Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung Wijaya
"Banyaknya pertumbuhan jumlah bank dan lembaga pembiayaan memicu Bank Pekreditan Rakyat untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabahnya. Salah satu pelayanan yang merupakan keunggulan Bank Perkreditan Rakyat adalah proses pemberian kredit yang cepat dengan syarat yang flexible, misalnya penggunaan agunan yang bukan milik debitur sebagai jaminan kredit. Kelebihan proses pemberian kredit yang dimiliki Bank Perkreditan Rakyat tersebut ternyata memiliki resiko yang besar pula. Semakin banyak kredit yang disalurkan berbanding lurus dengan besarnya resiko yang terkandung di dalamnya, di mana resiko yang mungkin timbul adalah menjadi bermasalahnya kredit tersebut yang selanjutnya disebut kredit bermasalah atau macet.
Pada penulisan ini akan dibahas mengenai cara penyelesaian kredit bermasalah menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan cara penyelesaian kredit bermasalah oleh PT. Bank Perkreditan Rakyat XYZ yang agunan kreditnya bukan milik debitur. Pada penulisan ini, penulis menggunakan bentuk penelitian yuridis normatif, dengan tipe penelitian yang deskriptif dan jenis data sekunder. Sebelum masuk ke dalam pembahasan pokok permasalahan, terlebih dahulu dijabarkan tinjauan umum tentang kredit seperti pengertian kredit, unsur-unsur kredit, fungsi kredit, jenis-jenis kredit, tujuan penggunaan, jaminan kredit, serta prinsip kehati-hatian (Prudential Principle) yang harus diterapkan dalam pemberian kredit. Mengenai peraturan yang mengatur mengenai penyelesaian kredit bermasalah akan ditinjau baik dari peraturan perundang-undangan yang berlaku maupun Peraturan Bank Indonesia. Sedangkan untuk pembahasan mengenai penyelesaian kredit bermasalah pada PT. Bank Perkreditan Rakyat XYZ didasarkan pada studi kasus yang terjadi pada PT. Bank Perkreditan Rakyat XYZ di Depok.
Pada akhirnya penulisan ini membawa kepada kesimpulan bahwa penyelesaian kredit bermasalah menurut peraturan perundang-undangan dapat dilakukan dengan penjualan di bawah tangan maupun pelangan. Sedangkan Peraturan Bank Indonesia memberikan penyelesaian kredit bermasalah dengan cara restrukturisasi kredit, hapus buku (write off) dan Agunan Yang Diambil Alih (AYDA). Bank Perkreditan Rakyat XYZ dalam menyelesaikan kredit bermasalah yang ada selalu mengacu kepada peraturan yang ada, namun terlebih dahulu diusahakan penyelesaian secara kekeluargaan.

The growing number of banks and other financial institutions has compelled rural banks to improve their services to customers. One of the advantages of a rural bank is that it provides its customers with faster service with greater flexibility in terms of their credit requirements. For example, the rural bank may accept collateral that does not belong to the borrower as security for the borrower's loan. However, this practice often poses considerable risk to the rural bank itself. The greater the amount of the loan principal, the greater the risk it will run. One of the most likely risks is the inability of the borrower to make repayments in accordance with the terms of the loan agreement and this may lead to a non-performing loan.
This thesis concerns the ways of dealing with issues of non-performing loans in accordance with the prevailing laws and an analysis into a case in which PT. Bank Perkreditan Rakyat XYZ overcomes the issues of nonperforming loan in respect of a loan facility for which the collateral is not owned by the borrower. In this thesis the writer adopts a juridical normative and descriptive method of research and relies on secondary data source. It starts with an overview of the nature of credit, such as the concept, elements, functions, types, purposes of credit, and the collateral for credit, as well as the principal of prudence in extending a credit. The discussion on the settlement of nonperforming loans at PT. Bank Perkreditan Rakyat XYZ is based on a case study at PT. Bank Perkreditan Rakyat XYZ in Depok. The settlement of non-performing loans may be carried out under the prevailing laws or under Bank Indonesia Regulations.
Finally this thesis concludes that under the prevailing laws the settlement on non-performing loans may take the form of a private sale or an auction. However, under Bank Indonesia Regulations, the non-performing loans may be settled through credit restructuring, write-off and Other Real Estate Owned (Agunan Yang Diambil Alih). Bank Perkreditan Rakyat XYZ always complies with the prevailing laws and regulations in settling any non-performing loans, but it always prioritizes amicable settlement."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T28695
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sigit P. Nugroho
"Restrukturisasi utang sebagai upaya untuk menyelesaikan kredit bermasalah tidak hanya merupakan masalah perbankan saja, akan tetapi sudah merupakan masalah nasional, sehingga perlu penanganan secara seksama dan penyelesaian secara konsepsional dan komprehensif berdasarkan ketentuan hukum positif yang berlaku. Ketidakpastian hukum tampaknya semakin menjadi kendala bagi penyelesaian kredit bermasalah. Salah satu contohnya adalah kasus restrukturisasi utang bermasalah pada PT. Bank BNI Tbk sebagai kreditor, dengan PT. Sekar Laut Tbk, sebagai debitor. Untuk segera menyelesaikan masalah ini diperlukan langkah pemecahan yaitu restrukturisasi atau penyelesaian hutang yang menguntungkan semua pihak yang terkait. Mengingat pentingnya masalah penyelesaian utang ini sebagai salah satu tujuan pengajuan PKPU maka penulis mencoba melakukan analisis terhadap alternatif penyelesaian utang melalui restrukturisasi utang melalui PKPU pada Pengadilan Niaga, untuk mengetahui apakah restrukturisasi utang dengan pola konversi piutang menjadi saham dapat diselesaikan melalui mekanisme PKPU dimaksud dan apakah diperlukan instrumen hukum berupa peraturan perundang-undangan yang lebih memadai yang dapat memberikan opsi yang lebih cepat, komprehensif serta memberi kepastian dan jaminan hukum dalam penyelesaian utang dengan pola konversi piutang menjadi saham.

Loan restructuring as a tool to settle Non-Performing Loan or NPL, which is not only a banking issue but also a national issue, needs to be handled thoroughly and comprehensively based on the regular positive law practices. The law uncertainty seems to be main problem of NPL settlements. One of the examples is the loan restructuring in PT Bank BNI Tbk as a creditor and PT Sekar Laut Tbk as a debitor. In order for an immediate settlement, restructuring or loan settlement that benefits all parties involved needs to be done. Looking at the importance of this matter as an objective of submitting PKPU, therefore the writer tries to do an analysis towards alternatives of loan settlement through loan restructuring through PKPU in Business Court, in order to know whether or not stocks can be used as a PKPU mechanism mentioned and whether or not law instruments such as law enforcement can give quicker options, more comprehensive as well as to give certainty and law guarantee in loan settlement with receivable conversion to stocks."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
T25719
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Josefina Agatha Syukur
"Masalah piutang dagang sangat berpengaruh pada penampilan dan perkembangan perusahaan tersebut. Oleh karena itu semua perusahaan yang mempunyai piutang dagang akan menaruh perhatian yang serius dalam mengelola piutang dagangnya, dan akan dilakukan secara cermat dan hati-hati (prudent). Sebab apabila peningkatan volume penjualan kredit tidak sebanding dengan volume piutang dagang yang tertagih maka terjadilah piutang dagang bermasalah atau dalam bahasa populernya adalah kredit macet. Penanganan kredit macet di PT United Tractors dilakukan dengan strategi yang khas, tergantung penyebab terjadinya kredit macet tersebut, dan tidak dapat disamaratakan. Penyebab terjadinya piutang dagang bermasalah ini akan sangat berpengaruh dalam cara penanganannya dan pada dasarnya, PT United Tractors, Tbk, akan lebih memilih penyelesaian di Luar Pengadilan dan Pengadilan hanya merupakan jalan keluar terakhir jika tahapan proses di luar pengadilan tidak memberikan hasil. Analisis yang digunakan dalam tesis ini adalah dengan mempelajari dokumen yang dipakai oleh perusahaan dalam memberikan kredit seperti Surat Perjanjian dan invoice dan kemudian dikaitkan dengan aturan dan perlindungan hukum yang akan diberikan berdasarkan langkah- langkah yang telah ditetapkan perusahaan tersebut.

Account receivable significantly affects the performance and growth of a company. Therefore, a company which has accouut receivable will focus its attention on the management of the account receivable and prudent implementation of such management. If the volume of sales on credit significantly exceeds the volume of the collected account receivable, it will lead to a problem, popularly known as non-performing loan. At PT United Tractors, the non- performing loan is settled with a unique strategy, depending on the specific cause of the non-performing loan, instead of a generalized settlement. The cause of the non-performing loan will affect the method of handling and PT United Tractors, Tbk, will basically prefer to an out-of-court settlement. Court settlement will be taken as a last resort if the deliberation settlement reaches no mutual satisfactory result. In this thesis, the analysis is done against the documents used by the company in giving the sales on credit such as the agreement and invoice. Other matters analyzed include the efforts taken in relation to the statutory requirements and legal protection pursuant to the procedure specified by the company.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
T25721
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tongki Lentari
"Sebagai sebuah lembaga keuangan, bank melakukan kegiatan penerimaan dana dari masyarakat dan penyaluran dana tersebut kepada masyarakat melalui fasilitas pemberian kredit. Suatu fasilitas kredit adalah pemberian prestasi oleh satu pihak (bank) kepada pihak lain (debitur/nasabah sebagai penerima kredit), dan pihak yang menerima prestasi berkewajiban mengembalikan prestasi tersebut pada jangka waktu tertentu dengan kontraprestasi (bunga) yang telah diperjanjikan. Dalam transaksi pemberian kredit para pihak menandatangani suatu perjanjian yang karenanya menurut pasal 1338 KUHPerdata mengikat dan berlaku sebagai undang-undang bagi pihak-pihak yang bersangkutan (bank dan penerima kredit). Namun pada kenyataannya, banyak kredit yang telah diberikan bank kepada nasabahnya tidak selalu berjalan lancar. Dalam perbankan ini disebut "KREDIT BERMASALAH". Kredit bank dapat dibedakan menjadi empat golongan yaitu lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Ketiga yang terakhir inilah yang termasuk kredit bermasalah. Jadi kredit bermasalah adalah kredit yang tidak dapat dilunasi/dibayar kembali oleh debitur dengan benar dan baik, sesuai maksud dan atau syarat dan ketentuan yang sudah
diatur/diperjanjikan didalam perjanjian kredit. ''Kredit bermasalah" merupakan suatu masalah yang dapat merusak kesehatan bank dan berdampak negatip terhadap profitabilitas bank. Karena itu untuk menjaga kesinambungan usahanya bank perlu mengetahui penyebab timbulnya kredit bermasalah dan mencari jalan keluar untuk mengatasinya. Upaya yang dilakukan bank adalah menyelamatkan nasabah yang kurang lancar dan diragukan agar tidak menjadi macet, dan kredit yang telah macet dapat diupayakan agar pinjaman kepada bank dapat dikembalikan (tanpa melalui Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) dan atau Pengadilan Negeri (PN) yang memakan waktu yang lama dan biaya yang besar) Pada tahap pertama bank akan mencari apa yang menyebabkan kredit menjadi bermasalah. Selanjutnya bank melakukan tindakan penyelamatan berupa rescheduling, reconditioning, restrukturting atau kombinasi dari ketiganya. Langkah antisipasi tersebut bersifat kasuistis artinya upaya penyelamatan yang dilakukan diselesaikan secara kasus per kasus karena setiap faktor penyebab kredit bermasalah mempunyai cara penanganan yang berbeda."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1994
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Mairissa
"Tingginya tingkat kredit bermasalah pada bank BUMN disebabkan adanya pengkategorian piutang bank BUMN sebagai piutang negara. Pengkategorian ini menciptakan perbedaan proses penyelesaian kredit bermasalah pada bank BUMN dibandingkan pada bank swasta. Padahal di sisi lain, peraturan terkait yang berlaku saat ini belum dapat memberikan kepastian hukum mengenai kedudukan piutang bank BUMN. Penelitian ini mengkaji apakah piutang bank BUMN dapat dikategorikan sebagai piutang negara dan bagaimana proses penyelesaian kredit bermasalah pada suatu bank BUMN. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan yuridis normatif. Dengan menganalisis teori-teori dalam Hukum Perseroan dan Hukum Keuangan Negara, maka dapat disimpulkan bahwa piutang bank BUMN bukan piutang Negara. Oleh sebab itu, proses penyelesaian kredit bermasalah tidak tunduk pada peraturan mengenai piutang negara (PUPN), tetapi sesuai dengan prinsip-prinsip perseroan terbatas."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andita Pritasari
"Terjadinya fenomena kredit bermasalah merupakan salah satu resiko yang dapat ditemui dalam kegiatan perkreditan perbankan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dalam perkreditan guna mencegah terjadinya kredit bermasalah di kemudian hari adalah dengan menerapkan suatu analisis yang akurat dan mendalam saat menilai kelayakan atas suatu permohonan fasilitas kredit. Skripsi ini membahas perihal Penerapan Prinsip 5C (The Five C's Of Credit) dalam analisis pemberian kredit dan pengaruhnya dalam pencegahan terjadinya kredit bermasalah pada PT Bank X Tbk Cabang Bogor. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian studi kepustakaan atau yuridis normatif.
Hasil penelitian kemudian menyimpulkan bahwa Bank X memiliki pedoman perkreditan yang telah sesuai berdasarkan ketentuan Bank Indonesia di mana di dalamnya telah memuat kriteria analisis secara rinci untuk menggali tiap aspek dari Prinsip 5C guna menilai kelayakan calon debitur. Selain itu penerapan prinsip ini cukup berpengaruh dalam pencegahan terjadinya kredit bermasalah pada Bank X yang ditandai dengan rendahnya angka kredit bermasalah yang terjadi bila dibandingkan dengan total jumlah pinjaman dana yang disalurkan hingga periode tertentu.

The phenomenon of non-performing loans is one of the risks that usually arise up in the bank lending activities. The accurate and depth analysis in assessing the feasibility of an application credit facility is needed as a method that can be done in order to implement the precautionary principle in matters concerning financial credit and loans. This thesis tries to consider in-depth about the implementation of the five c's of credit principle in analysing lending and its effect in preventing the non performing loan at Bank X Tbk Bogor. The research was done by using the library research method or normative juridical.
Afterwards, the researcher found a conclusion that Bank X already has its lending guidelines according to the Bank of Indonesia Regulation which contains detailed criterias for them to analysis every five C's principle in assessing the feasibility of the aplicants. Besides, the researcher also found that the implementation of this principle is quite affecting Bank X in order to prevent the non performing loan at the bank which is indicated by the low of the number of non performing loan that occured if compare to the total amount of loan funds that channeled until a certain period.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S44960
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: InfoBank, 1997
346.073 SOL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zaky
"[ABSTRAK
Perkembangan perbankan saat ini di Indonesia semakin maju, ini ditandai dengan
semakin banyaknya bank dan mempunyai peran penting dalam pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Tidak hanya perbankan lokal, dewasa ini banyak bank
asing yang masuk ke Indonesia, masuknya bank asing ke Indonesia diantaranya
melalui akuisisi bank lokal yang ada di Indonesia. Dalam dunia perbankan, suatu
permasalahan dan resiko yang seringkali terjadi dan berpotensi terjadi adalah
kredit bermasalah atau kredit macet. QNB Indonesia yang merupakan bank hasil
akuisisi di Indonesia memiliki beberapa cara dalam mencegah dan menyelesaikan
kredit bermasalah. QNB Indonesia selalu mengupayakan kredit bermasalah dapat
diselesaikan dengan cara non litigasi melalui penyelamatan kredit dengan
restrukturisasi. Jalur peradilan atau jalur litigasi bukan prioritas dalam
menyelesaikan kredit bermasalah.

ABSTRAK
The development of the current banking in Indonesia is advancing, it is marked by
the increasing number of banks and has an important role in the growth and
economic development. Not only local bank, many foreign banks to enter
Indonesia, the entry of foreign banks to Indonesia, including through the
acquisition of local banks in Indonesia. In the banking world, the problems and
risks that often occur and are potentially problematic credit or bad credit. QNB
Indonesia, which is the result of the acquisition of a bank in Indonesia has several
ways to prevent and resolve problem loans. QNB Indonesia has always sought
nonperforming loans can be solved by means of non-litigation through credit
rescue with restructuring. Lane or lanes judicial litigation is not a priority in
solving the problem loans.;The development of the current banking in Indonesia is advancing, it is marked by
the increasing number of banks and has an important role in the growth and
economic development. Not only local bank, many foreign banks to enter
Indonesia, the entry of foreign banks to Indonesia, including through the
acquisition of local banks in Indonesia. In the banking world, the problems and
risks that often occur and are potentially problematic credit or bad credit. QNB
Indonesia, which is the result of the acquisition of a bank in Indonesia has several
ways to prevent and resolve problem loans. QNB Indonesia has always sought
nonperforming loans can be solved by means of non-litigation through credit
rescue with restructuring. Lane or lanes judicial litigation is not a priority in
solving the problem loans.;The development of the current banking in Indonesia is advancing, it is marked by
the increasing number of banks and has an important role in the growth and
economic development. Not only local bank, many foreign banks to enter
Indonesia, the entry of foreign banks to Indonesia, including through the
acquisition of local banks in Indonesia. In the banking world, the problems and
risks that often occur and are potentially problematic credit or bad credit. QNB
Indonesia, which is the result of the acquisition of a bank in Indonesia has several
ways to prevent and resolve problem loans. QNB Indonesia has always sought
nonperforming loans can be solved by means of non-litigation through credit
rescue with restructuring. Lane or lanes judicial litigation is not a priority in
solving the problem loans., The development of the current banking in Indonesia is advancing, it is marked by
the increasing number of banks and has an important role in the growth and
economic development. Not only local bank, many foreign banks to enter
Indonesia, the entry of foreign banks to Indonesia, including through the
acquisition of local banks in Indonesia. In the banking world, the problems and
risks that often occur and are potentially problematic credit or bad credit. QNB
Indonesia, which is the result of the acquisition of a bank in Indonesia has several
ways to prevent and resolve problem loans. QNB Indonesia has always sought
nonperforming loans can be solved by means of non-litigation through credit
rescue with restructuring. Lane or lanes judicial litigation is not a priority in
solving the problem loans.]"
2015
T42863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trio Dewantoro
"Peranan bank dalam perekonomian semakin menjadi penting
terutama dalam mempengaruhi investasi. Namun demikian investasi tersebut tidak terlepas dari adanya risiko yang pada akhirnya akan dirasakan bank sebagai kredit bermasalah. Untuk mengetahui lebih jauh pengaruh kredit bermasalah terhadap bank penulis mencoba mengangkat topik ini dalam bentk skripsi. Pembahasan topik tidak terlepas dari study kepustakaan Literatur dan Peraturan-peraturan relevan, dan riset lapangan pada bank X.
Manfaat yang didapat dari penulisan ini terutama menyangkut
perlakuan akuntansi, internal control, kolektabilitas, dan pemecahan masalah atas kredit macet. Perlakuan akuntansi yang diterima umum menjadi pedoman dalam penyusunan Laporan Keuangan. Internal Control selama proses kredit dan pemecahan masalah atas kredit macet berguna untuk bank. Kolektabilitas kredit membantu investor dalam menilai potensi laba suatu bank. Kesimpulan yang bisa ditarik dari karya ilmiah ini menyangkut significan event sebagai tolok ukur pencadangan. Ini berarti kolektabilitas dipengaruhi oleh waktu tunggakan pengembalian kredit dan kondisi keuangangan debitur. Dari sisi audit! Kondisi tersebut mempengaruhi going concern bank sehinggga jika material dapat mempengaruhi opini. Opini yang kurang baik dari auditor justru bisa menyebabkan bankruptcy sebuah bank oleh karena itu perlu ada penanganan kredit bermasalah. Pembentukan sebuah wadah yang bertugas menyelesaikan kredit macet mampu mengurangi biaya waktu dan tenaga banker. Satu hal yang sangat penting bank harus menemukan titik optimal antara investasi dan dana.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>