Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Nuruli Khaliq
Abstrak :
ABSTRAK
Teknologi dewasa ini mengalami perkembangan yang cepat. Pada saat ini juga para ahli teknologi diseluruh dunia yang bergerak pada bidang yang berbeda berkutat dengan waktu untuk dapat menghasilkan suatu produk yang memiliki teknologi lebih baru dan dapat memberikan kemudahan lebih bagi manusia. Keberadaan teknologi baru menimbulkan ancaman bagi produk yang berbasis pada teknologi lama karena teknologi tersebut menjadi usang (obselete).

Iridium LLC, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi-satelit, merupakan salah satu contoh perusahaan yang muncul karena adanya perkembangan teknologi yang cepat. Dengan sistem dan 66 rangkaian Low Orbit Satetit (LOE) yang dikembangIan Iridium, para pengguna telepon genggam dapat melakukan hubungan komunikasi secara personal tanpa hambatan dimanapun lokasinya dimuka bumi ini. Dengan dukungan penuh dari perusahaan telekomunikasi ternama dunia Motorola, Iridium diharapkan dapat melakukan terobosan revolusioner dibidang telekomunikasi karena menampilkan teknologi yang belum ada sebelumnya. Namun Iridium LLC yang melakukan komersialisasi pada November 1998 hanya mampu bertahan selama 16 bulan sebelumnya akhirnya dinyatakan bangkrut pada bulan Maret 2000.

Bangkrutnya Iridium dalam waktu singkat membuat berbagai pihak bertanya-tanya bagaimana sebuah perusahaan senilai $5 Milyar dengan dukungan perusahaan seperti Motorola yang memiliki pengalaman dibidang telekomunikasi sejak lama yang melakukan riset lebih dari 10 tahun untuk keberhasilan tersebut, serta mempromosikan sistemnya secara besar-besaran dan meluncurkan 66 satelitnya demi melayani konsumen, hanya bertahan kurang lebih 16 bulan saja sejak peluncurannya. Penyebab kebangkrutan iridium adalah gagalnya perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban keuangannya pada batas waktu yang ditentukan. Faktor tersebut salah satunya dipicu oleh gagalnya fridium memenuhi target 100.000 pelanggan dalam waktu satu tahun yang diletapkannya sendiri serta munculnya tanggapan pasar yang berbeda terhadap perkiraan Iridium LLC, menjadikan keunggulan teknologi yang dimilikinya tak berarti.

Tujuan utama dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi apakah ada langkah-langkah kritis yang dilupakan oleh Iridium untuk mencapai suatu produk inovasi yang berhasil, disamping itu faktor-faktor apa yang telah dikesampingkan Iridium dalam proses peluncuran produk di pasar sehingga bukannya menjadikan Iridium sebagai suatu perusahaan yang berhasil melainkan mengarahkannya pada kebangkrutannya sendiri.

Metode penelitian yang dilakukan adalah menganalisa faktor-faktor penunjang inovasi teknologi yang kemungkinan diabaikan oleh perusahaan serta faktor-faktor Iainnya yang menyangkut implementasi strategi perusahaan secara keseluruhan dalam mencapai sukses diantara dalam pengelolaan resiko dan ketidakpastian dimasa mendatang.

Beberapa temuan penting dari studi ini adalah adanya ketimpangan hubungan diantara pihak R&D yang mengembangkan teknologi dengan pihak Pemasaran yang meluncurkan produk. Faktor tersebut diantaranya adalah kurang responnya R&D dalam mengantisipasi keinginan pasar sebagai pihak utama yang berperan dalam menentukan keberhasilan suatu teknologi serta kurang dilibatkannya pihak Pemasaran sejak proses inovasi teknologi dilakukan. Adanya arogansi dari perusahaan induk Motorola, keyakinan terhadap keberhasilan teknologi yang baru dan peluncuran produk yang prematur demi mendapat keunggulan sebagai penggerak pertama (first mover) menyebabkan perusahaan mengabaikan dan tidak terlalu memperhitungkan lagi faktor resiko dan ketidakpastian yang dihadapi dimasa komersialisasinya. Peluncuran perusahaan yang prematur demi menjadi penggerak pertama (first mover) itu pula yang menyebabkan penggerak berikutnya (second mover) dengan cepat dapat mempelajari kesalahan-kesatahan yang dilakukan Indium sehingga seniakin memperketat persaingan.

Dimasa yang akan datang untuk meneliti peristiwa yang serupa sebaiknya data-data internal perusahaan lebih banyak didapat, sehingga hal-hal yang sebenarnya merupakan esensi dan kegagalan perusahaan dapat lebih diketahui dan dapat dicapai suatu solusi yang lebih spesifik dengan permasalahannya.

Pembahasan studi ini dapat menjadi acuan bagi seluruh bidang industri tidak hanya yang mengandalkan keunggulan teknologi saja, namun seluruh aspek yang berkaitan dengan peluncuran suatu produk baru dan memiliki keunggulan yang lebih dibanding produk terdahulu karena sekali lagi hebatnya suatu produk bukan ditentukan oleh perusahaan maupun penemunya, namun oleh pengguna sebagai pihak yang paling berwenang menentukan nilai tersebut.
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romina Saraswati Himawan
Abstrak :
ABSTRAK
YPF-Maus Southeast Sumatra, LLC. adalah salah satu perusahaan minyak asing yang beroperasi dl indonesia sebagai kontraktor bagi hasil Pertamina. Satu setengah tahun yang lalu tepatnya 1 Mei I997, manajemen memutuskan untuk mengadakan perubahan struktur organisasi di Departemen Eksploitasi dan struktur organisasi fungsional menjadi unit bisnis. Peralihan dan pelaksanaan perubahan tersebut memberikan dampak positif dan negatif baik pada perusahaan maupun pada karyawan perusahaan.

Persepsi dari karyawan Departemen Eksploitasi mengenai perubahan ini didapatkan dengan melakukan jajak pendapat secara random. Jajak pendapat merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengumpulkan data terutama mengenai persepsi responden. Studi persepsi ini perlu dilakukan untuk mendapatkan data yang paling akurat yang berkenaan dengan karyawan yang terkait, sebab karyawanlah yang terkena dampak adanya perubahan ini.

Responden dipilih secara acak dan diminta untuk mengisi jajak pendapat. Responden cukup bervariasi dalam hal jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, masa kerja, tingkat pekerjaan, dan latar belakang pekerjaan. Responden adalah mereka yang mengalami masa berlakunya kedua struktur organisasi tersebut, sehingga dapat membuat perbandingan dan keduanya.

Responden memberikan persepsinya atas hal-hal tersebut di atas, dan juga persepsi atas unit bisnis yang kini diberlakukan. Persepsi tersebut mencakup beberapa hal seperti struktur organisasi yang sesuai untuk perusahaan dan yang sesuai untuk pengembangan karir karyawan. Keadaan unit bisnis saat ini, misalnya komposisi unit bisnis, komunikasi antar anggota, sistem kontrol dan koordinasi, sistem penghargaan atas kinerja, adalah beberapa hal yang mendapatkan perhatian dari adanya perubahan struktur organisasi.

Pada akhirnya karyawan sebagai bagian dari unit bisnis harus mengetahui secara jelas konsep dan tujuan unit bisnisnya, demikian pula dengan target yang telah ditetapkan oleh kantor pusat dan harus dicapai oleh tiap unit bisnis.

Berdasarkan studi persepsi yang dilakukan di Departemen Eksploitasi ini dapat disimpulkan bahwa karyawan menerima perubahan struktur organisasi tersebut, tetapi dalam pelaksanaannya memerlukan waktu dan profesionalisme dari semua pihak. Bukan berarti bahwa struktur yang sebelumnya tidak baik, tetapi dengan perkembangan perusahaan organisasi, struktur unit bisnislah yang sesuai dengan tujuan dari perusahaan/organisasi saat ini.

Perubahan struktur organisasi ini diyakini menjadi hal yang menunjukkan kedinamisan suatu perusahaan pada saat struktur yang lama tidak memuaskan lagi. Persepsi ini bukan untuk menentukan struktur organisasi yang terbaik, tetapi untuk memberi gambaran struktur yang sesuai untuk tiap perusahaan.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyaz Caesar Muhammad
Abstrak :
Mengikuti tren global dari mengadopsi energi terbarukan ke dalam sistem tenaga listrik, banyak arus langsung (DC) rumah konsep yang diusulkan, karena sebagian besar energi terbarukan sumber tegangan DC. Penulisan ilmiah ini membahas pengembangan pengisian baterai yang ringan, rendah profil, dan terpasangn di dalam pada sepeda listrik yang tidak mengambil ruang yang berlebihan dan kompatibel untuk sistem DC rumah. Oleh karena itu, inverter yang umum digunakan dapat dihilangkan karena menghasilkan kerugian konversi daya yang lebih rendah. Desain topologi Half bridge resonant LLC dalam frekuensi switching tinggi di atas 1MHz menggunakan magnetis planar dilakukan untuk memilih Konverter DC-DC yang paling sesuai. Untuk mencapai efisiensi tinggi dalam frekuensi switching tinggi dan untuk mengurangi ukuran charger, perangkat divais elektronika wide band gap (wbg) yang digunakan. Langkah-langkah metodologi desain diusulkan dan divalidasi melalui simulasi pada rangkaian yang mengonversi 120 V dari input ke kisaran tegangan output 48-55 V di 0,5 kW
Following the global trend of adopting renewable energy into the electric power system, many direct current (DC) House concepts are proposed, because most of the renewable energy sources are DC voltage. This Scientific writing discusses the development of lightweight, low profile, and the built-in electric bike charger that does not take up excessive space and are compatible for home DC systems. Therefore, commonly used inverters can be eliminated as it generates lower power conversion losses. The topology design for the Half-bridge resonant LLC in high switching frequencies above 1MHz using planar was performed to select the most suitable DC-DC converter. To achieve high efficiency in high switching frequencies and to reduce the size of the charger, wide band gap (WBG) devices are used. Step-by-step in design methodology is proposed and validated through simulation on the circuit convert 120 V from input to output voltage range 48-55 V at 0.5  KW
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairinaya Nizliandry
Abstrak :
Pembubaran badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam Bab X Undang-Undang Perseroan Terbatas. Pembubaran PT wajib diikuti dengan proses likuidasi oleh Likuidator. Likuidator secara umum memiliki tugas untuk melakukan pemberesan harta kekayaan PT, namun di dalam undang-undang tidak diatur secara rinci mengenai batasan wewenang Likuidator terkait hal tersebut. Hal ini dapat menimbulkan ketidakpastian hukum bagi para krediturnya seperti yang terjadi pada pembubaran PT A, dimana di dalam proses likuidasinya kreditur diberikan opsi novasi piutangnya kepada perusahaan induk PT A yang juga merupakan debitur PT A. Penelitian ini akan menganalisis mengenai wewenang, kewajiban, dan tanggung jawab Likuidator yang berasal dari luar PT serta implikasi dari penandatanganan perjanjian novasi oleh Likuidator bagi krediturnya. Untuk menjawab permasalahan pada penelitian ini digunakan metode yuridis normatif yang dilengkapi dengan wawancara dengan narasumber terkait. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perbuatan pemberesan dalam proses likuidasi haruslah dipandang secara luas meliputi penyelesaian utang piutang. Oleh karena itu, wewenang dan kewajiban Likuidator menjadi lebih luas dari yang diberikan oleh undang-undang, termasuk di dalamnya wewenang untuk menandatangani perjanjian novasi dengan kreditur dan debiturnya. Adapun saran yang diberikan dari penelitian ini yaitu membuat pengaturan secara rinci dan terang mengenai batasan tugas dan wewenang Likuidator dalam undang-undang serta pentingnya peran aktif RUPS dalam mengatur mengenai batasan tersebut. ......Dissolution of a business entity in the form of a Limited Liability Company (LLC) is regulated in Chapter X of the Company Law. The dissolution of the LLC must be followed by a liquidation process by the Liquidator. Liquidator generally has the duty to settle the assets of a LLC, but the law does not regulate in detail the limits of the Liquidator's authority in this regard. This situation can cause legal uncertainty for its creditors as happened at PT A’s dissolution, in which at their liquidation process the creditors are given the option of novation of their receivables to PT A’s parent company which is also the debtor of PT A. This study will analyze the authorities, obligations, and responsibilities of Liquidators from outside the LLC and the implications of the signing of novation agreement by the Liquidator for creditors. To answer the problems in this study, normative legal research was used and complemented by interviews with relevant informants. The results of this study indicate the settlement in the liquidation process must be viewed comprehensively, including the settlement of accounts payable. Therefore, the authorities and obligations of the Liquidator are broader than those provided by law, including the authority to sign novation agreements with their creditors and debtors. Suggestions given from this study are to make detailed and clear arrangements regarding the limits of the Liquidator's duties and authorities in the law and the importance of the active role of the GMS in regulating these limits.
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover