Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lunyka Adelina Pertiwi
"India adalah salah satu negara yang kini muncul sebagai kekuatan baru di dunia dengan mengusung Look East Policy (LEP), walaupun sejak 1947 hingga 1990 kebijakan luar negerinya berkarakteristik non blok (non alignment). Tulisan ini bertujuan menjelaskan bagaiimana India melakukan proses mempelajari kebijakan luar negeri terdahulu (foreign policy learning) sebelum LEP dan bagimana prospek Indonesia dengan adanya LEP ini. Tulisan ini akan mengelaborasinya melalui dua model yaitu belajar dari pengalaman (learning by doing) dan teori simulasi (simulation theory) dengan melibatkan analisa terhadap kondisi eksternal dan internal India. Model pertama menjelaskan terdapat kompleksitas di bidang ekonomi dan politik baik di tingkat global, regional ASEAN dan domestik India. Hal ini turut memaksa India untuk mempelajari sikap apatis ASEAN dulu karena ambivalensi kebijakan non bloknya sehingga akhirnya melalui LEP, India membangun kembali kerja sama ekoomi dan politik institusional dengan ASEAN. Model kedua menjelaskan perluasan LEP bersumber dari kompleksitas ekonomi, keamanan maritim, dan kekuatan militer nasional India. India juga telah mempelajari sikap ASEAN saat kebijakan stimulus berupa tes peluncuran nuklir tahun 1998, berkaitan dengan pentingnya posisi India sebagai penyeimbang bagi pengaruh Cina di kawasan tersebut. Semua hal ini mendorong India memperkuat kekuatan diplomasinya di forum multilateral dan kerjasama militernya dengan Australia, Asia Tenggara hingga Asia Timur. Keberhasilan LEP ini sebetulnya menghadirkan prospek lebih besar di bidang keamanan maritim dan ekonomi bagi Indonesia. Untuk meningkatkan political chemistry dengan India, Indonesia diharapkan mampu konsisten menghadirkan diplomasi fleksibel, semangat masa lalu sebagai pencetus non blok, keinginan yang sama untuk menjadi kekuatan maritim dunia dan kedekatan nilai-nilai demokrasi."
Jakarta: Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, 2017
327 JHLN 3:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Fathma Sari
"Sindrom ovarium polikistik (SOPK) adalah gangguan multifaktorial yang sering menyerangwanita pada usia reproduktif. Etiologi dari SOPK hingga saat ini masih sulit untuk dipahami. Namun, obesitas diketahui sebagai gangguan metabolik yang berasosiasi dengan SOPK. Leptin (LEP) dan Neuropeptida-Y (NPY) diketahui terlibat dalam regulasi nafsu makan, patogenesis obesitas, dan abnormalitas fungsi reproduksi yang mengarah pada SOPK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekspresi mRNA gen LEPdan NPY pada wanita SOPK dan non-SOPK dengan obesitas dan non-obesitas. Ekspresi mRNA gen LEP dan NPY dari sampel darah perifer dianalisis menggunakan metode quantitative real-time PCR (qPCR). Penelitian dilakukan pada 40 subjek dengan empat kelompok sampel, yaitu (1) non-SOPK non-obesitas; (2) non-SOPK obesitas; (3) SOPK non-obesitas; (4) SOPK obesitas. Hasil penelitian menunjukkan ekspresi mRNA gen LEP lebih tinggi pada kelompok SOPK dan non-SOPK dengan obesitas dibandingkan dengan kelompok SOPK dan non-SOPK tanpa obesitas. Sebaliknya, ekspresi mRNA gen NPY lebih rendah pada kelompok SOPK dan non-SOPK dengan obesitas dibandingkan dengan kelompok SOPK dan non-SOPK tanpa obesitas. Meskipun tidak seluruh hasil analisis statistik menunjukkan perbedaan pada setiap pasangan kelompok (P<0,05), penelitian ini menunjukkan ekspresi mRNA gen LEP dan NPY terkait dengan SOPK dan obesitas.

Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) is a multifactorial disorder affecting women during reproductive age. The etiology of PCOS remains elusive. However, obesity has been reported to be a common metabolic disorder associated with PCOS. Leptin (LEP) and neuropeptide-Y (NPY) play significant roles in appetite regulation, obesity pathogenesis, and abnormality of reproductive function which can lead to PCOS. This study aims to determine LEP and NPY mRNA gene expression in PCOS and non-PCOS women with obese and nonobese. LEP and NPYmRNA gene expression levels in peripheral blood samples were analyzed using quantitative real-time PCR (qPCR) method. The study was conducted on four groups of samples from recruited 40 subjects; (1) non-PCOS non-obese; (2) non-PCOS obese; (3) PCOS non-obese; and (4) PCOS obese. This study found LEPmRNA gene expression was higher in PCOS and non-PCOS groups with obesity compared to PCOS and non-PCOS groups without obesity. In contrast, NPYmRNA gene expression was lower in PCOS and non-PCOS groups with obesity compared to PCOS and non-PCOS groups without obesity. Although not all statistical analysis show significant differences in each pair of groups (P< 0.05), this study suggests LEP and NPY mRNA gene expressions are related to PCOS and obesity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library