Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Melania Eka WD
Abstrak :
ABSTRAK
Setiap komunitas pasti menghasilkan limbah, baik cair maupun padat. Limbah tersebut ada yang dapat dibuang langsung ke badan air terdekat, tetapi ada pula yang harus diolah terlebih dahulu agar pada saat dibuang ke badan air tidak membahayakan bagi lingkungan sekitarnya. Dengan adanya peraturan-peraturan pemerintah tentang baku mutu untuk mengontrol kualitas air limbah tersebut dibutuhkan instalasi pengolahan limbah cair. Tujuan dari sistem pengolahan limbah cair adalah untuk menghasilkan buangan yang memenuhi standar kualitas air limbah.

Penulisan ini dilakukan untuk mengevaluasi instalasi pengolahan limbah cair yang telah ada pada pabrik pemolesan kaca lensa kamera. Metodologi yang digunakan adalah studi literatur, kajian terhadap instalasi pengolahan limbah cair dan membandingkan limbah olahan instalasi tersebut dengan standar baku mutu yang berlaku.

Dari hasil studi ini diperoleh hal-hal antara lain bahwa secara keseluruhan instalasi yang telah berjalan cukup baik sehingga hasil pengolahan limbah cukup memenuhi syarat untuk dibuand ke badan air terdekat. Endapan lumpur dan kolam pembuangan akhir harus dikuras setiap bulan agar tidak mengganggu lingkungan hidup aquatic dan lingkungan sekitarnya. Limbah endapan lumpur yang dikuras dari kolam pembuangan akhir dapat ditimbun dalam tanah karena tidak mengandung bahan yang dapat berbahaya bagi lingkungan. Mengingat umur instalasi yang telah cukup lama, sebaiknya lebih diperhatikan lagi pemeliharaan alat yang berjalan agar instalasi tetap berjalan dengan lancar.
2001
S35029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raiford, Morgan B.
Boston: Litle Brown, 1962
617.7523 RAI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hasiholan, Welman
Abstrak :
Bermacam-macam jenis instrumen optik telah banyak diciptakan untuk membantu aktifitas manusia. Teleskop sebagai salah satu instrumen optik berfungsi untuk membantu manusia dalam melihat objek yang berjarak jauh, sedangkan mikroskop berfungsi untuk melihat objek yang berukuran kecil. Ditinjau dari faktor harga, harga teleskop cenderung lebih tinggi dibanding mikroskop, walaupun hal tersebut tergantung pada kemampuan, kualitas, dan faktor lainnya. Perbedaan harga dari kedua instrumen menjadi latar belakang penelitian ini. Melalui penelitian ini akan dibahas mengenai penggunaan instrumen yang lebih murah (mikroskop) agar dapat berfungsi seperti teleskop dengan tujuan efisiensi biaya. Metode yang dilakukan yaitu dengan penambahan lensa tambahan pada mikroskop, dan selanjutnya gambar yang dihasilkan dianalisa dan diperbaiki kualitasnya dengan software Matlab. Dari hasil uji coba diperoleh persentase error rata-rata sebesar 31,21% dengan variasi jarak benda antara 2,10 m hingga 9,70 m. ......The various types of optical instruments have been created to assist human activities. Telescope as one of the optical instruments used to assist people in seeing distant objects, while the microscope used to see small objects. Judging from the price factor, telescope prices tend to be higher than the microscope, although it depends on the ability, quality, and other factors. The difference in price of both instruments becomes the background of this research. Through this research will be discussed regarding the use of cheaper instruments (microscope) in order to function like a telescope with the goal of cost efficiency. The method performed by adding an additional lens in the microscope, and then the resulting image will be analyzed and its quality repaired by Matlab software. From the result of research, average error percentage gained is 31,21% with variety of object distance between 2,10 m until 9,70 m.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S942
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Parlindungan, Ucok
Abstrak :
Tujuan: Mengevaluasi kualitas sistem optik pengiihatan lensa intraokular (IOL) asferik Teenis TN ZA9003, Aeryso~ SN60WF and Akreos TM MI60. Metode: Penelitian prospektif, uji klinis, aeak dan tersamar tunggal. Sebanyak 30 pasien katarak yang menjalani fakoemulsifikasi dialokasi seeara aeak menjadi 3 kelompok: TeenisTM ZA9003 (10 mata), Aeryso~ SN60WF (10 mata) dan Akreos™ MI60 (10 mata). Parameter utama yang dinilai adalah Strehl ratio (SR) dan modulation transfer function (MTF). Aberasi sferis internal dan sensitivitas kontras setiap kelompok juga dinilai dan dianalisa sebagai parameter tambahan. Pemeriksaan pada seluruh subyek penelitian dilakukan 1 minggu setelah operasi. Hasil: Rerata SR dan MTF antara kelompok tidak berbeda bermakna baik pada diameter pupil 3,4 dan 5 nun (p>0.05). Aberasi sferis internal menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kelompok Teenis dan Akreos pada diameter pupil 3,4 dan 5 nun (p<0.05) juga antara kelompok Aerysof dan Akreos pada diameter pupil 4 dan 5 nun (p<0.05). Namun perbedaan ini tidak dijumpai antara kelompok Teenis dan Aerysof pada semua diameter pupil (p>0.05). Rerata sensitivitas kontras tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara ketiga kelompok (p>0.05). Kesimpulan: Ketiga IOL asferik tersebut menunjukkan kualitas optik yang setara dinilai dari SF dan MTF. Akreos™ MI60 memberikan aberasi sferis internal yang lebih positif pada pupil mesopik. Hasil penelitian ini memerlukan penelitian lebih lanjut.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T59059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Gian Giffar
Abstrak :
ABSTRACT
Gelombang Terahertz memiliki banyak potensi aplikasi seperti untuk keperluan medis, keamanan, spektroskopi, hingga komunikasi nirkabel kecepatan tinggi. Namun minimnya penelitian tentang teknologi ini menjadi hambatan dalam berkembangnya potensi dari gelombang Terahertz. Penelitian ini membahas mengenai teknologi Terahertz itu sendiri, dan akan ditampilkan sebuah rancangan antena yang bekerja pada frekuensi satu Terahertz yang memiliki karakteristik kinerja yang lebih baik dari penelitian sebelumnya. Antena ini adalah sebuah antena planar dipole yang berada pada permukaan sebuah substrat tipis dan dua komponen antenanya berada pada satu sisi yang sama pada substratnya. Rancangan planar dipole akan meningkatkan efisiensi produksi dari segi material karena hanya memerlukan material yang sangat kecil dan mudah untuk direkayasa. Silikon dengan resistivitas tinggi dipilih sebagai bahan untuk membuat substrat pada antena dan material emas dipilih sebagai elemen peradiasi untuk antena di dalam penelitian ini. Kemudian sebuah lensa silikon dielektrik dipadukan dengan antena untuk menaikkan gainnya serta membuat pola radiasinya menjadi directional. Setelah disimulasikan, antena ini awalnya memiliki return loss sebesar -14 dB, bandwidth sebesar 138 GHz, dan gain 2 dB. Antena yang dipadukan dengan substrat dan lensa silikon dielektrik memiliki parameter antena yang jauh lebih baik. Antena dengan penambahan substrat dan lensa silikon dielektrik memiliki return loss sebesar -23,119 dB pada frekuensi satu Terahertz, bandwidth sebesar 423 Gigahertz, dan gain sebesar 33,1 dB serta efisiensi radiasi sebesar 63%. Pola radiasi antena tersebut berupa directional.
ABSTRACT
Terahertz waves have many potential applications such as for medical, security, spectroscopy, to high speed wireless communication. But the lack of research on technology is a challenge in the development of the potential of Terahertz waves. This study discusses the Terahertz technology itself, and it will display an antenna design that works on a Terahertz frequency that has better performance characteristics than the previous studies. This antenna is a planar dipole antenna located on the surface of a thin substrate and two components of its antenna are on the same side on the substrate. The planar dipole design will increase the production efficiency in terms of material because it only requires very small and easy to engineer the material. Silicon with high resistivity was chosen as material to make the substrate on the antenna and gold material was chosen as the radiating element for the antenna in this study. Then a silicon dielectric lens is combined with an antenna to increase its gain and make the radiation pattern directional. After being simulated, this antenna initially had a return loss of -14 dB, a bandwidth of 138 GHz, and a gain of 2 dB. Antennas combined with substrate and silicon dielectric lenses have much better antenna parameters. The antenna with the addition of a substrate and silicon dielectric lens has a return loss of -23,119 dB at one Terahertz frequency, a bandwidth of 423 Gigahertz, and a gain of 33,1 dB and radiation efficiency of 63%. The antenna radiation pattern is directional.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Andhika Syahputra Wicaksana
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang analisis distorsi kamera digital pada Fujifilm X-T30 Mark II dengan lensa wide 16 mm. Parameter orientasi dan kesalahan citra kamera digital melibatkan kalibrasi diri dengan perangkat lunak berbasis phyton: Google Colab untuk memproses gambar yang diperoleh dari gambar pola papan catur. Hasil pengukuran kontrol untuk jarak objek yang diperiksa 2 meter di atas bidang papan catur, keduanya memiliki jarak pandang yang signifikan jumlah yang diperoleh memungkinkan peneliti untuk memperoleh analisis perbedaan distorsi untuk masing-masing hasil. Studi yang dilakukan menunjukkan bahwa dalam hal pengukuran fotogrametri yang sangat presisi yang dilakukan dengan menggunakan lensa Fujinon XF 16mm yang dipasang pada kamera, adalah optimal untuk melakukan kalibrasi di bidang uji fotografi. Hasil eksperimen dengan jelas menunjukkan hubungan antara akurasi kalibrasi kamera dan perhitungan area bingkai yang diisi dengan bidang uji. Metode yang penulis usulkan memerlukan beberapa perhitungan dan kami menghitungnya secara independen, metode ini sederhana sehingga distorsi lensa dapat dihitung dengan cepat. Eksperimen dilakukan untuk kedua metode, yang hasilnya menunjukkan bahwa metode yang diusulkan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan metode optimasi penuh waktu non-nyata...... This thesis deals with the distortion analysis of digital camera on the Fujifilm X-T30 Mark II with a 16 mm wide lens. The orientation parameters and the image errors of the digital camera involved self-calibration with phyton based software: Google Colab to process the images obtained from chessboard pattern image. The results of the control measurement for the examined object distance of 2 meters above chessboard field, both has significant range of point of view the obtained amount may allow the researcher to gain analyzed the differences of the distortion for each of the results. The conducted studies showed that in the case of very precise photogrammetric measurements performed by means of the Fujinon XF 16mm lens equipped on the camera, it is optimal to conduct calibration in a photography test field. The results of the experiments clearly show a relation between the accuracy of the camera calibrations and the calculation of the frame area filled with the test field. The methods that the writer propose required a few calculations and we calculated it independently, these methods are simple that the lens distortion can be rapidly calculated. Experiments were carried out for both methods, results of which show that the proposed methods are favorably comparable in performance with the non-real-time full optimization method.
Depok : Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: UI Publishing, 2024
617.752 4 MAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dwie Aprina
Abstrak :
Latar Belakang: Lensa kontak lunak (LKL) torik digunakan untuk mengkoreksi astigmatisma. LKL torik mengkombinasikan kekuatan lensa sferis, kekuatan dan aksis silinder. Dikarenakan banyaknya kombinasi yang mungkin antara ketiga hal tersebut, LKL torik diproduksi dengan kekuatan dan aksis yang terbatas. Keterbatasan LKL Torik yang tersedia di pasaran menyebabkan peresepan LKL torik pada penyandang astigmatisma tidak sesuai dengan kekuatan dan aksis yang seharusnya. Studi oleh Sha et al. meneliti efek ketidaksesuaian kekuatan dan aksis silinder pada penyandang astigmatisma menggunakan kacamata tanpa memperhatikan jarak verteks, hasilnya didapatkan penurunan ketajaman dan kualitas penglihatan pada ukuran dan aksis tertentu. Tujuan: Melakukan evaluasi atas perubahan kekuatan dan aksis silinder LKL Torik pada penyandang astigmatisma ringan-sedang dalam pengaruhnya terhadap kualitas penglihatan, kepuasan, dan vision acceptability. Metodologi: Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik komparatif numerik berpasangan dengan desain penelitian eksperimental dengan double-masking. Dalam uji ini, 20 penyandang astigmatisma diuji untuk kondisi berikut pada hari yang berbeda: koreksi silinder penuh dan pengurangan kekuatan silinder sebesar 0,50, dan 1.0 D. Dilakukan ketidaksejajaran aksis antara –10° dan +10° pada setiap perubahan kekuatan silider. Pada setiap kunjungan, dilakukan pemeriksaan ketajaman penglihatan dengan Snellen chart, sensitivitas kontras menggunakan Pelli-Robson, serta penilaian kejernihan, kepuasan dan Vision Acceptability menggunakan metode VAS. Hasil: Pengurangan kekuatan silinder memiliki perubahan yang signifikan (P<0.05) terhadap semua variabel. Secara keseluruhan, pengurangan kekuatan silinder 1 D lebih memiliki pengaruh (P<0.005) dibandingkan dengan pengurangan kekuatan silinder 0,5 D. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok astigmatisma derajat ringan dan sedang, kecuali pada variabel ketajaman penglihatan saat dikurangi kekuatan silinder 0.5 D. Ketidaksesuaian aksis dengan menambah atau mengurangi aksis sebesar 10 derajat memiliki pengaruh yang signifikan pada semua variabel, kecuali sensitivitas kontras (P>0.05). Kesimpulan: Pengurangan kekuatan silinder LKL torik sebesar 0,5 dan 1 Dioptri serta perubahan aksis  100 memberikan penurunan yang signifikan terhadap ketajaman penglihatan, sensitivitas kontras, kejernihan, kepuasan dan vision acceptability pada penyandang astigmatisma ringan-sedang. Keywords: Astigmatisma, lensa kontak lunak, lensa kontak lunak torik, ketidaksesuaian aksis, kualitas penglihatan ......Background: Toric soft contact lenses (SCL) are used to correct astigmatism. Toric SCL combines the power of a spherical lens, the power and axis of a cylinder. Due to the numerous possible combinations between sphere powers, cylinder powers, and cylinder axes, manufacturers of disposable soft toric contact lenses limit their toric lens range. Because of the limitation, the prescribing of Toric SCL for astigmatism is not in accordance with the power and axis that should be. The study by Sha et al. examined the effect of discrepancies in the power and axis of the cylinder in astigmatism using glasses regardless of the vertex distance, the result was a decrease in visual acuity and quality at certain power and axis. Objective: To evaluate the changes in the power and axis of SCL Toric in mild-moderate astigmatism in impact on vision quality, satisfaction, and vision acceptability. Methods: In comparative analytic, experimental, double-masking design, 20 people with astigmatism were tested for the following conditions on different days: full cylinder correction and under correction of cylinder power by 0.50 and 1.0 D. Axis was also misaligned between –10° and +10° for each change in cylinder power. For each configuration, participants were examined their visual acuity by Snellen chart, contrast sensitivity with Pelli-Robson Chart, and assessed clarity, satisfaction and vision acceptability using the VAS method. Results: Undercorrecting cylinder power had a significant change (P<0.05) on all variables. Overall, undercorrection by 1 D was more significantly different (P<0.005) than a reduction in cylinder power of 0.5 D. There was no significant difference between the mild and moderate astigmatism groups, except for the visual acuity when undercorrection by 0.5 D. Misalignment by 100 had a significant effect on all variables, except contrast sensitivity (P>0.05). Conclusion: Undercorrection of cylinder of toric SCL by 0.5 and 1 D as well as misalignment of 100 had a significant effect on visual acuity, contrast sensitivity, clarity, satisfaction and vision acceptability in people with mild to moderate astigmatism.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Prasetya
Abstrak :
Pembiayaan kesehatan merupakan suatu permasalahan yang terjadi di seluruh dunia. Banyak metode dan sistem yang telah dikembangkan mengenai hal ini. Indonesia seperti halnya Negara lain, menghadapi masalah yang sama dalam pengembangan sistem pembiayaan kesehatan. Dihadapkan dengan keadaan saat ini dalam krisis pembiayaan kesehatan, DKI Jaya dipaksa untuk dapat mengendalikan biaya. Mendapatkan biaya satuan yang handal dalam semua RSUDnya merupakan kebutuhan dasar dalam pertahanan ekonomi, di masa system pembiayaan kesehatan yang masih kurang baik di Indonesia. Definisi dari biaya satuan yang handal merupakan kunci kesuksesan semua rumah sakit. Clinical pathways disadari oleh DKI Jaya sebagai alat esensial dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk rakyat. Pengembangan pathways ini kemudian dilanjutkan dengan kesadaran untuk perhitungan biaya tiap pathway yang ada. Dengan diketahuinya biaya ini selanjutnya untuk menganalisa efektifitas biaya per pathway pun mudah dilakukan. Tujuan dari riset ini adalah untuk mengetahui metoda untuk menghitung cost of treatment berbasis clinical pathway dari diagnosa yang telah dibuat oleh RSUD DKI Jaya. Angka yang didapatkan di dalam penelitian ini adalah untuk selanjutnya dapat diklarifikasikan keakuratannya dan terbuka untuk penelitian lebih jauh, karena data yang didapatkan untuk pendukung masih belum dapat dijustifikasi. Diagnosa terpilih adalah Operasi Lensa dengan Diagnosis Katarak yang merupakan One Day Care. Diagnosa terpilih karena merupakan tindakan dengan frekuensi paling tinggi di DKI Jaya dan pelayanannya melibatkan banyak sumber daya. Budi Asih dan Tarakan adalah rumah sakit yang dipilih secara purposive sebagai perwakilan RSUD DKI Jaya. ...... Health financing has always been an ongoing issue in the world. There are many methods and systems that had been developed all over regarding this subject. Indonesia, like many countries, faces the same problem in developing its health financing system. Confronted with the current health care financial crisis, DKI Jaya is forced to control its cost. Setting up a reliable cost unit in its hospitals is a fundamental necessity for economic survival, given the current general conditions in Indonesia's healthcare system. Definition of a suitable cost unit is the crucial factor for success. Clinical pathways are recognized by DKI Jaya as essential tools for delivering health services to people. Developing these pathways should then be followed by evaluating the cost of each pathway. Once the cost of the pathway is known, analyzing the cost effectiveness of the pathway can easily be done. The purpose of this research is to more understand the method to calculate cost of treatments based on the clinical pathways of the diagnoses that have been developed by DKI Jaya,. As for the values are for further clarification and research as the supporting data are not yet justified as the best data provided. The diagnose that is chosen Cataract Procedure, that is representing One Day Care surgical treatments. The diagnose is selected as it is the highest frequency within DKI Jaya's hospital and the treatment involved many resources. Budi Asih and Tarakan are the hospitals that are purposively chosen for the research, as representatives of all DKI Jaya?s hospitals.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41333
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ady Prasetyo
Abstrak :
Dalam penelitian ini telah dibuat sistem pengukur panjang fokus lensa berbasis mikrokontroler. Sistem pengukur panjang fokus lensa ini menggunakan sensor cahaya berupa LDR untuk mendeteksi tingkat intensitas cahaya yang dibiaskan oleh lensa. Cahaya sejajar yang dipancarkan oleh sumber jatuh tegak lurus terhadap garis utama lensa, kemudian diteruskan oleh lensa cembung menuju titik fokus lensa. LDR yang berfungsi sebagai detektor akan digerakkan oleh motor dc menuju titik fokus lensa. Kemudian detektor tersebut akan berhenti dan kembali ke tempat awal. Rotary encoder yang terletak didalam motor dc berfungsi untuk membaca putaran motor dc tersebut. Mikrokontroler disini berfungsi memerintahkan motor dc untuk menggerakkan detektor sekaligus membaca ADC pada LDR dan membaca perpindahan detektor tersebut. Kemudian akan dihasilkan jarak fokus lensa yang ditampilkan oleh LCD. Alat yang telah dibuat kurang akurasi namun cukup presisi dengan nilai deviasi rata-rata sebesar ± 1 mm. ......In this research has been made the focal length of lens measuring systems based on microcontroller. Lens focal length measuring system uses a LDR light sensor to detect the level of intensity of light refracted by the lens. Parallel light emitted by the source falls perpendicular to the main line of the lens, then passed by a convex lens toward the focusing lens. LDR which serves as the detector will be driven by a dc motor to the lens focal point. Then the detector will stop and return to the initial position. Rotary encoder located inside the dc motor is used to read the dc motor rotation. Microcontroller ordered a dc motor to drive the detector as well as read the ADC on the LDR and read the detector displacement. Then will the resulting focal length lens that is displayed by the LCD. The system that have been made has less accuracy but sufficient precision to the value of the average deviation of ± 1 mm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1438
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>