Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ina Arniati
Abstrak :
Petai cina [Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit] adalah salah satu tanaman obat yang diketahui memiliki khasiat sebagai antelmintik, diuretik, dan dapat merontokkan rambut. Untuk menjamin mutu, keamanan dan kemanfaatan dari obat tradisional diperlukan standardisasi ekstrak tumbuhan obat. Sebagai bahan penelitian, dikumpulkan biji petai cina dari daerah Bogor, Tawangmangu dan Purwodadi. Ekstraksi biji dilakukan dengan cara maserasi. Dari penelitian ini diperoleh ekstrak kental berwarna cokelat hingga cokelat kehitaman dengan bau khas dan rasa sedikit pahit, Rendemen ekstrak, kadar senyawa terlarut dalam air, dan kadar senyawa terlarut dalam etanol berturut-turut adalah: 23,58-25,58%, 63,33-71,09%, dan 1,52-2,05%. Parameter non spesifik ekstrak etanol biji petai cina mencakup: susut pengeringan, kadar air, kadar abu total, dan kadar abu yang tidak larut asam berturut-turut adalah: 27,95-28,89%, 22,97-28,9%, 7,02-8,54%, dan 1,26-1,55%, sedangkan sisa pelarut etanol tidak lebih dari 1% dan cemaran logam berat (Pb dan Cd) tidak lebih dari 0,01%. Uji menunjukkan bahwa ekstrak mengandung alkaloid, glikosida terpen/sterol, saponin dan tanin. Pola kromatogram lapis tipis dan densitometer kromatografi lapis tipis diperoleh dengan menggunakan fase gerak dapar fosfat (NH4H2PO4 2% dengan penambahan H3PO4) pH 2,44 memperlihatkan 6 bercak ungu setelah disemprot dengan ninhidrin 0,3%. Kadar mimosin pada ekstrak adalah 12,28-14,11%.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S32632
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hans Kristianto
Abstrak :
Avaibility of clean water is one of the biggest problem, especially in developing countries. The simplest way to treat turbid water is using coagulation. However, chemical coagulant such as alum and ferrum has several drawbacks, including high sludge volume and negative health impact when the water is consumed. Natural coagulants offer better option, especially with its avaibility, low in price, lower sludge volume, and comparable effectiveness with chemical coagulant. In this study we utilize Moringa oleifera, Carica papaya, and Leucaena leucocephala seeds, which are indigenous plants in Indonesia, as natural coagulant. FTIR study was done to qualitatively identify the possible active coagulant agent in the seeds. The coagulant performance for turbidity removal of synthetic kaolin water was studied using jar test apparatus at various coagulant dosage and pH. Functional groups of –OH, N-H, C=O, primary, secondary, and tertiary amides were identified in all seeds. The dosage and pH gave no effect to turbidity removal, when M.oleifera was used as natural coagulant, but gave some effects in papaya and leucaena. The turbidity removal obtained in this study was comparable with other reported results, therefore it can be concluded that these seeds have potential to be used as natural coagulants.
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2018
UI-IJTECH 9:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Disqi Fahira Maharani
Abstrak :
Biji Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit atau petai cina memiliki manfaat sebagai antioksidan yang didapatkan dari senyawa sulfhidril, namun biji ini juga memiliki efek toksik dari senyawa mimosin. Pada penelitian ini, dilakukan ekstraksi biji petai cina menggunakan konsep ekstraksi ramah lingkungan dengan Natural Deep Extraction (NADES) berbasis kolin klorida-gula sederhana dan Ultrasound Asissted Extraction (UAE) dibandingkan dengan ekstraksi menggunakan maserasi dengan pelarut etanol 30% dengan kadar senyawa sulfhidril lebih tinggi dan kadar senyawa mimosin lebih rendah pada kombinasi UAE-NADES. Optimasi kondisi ekstraksi ditentukan melalui metode analisis Response Surface Methodology (RSM). Penetapan kadar senyawa sulfhidril dilakukan menggunakan Microplate Reader dan penetapan kadar senyawa mimosin dengan Spektrofotometri UV-Vis. Optimasi kadar senyawa sulfhidril dilakukan sebanyak 17 kali dengan menggunakan tiga variabel yaitu persentase penambahan air pada NADES (65%, 70%, dan 75%), waktu ekstraksi (5 menit, 10 menit, dan 15 menit), serta rasio pelarut terhadap serbuk (3 mL/g, 5 mL/g, dan 7 mL/g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar tertinggi senyawa sulfhidril yang didapatkan pada ekstrak UAE-NADES berbasis kolin klorida-sukrosa sebesar 0,6667 mg/g serbuk dengan kondisi penambahan air pada NADES sebanyak 75%, waktu ekstraksi 10 menit, dan rasio pelarut terhadap serbuk sebanyak 3 mL/g, sedangkan kadar yang didapatkan pada ekstrak maserasi-etanol 30% sebanyak 0,5206 mg/g serbuk. Kadar senyawa mimosin yang didapatkan pada ekstrak UAE-NADES sebanyak 4,946 mg/g serbuk, sedangkan sebanyak 12,5631 mg/g serbuk pada ekstrak maserasi-etanol 30%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan ekstraksi UAE-NADES berbasis kolin klorida-sukrosa lebih selektif pada penarikan senyawa sulfhidril dibandingkan dengan penggunaan ekstraksi maserasi-etanol 30%. ......Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit or River Tamarind seeds have benefits as antioxidants obtained from sulfhydryl compounds, but these seeds also have a toxic effect from mimosine compounds. In this study, river tamarind seeds were extracted using an environmentally friendly extraction concept with Natural Deep Extraction (NADES) based on choline chloride-simple sugar and Ultrasound-Assisted Extraction (UAE) compared with extraction using maceration with 30% ethanol solvent with higher sulfhydryl compounds content and lower mimosine levels in the UAE-NADES combination. The optimization of the extraction conditions was determined through the Response Surface Methodology (RSM) analysis method. The assay of sulfhydryl compounds was carried out using a Microplate Reader and the assay of mimosine compounds by UV-Vis Spectrophotometry. The optimization of sulfhydryl compounds was carried out 17 times using three variables, namely the percentage of addition of water to NADES (65%, 70%, and 75%), extraction time (5 minutes, 10 minutes, and 15 minutes), and the ratio of solvent to powder ( 3 mL/g, 5 mL/g, and 7 mL/g). The results showed that the highest content of sulfhydryl compounds obtained in UAE-NADES extract based on choline chloride-sucrose was 0.6667 mg/g powder with the condition of adding water to NADES as much as 75%, extraction time of 10 minutes, and the ratio of solvent to powder as much as 3 mL/g, while the concentration obtained in the maceration-ethanol 30% extract was 0.5206 mg/g powder. The levels of mimosine compounds obtained in the UAE-NADES extract were 4.946 mg/g powder, while as much as 12.5631 mg/g powder in the maceration-ethanol 30% extract. Therefore, it can be concluded that the use of UAE-NADES extraction based on choline chloride-sucrose is more selective in the extraction of sulfhydryl compounds compared to the use of maceration-ethanol 30% extraction.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurbaity
Abstrak :
Penelitian efek hipoglikemik ekstrak daun tapak dara, biji petai cina dalam bentuk tunggal telah dilakukan pada hewan percobaan. Akan tetapi uji efek hipoglikemik dalam ramuan daun tapak dara dengan biji petal cina belum dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun ramuan tapak dara (Catharanthus roseus (L) G. Don) dengan biji petai cina (Leucaena leucocephala (Link) de Wit) dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus dan mengetahui karakteristik bahan yang digunakan. Penelitian dilakukan menggunakan metode percobaan faktorial 5 x 5 x 6, dengan rancangan acak kelompok. Ada 3 faktor yang menjadi variabel bebas yaitu : faktor daun tapak data, biji petai cina masing-masing dengan 5 variasi konsentrasi, dan faktor interval waktu pengambilan darah dengan 6 x pengambilan. Sebagai variabel tidak bebas adalah kadar glukosa darah tikus. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak ramuan daun tapak dara dengan biji petai cina terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus, digunakan kelompok kontrol ( diberi air suling ), 24 kelompok perlakuan yang masing-masing diberi ekstrak etanol ramuan yang bervariasi, dan kelompok pembanding yang diberi suspensi tolbutamid 250 mg / kg berat badan. Perlakuan pada tikus percobaan digunakan metode uji toleransi glukosa secara oral. kadar glukosa darah dihitung pada interval waktu tertentu yaitu sebelum pemberian bahan uji sampai dengan 4 jam setelah pemberian bahan uji, analisis kadar glukosa darah ditentukan dengan metode orto-toluidin dan diukur dengan spektrofotometer pada k 630 nm. Untuk mengetahui karakteristik pola kromatogram ekstrak etanol daun tapak dara dengan biji petal cina digunakan kromatografi gas/spektrometer massa. Hasil penelitan menunjukkan bahwa tidak semua variasi kombinasi larutan uji dapat menurunkan kadar glukosa darah yang berbeda secara statistik dengan kelompok kontrol. Perlakuan yang berbeda secara statistik dengan kelompok kontrol adalah perlakuan t2p1 dan t2p4 (p<0,05 ). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol ramuan pada perlakuan tzpi ( 0,10 g serbuk daun tapak dara + 1,04 g serbuk biji petal cina) dan perlakuan t2p4 ( 0,10 g serbuk daun tapak data + 4,16 g serbuk biji petai cina ) 1 kg berat badan dapat menurunkan kadar glukosa darah yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya. Hasil analisis ekstrak dengan kromatografi gas terlihat bahwa tidak semua puncak-puncak yang ada pada kromatogram tunggal muncul pada kromatogram ramuan, dan puncak-puncak yang ada pada kromatogram ramuan tidak sama dengan gabungan puncak yang- ada pada kromatogram tunggalnya. Hal ini terlihat adanya puncak-puncak yang hilang dan munculnya puncak-puncak baru pada kromatogram ramuan.
The hypoglycemic effect of single form extract of Catharanthus roseus (L) G. Don leaves and Leucaena leucocephala (Lmk) de Wit seeds have been studied on nondiabetic and diabetic rats. So far there is not any report on the treatment of extract combination of the plants on rats yet. The aim of this study was to determine the hypoglycemic effect of the ethanolic extract from a combined Catharanthus roseus (L) G. Don and Leucaena leucocephala (Lmk) de Wit seeds in non diabetic rats. To find out the effect of combined extract ethanolic in hypoglycemic activity the normal rats, are devided into 26 group : one group of untreated control ; 24 are treated groups, each of which were administrated orally with different doses of these combined extract; and one group was fed 250 mg/kg of tolbutamid as a reference compound. Blood glucose was determined by using ortotoluidin method and the characteristic of ethanolic extract was analized by using gas chromatography 1 mass Spectrometry. By statistical analysis it was shown a significant decrease of blood glucose of the t2p1 and t2p4 groups compared to the control group, and the other treated groups. Gas chromatography analysis shown that some of peaks were missing and some new peaks appeared in the chromatogram of the extract.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misbahul Fitri Hanifah
Abstrak :
Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit (petai cina) merupakan tanaman yang tumbuh subur dan tersebar di wilayah tropis dan subtropis. Tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia, namun penggunaannya dibatasi akibat kandungan mimosin di dalamnya yang bersifat toksik. Di sisi lain, mimosin memiliki aktivitas biologis seperti antimikroba, antiinflamasi, antikanker, antitumor, antifibrosis, antivirus, dan bioherbisida. Hal menarik diketahui bahwa belakangan ini ada penelitian yang menjadikan mimosin sebagai senyawa utama yang dikembangkan sebagai inhibitor spesifik RAC/CDC42- activated kinase 1 untuk pengobatan kanker. Pada penelitian ini, senyawa mimosin diekstraksi dari biji petai cina menggunakan pelarut NADES berbasis kolin klorida-asam organik menggunakan Ultrasound Asissted Extraction (UAE). Hasil yang didapat akan dibandingkan dengan metode maserasi menggunakan etanol 30%. Optimasi kondisi ekstraksi NADES-UAE ditentukan melalui metode analisis Response Surface Methodology oleh aplikasi Design Expert-12. Optimasi dilakukan pada kombinasi pelarut terbaik. Pada penelitian ini didapatkan kombinasi kolin klorida-asam laktat sebagai pelarut terbaik yang akan dioptimasi kondisi ekstraksinya terhadap tiga variabel yaitu penambahan air pada NADES (40, 60, dan 80%), waktu ekstraksi (20, 30, dan 40 menit), dan rasio pelarut terhadap serbuk (5, 10, dan 15 mL/g). Penetapan kadar senyawa mimosin dilakukan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 534 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar tertinggi senyawa mimosin yang didapatkan pada ekstrak UAE-NADES berbasis kolin klorida-asam laktat sebesar 28,79 mg/g serbuk dengan kondisi penambahan air pada NADES sebanyak 80%, waktu ekstraksi 30 menit, dan rasio pelarut terhadap serbuk sebanyak 15 mL/g, sedangkan kadar yang didapatkan pada ekstrak maserasi-etanol 30% sebanyak 13,49 mg/g serbuk. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan ekstraksi UAE-NADES berbasis kolin klorida-asam laktat lebih efektif menarik senyawa mimosin dari biji petai cina dibandingkan dengan penggunaan ekstraksi maserasi-etanol 30%. ......Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit (petai cina) is a plant that thrives in tropical and subtropical areas. This plant is widely used as fodder for ruminants, but its used is limited due to the content of mimosine in it which is toxic. On the other hand, mimosine has biological activities such as antimicrobial, anti-inflammatory, anticancer, antitumor, antifibrosis, antiviral, and bioherbicide. It is interesting that recently there have been studies that have made mimosine to the main compound developed as a specific inhibitor of RAC/CDC42-activated kinase 1 for the treatment of cancer. In this study, mimosine compounds will be extracted from petai cina seeds using NADES based on choline chloride-organic acid and Ultrasound Assisted Extraction (UAE). The results obtained will be compared with maceration method with 30% ethanol as solvent. Optimization is carried out on the best combination of solvents. In this study, the combination of choline chloride-lactic acid was found as the best solvent which will optimize the extraction conditions for three variables, the addition of water to NADES (40, 60, and 80%), extraction time (20, 30, and 40 minutes), and the ratio solvent to powders (5, 10, and 15 mL/g). The determination of mimosine levels was carried out using UV-Vis Spectrophotometry at a wavelength of 534 nm. The results showed that the highest levels of mimosine compounds obtained in UAE-NADES extract based on choline chloride-lactic acid were 28.79 mg/g powder with the condition of adding water to NADES as much as 80%, extraction time of 30 minutes, and the ratio of solvent to powder is 15 mL/g, while the concentration obtained in 30% maceration-ethanol extract was 13.49 mg/g powder. Therefore, it can be concluded that the use of UAE-NADES extraction based on choline chloride-lactic acid is more effective for extracting mimosine compounds from petai cina seeds compared to the use of maceration-ethanol 30% extraction.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library