menggunakan teknik penginderaan jauh untuk menggambarkan secara tidak langsung distribusi kedua logam berat tersebut, dan mengetahui pengaruh dari parameter perairan terhadap distribusi kandungan TSS dan logam berat. Penelitian ini dimulai dengan pengambilan sampel yang dilakukan pada 31 Maret – 1 April 2023 di 36 titik sampling yang telah ditentukan. Sampel air dianalisis kandungan TSS-nya menggunakan metode gravimetri serta kandungan logam berat Ni dan Cu yang terikat dalam TSS tersebut dianalisis menggunakan metode Inductively Coupled Plasma - Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). Parameter perairan yang mencakup kedalaman, arus, gelombang, pasang surut, suhu, pH dan salinitas diukur dan dianalisis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kandungan dan pola sebaran TSS maupun logam berat di perairan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan TSS berkisar antara 6 hingga 45 mg/l, dimana kandungan tertinggi ditemukan di sekitar daerah pertambangan di Desa Tapuemea dan muara Sungai Lasolo. Kandungan logam berat Ni dan Cu masing masing berkisar antara 0,03 – 0,1 mg/kg dan 0,006 – 0,5 mg/kg. Secara spasial, kedua logam tersebut sama-sama ditemukan tertinggi pada perairan yang jauh dari area pertambangan yaitu di pesisir Kelurahan Molawe. Pola sebaran spasial parameter TSS dan logam berat yang tidak menunjukkan korelasi mengindikasikan bahwa sebaran TSS tidak dapat menggambarkan secara tidak langsung langsung pola sebaran logam berat di Teluk Lasolo. Berdasarkan hasil analisis statistik, distribusi TSS dipengaruhi oleh pH air, logam berat Ni dipengaruhi oleh arus dan Cu tidak dipengaruhi oleh seluruh parameter. Hasil pemodelan spasial menunjukkan dugaan bahwa gelombang dan pasang surut memiliki pengaruh dalam distribusi TSS dan logam berat. ......Heavy metals are a type of pollutant in water closely related to Total Suspended Solids (TSS). The close relationship between these two parameters can be a potential indirect assessment of heavy metals in water. This research aims to determine the relationship between TSS and the weight of Nickel (Ni) and Copper (Cu) bound within it. Additionally, the distribution of TSS in water is estimated using remote sensing techniques to indirectly depict the distribution of these heavy metals. The study also aims to identify the influence of water parameters on the distribution of TSS and heavy metals. The research began with sampling on 31 March – 1 April 2023, at 36 predetermined sampling points. Water samples were analyzed for TSS content using gravimetric methods, and the content of Ni and Cu bound in TSS was analyzed using Inductively Coupled Plasma - Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). Water parameters, including depth, current, waves, tides, temperature, pH, and salinity, were measured and analyzed to determine their influence on the content and distribution patterns of TSS and heavy metals in water. The results showed that TSS content ranged from 6 to 45 mg/l, with the highest content found around mining areas such as jetty in Tapuemea Village and the mouth of the Lasolo River. The content of heavy metals Ni and Cu ranged from 0.03 to 0.1 mg/kg and 0.006 to 0.5 mg/kg, respectively. Spatially, both metals were found highest in waters far from mining areas, specifically in the coastal area of Molawe Village. The spatial distribution pattern of TSS and heavy metals, which did not show correlation, indicates that the TSS distribution cannot directly depict the spatial distribution pattern of heavy metals in Teluk Lasolo. Based on statistical analysis, TSS distribution is influenced by water pH, Ni is influenced by currents, and Cu is not influenced by any parameter. Spatial modeling results suggest that waves and tides have an impact on the distribution of TSS and heavy metals.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Afdhal Adidharma
Abstrak :
Logam Berat merupakan jenis pencemar di perairan yang berkaitan erat dengan Total Padatan Tersuspensi (TSS). Eratnya hubungan dari kedua parameter tersebut dapat menjadi potensi dalam menilai secara tidak langsung logam berat di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara TSS dan berat Nikel (Ni) dan Tembaga (Cu) yang terikat didalamnya, kemudian distribusi TSS di perairan diestimasi menggunakan teknik penginderaan jauh untuk menggambarkan secara tidak langsung distribusi kedua logam berat tersebut, dan mengetahui pengaruh dari parameter perairan terhadap distribusi kandungan TSS dan logam berat. Penelitian ini dimulai dengan pengambilan sampel yang dilakukan pada 31 Maret – 1 April 2023 di 36 titik sampling yang telah ditentukan. Sampel air dianalisis kandungan TSS-nya menggunakan metode gravimetri serta kandungan logam berat Ni dan Cu yang terikat dalam TSS tersebut dianalisis menggunakan metode Inductively Coupled Plasma - Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). Parameter perairan yang mencakup kedalaman, arus, gelombang, pasang surut, suhu, pH dan salinitas diukur dan dianalisis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kandungan dan pola sebaran TSS maupun logam berat di perairan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan TSS berkisar antara 6 hingga 45 mg/l, dimana kandungan tertinggi ditemukan di sekitar daerah pertambangan di Desa Tapuemea dan muara Sungai Lasolo. Kandungan logam berat Ni dan Cu masing masing berkisar antara 0,03 – 0,1 mg/kg dan 0,006 – 0,5 mg/kg. Secara spasial, kedua logam tersebut sama-sama ditemukan tertinggi pada perairan yang jauh dari area pertambangan yaitu di pesisir Kelurahan Molawe. Pola sebaran spasial parameter TSS dan logam berat yang tidak menunjukkan korelasi mengindikasikan bahwa sebaran TSS tidak dapat menggambarkan secara tidak langsung langsung pola sebaran logam berat di Teluk Lasolo. Berdasarkan hasil analisis statistik, distribusi TSS dipengaruhi oleh pH air, logam berat Ni dipengaruhi oleh arus dan Cu tidak dipengaruhi oleh seluruh parameter. Hasil pemodelan spasial menunjukkan dugaan bahwa gelombang dan pasang surut memiliki pengaruh dalam distribusi TSS dan logam berat. ......Heavy metals are a type of pollutant in water closely related to Total Suspended Solids (TSS). The close relationship between these two parameters can be a potential indirect assessment of heavy metals in water. This research aims to determine the relationship between TSS and the weight of Nickel (Ni) and Copper (Cu) bound within it. Additionally, the distribution of TSS in water is estimated using remote sensing techniques to indirectly depict the distribution of these heavy metals. The study also aims to identify the influence of water parameters on the distribution of TSS and heavy metals. The research began with sampling on 31 March – 1 April 2023, at 36 predetermined sampling points. Water samples were analyzed for TSS content using gravimetric methods, and the content of Ni and Cu bound in TSS was analyzed using Inductively Coupled Plasma - Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). Water parameters, including depth, current, waves, tides, temperature, pH, and salinity, were measured and analyzed to determine their influence on the content and distribution patterns of TSS and heavy metals in water. The results showed that TSS content ranged from 6 to 45 mg/l, with the highest content found around mining areas such as jetty in Tapuemea Village and the mouth of the Lasolo River. The content of heavy metals Ni and Cu ranged from 0.03 to 0.1 mg/kg and 0.006 to 0.5 mg/kg, respectively. Spatially, both metals were found highest in waters far from mining areas, specifically in the coastal area of Molawe Village. The spatial distribution pattern of TSS and heavy metals, which did not show correlation, indicates that the TSS distribution cannot directly depict the spatial distribution pattern of heavy metals in Teluk Lasolo. Based on statistical analysis, TSS distribution is influenced by water pH, Ni is influenced by currents, and Cu is not influenced by any parameter. Spatial modeling results suggest that waves and tides have an impact on the distribution of TSS and heavy metals.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nopja Atni Radjlin
Abstrak :
Pencemaran logam berat pada air sungai memberikan dampak kontaminasi pada tanah pertanian yang menggunakan sistem irigasi. Dalam menentukan logam berat dalam tanah, dapat dilakukan dengan pemisahan logam berat dari tanah dengan metode ekstraksi bertingkat, dimana untuk logam Zn dan Ni paling besar konsentrasinya pada fraksi yang terikat dengan Fe/Mn (fraksi 3). Pada penelitian ini, digunakan perangkat DGT untuk pengukuran spesi Logam berat Ni dan Zn dengan resin chelex-100 sebagai gel pengikat dan modifikasi kitosan dan poli(asam)akrilat sebagai pembanding. Didapatkan bahwa kitosan-PAA memiliki kemampuan yang hampir sama Chelex-100 dalam pengikatan logam Zn dan Ni. Semakin besar kosentrasi logam yang di spike, semakin besar pula logam tersebut terjerap di tanaman dan DGT. Korelasi antara bioavailabilitas logam berat di tanaman dan DGT dilihat dari nilai R, dimana korelasi logam Zn lebih besar dari pada Ni, baik untuk binding gel Chelex-100 maupun Kitosan-PAA. R logam Zn 0.86 dan 0.87 dan Ni sebesar 0.65 dan 0.64 berturut-turut untuk Chelex-100 dan Kitosan-PAA. ......Heavy metal pollution in river water has a contaminating impact on agricultural land that uses irrigation systems. In determining heavy metals in the soil, it can be done by separating heavy metals from the soil with a sequential extraction method, where Zn and Ni metals have the greatest concentration in the fraction bound to Fe / Mn (fraction 3). In this study, DGT was used for the measurement of heavy metal species Ni and Zn with chelex-100 resin as a binding gel and modified chitosan and poly (acid) acrylic as a comparison. It was found that chitosan-PAA has almost the same ability as Chelex-100 in binding Zn and Ni metals. The greater the metal concentration in the spike, the greater the metal is absorbed in plants and DGT. The correlation between the bioavailability of heavy metals in plants and DGT was seen from the R value, where the correlation of Zn metal was greater than that of Ni, both for Chelex-100 and Chitosan-PAA binding gel. R metal Zn 0.86 and 0.87 and Ni of 0.65 and 0.64 for Chelex-100 and Chitosan-PAA, respectively.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Ahmad Cash
1994
S29900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Muhammad Basyir
Abstrak :
Pada pemerosesan industri tekstil banyak menggunakan air, zat pewarna juga bahan kimia campuran yang berdampak pada timbulnya limbah cair tekstil [1]. Salah satu komponen limbah berbahaya yang terkandung dalam limbah cair tekstil adalah logam-logam berat seperti kadmium (Cd), timbal (Pb), tembaga (Cu), dan seng (Zn) [1]. Contoh langkah untuk mencegah pencemaran logam berat cair adalah menggunakan material mesopori silika seperti SBA-15 karena memiliki luas permukaan, diameter, serta volume pori yang besar serta struktur heksagonal teratur sehingga dapat diaplikasikan sebagai adsorben logam berat. Pada penelitian ini, dilakukan analisis studi kepustakaan sintesis mesopori SBA-15 dengan metode sol-gel serta fungsionalisasi CPTMS yang telah berhasil dilakukan dan dilanjutkan menganalisis kemampuan serapannya pada logam berat kadmium (Cd), tembaga (Cu), seng (Zn), dan timbal (Pb). Tipikalnya, menyintesis SBA-15 dilakukan menggunakan Tetraethyl Orthosilicate (TEOS) sebagai prekursor dan Triblock Copolymer Pluronic 123 (P-123) sebagai surfaktan. Kemudian, hasil produk SBA-15 dilakukan fungsionalisasi CPTMS dengan metode post grafting. Hasil karakterisasi memperlihatkan, pada perhitungan BET dibanding sampel SBA-15 murni, sampel SBA-15 CPTMS mengalami penurunan parameter diameter pori dari 29,203 menjadi 28,521 Å, volume pori dari 265,161 menjadi 199,694 cm3/gr dan luas permukaan spesifik dari 831,996 menjadi 711,061 m2/gr, pada pengujian SAXS, sampel SBA-15 CPTMS tidak terdapat perbedaan signifikan dengan SBA-15 dengan tetap memperlihatkan puncak bidang (100), bidang (110) dan bidang 200, pada pengamatan TEM, sampel SBA-15 CPTMS tetap mempertahankan bentuk heksagonalnya, dan pada pengujian FTIR, terlihat adanya gugus klorida (-Cl) pada gelombang 500 cm 1 yang menunjukkan proses fungsionalisasi CPTMS berhasil dilakukan. Sementara, hasil pengujian serapan logam berat dengan AAS memperlihatkan fungsionalisasi CPTMS tidak memiliki selektivitas yang baik pada logam berat kadmium (Cd) dan seng (Zn) karena penurunan nilai persentase penyerapan. Namun, perhitungan kapasitas adsorpsi memperlihatkan bahwa diseluruh sampel pengujian logam berat terjadi peningkatan kapasitas adsoprsi sampel SBA-15 CPTMS bila dibandingkan dengan SBA-15 murni.
In the textile industry, production process is widely used water, dyes and chemicals that have an impact on the emergence of textile liquid waste [1]. Examples of hazardous waste components contained in textile liquid waste are heavy metals mainly derived from colouring agents such as cadmium (Cd), lead (Pb), copper (Cu), and zinc (Zn) [1]. Efforts that can be made to prevent the water pollution containing liquid heavy metals is to use silica mesoporous materials such as SBA-15 because it has a large surface area, pore diameter, pore volume and ordered hexagonal structure so that it can be applied as heavy metals adsorbents. In this research, an analysis of the literature review of SBA-15 mesoporous materials synthesis using sol-gel method and CPTMS functionalization has been successfully carried out and continued by analysing its adsorption ability in heavy metals such as cadmium (Cd), copper (Cu), zinc (Zn), and lead (Pb). Typically, synthesizing SBA-15 is carried out using Tetraethyl Orthosilicate (TEOS) as a precursor and Triblock Copolymer Pluronic 123 (P-123) as a surfactant. Then, the results of the SBA-15 product were carried out CPTMS functionalization with the post grafting method. The characterization results show, in the BET calculation compared to pure SBA-15 samples, SBA-15 CPTMS samples decreased pore diameter parameters from 29,203 to 28,521 Å, pore volume from 265,161 to 199,694 cm3/gr and specific surface area from 831,996 to 711,061 m2/gr, in the SAXS test, the SBA-15 CPTMS sample was not significantly different from the SBA-15 while still showing peak plane (100), plane (110) and plane (200), on TEM observations, SBA-15 CPTMS samples remained maintaining its hexagon shape, and in the FTIR test, a chloride group (-Cl) in the 500 cm-1 wave showed a successful CPTMS functionalization. Meanwhile, the results of heavy metal adsorption testing with AAS showed that CPTMS functionalization did not have good selectivity on cadmium (Cd) and zinc (Zn) heavy metals due to a decrease in the percentage of adsorption. However, the adsorption capacity calculation shows that throughout the heavy metal test sample there is an increase in the adsorption capacity of the SBA-15 CPTMS sample when compared to the pure SBA-15.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>