Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dora Syakina Desriana
Abstrak :
Simian Human Immunodeficiency Virus (SHIV) merupakan virus kimera yang berasal dari rekombinasi antara HIV yang dapat menginfeksi manusia dan SIV yang dapat menginfeksi primata non manuisa. Pada penelitian ini, dilakukan substitusi sekuens gen virus kimera pada sekuens gen gag, yaitu Cyclophilin A binding domain, gen vif, dan gen nef. Hasil rekombinasi pada virus kimera SHIV diinfeksikan pada sel HT-29 yang memiliki alternatif molekul yang dapat mengenali reseptor gp120, yaitu galaktosilseremida.  Uji infektivitas virus kimera SHIVst ini bertujuan untuk melihat kemampuan infeksi virus kimera melalui analysis keberadaan materi genetik yaitu RNA virus dan protein kapsid, yaitu p24. Hasil yang diperoleh virus kimera dapat dihasilkan melalui transfeksi pada sel CHO terdapat pita RNA virus yang terbentuk pasca amplifikasi. Selain itu, analisis kebaradaan protein p24 juga terkonfirmasi melalui western blot dan ELISA antigen p24 dari supernatant pasca transfeksi. Namun, pada hasil infeksi virus kimera yang dilakukan pada sel HT-29, keberadaan RNA virus melalui tahapan amplifikasi baik PCR konvensional maupun RT PCR tidak menunjukkan terbentuknya pita spesifik RNA virus. Oleh karena itu, virus kimera SHIVst tidak bisa menginfeksi sel HT29. ......Simian Human Immunodeficiency Virus (SHIV) is a chimeric virus originating from recombination between HIV which can infect humans and SIV which can infect non-human primates. In this study, chimera virus gene sequences were substituted for gag gene sequences, namely Cyclophilin A binding domain, vif gene, and nef gene. SHIVst was infected with HT-29 cells which have an alternative molecule that can recognize the gp120 receptor, namely galactosylceremide. The infectivity test of the SHIVst chimera virus was aimed at assessing the infectivity of the chimera virus through analysis of the presence of viral RNA and capsid protein, p24. The results obtained by the chimera virus can be produced by transfection in CHO cells, there are viral RNA bands formed after amplification. In addition, analysis of the presence of p24 protein was also confirmed by western blot and p24 antigen ELISA of the post-transfection supernatant. However, in the results of SHIVst infection HT-29 cells, the presence of viral RNA through the amplification stages of both conventional PCR and RT PCR did not show the formation of viral RNA-specific bands. Therefore, the SHIVst chimeric virus could not infect HT29 cells.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Widiyanti Rahayu Hilia
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian telah dilakukan untuk menganalisis kromosom ikan koi Kohaku (Cyprinus carpio L.) dengan teknik kultur sel darah. Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan informasi mengenai jumlah dan karakter morfologi kromosom ikan koi Kohaku (Cyprinus carpio L.). Preparat kromosom diperoleh dari sel darah ikan koi Kohaku yang dikultur dengan menggunakan medium RPMI 1640, mitogen PHA-M, faktor tumbuh FBS, dan antibiotic antimycotic pada suhu 37°C selama 72 jam dalam inkubator dengan 5% CO2. Perlakuan penghambatan pembentukkan spindel untuk mendapatkan sebaran kromosom metafase dilakukan dengan pemberian 10µg/mL kolsemid kemudian di inkubasi selama dua jam. Sampel kemudian diberi perlakuan hipotonis dengan larutan KCl 0,075 M di inkubasi selama 8 menit, dan perlakuan fiksatif dengan larutan metanol dan asam asetat glasial dalam perbandingan 3: 1 selama 10 menit. Sampel diwarnai dengan Giemsa 5%, dan diamati di bawah mikroskop Leica dengan perbesaran 10x100. Jumlah kromosom dihitung dengan bantuan software ImageJ. Pengamatan sebaran kromosom metafase yang didapatkan menunjukkan ikan koi Kohaku memiliki kromosom yang berjumlah berkisar 2n= ca. 100--102. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat menjadi informasi dasar kromosom spesies, melihat kekerabatan spesies, dan pengembangan sitogenetik di Indonesia.
ABSTRACT
Research to analyze chromosomes Kohaku koi (Cyprinus carpio L.) using blood cell culture techniques has been conducted. The aim of the research was to obtain information about the number and size of chromosome of the Kohaku koi (Cyprinus carpio L.) chromosome. Chromosomes were obtained from Kohaku koi fish blood cell culture. The cells were cultured using RPMI 1640 medium, mitogen from PHA-M, FBS growing factor, and antibiotic antimycotic at a temperature of 37°C for 72 hours in a 5% CO2 incubator. The inhibition of spindle formation to obtain chromosomal metaphase distribution was carried out by two-hours colcemid treatment at a dosage of 10 µg/mL. The samples were subjected to 0.075 M KCl hypotonic solution for 8 minutes, and fixed with a solution of methanol and glacial acetic acid in a 3: 1 ratio for 10 minutes. Samples were tinged with 5% Giemsa and observed under a Leica microscope software with 10 x 100 magnification. The number of chromosomes has been calculated by using ImageJ software. According to the data obtained, Kohaku koi fish chromosome numbers ranged from 2n=ca. 100 to 2n=ca.102. The results were expected to be the basic of chromosome information that would be beneficial for predicting the kinship of species as well as the development of cytogenetics in Indonesia.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Liana Johari
Abstrak :
Penelitian pengaruh beberapa konsentrasi limbah cair tahu terhadap pertumbuhan Chiarella spp. telah dilakukan di laboratorium Ekologi, Jurusan Biologi, FMIPA Ul. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa konsentrasi limbah cair tahu terhadap kerapatan sel Ch/orella spp. saat peak dan mengetahui konsentrasi limbah cair tahu yang optimum untuk pertumbuhan Chiarella spp. Rancangan penelitian adalah rancangan acak lengkap dengan 6 perlakuan, yaitu 0% (kontrol di dalam medium Beneck) dan medium limbah cair tahu pad a konsentrasi 1 0, 20, 30, 40, dan 50%. Hasil penelitian menunjukkan ada kenaikan kerapatan sel dari konsentrasi 0 (kontrol) sampai 20%, kemudian menurun pada konsentrasi 30 sampai 50%. Kerapatan sel saat peak tertinggi (22,812x1 06 sellml) dicapai pada perlakuan 20% di hari ke-10,6 dan kerapatan.sel terendah (1,892x106 sel/ml) dicapai pada perlakuan 50% di hari ke-3,66. Hasil dari keenam perlakuan tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi 20% merupakan konsentrasi yang optimum untuk pertumbuhan Chlorella spp .. Hasil uji perbandingan berganda a= 0.05 menunjukkan perbedaan nyata antara pasangan kelompok perlakuan terhadap kerapatan sel saat peak kecuali, perlakuan 0 dan 30%, 10 dan 20%, 40 dan 50%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S31046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berlin: Springer, 1995
581.072 4 PLA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Rostiningtyas Lusiono
Abstrak :
Media yang biasa digunakan untuk kultur sel limfosit manusia adalah Dulbecco's Modified Eagle Medium (DMEM) dengan penambahan Fetal Bovine Serum (FBS) yang mengandung nutrisi bagi kultur sel dan menyediakan beberapa faktor pertumbuhan dan hormon yang penting bagi pertumbuhan sel. Namun penggunaan serum ditemukan dapat mengandung virus dan prion sehingga beresiko terjadinya kontaminasi. Untuk mencapai media kultur yang optimal dan dapat meningkatkan transduksi protein, FBS disubstitusi dengan royal jelly Apis mellifera. Invensi ini bertujuan untuk membuat pengganti Fetal Bovine Serum pada medium pertumbuhan sel limfosit manusia berbahan baku royal jelly. Serbuk royal jelly dibuat dengan cara freeze drying terdiri dari 3 macam, yaitu: royal jelly, soluble royal jelly, dan hydrolisat royal jelly. Kemudian hasil invensi produk digunakan untuk medium kultur sel limfosit selama 24 jam dan 48 jam dengan konsentrasi royal jelly 10%, 7,5%, 5%, dan 2,5% serta diamati perkembanganya pada 24 dan 48 jam. Dilakukan uji MTS untuk mengukur proliferasi sel. Royal jelly tanpa perlakuan memiliki nilai persen viabilitas paling tinggi yaitu 77.15 untuk 24 jam dan 58.44 untuk 48 jam dengan variasi konsentrasi 2.5% Royal jelly ......The media commonly used for human lymphocyte cell culture is Dulbecco's Modified Eagle Medium (DMEM) with the addition of Fetal Bovine Serum (FBS) which contains nutrients for cell culture and provides several growth factors and hormones that are important for cell growth. However, the use of serum was found to contain viruses and prions so there is a risk of contamination. To achieve optimal culture media and increase protein transduction, FBS was substituted with Apis mellifera royal jelly. This invention aims to make a substitute for Fetal Bovine Serum in human lymphocyte cell growth medium made from royal jelly. Royal jelly powder made by freeze drying consists of 3 types: royal jelly, soluble royal jelly, and hydrolyzate royal jelly. Then the results of the product invention were used for lymphocyte cell culture medium for 24 hours and 48 hours with royal jelly concentrations of 10%, 7.5%, 5%, and 2.5% and their development was observed at 24 and 48 hours. MTS test was performed to measure cell proliferation. Royal jelly without treatment had the highest percent viability value, namely 77.15 for 24 hours and 58.44 for 48 hours with a concentration variation of 2.5% Royal jelly
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safrina Dewi Ratnaningrum
Abstrak :
Penelitian prcxiuksi β-karoten pada Spirulina platensis (Norstedt) Geitler (1925) di dalam medium Zarouk p.a. (proanalisis) dan teknis telah diiakukan dl Lab. Akuakultur, Puslitbang Bioteknologi LIPI, Cibinong. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan produksi β-karoten pada S. platensis yang dipeiihara di dalam medium Zarouk p.a. dan teknis. Selain itu, juga diiakukan analisis biomasa, klorofil a, dan karotenoid sebagai data penunjang. Rancangan pdhelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 2 perlakuan yaitu: medium Zarouk p.a. dan teknis, dengan 3 ulangan pada masing-masing perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi β-karoten tertinggi dicapai keduanya pada ts (180 jam) sebanyak 0,1608 pg/ml (medium Zarouk p.a.) dan 0,1837 pg/ml (medium teknis).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S31084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusniar Yusuf
Abstrak :
ABSTRAK
Eksplan yang berasal dari apikal kecambah Paraserianthes falcataria yang berusia 7 hari ditanam pada medium Murashige & Skoog (1962) modifikasi dengan konsentrasi NAA 0; 0.5; 1 ppm dan BAP 0; 2; 4; 6 ppm. Pengamatan kualitatif meliputi pertumbuhan tunas, kalus, dan akar, sedangkan pengamatan kuantitatif meliputi tinggi tunas, jumlah nodus/tunas, berat basah dan berat kering eksplan. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penanaman meristem apikal pada medium Murashige & Skoog {1962) modifikasi dapat membentuk tunas, kalus, maupun akar. Pada semua perlakuan uji Analisis Variansi 2 faktor pada α = 0.01 dan uji Turkey menunjukan pemberian NAA dan BAP berbeda nyata terhadap tinggi tunas dan jumlah nodus/tunas. Tunas tertinggi terjadi pada pemberian NAA 1 ppm dan BAP 4 ppm, sedangkan jumlah nodus/tunas terbanyak terjadi pada perlakuan NAA 1 ppm dan BAP 6 ppm.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Figel Ilham
Abstrak :
Kultur sel merupakan metode tradisional yang hingga saat ini masih digunakan karena dapat mengetahui bakteri apa saja yang muncul dalam suatu penyakit infeksius bakteri. Selain itu, kultur sel juga digunakan untuk penelitian antigen dan keampuhan antibiotik, model eksperimen, dan studi genetika. Tryptic Soy Agar (TSA) merupakan salah satu media kultur sel yang sering digunakan. PT Forsta Kalmedic Global telah memproduksi produk media TSA, tetapi menurut laporan yang diperoleh hasilnya tidak maksimal. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah analisis metode 4M1E yang dikenal sebagai metode analisis kondisi masalah yang ada atau Anakonda. Selain itu, data pendukung juga dikumpulkan seperti kualifikasi instalasi, kualifikasi operasional, wawancara, observasi, dan data pendukung lainnya yang diperoleh dari PT Forsta Kalmedic Global. Data menunjukkan bahwa persentase item ditolak pada bets A, B, dan C berturut-turut adalah 69%, 78%, dan 64,29%. Adapun hasil wawancara yang diperoleh adalah personel sudah menggunakan alat pelindung diri yang baik dan benar serta menjaga kebersihan dan sudah menerima pelatihan seecara nonformal. Akan tetapi, personel belum terkualifikasi karena belum ditemukan bukti dokumen resmi yang menunjukkan bahwa personel tersebut sudah terkualifikasi. Material juga sudah sudah steril dan tidak tercemar. Untuk mesin produksi media TSA, kualifikasi sudah dilakukan tetapi hasilnya tidak tajam. Selain itu, latar belakang ruangan pada mesin produksi TSA adalah kelas D, di mana seharusnya berkelas B. ...... Cell culture is a traditional method used until nowadays due to the ability to identify bacteria that appeared in bacterial infectious disease. In addition, cell culture can be used also in antigen studies, antibiotic potency, experiment model, and genetic studies. Tryptic Soy Agar (TSA) is one of the examples of the cell culture media frequently used. PT Forsta Kalmedic Global has produced TSA media product, but according to the reports, the yield is not optimal. The activity consists of the 4M1E method of analysis known as the method of problem-solving analysis. Besides, supporting data are collected e.g. installation qualification, operational qualification, interview, observation, and other supporting data received by PT Forsta Kalmedic Global. Data shows that the percentage of rejections of batch A, B, and C respectively is 69%, 78%, and 64.29%. According to the interview, personnels have already worn personal protective equipment properly, kept the workspace clean, and received informal training. However, they have not been qualified due to the inability to show official documents that prove they have been qualified. The materials are also sterile and not polluted. On the TSA production machine, qualifications have been done but the results are not sharp. In addition, the cleanroom background on the TSA production machine is in class D, where it should have been class B.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library