Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Olivia Dwi Lestari
Abstrak :
Pada pemerintahan Orde Baru di Indonesia, komunikator politik yang sangat berpengaruh adalah dari pihak pemerintahan. Karena pada saat itu pemerintah cenderung menekan' pihak yang menyuarakan hal-hal negatif tentang pemerintahan. Namun, ada juga segelintir orang yang secara vokal mengungkapkan opininya menentang pemerintah. Ketika angin reformasi mulai bertiup di Indonesia, mulai bermunculan komunikator-komunikator politik yang berani mengeluarkan pendapatnya dan mengkritik pemerintahan serta mengharapkan Soeharto selaku Presiden saat itu untuk mengundurkan diri. Pada era peralihan itulah komunikatorkomunikator politik selaku opinion leader mulai unjuk diri. Salah satu komunikator politik yang berpengaruh dalam proses peralihan dari Orde Barn menuju Orde Reformasi adalah Amien Rais. Pada masa 'perjuangan' rakyat dalam menuinbangkan Orde Barn, opini-opininya menjadi sangat diperhitungkan. Ia beropini tentang kekuasaan rezim Orde Baru, yaitu rezim Soeharto. Bahkan sejak tahun 1994, sendirian ia sudah berani menggagas tentang suksesi. Amien kemudian dianugerahi sebagai Man of the Year tahun 1997 oleh majalah Ummat dan diberi gelar Bapak Reformasi oleh mahasiswa 1PB. Tetapi sejalan dengan perkembangan situasi politik di Indonesia dan perubahan peran Amien Rais sebagai komunikator politik, mulai timbul kritik-kritik terhadap Amien. Dimana awalnya ia disebut `cendekiawan moralis', yang seringkali memberi masukan dan kritikan kepada pemerintah, kemudian mulai terjun ke dalam politik praktis dengan menjadi Ketua PAN, sampai akhirnya Amien menjadi Ketua MPR. Banyak kritikan dari berbagai kalangan, terutama mahasiswa, yang mengatakan bahwa Amien tidak konsisten dalam pernyataan politiknya. Terutama menyangkut masalah pengusutan kasus KKN Soeharto. Penelitian ini bertujuan untuk mencari makna dibalik tanda-tanda dalam pesan politik Amien Rais, khususnya mengenai Soeharto dan pengusutan kasus KKN Soeharto. Dengan demikian dapat terlihat apakah sejalan dengan perubahan peran Amien sebagai komunikator politik dan situasi politik di Indonesia, maka penggunaan tanda-tanda dalam pesan politik Amien juga mengalami pergeseran. Dengan mencari makna dari tanda-tanda dalam pesan politik Amien dan dikaitkan dengan konteks, maka akan dapat dilihat apa yang menjadi motif Amien dalam menggunakan tanda-tanda tersebut. Dalam mencari makna dari pesan politik Amien Rais tersebut, peneliti menggunakan metode analisis isi semiotika. Peneliti mencari pernyataan-pernyataan Amien mengenai kasus Soeharto yang dimuat di media cetak (surat kabar). Kemudian pernyataan tersebut diamati dan dicari `retak teks'-nya, yaitu tanda atau bagian dari teks yang patut dipertanyakan lebih lanjut. Dari hasil analisis terhadap pesan politik Amien Rais, ternyata peneliti menemukan pergeseran penggunaan tanda-tanda dalam pesan politiknya. Sehingga terdapat penggambaran yang tidak konsisten mengenai Soeharto dan kasus KKNnya. Perubahan tersebut setelah dinterpretasi ternyata berkaitan dengan perubahan peran Amien sebagai komunikator politik dan situasi politik Indonesia pada saat itu. Dan perubahan itu juga berkaitan dengan motif Amien dalam menggunakan tandatanda dalam pesan politiknya. Terlihat bahwa Amien menggunakan tanda-tanda dalam pesan politiknya dengan tujuan dan kepentingan tertentu, sesuai dengan posisinya sebagai komunikator politik dan situasi politik di Indonesia saat itu. Pada saat Amien masih merupakan aktivis pemuka pendapat, ia menggunakan pesan politiknya untuk menunjukkan identitas dirinya, yaitu sebagai seorang reformis. Ketika ia menjadi Ketua PAN dan menjadi salah satu calon kuat Presiden RI 2000-2004, selain sebagai identitas diri, ia juga mulai menggunakan pesan politiknya untuk mendapatkan dukungan, baik dari masyarakat, tokoh politik dan masyarakat internasional. Setelah ia menjadi Ketua MPR, Amien menggunakan pesan politiknya untuk `menjaga' kedudukannya. Jika dilihat dari segi Ilmu Komunikasi Politik, Amien Rais adalah seorang komunikator politik yang baik, karena ia mengggunakan tanda-tanda dalam pesan politik sesuai dengan konteks politik saat itu dan untuk kepentingan tertentu. Dengan demikian, komunikator politik dalam menyampaikan pesan politiknya tidak bisa terlepas dari lingkungan politik dimana ia berada. Disini terlihat bahwa Amien menggunakan tanda-tanda dalam pesan politiknya untuk tujuan dan kepentingan tertentu. Untuk itu kita sebagai komunikan politik hams bisa melihat makna dari pesan politik yang disampaikan oleh para komunikator politik, terutama mereka yang menjadi opinion leader. Dalam melihat makna dari pesan politik itu kita juga melihat konteksnya sehingga kita dapat memahami makna keseluruhannya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Acesa Rebecca Anindita
Abstrak :
[ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya berbagai macam bentuk kampanye yang dilakukan untuk mengkumunikasikan isu atau permasalahan tertentu. Penelitian ini menambahkan kajian teori karena menguji dua faktor sekaligus yaitu hubungan komunikator dan pesan kampanye dengan sikap audiens. Penelitian ini mengambil contoh kampanye pada ASI ekslusif yang dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu menggunakan komunikator yang berbeda. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan dua kelompok eksperiment yang diberikan perlakuan berupa bentuk kampanye berbeda. Partisipan berjumlah 40 orang, tiap kelompoknya terdiri dari 20 partisipan. Metode analisis yang diigunakan adalah uji beda rata-rata tiap kelompok eksperiment untuk menunjukan hubungan antara variabel yang diteliti. Penelitian ini menemukan bahwa komunikator dan pesan kampanye memiliki hubungan dengan sikap seseorang. Penelitian menemukan terdapat perbedaan persepsi dan sikap mengenai komunikator, pesan dan sikap terhadap isu kampanye yang didasarkan oleh perbedaan bentuk kampanye yang diterima. Khalayak menganggap bahwa komunikator dokter dalam konteks kampanye kesehatan dipandang lebih memiliki kredibilitas dibandingkan komunikator kalangan populer
ABSTRACT This research conducted as a result from so many campaigns that held nowadays to communicate several issues or particular social concern. Campaign takes various form, stressing in selecting the communicator and message form as a purpose to change social behavior. Then again this research using breastfeeding campaign as an example to scrutinize with two approaches, Moreover this campaign is distinguished with its communicator, There are campaign using doctor and in another campaign using public figure as a communicator. Using experimental method with two experiment group and each group of experiment treated by giving the group a video. Each video resemble two different form in communicator. Total participans are fourty person divided by two group. Analysis method is using T-test so we can compare and look througt the The result from this research found that communicator and message have effect upon behavioral change in each person. Proven by this research that doctor can give more obvious impact in behavioral change rathen than public figure when in they speak as communicator in breastfeeding campaign. Further more audience think that doctor have strong credibility rather than public figure when it came to breastfeeding topic., This research conducted as a result from so many campaigns that held nowadays to communicate several issues or particular social concern. Campaign takes various form, stressing in selecting the communicator and message form as a purpose to change social behavior. Then again this research using breastfeeding campaign as an example to scrutinize with two approaches, Moreover this campaign is distinguished with its communicator, There are campaign using doctor and in another campaign using public figure as a communicator. Using experimental method with two experiment group and each group of experiment treated by giving the group a video. Each video resemble two different form in communicator. Total participans are fourty person divided by two group. Analysis method is using T-test so we can compare and look througt the The result from this research found that communicator and message have effect upon behavioral change in each person. Proven by this research that doctor can give more obvious impact in behavioral change rathen than public figure when in they speak as communicator in breastfeeding campaign. Further more audience think that doctor have strong credibility rather than public figure when it came to breastfeeding topic.]
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penelitian ini didasarkan pada upaya pemerintah melakukan penyebarluasan informasi tentang tanaman obat melalui saluran interpersonal dengan tujuan untuk membangun partisipasi masyarakat dalam pengelolaan tanaman obat. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui faktor: biologis, sosiopsikologis, dan sosiogenis yang melekat pada diri narasumber (komunikator). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang menggambarkan masalah berdasarkan sifat data kualitatif sehingga dapat diperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata narasumber (komunikator) memiliki posisi penting sebagai salah satu komponen komunikasi yang dapat membangun efektivitas komunikasi interpersonal dengan anggota masyarakat. Pentingnya keberadaan narasumber ini dapat dilihat dari faktor biologis yang meliputi alasan mengelola toga karena sesuai dengan latar belakang pendidikan, dan tugas pokok dan fungsi pekerjaan yang digelutinya. Adapun dilihat dari faktor sosiopsikologis, narasumber menyatakan toga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pertolongan pertama terhadap masalah kesehatan, bisa menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat, menjadikan pekarangan rumah indah, mengurangi biaya pengeluaran keluarga untuk obat, dan bisa dibuat makanan olahan, misalnya kripik bayem. Sedangkan faktor sosiogenis menanam toga bukan pengalaman baru, masyarakat merespon positif, sesuai dengan bidang ilmu, dan menjadi jaminan dalam bertugas
384 JKKOM 3:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Sofi Yatasya
Abstrak :
Merek dan bisnis kini semakin tertarik untuk menemukan cara menggunakan influencer sebagai ‘tokoh populer’ untuk mengenalkan produk kepada audiens mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kredibilitas dan interaksi parasosial oleh Youtube influencer terhadap intensi pembelian produk kecantikan yang dipengaruhi oleh physical attractiveness, attitude homophily, serta social attractiveness. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menggunakan Covariance Based Structural Equation Modelling (CB-SEM) untuk pengolahan data berdasarkan data dari 639 responden yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner terhadap pengguna aktif Youtube yang mengikuti (berlangganan) pada beauty influencer Indonesia selama lebih dari 3 bulan. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa physical attractiveness, attitude homophily, dan social attractiveness berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap para-social interaction. Selanjutnya physical attractiveness dan attitude homophily berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap credibility dari influencer. Terakhir, credibility dan para-social interaction berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap purchase intention. Implikasi manajerial serta saran bagi penelitian selanjutnya dibahas lebih lanjut di dalam penelitian ini. ......Brands and businesses are increasingly interested in finding ways to use influencers as ‘popular figures’ to introduce products to their audience. This study aims to determine the influence and parasocial interaction by Youtube influencer on the intensity of purchasing beauty products influenced by physical attractiveness, attitude homophily, and social attractiveness. This quantitative research uses Covariance Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) for data processing based on data from 639 respondents obtained through questionnaires to active Youtube users who have subscribed to Indonesian beauty influencers for more than three months. This study shows that physical attractiveness, attitude homophily, and social attractiveness have a positive and significant effect on interpersonal interactions. Furthermore, physical attractiveness and attitude homophily have a positive and significant effect on the credibility of the influencer. Finally, credibility and parasocial interaction have a positive and significant effect on purchase intention. The managerial implications and suggestions for further research are discussed further in this study.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Mutia Amsuri
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5356
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library