Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christina Frida Widuratmi
Abstrak :
Pola hubungan kerja juragan-buruh perempuan pembatik yang memperlihatkan posisi berlawanan menjadi fokus penelitian ini. Selain itu, juga dikaji hubungan juragan buruh dalam keterlibatannya di Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Alasan yang mendasari penelitian ini adalah pertama, batik tulis merupakan industri kerajinan yang turun temurun dan umumnya banyak menggunakan tenaga kerja perempuan. Kedua, juragan dan buruh membentuk hubungan yang berbeda kepentingan, namun dapat bersatu dalam kelompok. Ketiga, hubungan tersebut menunjukkan kepedulian di antara sesama perempuan untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomis mereka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berperspektif perempuan, melibatkan 26 subjek penelitian yang terdiri atas 12 buruh perempuan, 13 juragan perempuan dan 3 pemilik usaha pada 5 KSM dampingan LSM Bina Swadaya. Lokasi penelitian di Kecamatan Bayat, Klaten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan di Bayat tetap menekuni usaha batik tulis karena membatik dilakukan secara turun temurun dan dapat dikerjakan sewaktu-waktu. Sementara itu, pola hubungan kerja pemilik usahajuragan memperlihatkan dominasi oleh pemilik usaha, sedangkan pola hubungan juragan-buruh memperlihatkan juragan lebih banyak mengalah karena takut kehilangan buruhnya. Meskipun demikian, konflik yang muncul di antara mereka tidak menimbulkan perlawanan yang keras dari buruh karena terciptanya hubungan patron-klien antara pemilik usaha kepada juragan dan juragan kepada buruh. Jaminan sosial yang diberikan patron kepada klien merupakan strategi yang dilakukan oleh patron agar klien bergantung padanya. Sementara itu, keterlibatan juragan dan buruh dalam KSM tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Lebih dari lima tahun mereka bergabung dalam KSM, namun tidak satu pun anggota yang menjadi pemilik usaha. Menjadi pemilik usaha membutuhkan modal yang sangat besar, padahal kelompok belum mampu memberikan pinjaman dalam jumlah besar. Dengan demikian, pendampingan LSM tidak cukup melalui mekanisme simpan pinjam, tetapi juga perhatian pada aspek tenaga kerja, upah, dan keterkaitan usaha kelompok dampingan.
The relationship pattern of Juragan--"Batik" Female Laborer, which illustrate an opposed position, becomes a research focus. Besides, it is also assessed Juragan - Laborer relationship in their involvement in Self-Help Group (KSM). The essential reasons to conduct this research is (1) handmade batik is such a hereditary home industry and this home industry mostly employ female laborers; (2) juragan and laborer relationship is such a relationship with a variety of interest but it can be joined in group; (3) this relationship indicate concern among women to increase their social economy life. This research applies women perspective qualitative method, and involves 26 research subjects consist of 12 laborers, 13 juragan and 3 business owners in 5 target groups of Bina Swadaya. The research location was conducted in sub district of Bayat, Klaten. Research result indicated that women in Bayat remain to work handmade batik business since working batik is such a hereditary activities, and this could be worked any time they want. The relationship pattern of batik business owner - juragan show such relationship that is dominated by the business owner. Meantime, the relationship pattern of juragan-laborer shows that Juragan is more receptive and responsive to fulfill laborer request since juragan is worried to loose their laborer. However, conflict among them not emerge a rigorous opposition from laborer because there is established a patron-client relationship between business owner with juragan, and between juragan with laborer. Social safety from patron to the Client is a strategy, which is conducted by patron in order to make the Client is depended on it. Meanwhile, the involvement of juragan and laborer in KSM not indicate a significant result. They have been joining more than 5 years in KSM; however, not any of members could be a business owner. This would need such amount of capital to be a business owner. Groups are unable to meet such requirement in order to give loan in a big sum. Thus, NGO assistance is not enough through mechanism of saving-loan but it also require attention on aspect of worker, wages and relevant business of target group.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11872
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lailil Kadar
Abstrak :
ABSTRAK Keberhasilan pembangunan pada umumnya tergantung pada partisipasi masyarakat. Akan tetapi, partisipasi masyarakat dalam pembangunan di negara-negara yang sedang berkembang pada umumnya tidaklah timbul dan tumbuh dengan sendirinya. Untuk itu pemerintah di negara-negara yang sedang berkembang tidak hanya menghadapi masalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan warga negaranya, tetapi juga sekaligus harus berupaya untuk menumbuhkan atau menimbulkan partisipasi dari seluruh warga negara yang hendak dibangun itu agar ikut mengambil bagian dalam kegiatan pembangunan yang memang diperuntukkan bagi mereka segala hasilnya. Demikian pula halnya dalam kegiatan pembangunan pertanian. Untuk memberi kesejahteraan bagi warga negaranya, maka pemerintah di negara-negara sedang berkembang, haruslah melaksanakan kegiatan pembangunan yang menyangkut aspek-aspek yang luas dari segi penghidupan dan kehidupan warga negaranya. Tanpa mengenyampingkan berbagai aspek yang luas itu, karena mengingat sebahagian terbesar penduduknya berdiam di wilayah pedesaan, yang juga merupakan wilayah hunian terbesar, dengan mata pencaharian utama di sektor pertanian, maka dalam kegiatan pembangunannya pemerintah Indonesia telah menetapkan prioritas utama bagi pembangunan pertanian. Karena makanan pokok, sebahagian terbesar penduduknya adalah beras, maka dalam kegiatan pembangunan pertanian perhatian utama dipusatkan pada peningkatan produksi tanaman pangan terutama padi. Untuk mewujudkan tujuan itu, maka sejak tahun 1966, berbagai inovasi teknologi pertanian diperkenalkan yaitu Panca Usaha Tani, Intensifikasi Khusus dan yang terakhir yang dilaksanakan sejak tahun 1988 adalah Supra Insus yang merupakan penyempurnaan dari inovasi teknologi pertanian sebelumnya. Sekalipun belum seluruh paket supra insus dilaksanakan oleh para petani, akan tetapi inovasi ini telah dilaksanakan oleh petani-petani di Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Daerah Tingkat II Karawang, Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Hasilnya nampak terutama dari peningkatan produksinya per hektar dalam setiap musim panen. Peningkatan produksi pertanian di atas, menarik untuk dipelajari terutama untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi partisipasi petani dalam melaksanakan supra insus dan dari faktor-faktor tersebut faktor mana yang paling besar pengaruhnya. Berdasarkan pembahasan secara teoritis, diketahui bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi petani dalam melaksanakan supra insus adalah komunikasi media massa, pendidikan dan kepemimpinan. Ketiga faktor tersebut di atas diasumsikan berdiri secara sendiri-sendiri dan tidak mempunyai hubungan satu dengan lainnya. Pengaruhnya dapat bersifat langsung dan dapat juga bersifat tidak langsung. Dalam kaitannya dengan pengaruh yang bersifat tidak langsung, partisipasi petani dalam melaksanakan supra insus diduga dipengaruhi oleh sikap petani terhadap supra insus. Sikap petani terhadap supra insus dipengaruhi oleh komunikasi media massa, kepemimpinan dan pendidikan. Bertitik tolak dari teori-teori tersebut, maka dalam penelitian ini dirumuskan 13 buah hipotesa yang dicoba diuji kebenarannya dengan jangkauan penelitian di Kecamatan Cilamaya. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh petani atau mereka yang bermata pencaharian utama di sektor pertanian khususnya tanaman padi sawah, yang menjadi penduduk di wilayah Kecamatan Cilamaya. Dari populasi di atas ditetapkan sampel sejumlah 96 orang petani, berdasarkan rumus penetapan sampel yang dikemukakan oleh Frank Lynch. Untuk keperluan pengujian hipotesa yang telah dirumuskan dipergunakan uji statistik baik yang sederhana maupun yang berganda berdasarkan rumus statistik product moment, parsial, determinasi dan regresi. Penghitungan skor penelitian dengan menggunakan rumus-rumus tersebut dilakukan baik secara manual maupun dengan bantuan komputer dengan program Micro-Stat. Berdasarkan hasil analisa dengan alat uji statistik, maka dapat dibuktikan bahwa faktor sikap petani mengenai supra insus berpengaruh positip terhadap partisipasi petani dalam melaksanakan supra insus. Faktor-faktor komunikasi media massa, kepemimpinan dan pendidikan (baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama) juga berpengaruh positif, baik terhadap sikap petani mengenai supra insus, maupun terhadap partisipasi petani dalam melaksanakan supra insus. Terhadap sikap petani mengenai supra insus, dapat dikemukakan susunan intensitas pengaruh dari tiga faktor tersebut di atas menurut besarnya pengaruh secara berurutan adalah komunikasi media massa, pendidikan, dan kepemimpinan. Terhadap partisipasi petani dalam melaksanakan suprainsus, urut-urutan faktor yang mempengaruhi, menurut besarnya intensitas pengaruh adalah pendidikan, kepemimpinan dan komunikasi media massa. Hasil analisa juga menunjukkan bahwa dalam upaya peningkatan partisipasi petani dalam melaksanakan supra insus faktor sikap memegang peranan yang penting bahkan dapat dikatakan dominan. Oleh karena itu dalam thesis ini diajukan saran bahwa dalam rangka peningkatan partisipasi masyarakat dalam Pembangunan, khususnya partisipasi petani dalam melaksanakan supra insus, perhatian terhadap pembentukan sikap yang positip terhadap inovasi-inovasi bagi keperluan keberhasilan pembangunan lebih diutamakan. Karena, sikap yang positip terhadap inovasi juga menunjukkan adanya kecenderungan dari individu untuk menerima inovasi dimaksud, yang akhirnya akan berwujud dalam bentuk kesediaan atau kesukarelaan untuk melaksanakannya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryanto Purnomo
Abstrak :
Salah satu darnpak penting akibat pembangunan industri adalah perubahan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran udara. Pencemaran udara yang teijadi selain pencemaran udara di ambien (outdoor air pollution) juga penoemaran udara dalam ruangan (indoor air pollution). Pencemazan udara di ambien teqiadi km-ena masuknya polutan dari hasil kegiatan industri, kendaraan bermotor, pembakaran hutan, letusan gunung berapi dan pembangkit tenaga Iistrik. Di Kota Pontianak, Industri mebel teiah berkembang dengan pesat dalam 5 tahun terakhir. Sebagai industri sektor informal, kekuatan modal dan ketrampilan pekexja mempenganihi kemarnpuan produksi. Sistem kezja yang tidak mekanis dan tidak rnemiliki ikatan waktu yang ketat, pam pekeija menjadi teriibat secara iisik sepcnuhnya terhadap pekeijaannya, mengambil jam lembur dan bekezja jauh lebih lama dibandingkan tenaga kelja pada sektor formal. Selain itu, akibat dari keterbatasan modal pemilik usaha, keadaan lingkungan kerja tidak Clisiapkan untuk memberikan perlindungan dalam bekelja terhadap pCm&p&l?8ll partikulat PMN). Pada penelitjan ini didapatkan konsentrasi debu kayu (PM|0) minimum 110,64 pg/m3 dan maksimum 135,18 pg/m3 dengan konsentrasi rata-rata l22,7pg/ma dan standar deviasi 5,59 pg/m3 sedangkan pekerja yang terpajan rnenunjukkan gcjala pcnyakit salman pcmapasan sebanyak 46 pekeija (74,9%) I-Iasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,0ll sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotcsa nol ditolak atau dapat dikatakan bahwa pada taraf kepcrcayaan 95% ada hubungan antara konsentrasi debu kayu (PM10) dcngan gejala penyakit saluran pemapasan setelah dikontrol oleh kamkteristik pekezja dan faktor lingkungan kerja. Saran dalam penelitian ini adalah pcrlu dilakukan pengawasan terhadap keschatan pckerja industri informal rnclalui program pcnyuluhan dan pelayanan kcsehatan scoara spcsitik, pcrlu mcnerapkan kcselamatan dan kesehatan kerja dengan menyediakan alat pelindung diri berupa maskcr dan pcrlu dilakukan penclitian lebih lanjut mencakup pajanan debu kayu (PM 10) pada waklu malam hari, mcngingat scbagian bcsar proses produksi dilakukan sampai malam hari. ......One of the important impacts from the effect of industrial development is environment quality alteration caused by air pollution. Air pollution occurred besides in ambience (outdoor air pollution) also inside room (indoor air pollution). Air pollution in ambience occur because present pollutant from industrial activity, motor vehicle, wood combustion, volcano explosion and electrical generator. At Pontianak City, furniture industry has developed rapidly in past 5 years. As industry of informal sector, finance strength and employee ability a.&`ecting productivity ability. Non-mechanic work system and no time bond, employees become fully involved physically to their work, taking overtime and working longer than employees in fonnal sector. Besides, consequence nom owner finance limitation, work environment do not prepared to give protection in working toward exposure of particulate PMN. In this research obtained wood dust concentration (PMN) minimum 110.64 u/m3 and maximum 135.18 ug/m? with average concentration of 122.7 ug,/ma and deviation standard of 5.59 pg/m while exposed ployees show symptom of bronchi disease as much as 46 labors (74.9%). Statistic test result shows p value = 0.011 so that concluded zero hypothesis rejected or said that Conlident Interval 95% thcre is a relation between wood dust concentration (PMN) with bronchi disease symptom after controlled by labors characteristic and work environment factor. Suggestion in this research is require monitoring toward health of infomtal industry labor through counseling program and specific health service, require implementation of safety and health of work by providing self protector device in the form of masker and require advanced research of wood dust exposure (PM|o) in night, considering that most of production process performed until night.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34498
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Kezia Elvira
Abstrak :
Meningkatnya jumlah tenaga kerja asing TKA yang masuk ke Indonesia, membuat isu mengenai TKA menjadi suatu hal yang problematik dalam situasi ketenagakerjaan khususnya terkait kesempatan kerja di Indonesia. Dengan meningkatnya jumlah TKA yang masuk ke dalam negeri, maka diperlukan adanya kelengkapan peraturan yang mengatur persyaratan TKA, serta pengamanan penggunaan TKA yang mengatur aspek-aspek dasar dan bentuk peraturan dengan mekanisme yang ketat. Namun demikian, pengaturan terkait jangka waktu penggunaan TKA dan perpanjangannya belum diatur secara khusus dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga dalam praktiknya hal tersebut belum sepenuhnya terlaksana dengan baik dan menimbulkan konflik yang terkait dengan putusnya hubungan kerja antara perusahaan sebagai pemberi kerja dengan TKA sebagai pekerja/buruh. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode yuridis normatif dengan meneliti bahan kepustakaan yang menghasilkan tipologi penelitian deskriptif. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pengaturan mengenai penggunaan TKA di Indonesia adalah mutlak melalui mekanisme pemekerjaan dengan perjanjian kerja waktu tertentu PKWT. Kebutuhan untuk memperpanjang masa kerja TKA, harus memperhatikan jangka waktunya dengan melihat kepada jenis Rencana Penggunaan TKA RPTKA dan Izin Menggunakan TKA IMTA yang dimiliki oleh TKA yang bersangkutan sebagaimana diatur di dalam Permenaker No. 16 Tahun 2015.Selain itu pemahaman yang baik terhadap regulasi terkait penggunaan TKA merupakan hal yang penting bagi TKA sebagai pekerja/buruh dan pihak perusahaan sebagai pemberi kerja, untuk meminimalisasi terjadinya penyimpangan yang berakhir dengan sengketa akibat adanya perbedaan penafsiran baik terhadap hukum perburuhan heteronom maupun hukum perburuhan otonom. ...... The increasing number of foreign workers entering Indonesia, make the issue of foreign workers become problematic thing in labor situation especially regarding to employment opportunity in Indonesia. With the increasing number of foreign workers that entering the country, it is important to have a complete regulation that regulates the requirements of foreign workers, and safeguarding the use of foreign workers which regulates the basic aspects and regulations with strict mechanisms. However, the arrangement regarding to time period of the use of foreign workers and it extension has not been regulated specifically in prevailing laws, so in practice, the regulation hasnt been fully well implemented and be the cause of termination of employment conflict between companies as employer and foreign workers as worker laborer. This research is using normative juridical method by researching literature materials that produce descriptive research typology. Based on the result of this study, it can be conclude that the arrangement concerning the use of foreign workers in Indonesia is absolute through the mechanism of employment with fixed term contract. The need to extend the usage of foreign workers should notice the time period by observing type of Foreign Workers Recruitment Permits and Issuance of Expatriate Employment Permit owned by related foreign workers as regulated in The Decree of Ministry of Manpower Republic Indonesia number 16 year 2015. Furthermore, a good understanding of the regulation related to the use of foreign workers is important for foreign workers as worker laborer and company as employer, to minimize the occurrence of irregularities that ended in dispute due to differences in interpretation of both heteronomous labor law and autonomous labor law.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library