Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Philippines: Asian Development Bank, 2021
338.95 ASI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Irvanu Rahman
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai pengembangan model pembangunan berkelanjutan kota Jakarta dengan menggunakan metode pemodelan Sistem Dinamis. Tujuan dari studi ini adalah untuk mendapatkan gambaran interaksi yang terjadi antara aspek ekonomi dan lingkungan hidup secara timbal balik. Konseptualisasi dari model dibangun berbasis pada diagram kausalitas dalam kerangka diagram sistem. Berdasarkan hasil simulasi, model mampu memberikan gambaran interaksi aspek ekonomi dengan aspek lingkungan hidup dan menghasilkan keluaran berupa indikator-indikator keberlanjutan kota yang dapat menunjukkan kondisi ekonomi dan lingkungan hidup di DKI Jakarta. ......This research discuss about development of DKI Jakarta Sustainable Urban Model using System Dynamics. This study aims to obtain interaction between economic and environmental aspects. The model conceptualiazation is developed using causal-loop diagram within system diagram framework. Based on the simulation, the model shows interaction between economic and environmental aspects in DKI Jakarta through several sustainable-city indicators which represents the actual condition of the city.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42212
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Kustiawan
Abstrak :
Kawasan perkotaan di Indonesia tumbuh secara dinamis sejalan dengan dinamika perkembangan demografis, ekonomi dan iisik-spasial. Ditinjau dari aspek spasial, kawasan perkotaan yang terbentuk cenderung bersifat ekspansif dan menunjukkan gejala urban sprawl yang semakin iidak terkendali, mengalih-fungsikan kawasan pertanian subur di pinggiran kota dan meningkatkan kebergantungan pada kendaraan bermotor. Penelitian ini mengeksplorasi keterkaitan antam bentuk perkotaan dan keberlanjutan perkotaan secara lingkungan, sosial, dan` ekonomi, sebagai landasan untuk melakukan intervensi terhadap struktur dau pola ruang kawasan perkotaan; dan merumuskan arahan pengembangan kawasan perkotaan secara spasial untuk mewujudkan stmktur dan pola ruang kawasan perkotaan yang lebih berkelanjutan sesuai dengan karakteristik spwifik kota, dengan wilayah studi di Kawasan Perkotaan Bandung. Hasil analisis keterkaitan bentuk perkotaan dan karakteristik sosial-ekonomi dengan pola perilaku pezjalanan 'penduduk pada skala kawasan perumahan (neighborhoocy menunjukkan bahwa unsur-unsur bentuk perkotaan mempunyai kaitan yang lebih besar daripada karakteristik sosiai-ekonomi terhadap pola/perllaku perjalanan. Hal ini berarti intervensi terhadap bentuk perkotazm, melalui unsur-unsurnya yang mencakup denstitas, diveisitas penggunaan lahan, desain, dan aksesibiltas, dapat memengaxuhi pola/perilaku pmjalanan, teruimna panjang pexjalanan 'dan konsekuensinya terhadap konsumsi energi, emisi yang dihasilkan dan kualitas udara perkotaan. Dalam konteks inilah kompaksi perkotaan dapat menjadi strategi alternatif untuk mcwujudkan kawasan perkotaan yang Iebih berkelanjutan. ......Urban areas in Indonesia are growing so fast and dynamic. In spatial context, urban structure and land use pattern tends to growth expansively and become uncontrolled urban sprawl which impacting on the conversion of agricultural land in suburban and increasing of car dependency. This research explore relationship between urban form and its sustainability (environmental, social, and economy), as base as to do intervention to structure and pattern urban development; and formulates urban area development spatially toward more sustainable urban structure and pattern according to city specific characteristic, with Bandung Metropolitan Area as case study. Relationship urban form and socio economic characteristic with travel patem/behaviour on neighborhood scale point out that urban form elements have greater than socio economic characteristic to travel behaviour. It means intervention to urban form trough its element (density, diversity, design, and acceshaility) gets influence to travel behaviour, particularly on -travel _distance and its consequency to energy consumption, emission, and urban air quality. In the context, urban compaction cans be alternative strategy toward more sustainable urban development.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
D-1888
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Morla Gabriella Agnes
Abstrak :
ABSTRAK
Pertumbuhan kawasan kota di Indonesia telah menunjukan banyak kemajuan. Pembangunan kawasan perkotaan masuk sebagai salah satu agenda dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasioanal RPJMN tahun 2015-2019. Kota-kota di Indonesia berlomba-lomba membangun infrastruktur di daerahnya masing-masing. Sebagai contoh, tahun 2017 Pemerintah Kota Surabaya memfokuskan pembangunan kotanya pada sektor infrastruktur jalan dengan mengalokasikan dana hingga 300 milyar rupiah. Namun, usaha-usaha pengembangan wilayah di berbagai kota di Indonesia nyatanya belum sepenuhnya direncanakan dengan konsep kota berkelanjutan sehingga menimbulkan banyak permasalahan. Sanitasi dan air bersih merupakan salah satu bagian penting dari konsep kota berkelanjutan, namun sektor ini pulalah yang masih menjadi permasalahan di setiap negara berkembang, seperti Indonesia. Dalam laporan PBB tahun 2013, dari 10 negara dengan jumlah tertinggi orang yang belum mendapatkan sanitasi yang layak, Indonesia bahkan menduduki peringkat kedua. Oleh karena itu, penelitian bertujuan untuk mendapatkan penilaian melalui indikator kota berkelanjutan yang dilakukan terhadap 9 kota di Indonesia yaitu Bogor, Depok, Makassar, Malang, Padang, Samarinda, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta guna menilai dan membandingkan sejauh mana penerapan konsep kota berkelanjutan dalam aspek sanitasi dan air bersih telah dilakukan pada masing-masing kota
ABSTRACT
The growth of urban areas in Indonesia has shown a lot of progress. Urban development is included as one of the agenda in the National Medium Term Development Plan RPJMN 2015 2019. Cities in Indonesia are competing to build infrastructure in their regions. For example, in 2017 the Surabaya City Government is focusing its city development on the road infrastructure sector by allocating up to 300 billion rupiah. However, these developments in various cities in Indonesia haven rsquo t fully planned with the concept of sustainable cities that cause many problems. Sanitation and clean water are an important part of sustainable cities concept, but this sector is still a problem in every developing country, including Indonesia. In the UN report of 2013, of the 10 countries with the highest number of people who have not received proper sanitation, Indonesia even ranked second. Therefore, this study aims to assess and compare the implementation of sustainable city concept on 9 cities in Indonesia namely Bogor, Depok, Makassar, Malang, Padang, Samarinda, Semarang, Surabaya and Yogyakarta based on sanitation and clean water aspects.
2017
S67786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Konsep garden city yang dikemukakan Howard merupakan sebuah konsep perencanaan kota yang sangat berpengaruh pada perkembangan teori perencanaan kota selanjutnya. Konsep ini dikemukakan dalam diagram dengan desain yang berbentuk konsentris dan menawarkan masyarakat baru yang berbasis pada "kota dan desa". Pengaruh konsep garden city tidak hanya ada di negara-negara barat, tetapi perencanaan kota di Indonesia juga dipengaruhi oleh konsep ini, salah satunya adalah Kebayoran Baru yang direncanakan setelah kemerdekaan RI. Seiring berjalannya waktu dan berbagai perubahan yang terjadi, wajah Kebayoran Baru sekarang semakin menjauhi desain garden city yang direncanakan dahulu. Padahal desain garden city memiliki aset dan potensi untuk dapat mencapai kota berkelanjutan sebagai respon dari masalah lingkungan yang terjadi sekarang ini. Garden city merupakan asal mula dari kemunculan konsep kota berkelanjutan karena desain garden city memiliki elemen-elemen yang mendukung keberlanjutan kota. Aspek lingkungan dan humaniti menjadi pedoman dalam desain garden city. Dua aspek ini juga yang mendukung keberlanjutan dari sebuah kota guna mencapai kota yang ramah bagi warga dan lingkungan untuk generasi mendatang.
720 JIA 5:2 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Endrawati Fatimah
Abstrak :
Dengan dilatar belakangi belum adanya model daya dukung lingkungan (DDL) yang sesuai untuk kota, tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model DDL kota yang diuji coba pada wilayah kajian kota Bekasi serta mengkaji kemungkinan diterapkannya pada berbagai tipologi kota. Lingkup penelitian ini adalah daya dukung (DD) sumberdaya air dan lahan dengan mempertimbangkan DDL sosial yang terkait Model DDL kota yang dikembangkan memiliki kriteria: mencakup aspek supply dan demand, mencakup kuantitas dan kualitas sumberdaya, mempertimbangkan modal komunitas kota dan mempertimbangkan faktor lokasi dalam sistem DAS dan flingsi kota dalam sistem perkotaan. Model ini telah mempertimbangkan sifat dinamis DDL karena adanya pengaruh dinamika manusia. Faktor penentu tipologi kota yang berpengaruh pada model DDL kota adalah ukuran kota, fun^ kota dalam sistem perkotaan, dan posisi lokasi kota dalam sistem DAS. Hasil pengujian model pada wilayah kajian yaitu kota Bekasi menunjukkan bahwa model dapat diterapkan untuk menganalisis kondisi DDL dengan tipologi semacam kota Bekasi. Kondisi DDL kota Bekasi dapat disimpulkan sudah terlampaui karena DD kuantitas sumberdaya air dan kualitas sungai yang ada sudah terlampaui; dan DD kualitas lahan menunjukkan kawasan lindung belum memenuhi standard kualitas dan kawasan budidaya di 5 (lima) dari 12 (dua belas) Kecamatan di kota Bekasi memiliki kualitas buruk. Kondisi DD kuantitas sumberdaya lahan kota Bekasi belum terlampaui. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model DDL kota ini dapat diterapkan pada berbagai tipologi kota yang ditetapkan berdasarkan ukuran dan fungsi dalam sistem perkotaan. Kajian tentang kemungkinan diterapkannya model pada berbagai tipe kota berdasarkan posisi letak kota dalam sistem DAS menunjukkan bahwa masih diperlukan penelitian lanjutan untuk menetapkan besaran kawasan lindung yang dibutuhkan masing-masing kota tersebut sesuai dengan karakteristik dan kebutuhannya.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
D1544
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngakan Gede Agung Khrisna Wiryananda
Abstrak :
ABSTRAK
Pesatnya perkembangan pariwisata dan pertumbuhan penduduk menimbulkan masalah pada pemanfaatan ruang Kota Denpasar. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dampak pemanfaatan ruang Kota Denpasar pada aspek sosial budaya, lingkungan, dan ekonomi serta merumuskan strategi pemanfaatan ruang kota berkelanjutan. Metode yang dilakukan yaitu metode gabungan kuantitatif dan kualitatif. Analisis yang dilakukan yaitu analisis spasial, analisis tren, menghitung indeks sosial budaya, lingkungan, dan ekonomi serta analisis deskriptif komparatif. Hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan ruang belum sesuai dengan rencana tata ruang dan belum tertib dalam pengendalian ruang. Pemanfaatan ruang mengarah pada tidak berkelanjutan. Indeks sosial budaya tahun 2011 yaitu 1,038 turun menjadi 1,036 pada tahun 2015. Indeks lingkungan tahun 2011 yaitu 1,065 turun menjadi 1,056 pada tahun 2015. Indeks ekonomi tahun 2011 yaitu 1,012 turun menjadi 0,992 pada tahun 2015. Rumusan strategi pemanfaatan ruang Kota Denpasar berkelanjutan yaitu mengintegrasikan aturan adat ke dalam dokumen rencana ruang, merencanakan pembangunan vertikal, memperkuat peran adat, penerapan sawah abadi, pemanfaatan lahan kosong, dan pembentukan satuan tugas pengendalian ruang adat.
ABSTRACT
Rapid development of tourism and population growth caused problems in spatial utilization in Denpasar City. The purpose of this research is to analyze the impact of the spatial utilization in Denpasar City on the socio cultural, environmental and economic as well as to formulate sustainable urban spatial utilization strategy. The method used is a mix method with quantitative and qualitative. The analyzes were spatial analysis, trend analysis, to calculate the index of socio cultural, environmental and economic as well as an analysis of the comparative descriptive. The results showed that the spatial utilization has not been in accordance with the spatial plan and not yet orderly in the spatial control. Spatial utilization leads to unsustainable. Socio cultural index values tend to decrease which is 1,038 in 2011 to 1,036 in 2015. Environmental index values tend to decrease, which is 1,065 in 2011 to 1,056 in 2015. Economic index values tend to decrease which is 1,012 in 2011 to 0,992 in 2015. Strategy formulation of sustainable spatial utilization of Denpasar City, that are integrate traditional rules into spatial planning documents, plan vertical building, strengthen traditional roles, implementation of perennial rice field, utilization of vacant land, and establishment of task control unit of traditional village.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marthin Brian Ambarita
Abstrak :
Agenda pembangunan berkelanjutan telah melahirkan berbagai model pembangunan kota. Transportasi dan perkembangan wilayah merupakan hal yang sangat erat hubungannya, dikarenakan dalam pengembangan wilayah haruslah memiliki sarana dan prasarana transportasi yang mendukung. Kota Jakarta Selatan memiliki posisi strategis yaitu terletak pada perpotongan Depok/Bogor ke Jakarta Pusat/Jakarta Utara dan juga secara melintang antara Tangerang dan Bekasi, membuat orang untuk beraktivias ataupun melewati kawasan ini. Adanya jarak antara tempat tinggal dan tempat bekerja, mengakibatkan pergerakan orang-orang dengan menggunakan alat transportasi. Jumlah kendaraan yang tidak disertai dengan peningkatan kapasitas jalan, akan menyebabkan kemacetan. Salah satu kebijakan pemerintah adalah pembangunan kawasan integrasi multimoda. Dengan menggunakan konsep aksesibilitas dan evaluasi pengukuran jarak terpendek menggunakan Algoritma Dijkstra, maka didapatkan perbaikan kawasan integrasi pada simpul halte/stasiun di Jakarta Selatan, yaitu Kawasan Manggarai, Kebayoran dan Cawang. Hasil dari rekomendasi adalah pengurangan jarak rata-rata dalam jaringan sistem transportasi umum di Jakarta Selatan sehingga penurunan waktu tempuh 23.38 menit hingga 31.17 menit. Dengan pengurangan jarak maupun rata-rata waktu tempuh tersebut maka dapat memperlancar masyarakat untuk berpergian dari daerah asal ke daerah tujuan, mempermudah akses masyarakat untuk melakukan interaksi sosial dan mempermudah masyarakat untuk melakukan kegiatan perekonomian yang dapat dilakukan tanpa menimbulkan kemacetan dan polusi lingkungan. Pada lokasi pembangunan fasilitas transit ini dapat dijadikan sebagai area pembangunan berorientasi transit (TOD). Konsep TOD saat ini lebih banyak dibangun pada satu jaringan moda saja semisal lintasan MRT atau KRL. Pembangunan fasilitas TOD sebagai fasilitas integrasi dapat memperbaiki permintaan perumahan sekaligus memperbaiki jaringan transportasi publik di Jakarta Selatan. ......The sustainable development agenda has spawned a variety of urban development models. Transportation and local development are very closely related, as areas under development need transport facilities and infrastructure to support them. Located at the intersection of Depok/Bogor to Central Jakarta/North Jakarta and Tangerang and Bekasi, South Jakarta City is strategically positioned to cross between for people to do activities and travel in this area. Passenger transportation by means of transport occurs due to the distance between the place of residence and the place of work. The number of vehicles that does not match the increase in road capacity causes congestion. One of the government's policies is the development of multimodal integration area. By using the concept of accessibility and evaluating the shortest distance measure using Dijkstra's algorithm, the improvement of the integrated area is achieved in the bus stops/train stations in South Jakarta, namely Manggarai, Kebayoran and Chawang regions. As a result of this recommendation, the average distance of South Jakarta's public transport network has been reduced, reducing travel time from 23.38 minutes to 31.17 minutes. Reducing distances and average travel times makes it easier for communities to travel from their origin to their destination, making social interaction more accessible for communities and making community mobility easier. It disrupts economic activities that could otherwise have been carried out, leading to congestion and environmental pollution. At integration transit area, this transportation facility can be used as a Transportation Oriented Development area (TOD). Current TOD concepts are mainly based on one modal networks such as MRT and KRL routes. The construction of this TOD facility as an integrated facility could increase housing demand in South Jakarta and improve public transportation network. 
Jakarta: Sekolah Kajian dan Stratejik Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maika Nurhayati
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi dan daya dukung air di Kota Bekasi. Di Kota Bekasi ada dua sumber air bersih yaitu Sungai Bekasi dan air tanah. Saat ini pemanfaatan air tanah lebih dominan (80% dari total penduduk memakai air (tanah) daripada air permukaan, hal ini dikarenakan air permukan telah tercemar sehingga diperlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum digunakan. Kota Bekasi terletak pada zona Cekungan Air Bawah Tanah Bekasi Karawang dan pada 3 Daerah aliran Sungai (DAS) utama, yaitu DAS Bekasi, DAS Sunter, dan DAS Cakung. Potensi imbuhan air tanah bebas pada Cekungan Air Bawah Tanah (CABT) Bekasi Karawang adalah sebesar 47,0256 m3/detik. Potensi air permukaan (Sungai Bekasi) yang dapat diandalkan di Kota Bekasi saat ini adalah 9.16 m3/detik namun dengan adanya tambahan pasokan dari Jatiluhur melalui Saluran Induk Tarum Barat debit yang diandalkan dapat mencapai 44,62 m3/detik. Berdasarkan hasil proyeksi, potensi air permukaan di Kota Bekasi hanya dapat menyediakan air sampai tahun 2012, namun dengan adanya tambahan pasokan dari Saluran Induk Tarum Barat daya dukungnya bisa sampai tahun 2023. Potensi air tanah di Kota Bekasi belum dapat diketahui karena tidak adanya data air tanah yang mencukupi. Namun dikaitkan dengan penggunaan lahan non terbangun dan terbangun dapat diketahui besarnya potensi resapan air tanah di Kota Bekasi, yaitu sebesar 1.4 m3/detik. Strategi untuk mengoptimalkan daya dukung air di Kota Bekasi dapat dilakukan dengan cara mempertahankan lahan tidak terbangun sebesar 30%, membuat sumur resapan baik individu maupun komunal, mengoptimalkan fungsi dan peranan PDAM, serta memperluas cakupan layanan PDAM, dan mengendalikan pencemaran di badan air, pengelolaan DAS terpadu, mewajibkan pengembang perumahan untuk menyediakan instalasi pengolahan air untuk melayani penghuni dalam perumahan tersebut, industri diwajibkan untuk mendaur ulang limbahnya sehingga dapat digunakan kembali untuk air baku proses maupun kebutuhan lainnya. Dengan adanya langkah-langkah optimasi tersebut, maka Kota Bekasi dapat untuk tidak tergantung dengan SITB dan berlanjut ditinjau dari aspek hidrologi.
The objective of this research is to observe the potential and the carrying capacity of water resources in Bekasi City. Bekasi city water resources for its community and neighboring area is taken from Bekasi River and groundwater. The existing water resouces for Bekas City is dominated by groundwater (80% from total of inhabitants), because the river water was heavy polluted, so immediately could not be made use of by the inhabitants. Bekasi city was located in Bekasi Karawang Groundwater Basin and in the 3 watershed (Bekasi Watershed, Sunter Watershed, and Cakung Watershed). The recharge rate of free groundwater in Bekasi Karwang Groundwater Basin is 47,0265 m3 /s. Dependable flow of Bekasi River is 9,16m3 /s, but with the existence of the addition of supplies from Jatiluhur through the West Tarum Cannal the debit that was relied on could reach 44,62 m3/s. Based on projection calculation method, the potential for the surface water in the Bekasi City only could provide water up until 2012, but with the existence of the addition of supplies from the West Tarum Cannal the carrying capacity of Bekasi River could to 2023. The potential for the ground water still could not be in the Bekasi City known because of the nonexistence of the sufficient ground water data. However was connected with the use of the buit areas and un-built areas could be known by the potential size for the absorption of the ground water in the Bekasi City, that is of 1,4 m3/s. The strategy to optimize the water resources carrying capacity in the Bekasi City to be able to be done by means of maintaining the un-built area in 30%, make individual and communal infiltration well, maximised the function and the PDAM role, as well as widened the PDAM service scope, and controlled pollution on the water body, integrated watershed management, obliged the housing developer to provide the processing installation of water to serve occupants in this housing, the industry was obliged to recycling their waste water to support the process and the other requirement. With the existence of steps this, then carrying capacity of water resources in the Bekasi City could not depend on West Tarum Cannal and from hidrologycal aspect, Bekasi City become a sustainable city.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T25447
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nauval
Abstrak :
Tesis ini mengkaji tentang indikator-indikator yang ideal (I-Deal) dan yang realistik (I-Real), untuk menilai kinerja Jakarta dalam hal Pembangunan Kota Berkelanjutan, khususnya pada periode 2004~2008. Penelitian ini adalah penelitian kuantitarif dengan teknik analisis statistik deskriptif Hasil kajian ini menghasilkan 75 I-Deal dan 50 l-Real. Hal tersebut menunjukan bahwa indikator-indikator yang ideal, tidak sepenuhnya realistik. Selanjutnya, hasil pengukuran I-Real menunjukan bahwa dimensi sosial adalah satu-satunya dimensi yang menurun. Sementara dimensi institusional, lingkungan, ekonomi, dan teknologi,membaik. ini menunjukan kinerja Jakarta dalam Pembangunan Kota Berkelanjutan, pada periode 2004-2008, mengalami peningkatan. ......The focus of this thesis is about the development of Ideal Indicators (I-Deal) and Realistic Indicators (I-Real), to value Jakarta performance on Sustainable Urban Development, in 2004-2008. This research is quantitative statistic descriptive. This research constructed 75 I-Deal and got 50 I-Real. It is reflect that Ideal indicators arennot fully realistic. The measurement of I-Real show that social dimension is the only one dimension which has a degradation. However, institutional, environment, economy and technology dimensions, have improvement. It is concluded that Jakarta has a better performance on Sustainable Urban Development, in 2004~2008.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33371
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>