Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Riezzati
"Lanthanum dan Iron-Metal Organic Frameworks (La-MOF dan Fe-MOF) telah berhasil disintesis dengan metode solvotermal dan diaplikasikan sebagai katalis untuk mengkonversi glukosa menjadi senyawa multifungsi seperti 5-Hydroxymethylfurfural (5-HMF). 5-HMF merupakan salah satu sumber energi yang menjanjikan dan banyak digunakan dalam industri kimia dan material polimer. MOF digunakan sebagai sumber dari asam Lewis dan asam Bronsted yang akan meningkatkan pembentukan 5-HMF dalam transformasi glukosa. Pola 2θ, morfologi permukaan, komposisi kimia, intensitas spektrum, dan luas permukaan dikarakterisasi dengan X-Ray Diffractometer (XRD), Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX), Fourier Transform InfraRed (FTIR), dan Brunaeur-Emmelt-Teller (BET). Puncak spesifik dari La-BDC MOF pada XRD merujuk pada 2θ = 8,13 dan 24o dan Fe-BDC MOF pada 2θ = 9, 12 dan 19o. Pola XRD untuk La-MSBDC MOF merujuk pada 2θ = 9, 16, dan 18o sedangkan Fe-MSBDC pada 2θ = 9, 12, dan 18o. Analisis SEM dari La-BDC dan La- MSBDC cenderung berbentuk rod-like dengan ukuran yang besar, sedangkan Fe-BDC dan Fe-MSBDC berbentuk rombohedral dengan partikel yang lebih kecil dan seragam yang juga berpengaruh terhadap luas permukaannya. Spektrum FTIR dari keempat MOF menunjukkan adanya puncak yang melebar pada 3200-3500 cm-1 yang berasal dari vibrasi ulur O-H molekul H2O dan puncak pada daerah 1600 cm-1 yang berasal dari vibrasi C=O karboksilat pada ligan. Uji aktivitas katalitik yang dilakukan dalam reaktor vial 10 ml pada suhu 130oC dengan memvariasikan waktu dan jumlah katalis
menghasilkan aktivitas katalitik terbaik pada material Fe-MOF dengan yield 5-HMF dalam DMSO sebesar 44,72%.

Lanthanum and Iron-Metal Organic Frameworks (La-MOF and Fe-MOF) have been successfully synthesized by the solvothermal method and applied as catalysts to convert glucose into 5-Hydroxymethylfurfural (5-HMF). 5-HMF is a very promising energy source extensively used in chemical industries and polymer materials. MOF is used as source of Lewis and Bronsted acid that can improve the formation of 5-HMF in glucose transformation. 20 pattern, surface morphology, chemical composition, absorption spectra, and surface area were characterized by X-Ray Diffractometer (XRD), Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX), Fourier Transform Infrared (FTIR) and Brunauer-Emmelt-Tellers (BET). The specific peaks of La-BDC MOF on XRD pattern corresponded at 2θ = 8,13 and 24 while Fe-BDC MOF corresponded to MIL-88B structure at 2θ = 9, 12, and 19. XRD pattern for La-MSBDC MOF exhibit 2θ = 9, 16, and 18o while Fe-MSBDC MOF at 2θ = 9, 12, and 18o. SEM analysis of La-BDC MOF and La-MSBDC MOF revealed the catalysts morphology were rod-like with bigger particle while Fe-BDC and Fe-MSBDC were rombhic-like which had uniform and smaller particle size. This properties will exhibit their surface area and pore size distribution. The FTIR spectra of MOF showed the broadening peak at 3200-3500 cm-for O-H stretching vibrations from water molecules and peak at 1600 cm refering to C=O streching from carboxylic in ligand molecules. The activity of La- MOF and Fe-MOF as catalysts were performed in 10 mL vial glass reactor at T = 403 K with varied time from 0-8 h and catalyst loading from 8-12 mg in which the best catalytic activity of 44.72% yield of 5-HMF was exhibited by Fe-MOF materials in DMSO.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salmi Julianti
"Pelepasan fosfor dalam bentuk fosfat yang tinggi dari sedimen ke sistem perairan memicu terjadinya proses eutrofikasi yang berkontribusi terhadap kematian spesies air, pertumbuhan alga dan infeksi dari parasit. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh dari sistem redoks besi, dimana fosfat yang terikat dengan besi(III)oksihidroksida mengalami reduksi menjadi besi(II) yang akan dilepas ke system perairan di bawah kondisi anoksik. Oleh karena itu, pengembangan metode in-situ untuk mengukur pelepasan fosfor dan besi secara simultan dapat bermanfaat untuk analisa yang kuat. Pengembangan metode DGT dilakukan dengan menggunakan kombinasi binding agent Lanthanum MOF yang merupakan material berpori dengan luas permukaan yang tinggi untuk mengikat spesi fosfat labil dan Chelex-100 digunakan untuk mengikat ion besi(II). Pada penelitian ini diperoleh nilai CDGT/Clarutan untuk ion Fe(II) terbesar diperoleh 1,12 dan untuk spesi fosfat labil diperoleh 1,39 maksimum dalam waktu 24 jam. Pengujian terhadap variasi pH larutan diperoleh hasil optimum pada pH 2,5 - 4,5 untuk ion Fe(II) sementara untuk spesi fosfat labil pada pH 2,5-8,6. Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan kombinasi binding agent pada perangkat DGT untuk mengikat ion Fe(II) dan spesi fosfat labil bergantung terhadap waktu perendaman dan pH.

The release of phosphor in the form of high phosphate from sediments to the aquatic system triggers a eutrophication process. It occurs due to the influence of the iron redox system where phosphate bound to iron(III) oxyhydroxide is reduced to iron(II) which will be released into aquatic systems under anoxic conditions. Therefore, developing an in-situ technique to measure the release of phosphor and iron simultaneously contributes to a better analysis. The method uses Lanthanum MOF, a porous material with a high surface area to bind labile phosphate species and Chelex-100 and bind iron(II) ions in Diffusive Gradient in Thin Films (DGT). The largest value of CDGT/Csolution for Iron(II) ion was 1.12, and for the labile phosphate species, the maximum value was 1.39 within 24 hours. Tests on variations in the pH solution obtained optimum results for Iron(II) ions, namely at pH 2.5-4.5. Meanwhile, the labile phosphate species produced the optimum result at a pH of 2.5-8.6. This study shows that the ability of the binding agent combination in the DGT tool to bind Iron(II) ions and labile phosphate species depends on the immersion (soaking) time and pH."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salmi Julianti
"Pelepasan fosfor dalam bentuk fosfat yang tinggi dari sedimen ke sistem perairan memicu terjadinya proses eutrofikasi yang berkontribusi terhadap kematian spesies air, pertumbuhan alga dan infeksi dari parasit. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh dari sistem redoks besi, dimana fosfat yang terikat dengan besi(III)oksihidroksida mengalami reduksi menjadi besi(II) yang akan dilepas ke system perairan di bawah kondisi anoksik. Oleh karena itu, pengembangan metode in-situ untuk mengukur pelepasan fosfor dan besi secara simultan dapat bermanfaat untuk analisa yang kuat. Pengembangan metode DGT dilakukan dengan menggunakan kombinasi binding agent Lanthanum MOF yang merupakan material berpori dengan luas permukaan yang tinggi untuk mengikat spesi fosfat labil dan Chelex-100 digunakan untuk mengikat ion besi(II). Pada penelitian ini diperoleh nilai CDGT/Clarutan untuk ion Fe(II) terbesar diperoleh 1,12 dan untuk spesi fosfat labil diperoleh 1,39 maksimum dalam waktu 24 jam. Pengujian terhadap variasi pH larutan diperoleh hasil optimum pada pH 2,5 - 4,5 untuk ion Fe(II) sementara untuk spesi fosfat labil pada pH 2,5-8,6. Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan kombinasi binding agent pada perangkat DGT untuk mengikat ion Fe(II) dan spesi fosfat labil bergantung terhadap waktu perendaman dan pH.

The release of phosphor in the form of high phosphate from sediments to the aquatic system triggers a eutrophication process. It occurs due to the influence of the iron redox system where phosphate bound to iron(III) oxyhydroxide is reduced to iron(II) which will be released into aquatic systems under anoxic conditions. Therefore, developing an in-situ technique to measure the release of phosphor and iron simultaneously contributes to a better analysis. The method uses Lanthanum MOF, a porous material with a high surface area to bind labile phosphate species and Chelex-100 and bind iron(II) ions in Diffusive Gradient in Thin Films (DGT). The largest value of CDGT/Csolution for Iron(II) ion was 1.12, and for the labile phosphate species, the maximum value was 1.39 within 24 hours. Tests on variations in the pH solution obtained optimum results for Iron(II) ions, namely at pH 2.5-4.5. Meanwhile, the labile phosphate species produced the optimum result at a pH of 2.5-8.6. This study shows that the ability of the binding agent combination in the DGT tool to bind Iron(II) ions and labile phosphate species depends on the immersion (soaking) time and pH."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library