Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bali Basworo Pramudito
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T 5960
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siallagan, Christiana
Abstrak :
Limbah cair industri pelapis logam dengan krom mengandung ion asam kromat, bikromat dan seng pada konsentrasi yang sangat tinggi. Limbah tersebut sangat berbahaya karena logam krom mcmpunyai tingkat toksisitas tinggi dengan batas ambang 0.05 mg/l. Tujuan peneiitian ini adalah untuk mengurangi kadar krom pada limbah cair tersebut supaya aman bila dibuang ke lingkungan. Metode yang digunakan adalah pertukaran ion yaitu limbah cair dilewatkan melalui kolom berisi penukar kation dan selanjutnya lewat penukar anion untuk mendapatkan air yang memenuhi syarat baku mutu. Penukar kation yang digunakan adalah Lewatit S 100, sedang penukar anion ada tiga yaitu Lewatit M-504, Marathon A dan Lewatit MP 64. Hasil yang diperoleh untuk seng yang amnia kadarnya 287,5 Zng/1 setelah melalui penukar kation menjadi 0,1285 mg/1 dan untuk krom (Vl), dal= bentuk Kalium bikromat, setelah melalui Marathon A pada p14 4 kadarnya yang semula 1513,76 mg/l menjadi 0,03025 mg/1. Resin penukar kation dan anion yang telah jenuh dengan seng dan krom diregenerasi yang menghasilkan efisiensi regenerasi penukar kation sebesar 77% dan anion 66 %. Dengan demikian limbah cair yang telah diolah telah memenuhi syarat baku mutu limbah cair lapis listrik yakni untuk krom (VI) sebesar 0,3 mg/l dan seng 2 mg/l (SK Gub. D1(1 Jakarta Nomor 582/1995).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Prdjodipoero, Soeharyo
Abstrak :
ABSTRAK


Laju pertumbuhan lndustri kecil di DKI Jakarta sangat tinggi terutama selama dua tahun terakhir. Industri kecil mempunyai peranan penting bagi perekonomian DKI Jakarta. Menurut data resmi dari Kantor Wilayah Departemen Perindustrian Propinsi DKI Jakarta, pada tahun 1990 jumlah unit saham yang terdaftar resmi sebesar 23.882, menyerap tenaga kerja sebanyak 205.306 orang dan nilai produks1nya mencapai Rp 11.582 milyar . Pada tahun 1991 unit usaha menlngkat menjadi 24. 494, menyerap tenaga kerja 246.258 orang dan nilai produksinya mencapai Rp 13.151 milyar. Sedang nilai ekspornya, mencapai U$ 8.640.000 pada tahun 1990 dan US 10.800.000 pada tahun 1991. Implikasi lain dari pertumbuhan industri kecil meningkatnya limbah buangan, khususnya limbah cair yang tentulah diduga mengandung bahan pencemar organik maupun berbagal logam berat yang sifatnya racun serta bahan beracun dan berbahaya lainnya.

Terleblh lagi, lokasl industri kecil pada umumnya berada di tengah-tengah pemukiman kumuh, di bantaran sungal- sungai dl seluruh wllayah DKI Jakarta. Pada musim hujan dan banjir tak pelak limbah cair industri kecil tersebar tak terkendalikan, merusak lingkungan dan mengancam kesehatan masyarakat.

Berkaitan dengan upaya pemerintah melindungi lingkunqan dari berbagal limbah pencemar, khususnya llmbah cair, penelitian ini membahas hal-ikhwal lndustri kecil, khususnya mengenal masalahlimmbah cair dan bagalmana upaya mengelola, apa kebijaksanaan, regulasl dan lnstitusl yang terkait dengan upaya pencegahan pencemaran akibat keliatan industri kecil ltu.

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui berbagai permasalahan lndustri kecil dan penanganan limbah cair. Tujuan khususnya adalah untuk : (1) Mengetahui atau mendapatkan gambaran kualltas limbah cair indutri kecil tertentu yang dianggap sebagal sumber pencemar; (2) Apa dan sejauh mana efektlfiats kebljaksanaan, instrumen regulasi dan lnstitusi Pemda DKI Jakarta mencegah pencemaran akibat aktivitas industri keci1;(3) Kengetahul faktor- faktor yang mendorong dan menghambat upaya perllndungan lingkungan dan partisipasi masyarakat pengusaha lndustri kecil; (4) Mencari pola kebijaksanaan alternatif yang bersifat umum yang diperkirakan aplikatif bagi pencegahan pencemaran limbah cair industri di perkotaan.

Pada dasarnya penelitlan 1n1 bersifat deskripsi analitik dalam mengungkapkan data yang terkumpul dan hasil- hasll penelitlan.

Data primer di dapat dari lapangan dengan wawancara berstruktur dan wawancara mendalam, lingkungan serta pengambilan sampel limbah cair anallsis dl laboratorlum Lemigas.

kuesioner, pemantauan untuk di Daerah penelitian adalah wilayah kerja kelima Suku Dinas Per industrian DKI Jakarta. Penelitlan dilakukan selama sekitar 7 minggu dengan bantuan sejumlah mahasiswa dari berbagai universitas Jakarta Bogor

Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui wawancara dengan para pejabat maupun dart penerbitan -penerbitan resmi Pemda DKI Jakarta dan seminar dan diskusl mengenal industri kecil dan pengelolaan l!ngkungan untuk kemudian dianalisis. Penel1t1an membahas berbagai aspek 1nstitus1onal termasuk masalah kewenangan Pemda DKI Jakarta dan Departemen Perindustrian. Industri kecil yang menjadi ob]ek penelitian diambil secara purposif yaltu (a) lndustri yang dalam proses produksinya menggunakan bahan kimia anorganik (1) pelapisan logam; (2) penyempurnaan kain (tekstil finishing); (3) batik; (4) penyamakan kulit; (5) percetakan, (6) bengkel kendaraan bermotor dan (7) pemrosesan foto; (b) Industri kecil yang bahan bakunya berasal dari nabati dan unggas yang limbahnya dapat dicerna yaitu (8) tahu-tempe dan (9) pemotongan ayam.

Setelah basil analisis laboratorium atas sampel limbah cair diperbandingkan dengan baku mutu limbah calr industri ketentuan Pemda DKI Jakarta, ternyata bahwa kadar bahan pencemar yang terdapat dalam limbah cair industri kecil tersebut di atas, sesual dengan karakteristikk bahan yang dlpakai proses produksi, umumnya jauh melampaui baku mutu yang diperbolehkan Pemda DKI Jakarta Kaka dapat dlkatakan bahwa limbah cair darl subsektor industri kecil itu potensi besar mencemari lingkungan. mempunyai Implikasi lain dari pertumbuhan industri kecil di DKI Jakarta adalah ancaman terhadap kesehatan manusla, kerusakan lingkungan dlplklsl air tanah serta memperberat beban penduduk yang miskin sekitar lokasi lndustri.

Dari pembahasan dan penelitian limbah cair industri kecll di menujukkan bahwa pengelolaan Dki Jakarta belum efektif mencapai sarasan kebljaksanaan pencegahan pencemaran terhadap lingkungan.

Karena itu bobot kebljaksanaan dan program pengelolaan limbah cair industri kecil perlu lebih dipertegas di integrasikan kepada pengelolaan, pemblnaan dan pengawasan industrl kecil.

Peninjauan kembali kebijaksanaan pengelolaan lingkungan berkaitan dengan keglatan industri kecil untuk menghasilkan suatu alternatif kebljaksanaan yang lebih mapan, khusus mengenal perlimbahan dan kegiatan lndustri kecil. Sesuai dengan tujuan penelitian, suatu alternatif kebijaksanaan juga dibahas dalam penelitian ini. ABSTRACT

The growth of small scale industry in the r egion of DKI Jakarta has been very substantial, particularly during the last two years ; their roles in the economy of Jakarta have undoubtedly been important. According to the official report from the Provincial Office of Department of Industry in DKI Jakarta (Kanwil), in 1990 there were 23.882 registered small scale undertakings, employing 205.306 workers, and the value of the products reached Rpll.582 billion. In 1991 there were 24.494 undertakings, employing 246.258 workers and the value of the products reached Rp113.151 billion. With regards to the export value, in 1990 it reached US 8,640,000.00 and in 1991 US 10,800,000. oo ..

The other lmpllcatlons of the growth of the small scale Industry are, certainly, inter alia the increasing industrial waste in general and waste water in particular containing pollutants of organic matters and toxic heavy metals. It should be noted that most of small scale industries in DKI Jakarta are located in the slum areas or in the banks of Jakarta's rivers. Consequently, in rainy days or in flood seasons the waste water containing hazardous substances is uncontrollably spreading out the surroundings and environmental damages and threatening human health.

With respects to the government's pol lut ion a batement efforts to protect against the indust rial waste wat er pollutants, this study is designed to conce ntrate problems on managing waste water of small scale industries which cover, inter alia, policies, law and regulations and the tasks and responsibilities of Pemda DKI J akarta 's agencies involved in pollution prevention particularly by small scale industries.

In general industrial the aim of this study is to know problems in handling waste water. But (1) To know or to get pictures of the waste water small scale specifically quality of certain small scale indsutries which are suspected as polluter sources; (2) What and bow is the effectiveness of policies, laws and regulations, and the agencies of Pemda DKI Jakarta on pollution prevention caused by the activities of small scale industries; (3) To know constraints and supporting factors ln the efforts of environmental protection and entrepreneurs participation; (4) To search and design an alternative policy which may be applicable for industrial waste water pollution in urban areas.

In principle, this study is analltically descriptive on the framework of disclosing findings, data and observation from the field. Primary data are gathered from the field through various means, questionnaires, structurally interviews and in depth interviews, observations, and sampling of waste water from the industries. With regards to the tlme frame and funds constraints, the small scale industries are purposively selected and the study took place in the five working wilayah of Suku Dinas Perindustrian during 7 weeks; assisted by the university students from Jakarta and Bogor.

The objects of this study are industries purposively selected : (a) the industries which process utili~inq inorganic materials: (1) electr oplating; (2 ) textile finishing; (3) batik; (4) tanning (5 printing; (6 ) car repairs hop and (7) photo processing; (b) Small s cale industries which raw materials derive from organic mat er: (8) tahu-tempe and (9) chicken slaughtering;

The laboratory analysis results indicate that, with regard to the characteristic of industrial processing and materials, all watse water contained pollutant substance either BOD.COD, hazardous substances or heavy metals concentrations exceed the permitted industrial waste water standard. Thus, the waste water of the small scale industries are potentially polluting the environment particularly those surrounding the industries. The secondary data collection were done through interviews, seminars, official reports or statements, studies and publication related to the above mentioned captions.

The study discussed intensively on the institusional framework and constraints of authorities and responsibilities in the field of managing the activities small scale industries in DKI Jakarta. With regards to the laboratory results as above mentioned, it indicated that so far the Pemda DKI Jakarta's policy, regulations and agencies have not been effective in the pollution abatement efforts, particularly in the small scale industrial subsector.

Hoever, a review leading t o a n alternat ive policy of envirement protection, was dicussed. The pol icy on environmental protection efforts s hould take into account the capability, socio-economic as well as t echnologically, of these s mall scale industries. The Pemda DKI Jakarta should produce other alternatives, by way of reducing waste and waste recycling as a means of increasing value added .

The weight of the policy and implementlng program of environment protection should be, consequently,emphasized and intergrated in and balanced with t he industrial delepoment program In DKI Jakarta and it was discussed in the study.
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumaryatun
Abstrak :
Negara kita adalah negara berkembang yang melaksanakan pembangunan disegala bidang untuk mencapai kehidupan yang lebih baik melalui industrialisasi. Namun hal ini dapat menimbulkan efek samping yang berupa limbah. Salah satu dari limbah tersebut berupa buangan air limbah industri. Limbah cair industri ini akan mencemari sumber daya alam karena mengandung senyawa yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Selama ini peraturan teknis mengenai pengolahan limbah masih kurang. Telah dilakukan penelitian untuk menemukan metode penetapan kadar anion secara Kromatografi Cair Kiner ja Tinggi (KCKT) dan kadar kation (Cu2+, Cd 2+, Pb2+,4+) secara spektonofotomeri serapan atom (AAS) dalam limbah cair industri. Penelitian ini menggunakan sampel limbah cair yang di ambil dari bak penampungan terakhir air buangan tiga industri farmasi yang berlokasi di Jalan Raya Bogor. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar fluorida, klorida, nitrit, nitrat, dan sulfat dapat diukur dengan metode KCKT, menggunakan KCKT Shimadzu HIC-6A, kolom Shimpack IC-A1 (diameter 4,6 mm dan panjang 10 em) fase gerak 1,2 mm asam ftalat + 1,2 mM tris (hidroksi metil) amino metan pH=4, temperatur 400C, kecepatan alir 1,0 ml/menit, dengan menggunakan alat pengindera daya hantar listrik (CDD-6A). Kadar kation (Cd2+, Cu2+, Pb2+,4+) dapat diukur dengan metode spektrofotometri serapan atom, menggunakan AAS-6501 F, panjang gelombang Cd = 228,8 nm; Cu = 324,8 nm; Pb = 217,0 nm; sumber cahaya lampu katode, dan flame udara-asetilen. Dari hasil penelitian juga diketahui terdapat dua contoh limbah cair yang mengandung nitrat tidak memenuhi syarat.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
S31901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siallagan, Christiana
Abstrak :
ABSTRAK Banyak kebutuhan utama manusia hanya bisa dipenuhi oleh barang dan jasa yang disediakan oleh industri. Industri mengekstrak material dari basis sumber daya alam dan memasukkan produk sekaligus limbah pencemar ke dalam lingkungan hidup. Agar pembangunan berwawasan lingkungan dapat terlaksana maka harus dilakukan upaya meminimumkan jumlah limbah melalui pendekatan tata ruang, administratif, maupun teknologi. Pendekatan teknologi dapat dilakukan melalui tindakan pencegahan terbentuknya limbah pada sumbernya dan juga penanggulangan berupa antara lain pengolahan limbah cair. Suatu kajian terhadap salah satu jenis industri yakni Industri Kecil (IK) Lapis Listrik telah dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh jenis industri ini telah melakukan upaya pengolahan limbah cair. Hal ini dianggap sangat penting mengingat kenyataan bahwa limbah cair yang dikeluarkan jenis industri ini mengandung bahan beracun dan berbahaya (B3) berkadar tinggi, dalam pada itu masih banyak industri kecil enggan melakukan pengolahan limbah cair karena dianggap biayanya terlalu mahal dan juga kurang memadainya teknologi tepat guna. Untuk itu telah dilakukan penelitian terhadap 10 IK Lapis Listrik yang secara umum tujuannya ialah untuk mendapatkan metode pengolahan limbah cair yang sederhana. Secara khusus tujuannya ialah untuk memperoleh data-data tentang kualitas limbah cair kesepuluh IK Lapis Listrik dan dampaknya terhadap badan air penerima serta air tanah di sekitarnya. Selain itu juga untuk mendapatkan data tentang kondisi optimum pengolahan limbah cair sehingga kualitasnya sebelum dibuang ke badan air penerima telah memenuhi syarat baku mutu (Kep-03/MENKLH/II/1991). Hasil yang diperoleh ialah bahwa umumnya kualitas limbah cair kesepuluh IK Lapis Listrik sangat buruk karena kadar pencemar Cu, Ni, Zn, Cr(VI), Cr(Total), dan CN sangat tinggi, berkisar antara 1-5000 kali nilai baku mutu, sedangkan pH 1-7. Dari kesepuluh IK Lapis Listrik hanya 2 (dua) yang telah memiliki Unit pengolahan Limbah (UPL) sedangkan hasilnya masih perlu disempurnakan melalui pengkondisian proses pengolahan. Limbah cair tanpa disegregasi langsung dibuang kesaluran yang berada di luar lokasi pabrik. Saluran ini umumnya terbuat dari saluran semen yang kurang terpelihara atau hanya berupa saluran tanah biasa. Kondisi demikian ini sangat memungkinkan terjadinya peresapan limbah cair ke dalam tanah di sekitarnya sehingga mencemari air tanah. Perkiraan ini didukung oleh hasil pengukuran beberapa sampel air sumur yang diambil dari lokasi dekat pabrik yang menunjukkan tingginya kadar Cr(VI) sampai lebih kurang 25 kali di atas kadar baku mutu air bersih. Jadi hal ini memberi indikasi bahwa IK Lapis Listrik kajian telah mencemari air tanah di sekitarnya. Hasil pengukuran sampel air sungai yang diambil dari Sungai Leduk sebagai badan air penerima buangan limbah cair dari CV Glalie, ternyata sungai tersebut sebelumnya sudah tercemar oleh Cu, Zn, dan CN yang kadarnya berkisar antara 2-3 kali kadar baku mutu (PP.20/1990-Gol.D), dan kadar ini meningkat lagi sebesar 5-20% setelah bercampur dengan limbah cair dari CV Glalie. Hasil percobaan pengolahan limbah cair secara eksperimental adalah sebagai berikut : 1. Pengolahan limbah cair sianida secara klorinasi menggunakan klor dengan kadar sebesar 5 kali kadar awal sianida, pH 9-10, dan waktu 60 menit dapat menurunkan kadar sianida menjadi < 0,01 mg/l, Cu < 0,72 mg/l, dan Zn tidak terdeteksi 2. Pengolahan limbah cair krom yang dicampur dengan limbah cair organik, secara reduksi pada pH 2-3 menggunakan pereduksi NaHSO3 dengan kadar 8 (enam) kali kadar awal Cr(VI) atau Na2S2O5 dengan kadar 5,48 kali kadar awal Cr(VI) dalam waktu 10-30 menit, kemudian ke dalamnya dicampurkan limbah cair nikel dan sang dan bersama-sama diendapkan dengan kapur pada pH 8,5-9. Pengolahan ini dapat menurunkan kadar pencemar menjadi sebagai berikut Cr(VI) < 0,03 mg/1, Cr(Total) < 0,80 mg/1, COD, bilangan KHnO4, dan zat warna 21-28 mg/l, sedangkan Ni dan 2n tidak terdeteksi. 3. Radar aluminium pada limbah cair dapat diturunkan dengan pengendapan pada pH 5,8-7,4 dari 1300 mg/l menjadi lebih kurang 3 mg/1. 4. Pemadatan/pemantapan endapan lumpur dengan bahan pengikat campuran 25% semen PC dan 10% zealit memberikan padatan yang pada uji peluluhan menunjukkan angka peluluhan (mg Cr/kg padatan) paling rendah dibandingkan dengan bahan pengikat yang lain. Jadi sebagai kesimpulan dari hasil penelitian ini ialah bahwa dampak pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh IK Lapis Listrik kajian ialah tercemarnya air tanah di sekitar lokasi pabrik dan peningkatan pencemaran air sungai sebagai badan air penerima buangan limbah cair dari IK Lapis Listrik bersangkutan. Agar peningkatan pencemaran lingkungan tidak terjadi. namun dapat dikendalikan maka beberapa upaya harus dilakukan yaitu antara lain pengolahan limbah cair sebelum dibuang ke badan air, yang harus dilakukan terlebih dahulu dengan Cara segregasi limbah cair, kemudian masing-masing diolah pada kondisi optimum. Selanjutnya endapan lumpur hasil pengolahan terlebih dahulu harus dipadatkan/dimantapkan sebelum dibuang agar tidak menimbulkan pencemaran baru.
ABSTRACT There are many main human requirements that can be fulfilled by goods and services produced by industries. Industries extract material from natural resources basic and supply the products together with wastes polluting the environment. To perform the ecodevelopment, the effort of the lay out, administrative and technology approaches must be done. Technological approaches must be done by dealing with prevention of waste production at its sources and also repressive actions such as wastewater treatment. A study about a sort of industry that is a small electroplating industry had been performed in order to realize how far those industries have performed the wastewater treatment effort. It is considered to be very important realizing that liquid-waste from those industries contain hazardous materials in high concentration whilst most of the small industries are unwilling to treat their liquid waste by reasoning the high wastewater treatment cost and also by unavailability of its appropriate technology. For those reason a research of ten small electroplating industries had been performed. The main purpose of this research is to obtain a simple wastewater treatment method suitable for such industries. The specific purposes are in addition to obtain liquid waste quality data, getting its impact to the receiving water body and the surrounding ground water and also getting the wastewater treatment optimum conditions in order to fulfill the wastewater standard conditions (Rep-03/HENKLH/II/1991) before it is released to the river. The results of the research of those ten small industries are: generally wastewater quality are very poor because of the concentrations of pollutants such as Cu, Ni, 2n, Cr(VI), Cr(Total) and cyanide are very high 1-5000 times the standard concentrations, and the pH 1-7 is very different compared to the standard pH (6-9). Only two of those ten industries have performed wastewater treatment, but the product has to be improved by conditioning the process. The various kinds of liquid waste from each unit process, without being segregated are mixed and released through small channels and let into the receiving river. The condition of the channels are very bad, making it possible to occur the infiltration of the heavy metals contaminants to the surrounding ground and make the ground water be polluted by heavy metals. The high Cr(VI) concentration in samples taken from a few nearby dug wells which is about 25 times the standard concentration is an evident of the pollution impact of the studied Small Electroplating Industries to its surrounding environment. The analysis of sample taken from River Leduk which is a receiving river to the liquid waste from CV Glalie gave the result that the river has been polluted before mixing with the CV Glalie liquid waste especially with Cu, 2n, and CN with the range of concentration of 2-3 times higher than the standard concentration, and after mixing it will becomes higher around 0,5-20%. The wastewater treatment experimental research hat been done using the CV Glalie wastewater samples, and the results are 1. The condition of cyanide liquid waste chlorination treatment are the chlorine is 5 times the initial cyanide concentration, at pH 9-10, in 80 minutes, and the final cyanide concentration is < 0,01 mg/l, Cu is < 0,72 mg/1 and Zn is undetectable. 2. The condition of reduction treatment of chromic liquid waste mixed with organic waste are : the reducing agent NaHSO3 is 6 times the initial Cr(VI) concentration or Na2S205 is 5,48 times the initial Cr(VI) concentration, at pH 2-3, in 10-30 minutes. After this reaction the nickel and zinc liquid waste are added and the whole mixture is precipitated by adding lime at pH 8,5-9,00. The results of this treatment are, the final the parameters concentrations : Cr(VI) < 0,03 mg/1; Cr(Total) < 0,6 mg/1, organic (COD, KMnO4 or color) up to 21-28 mg/l, while Ni and 2n are undetectable. 3. Aluminum can be reduced from the initial concentration 1300 mg/1 to 3 mg/l by precipitation at pH 5,8-7,4. 4. Solidification and stabilization of the produced mud from the wastewater treatment can be obtained by adding a mixture of binding materials of 25% Portland cement and 10% zeolite producing a solid with the lowest leaching concentration (mg Cr/kg solid) compared to the other binding materials. The conclusions of this research are that the impact of the studied Small Electroplating Industries are the heavy metals pollution of the ground water of the nearby location, and the increasing of the heavy metals pollution to the river. To control the pollution impact the liquid waste of those industries must be segregated and then be treated with the optimum condition. The solid waste produced after the treatment has to be solidified/stabilized before it is dumped to the land. If all those Small Electroplating Industries do the good and right treatment, then it is one of the so many efforts that can be done to control the environmental pollution.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zunuraen
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja perokson dalam menyisihkan COD dan TSS dari limbah cair industri tahu. Variasi yang digunakan pada penelitian ini adalah variasi metode (perokson, ozonasi, dan H2O2 saja), rasio H2O2/O3 (1; 0,8; 0,6; 0,4), dosis ozon (124 mg/jam dan 266 mg/jam), dan pengadukan. Sampel diuji selama 120 menit dengan rentang pengambilan sampel pada menit ke-0, 15, 30, 45, 60, 90, dan 120. Dari penelitian ini didapatkan penyisihan COD paling optimum dengan menggunakan dosis ozon 266 mg/jam sebesar 1177,28 mg/L. Rasio H2O2/O3 yang paling optimum yaitu 0,4 sebesar 1034,28 mg/L dibandingkan dengan ozonasi sebesar 492,8 mg/L dan H2O2 saja sebesar 169,6 mg/L. Penyisihan TSS yang paling optimum didapatkan pada rasio 0,4 dengan dosis ozon 126 mg/L sebesar 433 mg/L dibandingkan dengan ozonasi sebesar 182 mg/L, H2O2 sebesar 104 mg/L dan tanpa pengaduk sebesar 192 mg/L. Dari penelitian ini didapatkan bahwa proses perokson yang paling optimum untuk penyisihan TSS dan COD dengan rasio 0,4.
ABSTRACT
This research aimed to evaluate the performance perokson remove COD and TSS in wastewater from tofu industry. Variations were used in this study is a variation of methods (peroxone, ozonation and H2O2 alone), the ratio of H2O2/O3 (1; 0.8; 0.6; 0.4), dosage ozone (124 mg/hour and 266 mg/h), and stirring. Samples were tested for 120 minutes with a sampling rate at minute 0, 15, 30, 45, 60, 90, and 120. From this research, the most optimum COD removal using ozone dose of 266 mg/hour of 1177.28 mg/L. The ratio of H2O2/O3 most optimum of 0.4 at 1034.28 mg/L compared with ozonation of 492.8 mg/L and H2O2 alone amounted to 169.6 mg/L. TSS removal most optimum is obtained at a ratio of 0.4 with ozone dose of 126 mg/L at 433 mg/L compared with ozonation of 182 mg/L, H2O2 at 104 mg/L and without stirrer at 192 mg/L. From this research, it was found that the most optimum perokson for TSS and COD removal in the ratio of 0.4.
2016
S65012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medea Dwintari Suryana
Abstrak :
Pada penelitian ini dilakukan penyisihan limbah sianida dan COD dari limbah cair industri tepung tapioka menggunakan teknik ozonasi adsorpsi dengan GAC. Efektivitas metode dievaluasi berdasarkan persentase degradasi sianida dan COD serta neraca massa ozon. Pengaruh metode degradasi, pH dan dosis ozon diamati menggunakan limbah sintetis yang mengandung sianida 30 ppm dan COD 1.000 ppm. Dengan menggunakan metode ozonasi adsorpsi pada pH 10 dan dosis ozon 303 mg/jam, 91,75% sianida dan 68,94% COD dari limbah sintetis berhasil didegradasi dalam waktu 1 jam. Limbah cair industri tapioka dengan konsentrasi sianida 8,5 ppm dan COD 4.625 ppm diolah dengan perlakuan serupa dan didapatkan hasil penyisihan sianida sebesar 87,06% dan penyisihan COD sebesar 43,23%.
In this research, removal of cyanide and COD in tapioca starch wastewater by ozonation adsorption using GAC was examined. The method effectiveness is evaluated from percentage of cyanide and COD degradation and ozone mass balance. Effect of degradation method, pH and ozone dose was determined using synthetic wastewater with cyanide concentration of 30 ppm and COD concentration of 1.000 ppm. Using ozonation adsorption with pH 10 and ozone generation rate of 303 mg O3/h, 91,75% cyanide and 68,94% COD from synthetic wastewater was removed in 1 hour. Tapioca starch wastewater with cyanide concentration of 8,5 ppm and COD concentration of 4.625 ppm was treated using the same operating condition. Using this method, 87,06% cyanide and 43,23% COD was removed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Purnawan
Abstrak :
Pencemaran air dan udara menjadi tantangan utama dalam pengelolaan lingkungan saat ini, karena membahayakan kehidupan manusia dan kehidupan lainnya. Limbah cair industri tahu, sebagai studi kasus penelitian ini, adalah salah satu limbah berbahaya karena banyak mengandung bahan yang membahayakan lingkungan dan kehidupan air serta menghasilkan bau yang menyengat. Sedangkan NOx (NO dan NO2) adalah salah satu pencemar udara yang membahayakan kehidupan dan dapat mengakibatkan terjadinya infeksi pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat membran datar berbasis Polivinilidena Fluorida (PVDF) menggunakan aditif Polivinilpirolidona (PVP) dengan variasi komposisi 14,9/0,1; 14,85/0,15 dan 14,8/0,2 gram PVDF/gram PVP. Membran datar dimanfaatkan untuk mengolah limbah cair industri tahu dengan proses ultrafiltrasi (UF) yang sebelumnya diolah dengan proses koagulasi-flokulasi melalui jar tester menggunakan poli aluminium klorida (PAC) sebagai koagulan. Penelitian ini juga bertujuan untuk membuat membran serat berongga berbasis PVDF tanpa aditif untuk penyisihan gas NOx menggunakan berbagai senyawa absorben, yaitu larutan hidrogen peroksida dan asam nitrat (H2O2-HNO3), natrium klorit dan natrium hidroksida (NaClO2-NaOH), serta natrium klorat dan natrium hidroksida (NaClO3-NaOH). Untuk memahami dan membandingkan perubahan sifat fisik dan kimia yang terjadi, dilakukan karakterisasi membran diantaranya pemindaian mikroskop elektron (SEM), sudut kontak air, dan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). Berdasarkan karakterisasi membran datar berbasis PVDF untuk pengolahan limbah cair industri tahu, penambahan aditif PVP memperbesar ukuran dan distribusi pori serta membuat membran bersifat lebih hidrofilik sehingga meningkatkan permeabilitas serta nilai fluks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh PVP terhadap fluks yang paling besar yaitu pada membran PVDF/PVP 0,15 baik air maupun limbah cair industri tahu. Persentase rejeksi tertinggi untuk TSS, TDS dan kekeruhan diamati pada membran PVDF/PVP 0,1 secara berturut-turut besar 99,11%, 23,49% dan 96,67%. Pada penyisihan gas NOx didapatkan bahwa kekuatan oksidan mempengaruhi efisiensi penyisihan NOx. Larutan penyerap yang mengandung hidrogen peroksida memiliki efisiensi penyisihan tertinggi karena merupakan oksidan yang paling kuat, diikuti oleh natrium klorit dan natrium klorat dengan nilai secara berturut-turut sebesar 99,7%, 99,2% dan 99,3%. Ketiga senyawa absorben memberikan efisiensi penyisihan NOx yang tinggi (di atas 90%), yang berarti bahwa semua absorben yang digunakan dalam penelitian ini sangat potensial digunakan untuk mereduksi NOx melalui proses basah. Efisiensi penyisihan NOx pada laju aliran gas umpan yang sama meningkat seiring dengan peningkatan jumlah serat dan konsentrasi penyerap. Namun, efisiensi penghilangan NOx berkurang karena laju aliran gas umpan meningkat pada modul membran dan konsentrasi penyerap yang sama. ......Water and air pollution have become significant challenges in current environmental management, posing threats to human life and other organisms. Wastewater from the tofu industry, as the case study in this research, is one hazardous waste due to its high content of environmentally harmful substances, affecting aquatic life and emitting a pungent odor. Meanwhile, nitrogen oxides (NOx), including NO and NO2, are air pollutants that endanger life and can lead to respiratory infections. This research aims to develop a flat sheet membrane based on Polyvinylidene Fluoride (PVDF) using Polyvinylpyrrolidone (PVP) as an additive with various composition of 14.9/0.1; 14.85/0.15; and 14.8/0.2 grams of PVDF/gram of PVP. The flat sheet membrane is utilized for tofu wastewater from the tofu industry using the ultrafiltration (UF) process, preceded by coagulation-flocculation through jar testing using poly aluminum chloride (PAC) as a coagulant. Additionally, the study aims to create a hollow fiber membrane based on PVDF without additives for NOx gas removal using various absorbent compounds, namely hydrogen peroxide and nitric acid (H2O2-HNO3), sodium chlorite and sodium hydroxide (NaClO2-NaOH), and sodium chlorate and sodium hydroxide (NaClO3-NaOH). To understand and compare the physical and chemical property changes, membrane characterization was conducted, including scanning electron microscopy (SEM), water contact angle, and Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). Based on the characterization of the PVDF-based flat sheet membrane for treating wastewater from the tofu industry, the addition of PVP enlarges pore size and distribution, making the membrane more hydrophilic, thereby increasing permeability and flux. The research results indicate that the most significant impact of PVP on flux is observed in the PVDF/PVP 0.15 membrane, both for water and wastewater from the tofu industry. The highest rejection percentages for TSS, TDS, and turbidity are observed in the PVDF/PVP 0.1 membrane, with values of 99.11%, 23.49%, and 96.67%, respectively. In NOx gas removal, it is found that the oxidizing strength influences the efficiency of NOx removal. The absorbent solution containing hydrogen peroxide shows the highest removal efficiency as it is the strongest oxidizer, followed by sodium chlorite and sodium chlorate with values of 99.7%, 99.2%, and 99.3%, respectively. All three absorbent compounds exhibit high NOx removal efficiency (above 90%), suggesting their great potential for NOx reduction through the wet process. The efficiency of NOx removal at the same feed gas flow rate increases with the rising number of fibers and absorbent concentration. However, the removal efficiency decreases as the feed gas flow rate increases for the same membrane module and absorbent concentration.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S8524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Aditya
Abstrak :
Limbah cair yang dihasilkan dari industri tahu masih mengandung padatan tersuspensi dan oksigen terlarut yang dapat mencemari perairan. Oleh karena itu harus diturunkan kadarnya sebelum dibuang. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kombinasi metode koagulasi-flokulasi dan mikrofifltrasi untuk mengolah limbah cair industri tahu. Koagulan yang digunakan pada penelitian ini adalah PAC dan membran yang digunakan adalah keramik. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu pH limbah 6 hingga 9; tekanan pada proses mikrofiltrasi 0,5 bar, 1 bar, 1,5 bar. Hasil terbaik yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pH 7 pada tahap koagulasi-flokulasi dan tekanan 1 bar pada proses mikrofiltrasi. Kombinasi proses ini menghasilkan penyisihan COD sebesar 71 , TSS sebesar 98 dan kekeruhan sebesar 97.
The wastewater generated from tofu plant still contains suspended solids and oxygen dissolved that can contaminate water. Therefore, the levels must be lowered before being discharged. This study aims to look at the performance of combination of coagulation flocculation and microfiltration for treating wastewater from tofu plant. Coagulant will be used in this study is PAC and the membrane will be used is ceramic. Variations are made on this study that wastewater pH of 6, 7, 8 and 9 microfiltration pressure of 0,5 bar, 1 bar and 1,5 bar. The best result were obtained from this research that pH 7 is the optimum condition for coagulation flocculation process and 1 bar is the optimum condition for microfiltration. This combination resulted 71 removal of COD, 98 of TSS and 97 of turbidity.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>