Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Priyanto Wibowo
Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2003
352.23 PRI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Maria Halim
Abstrak :
ABSTRACT
Wali Kelas adalah cerpen kategori Sastra Luka yang ditulis oleh Liu Xinwu dan terbit pada tahun 1977. Cerita ini merupakan salah satu cerita yang dianggap sebagai cerita pionir kategori Sastra Luka. Cerita lain yang dianggap Sastra Luka adalah cerpen Luka karya Lu Xinhua. Istilah Sastra Luka didapatkan dari judul cerpen tersebut. Meskipun masih banyak yang menganggap cerpen ini sebagai karya Sastra Luka, namun, tidak semua orang meyakini demikian. Xie Xinhua dalam jurnalnya yang berjudul Cerpen Wali Kelas Bukanlah Sastra Luka menyatakan cerpen ini tidak dapat dikategorikan sebagai Sastra Luka karena tidak sesuai dengan karakteristik karya Sastra Luka. Analisis pada cerpen ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik cerpen Wali Kelas yang sesuai ataupun yang tidak sesuai dengan karya Sastra Luka.
ABSTRACT
Class Counsellor short story is one of Scar Literatures story that was written by Liu Xinwu and published in 1977. This story is one of the story that assume as Scar Literatures pioneer story. This story is one of the stories that is considered as Scar Literature Categorys pioneer story. The other story is Scar short story by Lu Xinhua. Scar Literature got its name from Lu Xinhuas short story title. Although this story still considered by peoples as Scar Literatures story, there are people that disagree with this statement. Xie Xinhua in his journal titled Class Counsellor is not Scar Literatures Story stated this short story cannot be Scar Literatures story because of its characterization is not Scar Literatures characterization. This analysis will be done to find out which Class Counsellors characteristics suitable or not with Scar Literature.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armand Eugene Richir
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk nenggambarkan secara jelas peristiwa Revolusi Kebudayaan (1965-1969), yang menitik beratkan pada pertentangan antara Mao Zedong dan Liu Shaogi. Revolusi Kebudayaan adalah suatu revolusi untuk mentransformasikan pera_daban bangsa dan untuk merubah sikap manusia agar tercipta seorang manusia kolektif yang sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada perjuangan kelas, garismassa, dan pendekatan Maois menuju transformasi sosialis.Dalam perkembangan selanjutnya Revolusi Kebudayaan yang dilancarkan oleh - Mao lebih merupakan suatu kekuatan untuk menghancurkan bangunan atas atau penguasa Partai yang mengambi] jalan kapitalis..Periode tahun 1965 merupakan periode pengkonsolidasian kediktatoran proletar.'Periode tahun 1966-1969 merupakan periode persaingan atau perebutan ke_kuasaan (power struggle) antara elit politik dan penguasa di Cina. Pada perio_de ini Mao mencari dukungan di luar Partai seperti Pengatral Merah, yaitu para pemuda-pemudi yang diorganisir menjadi kelompok yang bersifat militer dan mili_tan. Selain itu, Mao juga mengandalkan kekuatan Tentara Pembebasan Rekyat/TPR yang ditandai dengan pembentukan Komite Revolusioner. Kekuatan-kekuatan Pengawal Merah dan TPR digunakan Mao untuk membangun kembali supremasi otoritasnya dan memastikan keabadian ideologi serta pemikiran Mao yang mulai memudar pada awal Revolusi Kebudayaan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Revolusi Kebudayaan sesungguhnya dirancang oleh Mao untuk memurnikan gagasan ideologi dan menciptakan masyarakat sosialis berdasarkan pikiran-pikiran Mao. Namun, jalan yang ditempuh untuk men_capai tujuan itu secara tak terelakkan harus melalui perebutan kekuasaan...
1986
S12831
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenty Saraswaty
Abstrak :
Pertentangan antara Mao Zedong dan Liu Shaoqi berlangsung dalam berbagai bidang. Masalah yang ada ternyata berhubungan satu dengan lainnya dan akhirnya berkembang menjadi satu isu pokok, yaitu masalah politik. Perbedaan diantara mereka tidak hanya terjadi dan diketahui oleh kalangan elit Partai Komunis Cina saja, tetapi juga diketahui oleh masyarakat umum. Pada saat terjadinya Revolusi Kebudayaan 1967 - 1969 kontradiksi diantara mereka meluas menjadi satu pertentangan nasional. Dalam skripsi ini, hal utama akan dibahas adalah mengenai kontradiksi diantara keduanya di dalam masalah sastra dan seni. Mao Zedong dan Liu Shaoqi sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup jauh dalam sastra dan seni, tetapi mereka tidak terlalu merisaukan masalah tersebut. Baru setelah ada perbedaan pendapat politik, ekonomi, sosial dan ideologi, mereka kemudian menggunakan sastra dan seni untuk mengkritik lawan mereka. Dari tindakan saling mengkritik dan akhirnya menjadi suatu gejala saling menjatuhkan tersebut, kita dapat melihat fungsi sastra dan seni tersebut. Sastra dan seni bukan lagi hanya sebagai suatu hal untuk hiburan, tetapi telah berubah menjadi senjata yang digunakan dalam gerakan perjuangan politik. Dan Mao Zedong dan Liu Shaoqi memakainya untuk saling menjatuhkan dan mempertahankan diri.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S12945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Rhesi Apriani
Abstrak :
Analisis regresi adalah sebuah teknik dalam statistika untuk menyelidiki dan memodelkan hubungan antara variabel respon dan variabel regresor. Metode penaksiran parameter regresi yang umum digunakan adalah metode ordinary least square (OLS) yang menghasilkan taksiran yang dinamakan taksiran least square. Dalam penaksiran parameter regresi, banyak permasalahan yang muncul, salah satunya adalah multikolinieritas. Penaksiran dengan menggunakan metode OLS dalam kasus multikolinieritas menghasilkan taksiran least square yang tidak stabil, sehingga pada skripsi ini akan dibahas metode lain guna mengatasi permasalahan ini. Metode yang diperkenalkan dapat mengatasi multikolinieritas diantaranya yaitu metode ridge, metode Liu, dan metode GRR. Namun, ketiga metode ini menimbulkan permasalahan lain pada saat dilakukan penaksiran parameter, salah satunya ada pemilihan konstanta optimal yang sulit ditentukan dan nilai PRESS (Prediction Error Sum of Square) yang besar. Untuk itu, Liu dan Gao (2011) memperkenalkan taksiran linearized ridge regression (LRR) yang memiliki kelebihan dibandingkan ketiga metode sebelumnya yaitu pemilihan konstanta optimal yang mudah ditentukan dan juga nilai PRESS yang minimum diantara ketiga metode tersebut. ...... Regression analysis is a statistical technique for investigating and modeling the relationship between the response variable and regressor variable. Ordinary least square (OLS) method is commonly used to estimate parameters and give an estimator named least square estimator. In regression parameter estimation, there are many problems such as multicolinearity. Estimation using OLS method in multicolinearity caused an unstable least square estimator, therefore this research will explain other methods which can solve this problem such as ridge method, Liu method, and GRR method. Unfortunately, these methods cause another problem when estimation parameter is done, such as hardly obtaining the optimal constants and the large value of PRESS (Prediction Error Sum of Squares). To solve this problems, Liu and Gao (2011) introduced Linearized Ridge Regression (LRR) estimator which has superiority amongs those prior methods which easily obtains the optimal contants and the minimum value of PRESS.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raphael Hengki Hendratno
Abstrak :
Hubungan resmi maupun tidak resmi antara Cina, Jepang dan Korea sudah berlangsung sepanjang sejarah dari ketiga negara di Asia Timur ini. Jepang telah terlibat perang dengan Korea dan Cina pada masa dinasti Tang (618-906) berkuasa. di Cina. Pada waktu itu Cina bergabung dengan salah satu kerajaan terbesar di Korea, yaitu Silla, untuk mengusir Jepang dari Korea dalam usaha mereka me_nyatukan Korea dibawah kerajaan Silla.Hubungan Jepang dengan Cina kemudian berkembang men_jadi hubungan antara sebuah negeri pemberi upeti kepada Cina yang pada waktu itu diperintah oleh kedinastian Ming (1368-1644). Hubungan dengan status ini berlanjut hingga tahun 1547, pada waktu itu shogun ke duabelas Jepang mengirimkan upeti terakhir kepada dinasti Ming.Pada akhir abad 16, Jepang berusaha untuk mengusai Cina, dan karena Korea merupakan satu-satunya pintu terdekat menuju Cina maka Jepang harus menaklukkan Korea...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S12960
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Iman Sutan Baringin
Abstrak :
Setelah komunis Cina mengambil alih kekuasaan di daratan Cina tahun 1949, masalah utama yang mereka hadapi dalam bidang ekonomi adalah keharusan memperbaiki produksi pertanian dan menata kembali pabrik-pabrik industri. Pada saat yang sama kerangka kerja harus mulai diausun untuk membuat setiap sektor ekonomi berada di bawah pengawasan kekuasaan perancanaan. Lalu setelah pekerjaan-pekerjaan sulit pada persiapan-persiapan itu dilalui, penguasa komunia Cina mulai yakin bahwa mereka sudah siap untuk melakukan program pembangunan jangka panjang. Sejak berdirinya Republik Rakyat Cina (RRC), umumnya para pemimpin republik komunia tersebut menginginkan perubahan yang berlangsung cepat di bidang ekonomi, agar biaa mewujudkan suatu kemakmuran ekonomi RRC yang didasari pemahaman mereka atas Marxiame-Leniniame. Suatu perubahan dari bentuk ekonomi 'penghiaapan' dalam masyarakat 'feodal dan setengah kolonial' ke bentuk ekonomi industri sosialia moderen dalam masyarakat sosialis. Namun ternyata kemudian timbul masalah mengenai model kebijaksanaan ekonomi macam apa yang pantas dijalankan, yang biaa memberikan jalan bagi pencapaian keinginan mereka itu. Berbarengan dengan mulai berkuasanya komunia tahun 1949, tampillah para pemimpin komunia Cina dalam kekuasaan pemerintahan. Mereka ini adalah kelompok orang yang telah lama berperan dan bekerjasama dalam memimpin pergerakan Partai Komunia Cina (PKC) sebelum RRC berdiri. Mereka itu antara lain Mao Zedong, Ketua Komite Sentral PKC; Zhu De, pendiri Tentara Pembebasan Rakyat; Zhou Enlai, Perdana Menteri Pemerintahan Rakyat Pusat; Liu Shaoqi, organisator buruh didikan Moskow, merupakan orang kedua setelah Mao dalam kepemimpinan Partai. Ia juga salah satu teoritikus partai.pernyataan yang bersifat rencana-rencana. Tidak satupun dari semua itu yang bisa menyediakan landasan bagi pembuatan suatu kebijaksanaan yang rasional. (Eckstein, 1966, hal. 22). Lenin sendiri sepenuhnya menyadari kenyataan itu. Pada masanya, ia melihat bahwa meskipun pengetahuan tentang sosialisme telah dimiliki, namun pengetahuan tentang pengorganiaasian masyarakat dalam skala jutaan masih belum dimiliki. Untuk itu, Lenin dan juga Stalin, mengadakan penyesuaian terhadap kondisi nyata yang dihadapi dalam membuat kebijaksanaan. Hal yang sama dialami para pemimpin komunia Cina. Maka dalam usaha menjalankan kebijaksanaan ekonomi yang mejurus pada usaha menciptakan masyarakat sosialis, mereka berusaha mengadakan penyesuaian melalui pertimbangan keadaan nyata di Cina. Bagi Liu Shaoqi, di hadapannya terlihat jumlah penduduk RRC sangat besar. Tingkat pertambahan penduduk sangat tinggi, sedang tingkat pendapatan rata-rata sangat rendah. Rakyat berada pada tingkat kemiskinan yang tinggi. Salah satu jalan yang ditawarkannya untuk mengatasi kemiskinan itu dengan usahapeningkatan produksi melalui perbaikan 'insentip material'. Liu menginginkan terciptanya kemakmuran individu lewat usaha memperbaiki insentip material bagi tiap individu. Bagi Liu, produksi adalah tujuan utama. Dalam usaha meningkatkan produksi, jika diikuti dengan usaha menghindari peningkatan pendapatan perorangan bagi pekerja penghasil produksi, hanya akan melemahkan usaha peningkatan produktifitas para pekerja itu. Dalam proses produksi, manusia berperan sebagai penentu kekuatan produksi. Hal ini sangat berbeda dengan pandangan Mao Zedong. Mao memandang bahwa massa yang wiakin adalah mesin produksi itu sendiri. Tingkat produktifitas yang diharapkan dari massa harus didasarkan pada keadaan miskin dan sulit, yang akan berubah menjadi pendorong upaya berproduksi itu sendiri. Bila masing masing individu sudah dibiasakan bekerja demi insentip, maka akibatnya akan melemahkan proses produksi itu. Materi akan menjadi tempat individu menggantungkan diri. Mao yakin bahwa manusia secara alamiah dapat ditempa. Mobilisasi sosial bisa memotivasi untuk bekerja lebih baik dibandingkan dengan dorongan yang dihasilkan melalui pemberian insentip material. Liu dan Para pendukungnya cenderung untuk menempatkan masalah-masalah ekonomi lebih dulu untuk mengatasi masalah-masalah manusia. Mendorong peningkatan produksi tanpa harus melalui proses perjuangan kelas. Mendorong perkembangan teknologi dengan bersandar pada keahlian. Menempatkan masalah-masalah ekonomi dalam menentukan politik bagi pengembangan teknologi. Liu juga menghendaki perluasan modal-modal milik negara dalam membangun kekuatan ekonomi negaranya. Liu yakin bahwa sosialisme akan mempunyai kemampuan yang nyata dalam sejarah bilamana keberhasilan material dan sosial bisa dicapai melalui suatu pembangunan sepenuhnya kekuatan-kekuatan ekonomi moderen. Industrialisasi pun menjadi sangat menonjol dalam pandangan-pandangannya. Dalam kerangka usaha menciptakan 'perubahan' yang berlangsung secepat mungkin, model pembangunan apakah yang ditawarkan Liu? Liu memiliki kecenderungan untuk memilih model pembangunan seperti yang dilaksanakan di Uni Soviet, pada masa Stalin berkuasa. Suatu model pembangunan yang memberikan peran besar bagi sektor industri melalui peningkatan produksi sektor pertanian dan industri ringan, sebagai pendukung usaha akumulasi modal bagi sektor industri berat. Para pemimpin komunis Cina pada awal kekuasaan mereka memimpin RRC, mengambil banyak 'keiatimewaan' dari sistem dan berbagai institusi yang sudah 'siap pakai' yang diterapkan di Uni Soviet. Dan ini bagi mereka berarti menghemat waktu dan biaya bagi percobaannya. Namun dari pelaksanaan pembangunan ekonomi yang berlangsung sejak 1949 sampai setidak-tidaknya tahun 1959, terjadi ketidak seimbangan kebijaksanaan terhadap sektor-sektor pertanian dan industri. Sektor pertanian mengalami beban tuntutan berproduksi yang terlalu berat. Terjadi keadaan kekurangan produksi pertanian seperti terjadi pada tahun 1958 dan terlebih tahun 1960. Akibatnya kekurangan panganpun terjadi. Namun pada masa-masa itu Liu justru tampil sebagai orang yang menganjurkan cara penanganan pembangunan ekonomi dengan menggunakan semacam bentuk penanaman modal, pemberian insentip kepada perorangan, perencanaan terperinci dalam tiap rencana kerja, penyediaan teknik baru bagi teknologi industri. Ia sangat menyadari pentingnya pengetahuan teknologi, penerapan penelitian, peran keahlian bidang ilmiah, keorganiaasian, kunggulan kualitatif dan standarisasi barang-barang hasil industri sebagai persyaratan dasar bagi suatu produksi. Namun cara penanganan pembangunan ekonomi yang ditawarkan Liu bagi Mao dan pendukungnya dianggap sebagai cara 'kapitalis'. Pilihan permasalahannya akan menjadi jelas bila kita menempatkannya pada perkembangan hubungan antara sektor pertanian dan sektor industri, dalam kegiatan pembangunan RRC antara tahun 1949 sampai 1959. Dalam masa itu tercatat adanya beberapa program besar yang dilaksanakan oleh penguasa komunis Cina, yaknipelaksanaan Pengaturan Tanah, Rencana Lima Tahun Pertama dan Gerakan Lompatan Jauh Re Muka. Skripsi ini bermaksud menggali dan memaparkan kembali beberapa pandangan ekonomi Liu Shaoqi dengan tujuan agar dapat membantu kita memahami permasalahannya. Atas dasar pemahaman itu, diharapkan akan dapat membantu kita lebih jauh memahami perkembangan pola sejarah pembangunan ekonomi RRC pada masa Liu hidup. Skripsi ini lebih bersifat deskriptif eksplanatori, karena mencoba memaparkan dan menjelaskan pandangan ekonomi Liu itu. Pemaparan dan penjelasan tidak sampai memperhatikan masalah pelaksanaan pandangan Liu itu. Jenis penelitian yang kami tempuh adalah penelitian kepustakaan, karena obyek skripsi ini adalah gagasan seseorang yang terekam secara tertulis.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djie Merie
Abstrak :
Penulisan skripsi dilakukan melalui studi pustaka. Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis novel adalah pendekatan sosiologi sastra. Tujuannya adalah memaparkan gambaran dan percintaan wanita modern seperti yang dideskripsikan dalam novel. Wanita modern dalam novel ditampilkan melalui tokoh Liu Pa dan Hu Ping, dengan catatan bahwa yang menjadi parameter modern adalah era di mana mereka hidup serta pemikiran yang dibandingkan dengan Etika Konfusian. Mereka adalah cerminan wanita modern dengan pemikiran dan tindakan yang tidak ada dalam Etika Konfusian. Komodernan tak selamanya berdampak positif terhadap mereka, salah satunya dalam masalah percintaan.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S12880
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library