Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Qadar Hasani
"Fenomena Harmful Algal Blooms (HABs) di Teluk Lampung, khususnya di Teluk Hurun, telah banyak dibahas oleh beberapa peneliti. Fenomena HABs diduga akibat peningkatan unsur hara (N dan P) dari limbah pertambakan, pembenihan (hatchery) dan budidaya ikan dalam karamba jaring apung. Masukan N dan P ke perairan akan menyebabkan eutrofikasi perairan yang selanjutnya dapat memicu terjadinya ledakan populasi fitoplankton yang dapat berbahaya bagi organisme perairan. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan kadar nutrient N dan P dengan kemunculan fitoplankton berbahaya, akibat limbah budidaya perikanan yang berbeda pada lokasi penelitian. Secara deskristif hubungan unsur hara N dan P terhadap kelimpahan fitoplankton dapat dilihat dengan adanya kecenderungan peningkatan unsur hara tertentu yang diikuti oleh peningkatan kelimpahan total fitoplankton atau kelimpahan salah satu jenis fitoplankton. Beberapa fitoplankton berbahaya yang ditemukan dengan kelimpahan tinggi pada penelitian ini adalah Ceratium furca dengan kepadatan tertinggi mencapai 5.314 x 10 sel/l, Trichodesmium erithraeum dengan kelimpahan mencapai 1.05 x 10 sel/l and Noctiluca scintilans dengan kelimpahan mencapai 5.99 x 10 sel/l. Hubungan unsur hara N dan P dengan HABs juga ditunjukkan dengan analisis regresi berganda dan canonical corelation analysis (CCA) yang menunjukkan adanya korelasi positif yang kuat antara konsentrasi unsur hara N dan P dengan potensi kemunculan HABs pada berbagai lokasi budidaya perikanan di Teluk Lampung.

The phenomenon of harmful algal blooms (HABs) in the Lampung Bay has been reported by many researchers. The occurrence of HABs may be due to the increase of nutrient (N and P) as results of waste water of aquaculture (shrimp farms, hatcheries and fish cage farms). This study aim to determine the relationship between N and P concentrations in some aquaculture sites with harmful algal blooms. The analysis revealed the differences concentration of N and P at each different shrimp farms and fish cage farms sites (Hurun, Sidodadi, Ringgung, and Cikunyinyi Bay). The result showed that the increase of N and P concentration were followed by the increase of harmful phytoplankton populations. High density HABs were found in this study, such as: Ceratium furca with the highest density at 5.314 x 10 cells l -1, Trichodesmium erithraeum 1.05 x 10 cells l-1 and Noctiluca scintilans 5.99 x 10 cells l-1. The Multiple regression and canonical corelation analysis (CCA) also indicated a strong positive relationship between N and P with the HABs at the shrimp farms and fish cage farms sites in the Lampung Bay."
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI; Fakultas Pertanian Universitas Lampung, 2012
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nadia Shafira Kurniawan
"Perairan Teluk Lampung di Kabupaten Pesawaran adalah salah satu wilayah pesisir dengan ekosistem padang lamun yang dipenuhi oleh kegiatan perikanan seperti budidaya kerang mutiara, keramba jaring apung, dan budidaya udang. Struktur komunitas di padang lamun dapat dipengaruhi oleh kegiatan manusia tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi spesies, kepadatan, dan struktur komunitas Gastropoda di setiap stasiun, serta membandingkannya antar stasiun. Tujuan kedua yaitu untuk menguji korelasi kategori partikel sedimen terhadap kepadatan Gastropoda. Penelitian ini menggunakan metode line transect dan kuadran ukuran 0,5 m x 0,5 m. Gastropoda yang diperoleh sebanyak 17 famili, 49 spesies, dan 219 individu. Spesies yang mendominasi padang lamun Teluk Lampung adalah Canarium urceus berjumlah 39 individu dengan kepadatan 2,08 ind/m2. Kepadatan Gastropoda berkisar 6,13 – 17,06 ind/m2. Nilai keanekaragaman berkisar 2,58 – 2,89. Nilai kemerataan berkisar antara 0,86 – 0,96, Dominansi berkisar antara 0,07 – 0,11. Nilai kesamaan berkisar 0,21 – 0,67. Berdasarkan hasil uji ANOVA, terbukti bahwa terdapat perbedaan kepadatan Gastropoda pada stasiun penelitian dengan Sig. 0,008. Perbedaan dapat terjadi dikarenakan Gastropoda sangat dipengaruhi oleh jenis sedimen dan kondisi lingkungan. Hal tersebut diperkuat dengan Uji Spearman terdapat korelasi positif antara kepadatan Gastropoda dengan pasir sebesar 0,575, korelasi negatif dengan lempung sebesar -0,588, dan tidak berkorelasi dengan kerikil serta butiran.

The waters of Lampung Bay in Pesawaran Regency are one of the coastal areas with a seagrass ecosystem that supports fisheries activities such as pearl oyster cultivation, floating net cages, and shrimp cultivation. Human activities can influence the community structure in seagrass beds. This research aims to analyze the species composition, density, and community structure of gastropods at each station and compare them between stations. Additionally, it aims to test the correlation between sediment particle categories and gastropod density. This research uses the line transect method and 0.5 m x 0.5 m quadrants. Seventeen families, 49 species, and 219 gastropod individuals were obtained. The Canary pitcher, totaling 39 individuals with a density of 2.08 ind/m², dominates the seagrass beds of Lampung Bay. Gastropod density ranged from 6.13 to 17.06 ind/m². The diversity value ranges from 2.58 to 2.89, the evenness value ranges between 0.86 to 0.96, and dominance ranges between 0.07 to 0.11. The similarity value ranges from 0.21 to 0.67. The ANOVA test showed a significant difference in gastropod density at the research stations (Sig. 0.008). Differences can occur due to the influence of sediment type and environmental conditions on gastropods. The Spearman test confirmed a positive correlation between gastropod density and sand (0.575), a negative correlation with clay (-0.588), and no correlation with gravel and granules."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library