Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
M. Banowati Talim
Abstrak :
ABSTRAK
Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun delapanpuluhan te!ah melahirkan dampak yang cukup besar pada pertumbuhan konglomerasi perusahaan-perusahaan. Polemik yang muncul di tengah masyarakat baik yang berasal dari pakar ekonomi, politik maupun suara dari pemerintah, telah menimbulkan pro kontra yang tidak pernah habis. Namun apapun bentuk pemikiran yang muncul dari berbagai sisi tersebut, ada satu hal yang penting untuk diperhatikan oleh perusahaan konglomerasi, yaitu bagaimana perusahaan merancang strateginya dalam menghadapi persaingan yang ada. Salah satu wujud dari strategi yang dijalankan adalah dalam bentuk perancangan organisasi yang merupakan strategi korporat hasil atas pendefinisian aktor-aktor organisasi terhadap situasi baik di lingkungan intern maupun eksternnya.

Perancangan organisasi ini merupakan bentuk konfigurasi dari lima unsur terkait-strategic apex, supporting staff technostructure, middle line dan operating core. Salah satu bentuk konfigurasi yang dimunculkan adalah bentuk organisasi divisional. Hal ini merupakan bentuk konfigurasi yang sesuai untuk organisasi yang memasuki berbagai bidang usaha dalam skala besar sehingga memerlukan penanganan yang khusus untuk masing-masing bidang usaha. Di samping itu lingkungan yang dihadapi adalah sangat kompleks dan dinamis.

Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk memberikan gambaran bagaimana organisasi merancang struktur hubungan antara jabatan-jabatan yang ada di dalamnya, serta menganalisa faktor-faktor apa yang mempengaruhi bentuk perancangan yang dipergunakannya.

Penelitian dilakukan di Gemala Group yang merupakan salah satu perusahaan konglomerasi di Indonesia. Mulai tahun 1991 sampai dengan tahun 1992, dengan melalui penelitian lapangan dan kepustakaan. Adapun sumber informasi dari penelitian kualitatif ini adalah pihak pejabat teras Gemala Group- Sofyan Wanandi dan DR. Biantoro Wanandi- serta salah satu profesional Gemala Group yang berada di Anugerah Pharmindo lestari - Ir. Henry Jonathan, MBA. Informasi yang Iengkap diperoleh melalui teknik wawancara lisan dan tulisan.

Kelompok bisnis ini mulai dikenal sebagai salah satu perusahaan konglomerasi pada akhir tahun depalan puluhan. Mulanya bisnis ini merupakan usaha perorangan dari anggota keluarga Wanandi. Dengan adanya deregulasi yang dikeluarkan Pemerintah pada tahun depalan puluhan membuahkan kesepakatan di antara anggota keluarga untuk menyatukan perusahaan yang telah dirintisnya ke dalam satu kelompok bisnis yang diberi nama Gemala Group. Sehingga tidaklah mengherankan dalam usia kelompok yang relatif sangat muda, kelompok ini sudah memasuki bidang usaha yang sangat beragam, meliputi otomotif, farmasi, kimia, jasa, trailer, accu, dan container.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok bisnis ini menggunakan konfigurasi divisional dalam perancangan organisasinya yang merupakan perwujudan dari strategi portfolionya. Hanya sifatnya khas Gemala Group. Maksudnya, dalam hal dimensi-dimensi strukturaI dan kontekstualnya merupakan ciri khas yang dirniliki kelompok ini. Seperti masih banyaknya posisi yang ditempati oleh anggota keluarga, khususnya untuk posisi-posisi strategis dalam organisasi pusat dan masih terdapat perangkapan jabatan oleh anggota keluarga. Dengan demikian maka tingkat desentralisasi yang terdapat di organisasi pusat relatif masih sedikit.

Dengan mengacu pada pemikiran Ichak Adizes yang mengemukakan tentang tahapan-tahapan kehidupan organisasi, maka kelompok Gemala yang sedang dalam masa pertumbuhan ini harus hati-hati akan dampak yang mungkin ditimbulkan dari adanya dominasi anggota keluarga ini terutama jika penempatannya dilakukan berdasarkan kepemilikan bukan atas dasar profesionalisme. Sehingga kemungkinan untuk jatuh ke dalam family trap masih tetap ada.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Teguh Try Ari Wibowo
Abstrak :
ABSTRAK
Konglomerasi Keuangan sebagai bentuk Integrasi usaha antara perusahaan yang bergerak di bidang perbankan dengan perusahaan jasa keuangan lainnya, dalam konglomerasi ini memungkinkan adanya pertukaran informasi nasabah, sedangkan informasi nasabah termasuk rahasia bank. Dalam praktiknya informasi nasabah tersebut dapat tersebar kepada penyedia jasa keuangan lain seperti perusahaan penyedia kartu kredit dan asuransi. Atas dasar hal tersebut, penelitian ini akan mengkaji tentang Pertukaran Informasi Nasabah Antar Bank Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan, kemudian apakah pertukaran informasi nasabah antara suatu bank dengan perusahaan dalam Konglomerasi Keuangan diperbolehkan berdasarkan peraturan perundang-undangan, apakah pengaturan mengenai pertukaran informasi nasabah yang dilakukan antara suatu bank dengan perusahaan lain dalam satu Konglomerasi Keuangan telah melindungi nasabah penyimpan dari aspek perlindungan konsumen. Penelitian tesis ini bersifat analitis dan menggunakan metode penelitian hukum normatif, dengan pendekatan perundang-undangan. Hasil penelitian yang didapat adalah pertukaran informasi nasabah antar bank dapat dilakukan dengan perantara Otoritas Jasa Keuangan Sistem Layanan Informasi Keuangan SLIK dan pihak swasta melalui berbagai Biro Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan LPIP . Sedangkan untuk pertukaran informasi dalam Konglomerasi Keuangan tidak memiliki cara khusus selain melalui SLIK dan LPIP dari pihak swasta. Kemudian perlindungan kepentingan nasabah seharusnya lebih dapat diperkuat lagi dengan membuat peraturan perundangan baru yang khusus mengatur tentang rahasia bank, khususnya informasi nasabah.
ABSTRACT
Financial conglomeration, as a form of financial business integration between banking and non banking companies, allows the exchange of customer rsquo s informations. In practice area, customer rsquo s informations are shared to the other financial companies just like credit card provider and insurance. According these asumptions, this research will examine on how customer rsquo s informations exchanging between banking companies is done based on Indonesia rsquo s Rules and Acts, then, is that exchanging is allowed to be done in the financial conglomerations based on Indonesia rsquo s Rules and Acts, at the last is that whether the rules about customer rsquo s informations exchanging have well protected the customers from the consumer protection sight. This research is analytic and uses normative method by doing statutory approach. The results are that consumer rsquo s informations exchanging can be done with the Financial Service Authority OJK intercession through its Financial Information Service System SLIK or private institutions through some companies that included in Credit Information Management Institutions LPIP . Informations exchanging in a financial conglomeration does not have special procedures but through SLIK and LPIP. The last is that the protection of customer rsquo s interest should be strengthened by legislating the new acts that rule specially about bank secrecy, especially customer rsquo s informations.
2018
T49599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Advenita Gita Elmada
Abstrak :
Corporate brand telah menjadi kebutuhan dalam dunia bisnis saat ini. Karakteristik utama dari dunia bisnis di abad ke-21 adalah interaktivitas, di mana pembeli, pelanggan, konsumen, dan pemangku kepentingan akan memiliki akses yang jauh lebih besar terhadap informasi. Di satu sisi perusahaan jadi jauh lebih terlihat, dan di sisi lain persaingan pun menjadi semakin ketat karena begitu banyaknya pilihan bagi para pemangku kepentingan. Perlu ada strategi khusus untuk membuat perusahaan terlihat punya nilai lebih, salah satunya adalah dengan melakukan upaya corporate branding. Tantangan membangun merek perusahaan ini menjadi lebih besar ketika perusahaan merupakan sebuah konglomerasi yang memiliki banyak anak perusahaan dan bergerak di banyak lini industri. Guna memahami proses corporate branding pada konglomerasi multi industri, dilakukan penelitian terkait hal ini dengan melihat proses yang terjadi pada Kompas Gramedia, yang merupakan konglomerasi multi industri dengan lebih dari 100 unit bisnis yang tersebar di 8 lini. Akan dianalisis kesejajaran antar elemen dalam corporate branding yakni vision, culture, dan image. Selanjutnya, akan dilihat apa yang menjadi corporate branding strategy dari perusahaan ini dan bagaimana strategi komunikasi mereka dalam menjalankan strategi tersebut. Peran Corporate Communication juga akan dilihat dalam proses pengelolaan corporate branding ini, serta bagaimana proses corporate branding membentuk sebuah corporate brand. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan paradigma post-positivisme, bersifat deskriptif, serta menggunakan studi kasus sebagai strategi penelitiannya. Hasilnya ditemukan bahwa masih terdapat celah di antara ketiga elemen corporate branding tersebut, yakni pada elemen vision, dan kesejajaran antara culture dan image. Terkait corporate branding strategy, ditemukan bahwa konglomerasi multi industri ini tidak menggunakan strategi tunggal dalam struktur mereknya, mengingat pemangku kepentingan yang begitu beragam dan upaya perusahaan untuk menjangkau pasar yang lebih luas lagi. Integrasi dan kolaborasi menjadi kunci dalam strategi komunikasi dalam upaya corporate branding di perusahaan ini. Corporate Communication perannya masih berfokus pada menjaga citra positif perusahaan, sedangkan peran membangun citra belum terlalu terlihat mengingat citra perusahaan telah lebih dulu ada dan menjadi warisan dari perusahaan pendahulunya. Bagi konglomerasi multi industri, warisan yang dimiliki seperti misalnya citra yang baik atau nilai perusahaan yang kuat, bisa dimanfaatkan sebagai modal awal untuk mengembangkan corporate brand yang kuat, tentu saja dengan memperhatikan kesejajaran antara vision, culture, dan image dari perusahaan. ......Corporate brands have become a necessity in todays business world. The main characteristic of the business world in the 21st century is interactivity, where buyers, customers, consumers and stakeholders will have a greater access to information. Companies are now more visible, but on the other hand competition is getting tougher because there are so many choices for the stakeholders. Special strategy to make the company look more valuable is needed, one of which is to do the corporate branding. The challenge of building the corporate brand becomes even greater when the company is a conglomerate that has many subsidiaries in more than one industry. In order to understand the corporate branding process in a multi-industry conglomerate, a research related to this is carried out by looking at the corporate branding process of Kompas Gramedia, which is a multi-industry conglomerate with more than 100 business units spread across 8 lines. Alignment will be analyzed between elements in corporate branding which are vision, culture, and image. Futher, we will see the corporate branding strategy and how their communication strategy is in carrying out that strategy. The role of Corporate Communication will also be seen in the process of managing this corporate branding, as well as how the corporate branding process forms a corporate brand. This research is a qualitative research, with a post-positivism paradigm, is descriptive in nature, and uses case studies as its research strategy. The results found that there are still gaps between the three elements of corporate branding, namely in the vision element, and the alignment between culture and image. Regarding corporate branding strategy, it was found that this multi-industry conglomerate did not use a single strategy in its brand structure, given the diversity of stakeholders and the companys efforts to reach a wider market. Integration and collaboration are key in communication strategies in corporate branding in this company. The role of Corporate Communication is still focused on maintaining a positive image of the company, while the role of building an image is not too visible considering the companys image has already existed and is a legacy from its predecessor company. For multi-industry conglomerates, the inheritance such as a good image or strong corporate value, can be used as initial capital to develop a strong corporate brand, of course by paying attention to the alignment between the vision, culture, and image of the company.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismira Lutfia
Abstrak :
Tesis ini membahas bagairnana pembingkaian media oleh koran Jakarta Globe dalarn pemuatan berita isu negatif dengan perspektif konstruksi realitas sosial seperti proses persidangan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh Billy Sindoro, rnantan presiden direktur PT First Media dan salah seorang eksekutif grup Lippo, yang merupakan grup konglomerasi media pernilik Jakarta Globe dan First Media. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif beiparadigrna konstruktivis dengan metode analisis pembingkaian model Gamson dan Modigliani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bingkai yang ditampilkan dalam pemberitaan ini menunjukkan pembelaan kepada eksekutif grup konglomerasi pemilik media ini, walau ada usaha yang jelas untuk menjaga faktualitas berita.
This study focuses on media framing of news report in Jakarta Globe daily on a graft case involving a top executive of a pay-television and Intemet provider aliiliated with the paper's conglomeration group. it analyses how the paper frames the news report to accommodate its editorial aim to remain objective and impartial This is a qualitative study based on constructivism paradigm and it employed analysis framing method developed by Gamson and Modigliani. The result showed that the newspaper’s reports tend to defend the execuLive's position as innocent in the case though there are obvious efforts to maintain their factuality.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33817
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Nirmalawati Taurusianingsih
Abstrak :
Disertasi ini bertujuan untuk menguji dampak tingkat konglomerasi keuangan terhadap persaingan, risiko dan stabilitas industri perbankan Indonesia. Dengan memperhatikan keragaman konglomerasi keuangan dari masing-masing bank, disertasi ini membangun indeks konglomerasi untuk mengukur tingkat konglomerasi keuangan suatu bank. Dengan menggunakan data 23 bank bermodal inti lebih dari Rp 5 trilyun selama kurun waktu 2001 hingga 2017, hasil uji dengan menggunakan analisa data panel metode fixed effect dan two stage least square, ditemukan bahwa tingkat konglomerasi keuangan berpotensi menurunkan tingkat persaingan industri perbankan, menurunkan risiko kredit dan risiko likuiditas, dan meningkatkan risiko solvensi bank. Potensi penurunan persaingan secara konsisten ditunjukkan dari hasil analisa 3 (tiga) metode NEIO. Selanjutnya, dengan menggunakan metode Component Expected Shortfall, disertasi ini juga menemukan adanya dampak positif dari tingkat konglomerasi terhadap risiko sistemik. Dimana semakin tinggi tingkat konglomerasi keuangan suatu bank, semakin besar kontribusinya terhadap risiko sistemik. ...... This study examines the impact of the financial conglomeration level on the Indonesian banking industry's competition, risk, and stability. By paying attention to the diversity of financial conglomerates of each bank, this study builds a conglomeration index to measure the level of the financial conglomeration of a bank. By using data from 23 banks with a core capital of more than 5 trillion during the period 2001 to 2017, the test results using panel data analysis using the fixedeffect method and two-stage least squares found that the level of financial conglomeration has the potential to reduce the level of competition in the banking industry, reduce credit risk and liquidity risk, and increase the bank's solvency risk. The potential for decreasing competition is consistently shown by 3 (three) NEIO methods. Furthermore, using the Component Expected Shortfall method, this study also found a positive impact on the level of financial conglomeration on systemic risk. The higher financial conglomeration level of a bank, the more its contribution to systemic risk.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Kurnia Syah Putra
Abstrak :
Rasisme media politik merupakan kajian klasik yag menarik untuk diulas kembali, tentu sebagai pembaharuan pemikiran. Konsep Rasisme Media memandang media massa sebagai medan perang ideologi, di dalamnya terjadi pertentangan kelas antara ruling class dan subordinat class. kekacauan inilah yang melahirkan rasis ideologi media. Di mana elitis penguasa media memaksa subordinat class menerima konten media yang sarat kepentingan ruling class. Meminjam pemahaman dari Stuart Hall (1932) melalui tulisannya yang tajam berjudul The Whites Of Their Eyes; Racist Ideologies and the Media. Ia mengungkapkan analisis dari praktek media berdasarkan perspektif dari teori kulturalis Marx, yakni dengan mengungkapkan otonomi media massa dan mengganti konsep Hegemoni Gramsci serta Althusser yang memandang media sebagai ideological state apparatus (Woollacott 1982: 110). Secara politis, tahun 2014 merupakan puncak dari hipotesis jurnalisme politik. Media terkooptasi, seolah wibawa ?media publik? runtuh seruntuh-runtuhnya oleh segelintir orang penguasa media. Kemudian yang ?segelintir? tersebut kesemuanya masuk ke ranah politik praktis. Dapat disebutkan, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dengan Viva Group. Hary Tanoesoedibjo, calon wakil presiden usungan Partai Hati Nurani Rakyat dengan MNC Group. Surya Paloh, pendiri sekaligus Ketua Umum Partai Nasional Demokrat dengan Media Indonesia Group. Dahlan Iskan, politisi baru melalui Partai Demokrat juga seorang Raja Media dibawah bendera Jawa Pos Group.
Jakarta: Lembaga Riset Univ Budi Luhur, 2014
384 COM 5:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Baskara Sakti
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini bertujuan memberikan bukti empiris mengenai dampak dari aktivitas bank yang berbentuk konglomerasi terhadap risiko sistemik di sektor keuangan di masa krisis dan non krisis. Menggunakan analisis data panel 20 bank di Indonesia tahun 1994 ndash;2015, diperoleh hasil bahwa keberadaan bank yang berkonglomerasi terbukti signifikan mendorong peningkatan risiko sistemik. Walaupun diversifikasi pendapatan yang dilakukan bank signifikan mengurangi risiko sistemik, interaksi antara variabel size dan diversifikasi pendapatan menunjukkan bahwa variabel diversifikasi pendapatan signifikan memperbesar risiko sistemik seiring meningkatnya size bank. Risiko sistemik juga berhubungan negatif dengan periode krisis. Hal ini pada satu sisi mencerminkan kehati-hatian bank dan regulator, namun pada sisi lain dapat juga disebabkan diversifikasi pendapatan bank dilakukan dalam kondisi pasar modal yang belum berkembang.
ABSTRACT
This thesis provides empirical evidence on the impact of conglomerate banking activities on systemic risk in financial sector during crisis and non crisis. Using panel data analysis of 20 banks in Indonesia from 1994 2015, it was found evidence that the existence of a conglomeration bank encourages the increased of systemic risk significantly. Although the revenue diversification significantly reduces systemic risk, the interaction between size and income diversification variables indicates that the income diversification significantly increases the systemic risk as the size of the bank increases. Systemic risk is also negatively associated with periods of crisis. This reflects the prudence of banks and regulators on the one hand, but it may also be due to the diversification of bank income undertaken under undeveloped capital market conditions.
2017
T49165
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yvana Sal Sabila
Abstrak :
Teknologi digital memainkan peran inti dalam penciptaan dan penguatan gangguan yang terjadi di tingkat masyarakat dan industri. Gangguan tersebut berupa perilaku dan ekspektasi pelanggan, lanskap kompetitif dan kesediaan data atau informasi. Berdasarkan data Nielsen (2020), rata-rata biaya iklan yang dikeluarkan oleh pengiklan pada platform media cetak dan radio analog cenderung menurun masing-masing sebesar 7% dan 2% per tahun. Di sisi lain, jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat secara signifikan, mencapai 74% dari populasi penduduk. Keberadaan perusahaan teknologi digital semakin memperketat persaingan di industri media Indonesia. Beberapa media terintegrasi secara vertikal maupun horizontal untuk mempengaruhi volume iklan (pendapatan) yang bisa diperoleh. Diperlukan strategi khusus untuk menjalankan integrasi perusahaan pasca-penggabungan organisasi. Keberhasilan strategi integrasi pasca-penggabungan perlu diukur efektifitasnya. Penelitian ini melibatkan penilaian dari 6 orang ahli di bidang manajemen atau profesional yang menduduki posisi manajerial atas. Penilaian ahli diolah menggunakan metode AHP untuk mendapatkan tingkat kepentingan subfaktor terhadap keberhasilan strategi integrasi. Penelitian ini menghasilkan pengembangan peta strategi yang mendukung keberhasilan integrasi pasca-penggabungan di konglomerasi media. Diperoleh 14 strategi objektif yang memiliki hubungan sebab-akibat satu sama lain. Usulan key performance indicator (KPI) pada praktiknya dapat berkontribusi untuk pengukuran kedalaman aktifitas integrasi yang dilakukan oleh perusahaan pasca-penggabungan. Kegiatan pengabungan organisasi ini menjadikan konglomerasi media sebagai one-stop solution bagi pelanggan karena memiliki layanan mulai dari produksi konten, strategi pemasaran hingga platform distribusi konten. Performa perusahaan konglomerasi media pasca-penggabungan organisasi mulai tahun 2019-2022 menghasilkan pertumbuhan omset secara konsisten berkisar antara 8% - 15%. Di sisi lain, penggabungan organisasi dapat menahan laju penurunan pangsa pasar media menjadi sebesar 2% per tahun ......Digital technology plays a core role in creating and amplifying disruption at the societal and industrial levels. These disturbances include customer behavior and expectations, competitive landscape, and availability of data or information. Based on data from Nielsen (2020), the average advertising costs incurred by advertisers on print media platforms and analog radio tend to decrease by 7% and 2% per year, respectively. On the other hand, the number of internet users in Indonesia has increased significantly, reaching 74% of the population. The existence of digital technology companies is increasingly tightening competition in the Indonesian media industry. Some media are integrated vertically or horizontally to influence the advertising volume (revenue) that can be obtained. A specific strategy is needed to carry out the post-merger enterprise integration. The success of the post-merger integration strategy needs to be measured for its effectiveness. This research involves the assessment of 6 experts in the field of management or professionals who occupy top managerial positions. Expert judgments were processed using the AHP method to obtain the level of importance of the subfactors on the success of the integration strategy. This research resulted in developing a strategy map that supports the success of post-merger integration in media conglomerates. Obtained 14 objective strategies that have a causal relationship with each other. The proposed key performance indicator (KPI) in practice can contribute to measuring the depth of integration activities carried out by the post-merger company. The merging of these organizations makes media conglomerates a one-stop solution for customers because they have services ranging from content production, marketing strategies to content distribution platforms. The performance of the media conglomerate company after the merger from 2019-2022 resulted in a consistent turnover growth ranging from 8% - 15%. On the other hand, the merger of organizations can prevent the decline in media market share to just 0,2% per year .
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iftitah Zaharah
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai pengawasan terintegrasi yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (?OJK?) terhadap Induk dan Anak Perusahaan di bidang Perbankan dan Jasa Keuangan atau kajian terkait dengan konglomerasi keuangan. Perkembangan globalisasi dalam sistem keuangan di Indonesia menyebapkan setidaknya terdapat 31 (tiga puluh satu) grup usaha di bidang perbankan dan jasa keuangan. Dalam rangka mencegah resiko sistemik dan dampak moral hazard terhadap aktivitas grup usaha jasa keuangan, OJK tengah menyiapkan pedoman, kebijakan, dan peraturan terkait dengan pengawasan terintegrasi terhadap konglomerasi keuangan berbasis resiko. Rumusan masalah yang akan dibahas dalam Tesis ini adalah bagaimanakah peran OJK dalam pengawasan terintegrasi terhadap induk dan anak perusahaan di bidang perbankan dan jasa keuangan ,bagaimana arah kebijakan OJK dalam pengawasan terintegrasi terhadap induk dan anak perusahaan di bidang perbankan dan jasa keuangan, dan hubungan induk dan anak perusahaan di bidang perbankan dan jasa keuangan jika ditinjau dengan teori Piercing The Corporate Veil. Tesis ini disusun dengan dengan metode penulisan yuridis normatif untuk menghasilkan data deskriptif analitis. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa peran OJK dalam pengawasan terintegrasi terhadap induk dan anak perusahaan di bidang perbankan dan jasa keuangan adalah salah satunya melakukan pengawasan terintegrasi terhadap induk dan anak perusahaan berbasis resiko selain itu, arah kebijakan yang akan dikelauarkan oleh OJK terkait dengan pengawasan terintegrasi adalah OJK akan mengeluarkan Peraturan OJK terkait dengan Good Corporate Governance Terintegrasi, Manajemen Resiko Terintegrasi, dan Permodalan Terintegrasi, selain itu melalui pendekatan teori Piercing The Corporate Veil terdapat perluasan tanggung jawab Induk Peusahaaan terhadap tindakan yang dilakukan oleh anak-anak perusahaannya. ...... This thesis is discussed about an integrated supervision conducted by Financial Services Authority (?FSA?) on the parents and subsidiaries in banking and financial services companies or study on the financial conglomerates. The globalization of the financial system in Indonesia caused at least 31 (thirty one) business group in the fields of banking and financial services. In order to prevent the systemic risk and moral hazard effects on the activity of the financial services group's business, the FSA is preparing the guidelines, policies, and regulations relating to the supervision of financial conglomerates based on integrated risk. The issues that will be disscussed in this thesis are, what is the FSA's role on controlling the parents and subsidiaries companies in the banking and financial services sector, what kind of the FSA's policy on controlling the parent and subsidiaries companies in the field of banking and financial services sector, and the relationship between parents and subsidiaries companies if linked with the Piercing The Corporate Veil Theory. This thesis also prepared by the yuridish normative method to generate normative descriptive analysis. The research concludes that the FSA's role on the integrated supervision of the parents and subsidiaries companies is, OJK will conduct the supervision based on the integrated risk and OJK will issued a number policies in form of OJK?s regulations, namely Integrated Good Corporate Governance, Integrated Risk Management, and Integrated Capital Adequacy Ratio regulations, further through the Piercing The Corporate Ve4il approach the Parents Company is liable for the action conduct by its subsidiaries.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T42601
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library