Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mokhamad Arief H.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S33785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kezia Rachel
"Latar belakang: Indonesia merupakan daerah endemis dengue, Pada tahun 2017, kasus demam berdarah dengue terbanyak di Indonesia terdapat di provinsi Jawa Barat. Salah satu factor yang mempengaruhi meningkatnya kasus dengue adalah faktor iklim, yaitu suhu udara. Perubahan suhu tersebut dapat mempengaruhi bionomic nyamuk. Belum terdapat data terbaru mengenai korelasi variabilitas suhu udara dengan angka kejadian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui data suhu udara, angka kejadian dengue dan korelasi variabilitas suhu udara dengan angka kejadian dengue di kota Depok tahun 2018-2020.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan studi ekologi kedokteran. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Depok dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Data dikorelasikan menggunakan uji korelasi Spearman.
Hasil: Angka kejadian dengue di Depok pada tahun 2018-2020 tercatat 5226 kejadian. Data suhu udara di kota Depok pada tahun 2018-2020 memiliki rata rata 28.8707°C. Uji korelasi antara suhu udara dan angka kejadian dengue memiliki hasil korelasi positif sangat lemah (r = 0.001) dan tidak signifikan (p = 0.994). Uji korelasi antara median rerata suhu memiliki hasil korelasi positif sangat lemah (r = 0.024) dan tidak signifikan(p = 0.888). Uji korelasi antara rerata suhu maksimum memiliki hasil korelasi negative sangat lemah (r = -0.099) dan tidak signifikan (p = 0.564). Uji korelasi rerata suhu minimum memiliki korelasi positif lemah (r = 0.359) dan hubungan bermakna (p = 0.032).
Kesimpulan: Rerata suhu minimum memiliki korelasi lemah positif dan hubungan bermakna terhadap angka kejadian dengue di Kota Depok pada tahun 2018-2020. Tidak terdapat hubungan bermakna antara angka kejadian dengue dengan suhu rata rata, rerata median suhu dan rerata suhu maksimum.

Introduction: Indonesia is a dengue-endemic region. In 2017, the province of West Java had the highest number of cases throughout Indonesia. One of the factors that influence the increase in dengue cases is climatic factors, namely air temperature. Temperature changes can affect the bionomics of mosquitos. There are no recent data regarding the correlation of air temperature variability with the incidence rate. Therefore, this study aims to determine the temperature variability, dengue incidence and the correlation between temperature variability and dengue incidence in Depok City during the period of 2018-2020.
Method: This study used quantitative research methods. The data used in this study is secondary data obtained from the Depok City Health Service and the Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency. The data were analyzed using Spearman correlation test.
Result: There were 5226 case of dengue hemorrhagic fever in Depok city during the period of 2018-2020. The average air temperature of Depok City during the period was 28.8707°C. The correlation test between air temperature and the number of dengue cases has an insignificant positive correlation (r = 0.001, p = 0.994). The correlation test of the median daily mean temperature also has an insignificant positive correlation (r = 0.024, p = 0.888). The correlation test of the mean maximum daily temperature has an insignificant negative correlation (r = -0.099, p = 0.564). The correlation test of the mean minimum daily temperature has a significant positive correlation (r = 0.359, p = 0.032).
Conclusion: There is significant correlation between dengue incidences and mean of minimum temperature. There are no significant correlations between the number of dengue cases with either the mean temperature, the median of mean temperature, or the mean maximum temperature.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perkembangan dan perubahan sistem pendidikan di Indonesia memberi
dampak kepada berkembangnya lembaga pendidikan informal, dalam hal ini adalah
lembaga bimbingan belajar. Seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat
akan pendidikan yang lebih baik dan lebih berkualitas. Di kota Depok lembaga
bimbingan belajar yang pertama kali berdiri adalah lembaga bimbingan belajar
PRIMAGAMA pada tahun 1992 hingga saat ini memiliki jumlah 9 cabang. Dari
kesemua cabang hanya 4 cabang yang dikelola oleh satu manajemen yang sama,
yaitu cabang Margonda, Nusantara, Cilodong, dan Rivaria. Penelitian ini ingin
mengetahui bagaimana jangkauan pelayanan lembaga bimbingan belajar
PRIMAGAMA di kota Depok berdasarkan asal sekolah siswa dan lokasi tempat
tinggal siswa, dengan menggunakan analisa deskriptif. Untuk mengetahui jangkauan
pelayanannya, terlebih dahulu mengitung nilai indeks sentralitas. Dengan asumsi
bahwa semakin besar nilai indeks sentralitas maka semakin jauh jangkauan
pelayanannya. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil bahwa cabang
Margonda adalah cabang yang memiliki indeks sentralitas terbesar, sehingga dapat
dikatakan cabang Margonda adalah cabang yang memiliki jangkauan pelayanan
paling jauh. Jangkauan pelayanan berdasarkan asal sekolah siswa ditemukan
ketidak terkaitan antara jarak dan jumlah siswa PRIMAGAMA, sedangkan jangkauan
pelayanan berdasarkan lokasi tempat tinggal siswa jumlahnya semakin berkurang
seiring dengan bertambahnya jarak dari lokasi cabang PRIMAGAMA. Semakin jauh
jangkauan pelayanannya maka dapat dikatakan jarak daya jual cabang
PRIMAGAMA tersebut akan semakin jauh."
Universitas Indonesia, 2006
S34007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2004
S34054
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sebagai sebuah kota, transportasi di Kota Depok memiliki tingkat
kerumitan yang lebih tinggi dibanding desa. Beragam angkutan darat di Kota
Depok yang telah diatur keberadaannya oleh pemerintah kota (angkutan
formal) tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
transportasi. Dengan ketidakmampuan angkutan formal tersebut maka timbul
sistem transportasi informal, diantaranya adalah ojek. Tersedianya layanan
ojek motor di Kota Depok menunjukan adanya kebutuhan angkutan umum
selain angkutan formal. Penelitian ini bertujuan mengetahui kapasitas
layanan ojek motor di Kota Depok. Untuk menjawab masalah tersebut, perlu
diketahui bagaimana keberadaan ojek motor dalam sistem transportasi
angkutan umum di Kota Depok. Analisa yang digunakan adalah analisa
deskriptif dengan unit analisis titik pangkalan ojek berupa jumlah pengojek
dan rata-rata angkutan tiap pengojek perhari (trip) beserta variabel lain yaitu
jalur trayek angkutan kota, fungsi jalan dan karakteristik wilayah kota di Kota
Depok. Hasilnya menunjukkan bahwa kapasitas layanan ojek berbanding
lurus dengan jumlah armada angkutan kota dengan nilai kapasitas layanan
terbesar berdasarkan fungsi jalan kolektor primernya 86,64 % dari total
kapasitas layanan ojek di Kota Depok; dan nilai kapasitas layanan ojek
terbesar dengan karakteristik wilayah desa-kota yaitu 53,34 %."
[Universitas Indonesia, ], 2007
S33982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliarini Andrikas
"Depok sebagai salah satu kota penghasil belimbing. Permintaan yang besar untuk
daerah Jabodetabek dan Bandung, menunjukkan pangsa pasar untuk belimbing
sangat besar. Pemilihan saluran distribusi pemasaran adalah faktor akhir yang
menentukan keberhasilan budidaya dalam memberikan omzet yang besar bagi
petani penghasil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alur distribusi
pemasaran belimbing Kota Depok. Unit analisis adalah kelompok tani belimbing
Kota Depok. Variabel yang digunakan adalah produktivitas kebun, arah dan jarak
antara lokasi kebun dan lokasi lembaga distribusi,dan omzet kelompok tani
penghasil belimbing. Metode yang digunakan adalah pendekatan keruangan
melalui korelasi peta dan data yang disajikan secara deskriptif. Dari hasil analisis
diketahui bahwa dalam distribusi pemasaran belimbing Kota Depok menunjukkan
bahwa faktor jarak tidak mempengaruhi pemilihan saluran distribusi dan volume
buah yang didistribusikan. Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan saluran
distribusi adalah arah pemasaran yang akan mempengaruhi omzet petani
penghasil terkait dengan kondisi pasar tujuan. Saluran distribusi pemasaran
belimbing Kota Depok terdiri dari 3 saluran distribusi yang dapat ditempuh
hingga buah sampai kepada pasar pengecer dan konsumen. Saluran distribusi 1
adalah saluran distribusi langsung dari petani ke pasar tujuan, saluran distribusi 2
adalah saluran distribusi melalui tengkulak dan saluran distribusi 3 melalui
koperasi. Saluran distribusi 3 dengan lembaga distribusi koperasi yang memiliki
arah pemasaran ke DKI Jakarta dengan pedagang besar yang telah memiliki
konsumen masyarakat kelas menengah ke atas, akan memberikan harga beli
belimbing yang lebih tinggi, sehingga akan memberi omzet yang lebih besar bagi
petani penghasil."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S34103
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fhares Vigishenna
"Penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh employee engagement terhadap job performance karyawan tetap PT PLN Kota Depok. Variabel employee engagement diukur berdasarkan teori dari Shcaufeli and Bakker, sedangkan job performance diukur berdasarkan teori Aguinis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dan instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Sampel penelitian ini adalah karyawan tetap PT PLN Kota Depok yang telah bekerja minimal selama 1 tahun. Pada penelitian ini, data penelitian dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif, analisis korelasi dan analisis regresi linier sederhana Hasil penelitian menunjukan bahwa employee engagement secara signifikan memengaruhi job performance. Dimensi dedication memiliki nilai tertinggi didalam variabel keterikatan karyawan.

This research analyzed the influence of employee engagement on job performance of PT PLN Kota Depok. Employee engagement variable is measured based on the theory from Shcaufeli and Bakker, while job performance is measured based on the theory of Aguinis. This research used a quantitative approach, and a questionnaire is used as a research instrument. The subject of this research are employees of PT PLN Kota Depok who have worked for at least a year. In this research, the data were analyzed using descriptive statistical analysis, evaluation analysis and simple linear regression analysis method. The results showed that employee engagement significantly affected job performance. The dimension of dedication is the highest value in the employee engagement variable.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administarsi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ritta
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S8651
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S10051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arfiandri Prihartanto
"Penelitian ini membahas mengenai pengawasan internal yang dilakukan oleh Inspektorat Kota Depok selaku APIP (Aparatur Pengawas Internal Pemerintah) dalam konteks e-procurement pada Pemerintahan Kota Depok. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis dimensi-dimensi pengawasan internal dari COSO pada Inspektorat Kota Depok. Permasalahan yang diangkat peneliti yaitu: pengawasan internal yang dilakukan Inspektorat Kota Depok selama ini belum dapat mencegah korupsi dan penyimpangan dalam sektor e-procurement di Pemkot Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivis dengan metode pengumpulan data kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengawasan internal Inspektorat Kota Depok dalam konteks e-procurement pada Pemerintahan Kota Depok belum berjalan dengan baik karena beberapa masalah antara lain: metodologi pengawasan e-procurement yang dilakukan masih post audit, belum diangkatnya auditor ke dalam Jabatan Fungsional Auditor (JFA), belum adanya program penilaian risiko di dalam merencanakan kegiatan pengawasan e-procurement dan belum adanya penilaian dan grand design terkait sumber daya manusia dalam hal ini khususnya auditor di Inspektorat Kota Depok.

This thesis discusses about internal control performed by Inspektorat Kota Depok as internal government auditor in the context of e-procurement in City Government of Depok. In this thesis, researcher analyzed the dimensions of the COSO’s internal control in Inspektorat Kota Depok as main actor of internal control. This study raised issue about internal control that do by Inspektorat Kota Depok can’t prevent corruption in the context of e-procurement in city Government of Depok. This thesis used a positivist approach with qualitative method for the collecting data. The results of this thesis showed that internal control by Inspektorat Kota Depok in the context of e-procurement has not run properly.due to some problem such as: e-procurement controling method still use post audit, the auditors in Inspektorat Kota Depok has not approached into the functional auditor, the absence of a risk assesment program in planning of e-procurement controling activities, and there is still no assesment and grand design that related to human resources especially for auditors in Inspektorat Kota Depok.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>