Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widya Kusumaningrum
"ABSTRAK
Penelitian berjudul ?Komponen Makna ?Panas‟ dalam Bahasa Jawa? ini bertujuan
untuk menemukan komponen makna umum, komponen makna pembeda, dan
hubungan komponen makna dengan kehidupan masyarakat Jawa. Data yang
digunakan diperoleh dari Majalah Panjebar Semangat tahun 2011-2015.
Penelitian ini menerapkan teori analisis komponen makna yang diutarakan oleh
Eugene A. Nida dalam Componential Analysis of Meaning (1975) dan teori fungsi
bahasa oleh Gobard (1976). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif. Dalam penelitian ini ditemukan 20 kata bermakna ?panas‟
dalam bahasa Jawa. Berdasarkan analisis yang dilakukan, didapatkan 1 komponen
makna umum dan 50 komponen makna pembeda. Selain itu dalam hubungannya
dengan kehidupan masyarakat Jawa, kata bermakna ?panas‟ memiliki fungsi
vernakular (bahasa komunikasi sehari-hari) dan referensial kultural (acuan
budaya). Komponen makna dan fungsi kata bermakna ?panas‟ menunjukkan
bahwa orang Jawa: 1) Mendetil, 2) Kehidupannya dekat dengan alam, 3)
Mengutamakan hidup selaras dengan sesamanya.

ABSTRACT
The research aims to find common components, diagnostic components, and
shows relationship of components of meaning to the life of Javanese people. This
research used data from Panjebar Semangat Magazine in 2011-2015. The theory
that is used was written by Eugene A. Nida in Componential Analysis of Meaning
(1975) and by Gobard in L?alliénation Linguistique (1976). The method that is
used in this research is descriptive method. This research found 20 Javanese
words that have ?hot‟ meaning. Based on the analysis, there are one common
component which is ?hot‟ and 50 diagnostic components. Moreover, those 20
?hot‟ words have vernacular (daily communication) and cultural reference
functions. The components and their functions show that the Javanese people are:
1) detailed, 2) closed to nature, 3) prioritized their life in harmony with each
other."
2016
S65179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siti Luthfia Nabila Caya
"Radikal adalah salah satu komponen pembentuk karakter Han yang mengelompokkan karakter Han berdasarkan makna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah komponen 黑hēi sebagai radikal pada karakter Han tidak hanya memberi sumbangan komponen bentuk tetapi juga memberi sumbangan komponen makna tertentu. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah makna dari kelompok karakter Han yang berkomponen 黑 hēi. Dua jenis kamus, yaitu 现代汉语词典Xiàndài Hànyǔ Cídiǎn cetakan tahun 2012 edisi ketujuh dan 汉语印尼都尼西亚语大词典Hànyǔ Yìndùníxīyàyǔ Dà Cídiǎn (Kamus Besar Tionghoa-Indonesia) cetakan tahun 2002 edisi pertama akan digunakan sebagai sumber data penelitian. Data akan dianalisis menggunakan Teori Analisis Komponen Makna Nida (1975) untuk mencapai tujuan penelitian. Dari hasil penelitian diketahui bahwa komponen黑hēi dalam ranah abstrak akan menyumbang gagasan keadaan gelap atau warna yang gelap/kehitaman, dalam ranah peristiwa akan menyumbang gagasan suatu tindakan sengaja yang mempunyai dampak merusak atau dampak dari kerusakan, dalam ranah entitas akan menyumbang gagasan makna suatu benda nyata yang warnanya hitam.
Radical is a component of the Han character that groups the characters according to its meaning. This research aimed to find out whether 黑hēi component as radical not only contribute as components of form but also contribute as components of meaning. The data used for this research is the meaning of Han characters that contain 黑hēi component. The seventh edition of Xiandai Hanyu Dictionary 词典汉语词典that printed in 2012 and the first edition of Chinese-Indonesian Large Dictionary 汉语印尼都尼西亚语大词典that printed in 2002 will be used as the data source. Nida`s Theory of Componential Analysis of Meaning (1975) used as a base to analyze data and achieve research objectives. From the conclusion, can be known that the 黑hēi component in the abstract domain will contribute to the idea of a dark condition or a dark/black color, in the events domain it will contribute to the idea of deliberate events that result a destructive impact, in the entities domain it will contribute to the idea of an entity which colored black."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ribka Gloria
"[ ABSTRAK
Skripsi ini memaparkan kosakata dalam bahasa Kanak secara morfologis dan semantis. Dari aspek linguistik, penelitian ini bertujuan untuk memahami etimologi sebuah kata serta mengurai komponen makna dalam dongeng berbahasa Kanak Rotkäpschem. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berfokus pada unsur pembentuk kata serta teori semantik bahasa Jerman untuk lebih spesifiknya melihat komponen makna dalam teks. Dari hasil analisis 12 kosakata bahasa Kanak (korpus data), ditemukan bahwa bahasa Kanak atau Kanak Sprache memang merupakan gabungan dari bahasa Turki dan Bahasa Jerman. Namun dominasi bahasa Jerman begitu terasa baik dari segi morfologis maupun semantis.

ABSTRACT This thesis examines the vocabulary of Kanak language morphologically and semantically. From the aspect of linguistics, the study aims to understand the etymology of a word and the meaning components in a modern fairy tale titled Rotkäpschem. The research is conducted qualitatively and focused on word-forming elements and semantic theory in German language. The result of the analysis reveals that from the analysis of 12 words (corpus of data), it was found that Kanak languange or Kanak Sprache indeed a combination of Turkish and German, but the dominance of the German language is much less pronounced in terms of both morphological and semantic.
;This thesis examines the vocabulary of Kanak language morphologically and semantically. From the aspect of linguistics, the study aims to understand the etymology of a word and the meaning components in a modern fairy tale titled Rotkäpschem. The research is conducted qualitatively and focused on word-forming elements and semantic theory in German language. The result of the analysis reveals that from the analysis of 12 words (corpus of data), it was found that Kanak languange or Kanak Sprache indeed a combination of Turkish and German, but the dominance of the German language is much less pronounced in terms of both morphological and semantic.
;This thesis examines the vocabulary of Kanak language morphologically and semantically. From the aspect of linguistics, the study aims to understand the etymology of a word and the meaning components in a modern fairy tale titled Rotkäpschem. The research is conducted qualitatively and focused on word-forming elements and semantic theory in German language. The result of the analysis reveals that from the analysis of 12 words (corpus of data), it was found that Kanak languange or Kanak Sprache indeed a combination of Turkish and German, but the dominance of the German language is much less pronounced in terms of both morphological and semantic.
;This thesis examines the vocabulary of Kanak language morphologically and semantically. From the aspect of linguistics, the study aims to understand the etymology of a word and the meaning components in a modern fairy tale titled Rotkäpschem. The research is conducted qualitatively and focused on word-forming elements and semantic theory in German language. The result of the analysis reveals that from the analysis of 12 words (corpus of data), it was found that Kanak languange or Kanak Sprache indeed a combination of Turkish and German, but the dominance of the German language is much less pronounced in terms of both morphological and semantic.
;This thesis examines the vocabulary of Kanak language morphologically and semantically. From the aspect of linguistics, the study aims to understand the etymology of a word and the meaning components in a modern fairy tale titled Rotkäpschem. The research is conducted qualitatively and focused on word-forming elements and semantic theory in German language. The result of the analysis reveals that from the analysis of 12 words (corpus of data), it was found that Kanak languange or Kanak Sprache indeed a combination of Turkish and German, but the dominance of the German language is much less pronounced in terms of both morphological and semantic.
;This thesis examines the vocabulary of Kanak language morphologically and semantically. From the aspect of linguistics, the study aims to understand the etymology of a word and the meaning components in a modern fairy tale titled Rotkäpschem. The research is conducted qualitatively and focused on word-forming elements and semantic theory in German language. The result of the analysis reveals that from the analysis of 12 words (corpus of data), it was found that Kanak languange or Kanak Sprache indeed a combination of Turkish and German, but the dominance of the German language is much less pronounced in terms of both morphological and semantic.
, This thesis examines the vocabulary of Kanak language morphologically and semantically. From the aspect of linguistics, the study aims to understand the etymology of a word and the meaning components in a modern fairy tale titled Rotkäpschem. The research is conducted qualitatively and focused on word-forming elements and semantic theory in German language. The result of the analysis reveals that from the analysis of 12 words (corpus of data), it was found that Kanak languange or Kanak Sprache indeed a combination of Turkish and German, but the dominance of the German language is much less pronounced in terms of both morphological and semantic.
]"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S61809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Fakhriyah
"Sebagai produk budaya yang mengandung pesan tertentu, karya sastra sering kali diperkenalkan ke negara-negara lain dengan cara diterjemahkan ke dalam bahasa yang berbeda. Penerjemahan karya sastra seperti novel bertujuan agar pembaca yang tidak menguasai bahasa sumber karya tersebut tetap dapat menerima pesan yang akan disampaikan. Dalam menerjemahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran, penerjemah harus mampu menjaga keutuhan amanat teks yang diterjemahkan, dengan menyesuaikan padanan yang digunakan dengan konteks ataupun latar belakang budaya bahasa sasaran. Namun, terkadang penyesuaian tersebut membuat penerjemah harus mengubah padanan yang menyebabkan pergeseran. Pergeseran tersebut disebabkan oleh perbedaan komponen makna dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran. Artikel ini memaparkan jenis-jenis pergeseran yang terjadi ketika nomina istilah kesehatan dalam bahasa Prancis diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, dan penyebab terjadinya pergeseran tersebut.
As a cultural product which consist of certain message, literature is often introduced to another countries by translating it into different languages. The translation of literature, such as novel aims to have the readers who are not mastering the source language of the work, been able to understand the delivered messages. In the process of translating from the source language to translation language, the translator should be able to keep the unity of message in the text, by adjusting translation with the context and cultural background of translation language. Therefore, occasionally the adjustment make the translator to change the translation and cause translation shifts. Translation shifts is caused by the difference of significance component from the source language to translation language. This article explains the type of translation shifts which happen when the noun of health term in French, translated into Indonesian, and the cause of translation shifts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Beviannisa Putri
"Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan sinonimi kata kanshin dan kyoomi berupa persamaan dan perbedaan keduanya dalam kalimat bahasa Jepang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan menggunakan analisis komponen makna, metode subtitusi, dan kuesioner. Berdasarkan pencermatan terhadap masing-masing lima data yang mengandung kata kanshin dan kata kyoomi, diperoleh persamaan makna lsquo;hal yang secara khusus menarik perhatian rsquo;. Selain itu, diperoleh tiga perbedaan konteks penggunaan kedua kata tersebut, yakni i perbedaan berdasarkan sifat, ii perbedaan berdasarkan subjek, dan iii perbedaan berdasarkan nuansa.

The purpose of this research is to explain synonymy between noun kanshin and kyoomi which are their similarities and differences in Japanese sentences. This research is based on qualitative research, use compositional analysis and substitution method along with questionnaire. Scrunity toward respectively five data containing noun kanshin and kyoomi obtained similarity on component meaning 'things that attract spesifically' and differences which are i difference based on the nature of noun, ii difference based on the subject, and iii difference based on the nuance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S68517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cokorda Gde Angga Indra Pratama
"Penelitian ini membahas komponen makna cerdas dan pintar dalam bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI digunakan sebagai korpus data dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komponen makna cerdas dan pintar, dan relasi makna dari cerdas dan pintar. Teori yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut antara lain teori makna yang berdekatan, teori komponen makna, dan teori relasi makna digunakan untuk tercapainya tujuan tersebut. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa cerdas memiliki 25 komponen makna, sedangkan pintar memiliki 39 komponen makna. Dari komponen makna ini diperoleh relasi makna antara cerdas dan pintar, yaitu relasi makna sinonim dekat.

This research analyze component meaning of cerdas and pintar in Indonesian language. Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI is used as corpus data in this research. The aim of this research is to determine component meaning of cerdas and pintar, and to determine semantic relation between cerdas and pintar. To reach the objectives of the research, the researcher used component meaning theory, and semantic relation theory. The result of this research showed that cerdas has 25 component meaning while pintar has 39 component meaning. The result also showed that semantic relation between cerdas and pintar is a close synonym relation. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Maurilla
"Terdapat banyak kosakata bahasa Jepang yang memiliki makna lebih dari satu namun makna-makna tersebut masih saling berhubungan yang disebut sebagai polisemi (多義語; tagigo). Verba wakaru merupakan salah satu contoh kata berpolisemi. Adanya perbedaan pada makna verba wakaru sering menimbulkan kesalahan dalam penerjamahan ke dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap berbagai makna pada verba wakaru. Penelitian ini berfokus pada komponen makna pada verba wakaru. Data penelitian diambil dari drama Jepang periode tahun 2015-2019. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa verba wakaru sebagai polisemi memiliki tujuh buah makna dan setiap makna mengandung komponen makna yang berbeda, yaitu `pemahaman terhadap suatu hal`, `sesuatu hal menjadi jelas`, `rasa empati`, `pernyataan setuju`, `mengetahui informasi`, `mengerti apa yang diucapkan`, `mengenali seseorang`. Selain dapat dijelaskan dengan kata `tahu` dan `paham`, verba wakaru juga dapat dijelaskan dengan kata `mengenali`, `berempati`, dan juga kata `setuju` tergantung pada komponen makna yang dikandungnya.

There are many Japanese vocabularies that have more than one meaning but the meanings are still interconnected which is called polysemy (多 義 語; tagigo). Verb wakaru is an example of the word that polysemics. Differences in the meaning of verb wakaru often lead to errors in translation into Indonesian. Therefore, research needs to be done on various meanings on verb wakaru. This research focuses on the meaning components of meaning in verb wakaru. The research data was taken from Japanese drama period 2015-2019. The research method used is a qualitative method. The results showed that verb wakaru as polysemics had seven meanings and each meaning contained different meaning components, namely `understanding of something`, `things become clear`, `empathy`, `statement of agreement`, `know some information`, `understand what is said`, `recognize someone`. Besides being able to be explained with the words 'know' and 'understand', wakaru verbs can also be explained with the words 'recognize', 'empathize', and also the word 'agree' depends on the meaning components contained."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rofi Annur Fatimah
"Penelitian ini menganalisis makna kata `ikhlas` dan `rida` dalam Alquran yang dilatarbelakangi hasil pengamatan penulis di masyarakat dalam penggunaan kata ikhlas dan rida. Dalam masyarakat kata ikhlas dan rida digunakan untuk menyatakan rasa rela terhadap sesuatu. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis komponen makna yang dikemukakan oleh Eugene Nida pada tahun 1975. Dalam bukunya yang berjudul Componential Analysis of Meaning: An Introduction to Semantic Structures, Eugene Nida menyatakan terdapat tiga bentuk komponen makna, ketiga komponen makna tersebut adalah komponen makna umum, komponen pembeda, dan komponen pelengkap. Dalam melakukan analisis komponen makna terdapat 4 langkah, yaitu: penamaan, parafrasa, pendefinisian, dan terakhir adalah pengklasifikasian. Hasil dari penelitian ini adalah komponen makna umum dari ikhlas adalah `keikhlasan`, komponen makna umum dari rida adalah `rela`, komponen makna pembeda dari ikhlas adalah `ketulusan`, `kejujuran`, `keterbukaan`, dan `kesetiaan`, komponen makna pembeda dari rida adalah `persetujuan`, `kesenangan`, `kepuasan`, `penerimaan`, `sanki`, dan `perdamaian`. `Ikhlas` adalah aktivitas yang dilakukan manusia hanya untuk Allah dan agama-Nya. `Rida` adalah aktivitas yang dilakukan manusia kepada Allah, agama, dan sesama manusia.

This study analyzes the meaning of the words `ikhlas`  and `rida` in the Alquran which is based on the writer`s observations in the community in the use of the words `ikhlas` and `rida`. In society the words `ikhlas` and `rida` are used to express a feeling of willingness to something. This research was conducted using the meaning component analysis method proposed by Eugene Nida in 1975. In his book entitled Component Analysis of Meaning: An Introduction to Semantic Structures, Eugene Nida states that there are three forms of meaning components, the three components of meaning are general meaning components, distinguishing components, and complementary components. In analyzing the meaning components, there are 4 steps, namely: naming, paraphrasing, defining, and finally classifying. The results of this study are the components of the general meaning of “ikhlas” are `sincerity`, the component of the general meaning of `rida` is `willing`, the components of the distinguishing meaning of `ikhlas` are `sincerity`, `honesty`, `openness`, and `loyalty`, the components of the distinguishing meaning of `rida` are ‘approval’, ‘pleasure’, ‘satisfaction’, ‘acceptance’, ‘sanction’, and ‘peace’. “Ikhlas” is an activity carried out by humans only for Allah and His religion. “Rida” is an activity carried out by humans towards God, religion, and fellow humans.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Pratiwi
"Di dalam teks berita banyak ditemukan verba dalam makna ‘memberikan informasi’. Verba ini berada dalam medan makna yang sama dan seringkali menimbulkan pengertian yang serupa. Pada penggunaannya di dalam kalimat, variasi verba ini tidak hanya berfungsi untuk memperkaya kosakata dan keindahan diksi saja, namun juga dapat memperlihatkan fungsinya tersendiri di dalam kalimat. Hal ini sejalan dengan pernyataan Chaer (2012) yang mengatakan bahwa pada ujaran atau kata yang bersinonim maknanya tidak akan sama persis. Artinya, masing-masing kata mempunyai peran dan fungsinya sendiri dalam memberikan makna di dalam kalimat. Penelitian ini dilakukan untuk melihat lebih jauh relasi makna diantara verba yang berada dalam satu medan makna yang sama khususnya verba menyatakan dan mengatakan. Relasi makna yang diamati adalah persamaan dan perbedaan diantara verba-verba tersebut dengan melihat kolokat yang menyertainya. Kolokat yang mendampingi verba dapat memberikan gambaran tentang pola penggunaan suatu verba di dalam kalimat. Penelitian ini melibatkan penggunaan aplikasi berbasis korpus dengan tema ‘Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J oleh Ferdy Sambo’ dan Korpus Leipzig Corpora Collecion News 2020. Hasil akhir menunjukkan dari tiga puluh berita yang terbit, ditemukan empat belas verba dengan pola kolokat yang berbeda-beda. Verba mengatakan dan menyatakan juga dapat dibedakan berdasarkan kolokat dengan kelas kata verba, nomina dan frasa pronomina.

There are many variations of verb in the meaning of 'providing information’ in the news text. The verbs in the same meaning field often creates similar meanings from one to another. In sentences, these variation of verbs not only functioned to enrich the vocabulary and the beauty of dictions but also can show its function in sentences. It’s relevant with the utterances that the words of synonymous are never have the same meaning. It means, each word has its role and function in giving meaning to a sentence. This research was conducted to look further at the relationship of meaning between verbs which are in the same meaning field especially the verbs of mengatakan and menyatakan. The meaning relations which observed are the similarities and differences between these verbs by looking at the collocate that comes after those verbs. This research using a corpus-based application with the theme 'Reconstruction of the Murder of Brigadier J by Ferdy Sambo' and LCC. The final results show that out of thirty published reports, fourteen variations of the verb have different collocate patterns. The verbs of mengatakan and menyatakan can also be differentiated based on the collocation class of verbs, nouns and pronoun phrases."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>