Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widya Wirawan
Abstrak :
Fenomena iklim skala global seperti ENSO (El Nino South Oscilation), yang berpusat di Lautan Pasifik bagian tengah dan timur sekitar ekuator (daerah pusat ENSO), dapat mempengaruhi fenomena cuaca lain seperti skala regional dan skala lokal di Indonesia, karena letak Indonesia yang berdekatan dengan daerah pusat ENSO. Selain El Nino yang membawa pengaruh terhadap iktim kering di sebagian besar wilayah Indonesia, maka La Nina cenderung membawa pengaruh tertiadap kenaikan jumlah curah hujan di Indonesia terutama Sumatera, Jawa dan Kalimantan. La Nina yang ditandai dengan turunnya temperatur muka perairan di daerah pusat ENSO hingga 60Celcius dari normalnya, menyebabkan perubahan sirkulasi atmosfer di sekitarnya, untuk wilayah Indonesia akan menyebabkan meningkatnya aktifitas awan hujan. Penelitian mi bermaksud untuk mengetahul kenaikan curah hujan akibat pengaruh La Nina periode April- September di pantai Utara Jawa bagian barat pada tahun 1961 —1990, dimana periode La Nina diidentifikasi dengan menggunakan parameter Indeks Osilasi Se!atan (lOS) clan Suhu muka Laut (SML), yang disesuaikan untuk melihat selisih kenaikan curah hujan pada 6 bulan tersebut. Hash penelitian menunjukkan adanya indikasi perubahan curah hujan buanan pada saat La Nina, dibandingkan kondisi normalnya. Dimana kenaikan tertinggi terjadi di bagian timur wilayah penelitian, selanjutnya ke arah barat menunjukkan pola unrnhJtnang.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Gejala NESO diketahui dari indeks Osilasi Selatan. Variasi aktivitas matahari tidak secara lansung berpengaruh pada variasi SOI tersebut. Dalam penelitian ini terungkap bahwa paket variasi sunspot bulanan yang menumpang pada siklus 11 tahunan menunjukkan adanya perioda yang sepadan dengan variasi SOI yaitu pada perioda -3-4 tahun, -6-8 tahun dan perioda -30 tahun. Bentuk paket ini diinterpretasikan sebagai paket energi keluaran matahari yang berlangsung untuk perioda tersebut dan berpengaruh pada perbedaan teanan udar antara pasific selatan dan daratan Australia yang dinyarakan dalam SOI.
620 LAP 2:1 (2000)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Athur Yordan Herwindya
Abstrak :
ABSTRAK
Karakteristik massa air di perairan sekitar Maluku dipengaruhi oleh massa air dari Samudera Pasifik. Parameter yang digunakan untuk melihat perubahan ketika kejadian El Nino maupun La Nina adalah suhu permukaan laut, salinitas dan pola T-S Diagram. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan karakter massa air di Samudera Pasifik dan laut Banda pada tahun 1993 hingga 2000 dengan kondisi Iklim di daerah Maluku. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data CTD dari World Ocean Database dan data iklim dari The European Centre for Medium-Range Weather Forecasts di perairan sekitar MalukuTerdapat dua jenis massa air yang mempengaruhi laut Banda, dapat dilihat dari dua tipe densitas, ?t = 26.0 kg/m3 dengan salinitas maksimal 34.9 psu pada kedalaman 230 m merupakan massa air dari Pasifik Selatan. Kemudian, nilai densitas sebesar ?t = 23.7 kg/m3 dengan salinitas maksimal 34.83 psu pada kedalaman 127 m, massa air dari Pasifik Utara. Hubungan antara massa air dengan iklim yaitu ketika terjadi El Nino tahun 1998 nilai salinitas permukaan 33.8 PSU, lebih tinggi dari pada salinitas pada saat kondisi normal yang berkisar antara 33.65 psu. Sedangkan pada saat La Nina tahun 2000 nilai salinitas permukaan rata ndash; rata 34.3 psu, lebih tinggi daripada kondisi normal yang berkisar antara 34.56 PSU.
ABSTRACT
Water mass characteristics in the waters around Maluku influenced by the water mass from the Pacific Ocean. The parameters used to see the changes when the El Nino and La Nina are the sea surface temperature, salinity and T S diagram patterns. Generally, this research aims to examine the relationship of water mass character in the Pacific Ocean and the Banda Sea in 1993 to 2000 normal condition, El Nino and La Nina events to the climate conditions in the Maluku. The study was conducted using data CTD World Ocean Database and climate data from the The European Centre for Medium Range Weather Forecasts in the waters around MalukuThere are two types of water masses affect the Banda Sea, which can be seen from the two types of density, each of t 26.0 kg m3 with a salinity maximum 34.9 PSU at a depth of 230 m, shows the influence of the water mass of the South Pacific. The density of t 23.7 kg m3 with a maximum salinity 34.83 psu at a depth of 127 m, shows the influence of the water mass of the North Pacific. The relationship between the water mass and the climate are clearly shown during the 1998 El Ni o, surface salinity value 33.8 psu higher than normal conditions 33.65 psu . Meanwhile, during the La Nina at 1999 2000 average value of surface salinity 34.3 psu , are higher than normal conditions 34.56 psu .
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athur Yordan Herwindya
Abstrak :
Karakteristik massa air di perairan sekitar Maluku dipengaruhi oleh massa air dari Samudera Pasifik. Parameter yang digunakan untuk melihat perubahan ketika kejadian El Nino maupun La Nina adalah suhu permukaan laut, salinitas dan pola T-S Diagram. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan karakter massa air di Samudera Pasifik dan laut Banda pada tahun 1993 hingga 2000 dengan kondisi Iklim di daerah Maluku. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data CTD dari World Ocean Database dan data iklim dari The European Centre for Medium-Range Weather Forecasts di perairan sekitar Maluku
2017
T49647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roni Kurniawan
Abstrak :
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lima pulau besar dan ribuan pulau kecil, dan secara keseluruhan 70% wilayah teritorial Indonesia adalah lautan dan karena itu kehidupan sehari-hari penduduk Indonesia sangat berhubungan dengan laut. Berkaitan dengan pentingnya informasi tentang gelombang laut, terutama bagi keselamatan beragam kegiatan di laut, berdasarkan data dalam periode tahun 2000 - 2010, dilakukan studi tentang karakteristik gelombang di perairan Indonesia. Hasil studi menunjukkan bahwa variasi spasial dan temporal tinggi gelombang dan frekuensi terjadinya gelombang tinggi mempunyai pola yang berasosiasi dengan siklus angin monsunal. Pola tinggi gelombang dan frekuensi terjadinya gelombang tinggi di sebagian besar wilayah perairan Indonesia mempunya dua puncak yang terjadi dalam periode monsun Australia (Desember, Januari, Februari) dan dalam periode monsun Australia (Juni, Juli, Agustus). Daerah rawan gelombang tinggi pada periode monsun Asia umumnya lebih luas daripada pada periode monsun Australia. Pada periode peralihan antar monsun, sebagian besar wilayah perairan Indonesia tidak rawan gelombang tinggi. Daerah rawan gelombang tinggi pada periode peralihan antar monsun umumnya lebih sempit dan terdapat di perairan yang Indonesia yang menjadi bagian dari Laut Cina Selatan, Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, terutama selatan Jawa sampai Bengkulu. Meskipun korelasinya tidak signifikan, berlangsungnya El Nino menyebabkan meningkatnya tinggi gelombang di wilayah perairan Indonesia bagian timur, terutama utara ekuator dan berlangsungnya La Nina menyebabkan meningkatnya tinggi gelombang di perairan Indonesia yang berada di Samudera Hindia terutama di selatan Jawa. Sedangkan terjadinya IODM negatif menyebabkan meningkatnya tinggi gelombang di perairan barat Sumatera sebelah utara ekuator.
Indonesia is the world's largest archipelagic nation made up of five large islands and thousands of small islands, and overall 70% of the territory of Indonesia is the ocean and therefore the daily life of the population of Indonesia is closely connected with the sea. Related to the importance of information about ocean waves, especially for the safety of a variety of activities at sea, based on data in the period 2000 - 2010 obtained by numerical wave model, conducted a study of the characteristics of waves in the waters of Indonesia. The study shows that the spatial and temporal variations in wave height and frequency of occurrence of high waves have a pattern associated with monsunal wind cycle. The pattern of wave height and frequency of occurrence of wave heights in most of the territorial waters of Indonesia possessed two peaks that occur in Australia monsoon period (December, January, February) and the Australian monsoon period (June, July, August). Areas prone to high waves in the period of monsoon Asia are generally wider than the Australia monsoon period. In the transitional period between monsoons, most of the territorial waters of Indonesia is not prone to high waves. Areas prone to high waves in the transitional period between monsoons are generally narrower and there in the waters of Indonesia, which became part of the South China Sea, Pacific Ocean and Indian Ocean, particularly south of Java to Bengkulu. Although the correlation is not significant, ongoing El Nino led to an increasing wave height in the eastern waters of Indonesia, especially north of the equator and the ongoing La Nina led to an increasing wave height in the waters of Indonesia in the Indian Ocean, especially in the south of Java. While the occurrence of negative IODM cause increased wave height in the waters west of Sumatra north of the equator.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T31929
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Indah Utami
Abstrak :
ABSTRAK
Dampak fenomena ENSO yakni menyebabkan adanya pergeseran pola musim hujan danmusim kemarau. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap kegiatan pertanian di Kabupaten Kebumen diantaranya seperti kegagalan panen dan penurunan hasil produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola keterpaparan pertanian lahan kering di Kabupaten Kebumen sehubungan dengan adanya fenomena ENSO dan keterkaitannya dengan produktivitas jagung. Data yang digunakan berupa curah hujan harian periode 1986-2016 dari 32 stasiun pengamat hujan. Parameter yang digunakan untuk mengidentifikasi keterpaparan ada lima parameter yaitu penyimpangan awal musim kemarau, durasi musim kemarau, curah hujan masa tanam jagung, curah hujan masa panen jagung, jumlah hari hujan panen jagung dan dan metode yang digunakan adalah skoring dan overlay. Pola keterpaparan pertanian lahan kering yang terpapar tinggi cenderung berada di wilayah pegunungan. Periode El Nino tahun 2015 tidak mengakibatkan pertanian lahan kering terpapar secara signifikan karena didominasi keterpaparan rendah, sedangkan periode La Nina mengakibatkan keterpaparan sedang hingga tinggi karena lahan kering tidak membutuhkan air terlalu banyak. Pada periode El Nino tahun 2015 produktivitas jagung cenderung naik 43 dari kondisi normal. Pada periode La Nina tahun 2010 produktivitas jagung menurun cukup signifikan yaitu 63 dibandingkan dengan kondisinormal.
ABSTRACT
The impact of ENSO phenomenon causes a shift in the pattern of rainy and dry season.This will affect the agricultural activities in Kebumen regency such as crop failure and decreased productivity results. This study aims to find out the exposure pattern of dry land agriculture in Kebumen regency with the phenomenon of ENSO and its association to corn productivity. The data used is the daily rainfall period of 1986 2016 from 32 observer rain stations. There are 5 parameters to identify exposure are early deviation and duration of dry season, rainfall of the maize, the maize harvest, the number of rainy days in maize harvestand the method used is scoring and overlay. The pattern of high exposure to dry land agriculture tends to be in mountainous areas. The El Nino Period of 2015 does not result in dry land agriculture being significantly exposed due to low exposure, while the La Nina period results in moderate to high exposure because dry land does not require too muchwater. In the El Nino period of 2015, maize productivity tends to rise 43 from normalconditions. In the La Nina period in 2010 the productivity of maize is 63 compared tonormal conditions.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Pratama
Abstrak :
Aplikasi penginderaan jauh dalam bidang meteorologi dan klimatologi sangat membantu terutama dalam memperoleh informasi perkiraan curah hujan pada suatu wilayah, karena cakupan wilayahnya yang luas. Penelitian ini mengkaji mengenai pola curah hujan yang terjadi di Pulau Jawa selama periode normal, El Nino dan La Nina pada bulan Desember, Januari dan Februari menggunakan data curah hujan dari citra satelit MTSAT dengan menginterpretasi dari suhu puncak awan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola curah hujan yang terjadi menunjukkan pola yang berbeda dimana pada periode normal curah hujan yang tinggi tersebar pada ketinggian 100 ? 1000 m, pada periode El Nino curah hujan yang tinggi tersebar pada ketinggian 100 hingga diatas 1000 m dan pada periode La Nina curah hujan yang tinggi tersebar pada ketinggian 0 ? 500 m. Namun, pola curah hujan tersebut menunjukkan lebih terkonsentrasi di bagian utara Jawa terutama Jawa bagian tengah.
Remote sensing application in study of meteorology and climatology is very helpful, particularly in acquisition of rainfall information in an area, because of its wide coverage area. This research is about rainfall pattern in Java Island on the normal, El Nino and La Nina periods for Desember, January and February using rainfall data from MTSAT-1R satellite that interpreted from cloud top temperature. The result showed that rainfall patterns that happened had different pattern where on the period of normal the highest of rainfall can be found at elevation of 100 ?1000 m; on the periode of El Nino, the highest of rainfall can be found at elevation of 100 until > 1000 m; and on the period of La Nina, the highest of rainfall can be found at elevation of 0 ? 500 m. However, the rainfall patterns showed that the highest of rainfalls can be found in the northern of Java, especially in the northern of central Java.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S619
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Luluun Nuri Zamaniah
Abstrak :
ABSTRAK
Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu sentra penghasil tanaman bawang merah di Jawa Timur. Tanaman bawang merah menjadi salah satu tanaman holtikultura andalan Kabupaten Probolinggo. Hal ini ditunjukkan dengan nilai produksi tanaman bawang merah yang lebih besar jika dibandingkan dengan tanaman holtikultura lainnya yaitu mencapai 40.234 ton pada tahun 2016 Kabupaten Probolinggo Dalam Angka, 2017 . Tanaman bawang merah sangat bergantung dengan kondisi iklim. Kondisi iklim yang tidak menentu dapat memberikan dampak yang kurang baik terhadap produktivitas bawang merah. Gangguan iklim seperti kekeringan dan hujan lebat ekstrem yang dipengaruhi aktivitas ENSO kemungkinan membawa pengaruh terhadap berubahnya nilai produktvitas bawang merah dari normalnya. Data curah hujan periode El Nino dan La nina serta data produktivitas bawang merah tahun El Nino, Normal dan La Nina akan digunakan dalam penelitian ini. Data curah hujan akan diklasifikasi menjadi kekeringan periode El Nino dan hujan ekstrem periode La Nina. Metode yang digunakan untuk menghitung kekeringan yaitu metode De Boer. Hasil akhir menunjukkan pola iklim ekstrem Kabupaten Probolinggo didominasi oleh iklim ekstrem sedang, sementara iklim ekstrem tinggi hanya berada di beberapa Kecamatan saja. Hasil akhir juga menunjukkan adanya pengaruh dari iklim ekstrem terhadap penurunan produktivitas bawang merah.
ABSTRACT
Probolinggo regency is one of the centers of shallot production in East Java. Shallot plants become one of the mainstay horticultural crops Probolinggo regency. This is indicated by the higher production value of onion plants compared to other horticultural crops, which reached 40,234 tons in 2016 Probolinggo Dalam Angka, 2017 . Shallot plants are highly dependent on climatic conditions. Uncertain climatic conditions can have an unfavorable impact shallot productivity. Climate anomalies such as droughts and heavy rainfall extreme influenced by ENSO activity may have an effect on the change in shallot productivity value from normal. The rainfall data for the El Nino and La Nina periods as well as the El Nino, Normal and La Nina shallot productivity data will be used in this study. Rainfall data will be classified into El Nino period droughts and the extreme rain of the La Nina period. The method used to calculate the drought is De Boer method. The final result shows that the extreme climate pattern of Probolinggo is dominated by moderate temperate climates, while extreme high temperatures are in only a few sub districts. The end result also shows the influence of extreme climate on the decrease of onion productivity.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library