Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1992
630.598 DAM (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yuriana Indah Pratiwi
"Sektor pertanian di Kecamatan Muntilan mengalami perubahan akibat banjir lahar dingin Gunung Merapi. Pengaruh dari banjir lahar dingin dilihat berdasarkan sebaran material piroklastik, jarak dari tanggul sungai dan jarak dari hulu sungai. Penelitian ini menggunakan pembagian segmen berdasarkan jarak dari sungai, yaitu 0-100, 100-200, dan 200-300 meter pada setiap desa terdampak banjir lahar dingin. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa kandungan unsur hara material piroklastik yang terbawa oleh aliran Kali Pabelan menguntungkan bagi kesuburan pertumbuhan tanaman. Wilayah terdampak banjir lahar dingin ada yang mengalami kerusakan sehingga dijadikan wilayah tambang pasir, ada pula yang kembali digunakan sebagai lahan pertanian. Luas lahan pertanian yang mengalami kerusakan memiliki jarak sejauh 10-120 meter dari tanggul sungai. Wilayah yang semakin jauh dari hulu sungai memiliki produktivitas yang lebih baik karena unsur hara dan tekstur tanah lebih mendukung untuk lahan pertanian. Komoditas hortikultura dan palawija mengalami peningkatan lebih dari 50%, terutama pada tanaman cabe dan kacang panjang.
Agricultural sector in Muntilan District altered by cold lahar flood from Mount Merapi. The influence of cold lahar flood can be seen of pyroclastic material, the distance from the river enbankment and distance from upstream. This research uses segment division based on the distance from the river, that are 0-100, 100-200, and 200-300 meters in every village affected by cold lahar flood. Results from this research showed that the nutrient content of pyroclastic material that was carried away by the flow of Pabelan River gave benefits for plant growth fertility. Region affected by cold lava flood damaged used as sand mining area, some are re-used as agricultural land. Agricultural land were damaged due to cold lahar flood has a distance of 10-120 meters from the river embankment. Further regions from the river upstream has better productivity, because nutrients and soil texture better support for agricultural land. Horticulture and palawija comodity have increased more than 50%, especially chili and beans."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mazzia Luth
"ABSTRAK
Adapun yang nienjadi pokok permasalahan dalam peneli
tian ini adalah sampai seberapa jauh perubahan yang ter
jadi dalam pola?pola pengolahan. Lahan pertanian dan kese
imbangan lingkungan sebagai akibat mirasi selektis. Di
samping itu akan dipermasalahkan pula apakah benar keter
libatan masyarakat Mìnangkabau dalam ekonomi pasar meng
ganggu keseimbangan lingkungan ?
hipotesis yang diajukan (dalam arti asumsi) adalah :
1. Jika efisiensi pengolahan lahan pertanian ditingkatkan
maka keseimbangan lingkungan dapat dicapai.
2. Migrasi selektif merupakan salah satu mekanisme sosial
dalam membina keseimbangan lingkungan. Jika migrasi
tinggi intensitasnya, maka tekanan penduduk menjadi
kecil.
Dalam studi kasus desa Koto Tuo tidak terdapat tanah
terlantar. Hal ini disebabkan oleh karena sawah masih di
anggap sebagai lambang keberhasilan. Menurut sistem ni
lai budaya dalam masyarakat setempat, kualitas lebih uta
ma dari kuantitas. Oleh sebab itu sawah tetap saja dita
nami, walaupun tidak secara gotong royong lagi, melainkan
secara mengupah.
Adanya migrasi tidak banyak mempengaruhi pola - pola
pengolahan lahan pertanian scara tradisional, tiada usa
ha peningkatan efisiensi dan karenanya produktifitas ti
dak dapat ditingkatkan. Namun demikian keseimbangan ling
kungan masih dapat dipertahankan.
Sebagai kesimpulan dan penelitian ini adalah bahwa
migrasi selektif tidak rnenimbulkan perubahan pada pola?
pola pengolahan lahan pertanian. migrasi mem
punyai dampak positif terhadap lingkungan alam. Pendorong
utama terjadiya gerakan penduduk adalah suatu penghidup
an yang lebih baik dan pendidikan yang lebih tinggi. Hal
itu terutama disebabkan oleh karena daya dukung lingkung
an sudah berada di ambang batas. Persepsi petani
terhadap Profesinya tidak memberikan gambaran yang cerah.
prospekna di masa depan tidak memberikan harapan yang
lebih baik. Walaupun mereka hidup di atas garis kemiskinan, tetapi merasa miskin. Migrasi tampaknya salah satu
strategi adaptasi masyarakat dalam menghadapi permasalah
an hidup yang ditimbulkan oleh perubahan linkungan.
"
1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fidya Rismayatika
"Indonesia merupakan salah satu negara dengan lahan pertanian yang luas. Namun produksi lahan pertanian terancam akibat adanya perubahan penggunaan lahan serta fenomena perubahan iklim. Salah satu faktor perubahan iklim yang mempengaruhi lahan pertanian adalah fenomena El Nino. Sejak tahun 2002, El Nino terjadi setiap dua tahun sekali. Kejadian El Nino dapat menyebabkan tanaman di lahan pertanian mengalami kekeringab. Kabupaten Magetan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap kekeringan. El Nino dapat menyebabkan kemarau yang berkepanjangan dan mengakibatkan kekeringan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial wilayah kering lahan pertanian menggunakan salah satu indeks penginderaan jauh yakni Normalized Difference Drought Index pada tahun El Nino yakni 2015 dan 2019 Wilayah kering kemudian dikaitkan dengan kondisi fisik. Hasil dari pengolahan data diketahui wilayah kering pada tahun 2015 (El Nino Kuat) lebih luas dibandingkan luas wilayah kering pada tahun 2019 (El Nino Lemah) yakni 3.031,00 ha (tahun 2015) dan 2.214,68 ha (tahun 2019). Pola spasial kekeringan membentuk pola berkelompok. Pola spasial wilayah kering di Kabupaten Magetan adalah semakin ke barat semakin sedikit wilayah kering, mendekati lereng Gunung Lawu. Hasil analisis menunjukkan wilayah kering banyak terjadi di lahan pertanian dengan kondisi fisik ketinggian 200-500 mdpl, lereng 8%-15%, dan jenis tanah asosiasi mediteran coklat kemerahan dan grumusol kelabu.
Indonesia is a country with vast agricultural land. However, agricultural land production is threatened due to land use change and climate change. One of climate change phenomenon affecting agricultural land is the El Nino. Since 2002, El Nino occurs every two years. El Nino events can cause crops on agricultural land to experience drought. Magetan Regency is one of the districts in East Java Province that has a high level of vulnerability to drought. El Nino can cause prolonged drought and cause drought. This study aims to explain the spatial pattern of dry areas of agricultural land using one of the remote sensing indices, Normalized Difference Drought Index in El Nino years (2015 and 2019). Then, dry areas will be associated with physical conditions. The result of data processing is the dry area in 2015 (Weak El Nino) is wider than the dry area in 2019 (Weak El Nino) namely 3,031.00 ha (2015) and 2,214.68 ha (2019). Spatial patterns of dry areas form a group pattern. The spatial pattern of dry areas in Magetan Regency is that to the west the less dry areas, approaching the slopes of Mount Lawu. The results of the analysis showed that many dry areas occur in agricultural land with physical conditions altitude of 200-500 meters above sea level, slopes of 8% -15%, and types of soil associated with reddish brown mediterranean and gray grumusol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: UI Publishing, 2023
630.598 KEB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nastiti Arjuwanti
"Perkembangan suatu wilayah terjadi dikarenakan pengaruh dari beberapa faktor, diantaranya kondisi geografis, ketersediaan sarana dan prasarana, demografi penduduk, jarak dengan pusat kota, aksesibilitas, kondisi iklim, dan sumber daya alam (Supriyatin, 2020). Proses pembangunan perkembangan wilayah sangat berkaitan dengan urbanisasi, seiring dengan pertambahan penduduk, kebutuhan lahan terus meningkat, pro ses pembangunan tersebut akan mempengaruhi wilayah terdekatnya yang biasa bercirikan pedesaan (Kurnianingsih, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola keruangan dari karakteristik wilayah yang terbentuk di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur dan keterkaitannya dengan nilai ekonomi pertanian lahan kering. Sehingga digunakan 5 (lima) variabel, yakni hutan, lahan pertanian, lahan terbangun, ketinggian, dan nilai ekonomi lahan. Penelitian dilakukan secara kuantitatif menggunakan 35 sampel d ata dengan melakukan wawancara terhadap responden yakni petani dan validasi lapangan. Digunakan sistem grid dengan luas 200 × 200 meter atau terdapat 2.049 grid untuk mengidentifikasi karakteristik wilayah. Pola keruangan karakteristik wilayah ditinjau berdasarkan ketinggian dan uji anova digunakan untuk mengidentifikasi kerterkaitan dari karakteristik wilayah dengan nilai ekonomi lahan kering. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kecamatan Cugenang memiliki pola keruangan berdasarkan karakteristik wilayah yang semakin tinggi tingkat urbannya maka semakin rendah wilayah ketinggiannya dan pada keterkaitan antara karakteristik wilayah dan nilai ekonomi lahan kering pertanian menunjukan perbedaan rata-rata nilai ekonomi lahan kering pada ketiga tingkat karakteristik wilayah.

The development of an area occurs due to the influence of several factors, including geographical conditions, availability of facilities and infrastructure, population demographics, distance from the city center, accessibility, climatic conditions, and natural resources (Supriyatin, 2020). The development process of regional development is closely related to urbanization, along with population growth, the need for land continues to increase, and the development process will affect the nearest area which is usually characterized as rural areas (Kurnianingsih, 2013). This study aims to identify the spatial pattern of regional characteristic formed in Cugenang District, Cianjur Regency, and its relationship to the economic value of dryland agriculture. 5 (five) variables are used, namely forest, agricultural land, built-up land, altitude, and the economic value of the land. The research was conducted quantitatively using 35 data samples by conducting interviews with respondents, namely farmers and field validation. A grid system with an area of 200 × 200 meters is used, so it makes 2,049 grids to identify the level of urban area. The spatial pattern of regional characteristic is reviewed based on altitude and the ANOVA test is used to identify the relationship between urban areas and the economic value of dryland. The results showed that the District of Cugenang has a spatial pattern of regional characteristic where the higher the level of urban area the lower the altitude area will be, and the relationship between the level of regional characteristic and the economic value of dryland agriculture shows the difference in the average economic value of dryland at the three levels of regional characteristic."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Dian Anggraeni
"Tesis ini membahas karakteristik kemiskinan dan faktor determinan yang mempengaruhi kemiskinan rumah tangga miskin di Kabupaten Bogor. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Analisa kuantitatif dilakukan agar diperoleh gambaran umum rumah tangga miskin dan tingkat kemiskinan di Kabupaten Bogor. Analisa kualitatif menggunakan sampel Desa Jogjogan untuk melengkapi informasi yang tidak tertangkap dari analisa kuantitatif.
Hasil penelitian menyarankan kepemilikan aset produksi berupa lahan pertanian tidak dialih fungsikan dengan mudah dan pembinaan keterampilan penduduk Desa Jogjogan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga.

This study discusses about poverty characteristic and determinant factor of poverty that household categorized poor at Kabupaten Bogor. Methodologies of this study are both quantitative and qualitative. Quantitative method is used to get the general situation of poor household and level of poverty. Whilst qualitative method used to capture the phenomena that is not described by quantitative method.
Result of the study recommended production asset owning, especially land, is not easily change the status of agricultural and informal training to improve skill people of Desa Jogjogan that might raise household income."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26287
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Halia Asriyani
"Untuk mewujudkan kedaulatan pangan terlebih dahulu harus terdapat ketersediaan pangan yang cukup dan menjamin hak atas pangan bagi rakyat yang berasal dari sumber daya lokal. Karena kebutuhan akan lahan untuk pembangunan semakin besar akibat laju pertumbuhan penduduk dan industrialisasi, maka alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian menjadi sesuatu yang sulit dihindari. Jika alih fungsi lahan ini tidak diantisipasi dan tidak dilakukan upaya perlindungan terhadap lahan pertanian maka akan mengancam ketersediaan pangan yang cukup dan tidak tercapainya kedaulatan pangan. Penelitian ini dilakukan dengan metode yuridis normatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk mewujudkan kedaulatan pangan diperlukan ketersediaan lahan pertanian yang dapat ,menghasilkan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Dengan adanya pengaturan mengenai Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 beserta peraturan pelaksanaanya memberikan jaminan atas keberadaan lahan pertanian untuk ketersediaan pangan yang cukup agar dapat tercipta kedaulatan pangan. Dalam mewujudkan lahan pertanian pangan berkelanjutan ini pemerintah mengupayakan ekstensifikasi lahan dengan pengadaan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan mengendalikan alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian. Diperlukan pula pelaksanaan kewajiban dari Pemerintah Daerah untuk menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat melalui perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan merumuskannya dalam bentuk instrumen hukum serta perencanaan lahan pertanian yang baik di daerah yang menjadi lokasi pengadaan lahan pertanian pangan berkelanjutan.

To realize food sovereignty, there must be sufficient food availability and guarantee the right to food for the people who come from local resources. Because the need for land for development is greater due to the rate of population growth and industrialization, then the conversion of agricultural land to non-agriculture becomes something that is difficult to avoid. If the conversion of land is not anticipated and no safeguards against agricultural land are carried out, it will threaten adequate food availability and not achieve food sovereignty. This research was conducted by normative juridical method.
The results of this study indicate that to realize food sovereignty, the availability of agricultural land is needed, producing enough food to meet the food needs of the community. With the regulation regarding the Protection of Sustainable Food Agriculture in Law No. 41 of 2009 along with its implementing regulations, it guarantees the existence of agricultural land for sufficient food availability so that food sovereignty can be created. In realizing this sustainable food agriculture land, the government seeks to expand the land by procuring sustainable food agricultural land and controlling the conversion of agricultural land into non-agricultural land. Also required is the implementation of obligations from the Regional Government to ensure food availability for the community through sustainable food agriculture land protection by formulating it in the form of legal instruments as well as good agricultural land planning in the area where sustainable food agriculture is procured."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T51971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Angga Niko Safaryanto
"Banjir lahar dingin Gunung Merapi yang terjadi pada tahun 2011 menyebabkan kerusakan lahan pertanian di Kecamatan Salam. Peristiwa ini menyebabkan penduduk yang mayoritas bergantung pada lahan pertanian melakukan adaptasi terhadap lahan pertanian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk adaptasi dan pola yang terjadi pada lahan pertanian terdampak banjir lahar. Penelitian ini menggunakan metode grid dengan ukuran 20 x 20 meter. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Daerah penelitian adalah wilayah terdampak banjir lahar dibagi berdasarkan jarak dari jalan utama tiap 500 meter.
Hasil penelitian ini adalah terdapat dua bentuk adaptasi lahan pertanian yaitu diversifikasi dan intensifikasi. Pola adaptasi penduduk terhadap kondisi lahan pertanian yang terjadi tergantung pada jarak terhadap jalan utama. Semakin dekat dengan jalan utama maka diversifikasi semakin besar dan intensifikasi semakin kecil.

Mount Merapi cold lava flood that occurred in 2011 caused damage to agricultural land in the district Salam. These events led to the majority of the population depends on agricultural land to adapt to agricultural land.
This study aims to determine the shape and pattern of adaptation that occurs in agricultural land affected by flooding lava. This study uses a grid with a size of 20 x 20 meters. Sampling was done by purposive sampling. The study area is a lava flood affected areas divided by the distance from the main road every 500 meters.
Results of this research is that there are two forms of adaptation of farmland namely diversification and intensification. Pattern adaptation of the population to agricultural land condition that occurs depending on the distance to the main road. The closer to the main road, the greater the diversification and intensification of getting smaller.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>