Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Abstrak :
Status ekologis perairan darat merupakan kondisi yang menggambarkan kesimbangan hubungan fungsional antara komponen-komponen ekosistemnya yang mencakup komponen biotic dan abiotik. Hubungan fungsional komponen ekosistem perairan darat dapat mengalami perubahan tingkatan keseimbangan karena adanya factor luar seperti perubahan penggunaan lahan di daerah aliran sungai (DAS) dan masuknya bahan-bahan pencemar ke dalam system perairan. Perubahan kondisi DAS dan pemanfaatan yang intensif danau-danau di pulau jawa dapat menyebabkan perubahan keseimbangan ekologis danau-danau tersebut. Penelitian ini ditunjukkan untuk memilih parameter yang potensial untuk mengevaluasi kualitas perairan serta menentukan criteria dan status ekologis danau-danau kecil tersebut. Pengamatan dilakukan di 17 danau kecil di Pulau Jawa pada tahun 2005 sampai 2007. Penelitian mencakup parameter komposisi dan kelimpahan fitoplankton,kualitas air (suhu, pH, DO, TP, N-NO3, N-NH4, P-PO4, klorofil a) dan amonia di sediment. Analisis kualitas air dan sediment merujuk metode baku. Parameter indikator kualitas perairan ditetapkan menggunakan analisis box plot,sedangkan indek ekologis dikembangkan dari analisis gabungan indek kualitas air, kelimpahan fitoplankton dan sediment (N-NH). Hasil analisis box plot diketahui bahwa indek tingkat trofik (TSI), jumlah individu fitoplankton dan konsentrasi ammonia di sedimen merupakan parameter yang relatif ptensial untuk membedakan kondidi perairan danau yang masih baik dan kurang baik serta status ekologisnya. Danau Regulo dan Danau Lembang status ekologisnya paling baik dan dapat digunakan sebagai situs rujukan dalam mengevaluasi kualitas perairan danau-danau kecil di Pulau Jawa.
2010
551 LIMNO 17:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Betawati Prihantini
Abstrak :
Eksplorasi mikroalga di kawasan perairan kampus Universitas Indonesia, telah dilakukan sejak tahun 1989 sampai 2005. Eksplorasi dilakukan untuk mengetahui dan mendata kekayaan jenis-jenis mikroalga di kawasan tersebut (Situ Kenanga, Situ Agathis. Situ Mahoni, Situ Puspa, Situ Ulin, dan Situ Salam). Penelitian bersifat deskriptif. Dari keenam Situ yang ada, Situ Kenanga dan Situ Agathis merupakan habitat yang kaya dengan jenis-jenis mikroalga dari kelompok Cyanobacteria dan Chlorophyta- Sekurang-kurangnya terdapat 40 marga dapat ditemukan di kedua situ tersebut. Marga-marga tersebut terdiri atas 10 genera dari Cyanobacteria dan 30 genera dari Chlorophyta, Marga-marga Cyanobacteria yang umum ditemukan adalah Oscitlatoria (3 jenis), dan Microcystis (1 jenis). Sedangkan jenis-jenis Chlorophyta yang umum ditemukan adalah Scenedesmus (4 jenis), Chlorella, Pediastrum (2 jenis), Pandorina, dan Coelastrum (2 jenis). Beberapa jenis mikroalga yang ditemukan meiimpah pada beberapa tahun yang lalu diketahui mulai sulit ditemukan, antara lain Anabaena, Anabaenopsis. Gloeocapsa, Lyngbia. Ankistrodesmus, Arthrodesmus, Bulbochaete, Pithopora. Pleodorina, dan Zygnema. Keberadaan beberapa jenis mikroalga asli (indigenous species) dari perairan Ul semakin sulit ditemukan. Oleh karena itu. konservasi ex situ penting segera direalisasi untuk mencegah hilangnya jenis-jenis mikroalga asli dari perairan kampus UI. Depok.
Cyanobacteria and Chlorophyta of Kenanga and Agathis Lake of Indonesia University, Depok: The exploration of microalgae from water area of University of Indonesia (UI) campus was done since 1989 to 2005. Exploration was done to understand and collect the data of microalgae genus richness from this area (Kenanga, Agathis, Mahoni. Puspa, Ulin, dan Salam lake). The research was descriptive study. Among the six lakes locating at Ul, Kenanga dan Agathis lakes are rich habitat of microalgae species of Cyanobacteria and Chlorophyta. At least there are 40 genera found at those two (2) lakes. Those are 10 genera of Cyanobacteria and 30 genera of Chlorophyta. Cyanobacteria genera which commonly found are Oscillatoria (3 species) dan Microcystis (1 species). Common Chlorophyta genera, whereas, are Scenedesmus (4 species), Chlorella, Pediastrum (2 species), Pandorina. dan Coelastrum (2 species). Some genera, which found abandontly several years ago, are known difficult to be found, such as Anabaena, Anabaenopsis, Gloeocapsa, Lyngbia, Ankistrodesmus, Arthrodesmus, Bulbochaete, Pithopora, Pleodorina, and Zygnema. The occurance of several indigenous species microalgae from UI area are difficult to be found more and more. Because of that, the ex-situ conservation is important to realize immediately to prevent dissapearance of indigenous species microalgae from waters area of UI campus, Depok.
[place of publication not identified]: Sains Indonesia, 2005
SAIN-10-3-2005-28
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
At present, ecosystem function in lake ulak lia can be found as i.e. : recreation area, fisheries and retention basin of music river.Meanwhile , the basis data of these ecosystem function was limited and difficult to assess so far....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Awalina
Abstrak :
Salah satu aspek penting untuk menyokong Program Ketahanan Pangan Nasional adalah tersedianya habitat perikanan darat (dalam hal ini perairan situ di sekitar Kabupaten Bogor) yang aman dari potensi pencemaran logam berat. Tujuan penelitian lapangan yang dilakukan pada Oktober dan November 2010 ini adalah untuk mengungkapkan tingkat bioakumulasi Pb dan Cd dalam komunitas fitoplankton dan deposisi kedua logam tersebut pada sedimen beserta hubungannya terhadap beberapa faktor kimia dan fisika perairan pada lima perairan situ sekitar Kabupaten Bogor (Situ Lido, Situ Tonjong, Situ Cibuntu, Situ Cikaret serta Situ Rawa Kalong). Disimpulkan bahwa kecuali untuk Cd di Situ Rawa Kalong, kedua logam cenderung untuk lebih banyak terbioakumulasi dalam fitoplankton dibandingkan terdeposisi dalam sedimen. Faktor jarak rerata sumber pencemar, jenis sumber pencemar dan jumlah sumber pencemar berpengaruh secara simultan terhadap pola bioakumulasi Pb dan Cd dalam fitoplankton yang hidup pada lima situ yang diamati. Pb sangat baik terakumulasi dalam fitoplankton pada Situ Cikaret dan Situ Lido yang sangat terkait erat dengan strata pengambilan contoh dan kesadahan. Situ Rawa Kalong memiliki jenis komunitas fitoplankton yang paling adaptif terhadap kondisi perairan dengan kandungan Cd berkadar tinggi baik dalam air maupun sedimennya serta pola bioakumulasinya terkait erat dengan Cd terlarut, Cd partikulat dan kuantitas Cd dalam sedimenya. ......Safe habitat (among of them are shallow lakes at the vicinity of Bogor Regency) from heavy metals pollution is one of the most important aspects to inland water fisheries for supporting to the National Food Security Program. This field research were conducted in October and November 2010 and have aimed to reveal Pb and Cd bioaccumulation and sedimentary deposition level of both metals and its relation to aquatics chemical and physical behaviors of five shallow lakes at the vicinity of Bogor Regency (Situ Lido, Situ Tonjong, Situ Cibuntu, Situ Cikaret and Situ Rawa Kalong). Results show that except of Cd in Situ Rawa Kalong, both of metals were tend to be more bio accumulated in phytoplankton community than deposited in sediment. Average distance to sampling point, variety and quantity of pollutants sources were simultaneously affected to bioaccumulation pattern of phytoplankton which were living in the observed shallow lakes. Pb was significantly more bioaccumulated in phytoplankton of Situ Cikaret and Situ Lido, and seemingly related to sampling strata and total hardness. Situ Rawa Kalong possesed more adaptive phytoplankton community to high level of Cd both in sediment and water column and its pattern was correlated to dissolved Cd, Cd particulate and deposited Cd in sediment.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T30131
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
danau-danau di Mahakam tengah merupakan bagian dari lahan basah di Kalimantan Timur yang memiliki peran penting secara ekologis.
551 LIMNO 20 (1-2) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Satrya Solihin J.
Abstrak :
Kota Tangerang Selatan memiliki sebelas situ yang berada di dalam wilayah administratifnya. Situ-situ tersebut sedang mengalami degradasi fungsi utama sebagai kawasan penyimpanan air. Salah satu sebab penurunan fungsi ini adalah alih fungsi Iahan yang terjadi secara illegal seperti permukiman dan peruntukan situ sebagai kawasan pembuangan sampah. Berdasarkan kondisi tersebut peneliti merumuskan permasalahan penelitian yaitu masih banyaknya situ di wilayah Tangerang Selatan yang mengalami penurunan fungsi dan lwasan kawasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan jika kondisi situ-situ di wilayah Kota Tangerang Selatan dapat dikatakan cukup buruk. Dari 11 (sebelas) situ yang ada di wilayah Tangerang Selatan, hanya 2 (dua) situ yang dapat dikategorikan memiliki kondisi baik, sedangkan 5 (lima) situ lainnya dikategorikan memiliki kondisi sedang, dan bahkan 4 (empat) situ sisanya dikategorikan buruk dengan kondisi [vasan situ sudah nol/hilang. Faktor-faktor yang menyebabkan degradasi situ adalah, 1) dari segi sosial ekonomi kependudukan, peningkatan jumlah penduduk di kota Tangerang Selatan menjadi sebab meningkatnya tekanan terhadap daya dukung situ. 2) Ditinjau dari Aspek Tata Ruang/RUTR Kota Tangerang, rencana pengelolaan kawsan situ tidak terintegrasi dalam rencana tata ruang wilayah kota adanya perubahan fungsi lahan. 3) Ditinjau dari Aspek Potensi Sarana/Elemen Perkotaan, kawasan situ tidak dikelola dengan perencanaan yang baik sehingga tidak terintegrasi dalam pembangunan kota. Altematif solusi untuk perbaikan kondisi situ-situ adalah pengembangan perangkat insentif dan disinsentif untuk mengarahkan sekaligus mengendalikan perkembangan dan perubahan fungsi kawasan situ yang dikembangkan secara sektoral maupun lintas sektoral. ......The eleven smali fakes in The City of South Tangerang are faced serious degradation of their function as water based reservoir and their existence. Land used changing such as illegal settlement and waste landfill around the small lakes caused the inhibitory of small Jakes. Based on that condition, this research question is the enhancement of degradation of small Jakes in South Tangerang City. This research used qualitative approach with descriptive analyses. Results of study show the condition of small lakes in The City of South Tangerang are in bad category. From eleven small lakes, two small lakes categories in good condition, five small lakes categories in middle condition, four small lakes in bad condition with zero area. These conditions caused by, 1) from social, economic and citizenry impact, escalation of citizen dweller in The City of South Tangerang became pressure for carriying cappacity of the small lakes. 2) from South Tangerang Regional Development Planning Concept there is no integration these area to the mapping of City region. 3) from infrastructurs and the element of city, these smal) lakes area were not well integrated to the development of city planning. The alternative solution to improve the condition of these small lakes is the development of insentive and disinsentive system programme. This system fungtion as controlier on land used changes and improvement of the smalt lakes.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2010
T33552
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library