Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanafi Moeharjo
Abstrak :
ABSTRAK
Manajemen strategik merupakan suatu seni dan ilmu dalam pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya di masa datang. Formulasi strategi merupakan salah satu tahapan penting dalam proses strategic management. Pada tahap formulasi strategi ini akan dikembangkan, dianalisa dan akhimya dipilih strategi yang akan diterapkan pada suatu organisasi. Agar dapat melakukan formulasi strategi yang baik maka diperlukan tiga hal penting yang berhubungan dengan keadaan organisasi itu sendiri. Yang pertama adalah posisi perusahaan pada saat ini, kedua posisi yang dikehendaki dimasa yang akan datang dan yang terakhir adalah keadaan lmgkungan bisnis organisasi tersebut dimasa yang akan datang.

Keadaan Iingkungan bisnis dimasa yang akan datang bersifat sangat dinamis, mudah berubah dan penuh dengan ketidakpastian. Dan hal ini terjadi di Indonesia pasca krisis ekonomi, dimana segala sesuatu dapat berubah dengan cepat. Dengan demikian diperlukan suatu perangkat analisa yang bisa mengakomodasi keadaan lingkungan yang dinamis. Scenario Planning merupakan salah satu perangkat analisa yang mampu mengakomodasi perubahan ? perubahan keadaan lingkungan yang berubah dengan cepat dan penuh dengan ketidakpastian. Karya akhir ini menganalisis formulasi strategi pada PT. ?X? dengan menggunakan Scenario Planning.

PT. ?X? adalah distributor alat-alat industri HITACHI di Indonesia. Pemilik selaku pengambil keputusan perusahaan memahami bahwa masa depan penuh dengan ketidakpastian sehingga terus mencoba-coba (trial & error). Keputusan yang dibuat hanya berdasarkan perkiraan harapan mereka saja. Sebagai akibatnya perusahaan saat ini tidak mampu memperoleh market share yang signifikan walaupun brand yang dimiliki cukup dìkenal ketangguhannya. Pertumbuhan perusahaan juga mandeg sehingga terkesan strategi yang digunakan adalah survival strategy.

Untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif mengenai posisi perusahaan pada saat ini maka dibuat analisis remote environment, analisis key succes factors & audit internal perusahaan.

Dalam analisis remote environment dianalisa vektor ? vektor perubahan yaitu ekonorni (global & nasional), politik, teknologi dan sosial budaya. Dari analisis diperoleh bahwa situasi politik di Indonesia pasca krisis ekonomi yang tidak stabil sangat banyak mempengaruhi keadaan perekonomian pada umumnya dan bisnis khususnya.

Dalam perdagangan alat ? alat industri di Indonesia ternyata country of origin memegang peranan peranan dalam mempengaruhi keputusan untuk membeli pelanggan. Hal ini diperoleh dalam analisis key success factors yang diperlukan oleh perusahaan untuk dapat masuk dan bertahan dalam persaingan. Semua key success factors dimiliki oleh PT ?X? namun belum digunakan secara intensif sehingga terlihat bahwa PT. ?X? hanya sebagai follower saja.

Dari hasil audit internal terdapat kelemahan dalain struktur modal sehingga mempengaruhi unjuk kerja keseluruhan PT.?X. Beberapa kompetitor sudah go public sehingga dan segi ukuran PT. ?X? tertinggal dibandingkan dengan kompetitornya. Dengan adanya keterbatasan modal ini maka ada beberapa segmen pasar dan service yang seharusnya dapat ditangkap namun tidak terlayani. Dengan adanya persetujuan pasar bebas yang ditandatangani pemerintah Indonesia maka terdapat ancaman yang berasal dari distributor alat industri semerek dan negara tetangga atau malah dan prinsipal sendiri.

Variabel kestabilan politik merupakan variabel eksternal yang dominan dan sangat berpengaruh terhadap variabel lainnya. Dari situasi internal menjadi variabel internal yang utama. Hal ini terungkap dalam tahap pertama pembuatan skenario yaitu menentukan variabel yang dominan. Kemudian dengan membuat kisaran ? kisaran asumsi dan variabel internal dan eksternal serta operasi kombinasi dan masing ? masing kisaran asumsi maka terbentuk empat buah skenario. Skenario ? skenario tersebut adalah Flight of Flaminggoes (kestabilitan politik positif dan situasi internal menguntungkan), Lame Duck (kestabilan politik positif dan situasi internai kurang menguntungkan), Icarus (kestabilan politik kurang positif dan situasi internal menguntungkan) dan Ostrich (kestabilan politik kurang positif dan situasi internal kurang menguntungkan).

Langkah selanjutnya dengan memperhatikan masing ? masing skenario dipilihlah beberapa strategi generik yang sesuai dengan situasi. Dan pada akhirnya dipilih beberapa strategi generik saja yang sesuai dengan situasi dan kondisi PT. ?X? pada saat itu. Seperti market development dan market pene tration pada skenario flight of the Flaminggoes; stabilitas, market penetration dan joint venture paLia skenario Lame Duck, stabilitas pada skenarlo Icarus; serta likuidasi pada skenanio Ostrich.

Melihat perkembangan situasi politik yang membaik setelah pergantian presiden yang baru lalu maka skenario Flight of the Flamingoes merupakan skenario yang paling mungkin menjadi kenyataan setidaknya sampai dengan tahun 2004. Dengan demikian strategi yang dipilih dan diterapkan pada PT. ?X? adalah market development dan market penetration. Sebagai konsekuensi dan dipilihnya strategi ini maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti rnemperkuat jaringan distribusi yang ada dan adanya pasar yang belum terjamah pada market development Menanibah tenaga penjual dan teknisi, meningkatkan biaya ikian dan meningkatkafl promosi penjualan pada market penetration.
2001
T4766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Kusumastuti Roosadiono
Abstrak :
Kuantitasi DNA mitokondria antarjaringan memerlukan suatu metode yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Polymerase chain reaction (PCR) adalah suatu metode enzimatis yang dilakukan untuk memperbanyak fragmen DNA yang diinginkan. PCR dapat dimanfaatkan untuk kuantitasi DNA dan disebut teknik PCR kuantitatif. Ada dua macam metode dalam teknik PCR kuantitatif yang sering digunakan, yaitu metode regresi linier dan metode koampi ifikasi kompetitif. Pada penelitian mi telah direkayasa plasmid yang mengandung fragmen DNA mitokondria termutasi yang berasal dari penderita Leber's hereditary optic neuropathy (LHON) dan plasmid yang mengandung fragmen DNA mitokondnia normal. Plasmid-plasmid tersebut masing-masing disebut plasmid kompetitor dan plasmid target, serta dapat dipergunakan sebagai DNA kompetitor dan DNA target pada teknik PCR kuantitatif metode koamplifikasi kompetitif, sedangkan metode regresi tinier hanya membutuhkan plasmid target. Dengan plasmid tersebut telah diuji tingkat akurasi antara metode regresi tinier dengan metode koamplifikasi kompetitif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode koamplifikasi kompetitif memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode regresi tinier.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Diana Pratanto
Abstrak :
Pricing Strategy of General Nursing Room at Bhakti Yudha General Hospital, Depok.Various changes at a hospital caused the health expense to increase. As a result, a certain effort is required to maintaining a hospital to survive. One of the efforts is to calculate the unit cost correctly. This calculation will be used to determine an optimum tariff for a hospital. This optimum tariff means that the tariff is affordable for consumers and will cover the hospital operation cost including a reinvestment program. Currently, the BOR of the superior class, first and second class have not indicated the optimum value including the tariff setting which is still changed every year. This-research is intended to have the unit cost of the general nursing room at RSUBY and the relationship to the optimum tariff setting concept by considering the tariff setting goal, ATPIWTP, competitors and marketing strategy. The Unit cost calculated by double distribution method. The ATP/WTP analysis derived from the interview data on 185 respondents at general nursing room. Meanwhile, the competitors identification was performed by an observation. The unit cost calculation of RSUBY indicated that the purpose of cross subsidization from the superior class, first and second class to third class have not been successfully achieved. The 20% mark up for inflation anticipation and reinvestment also did not cover the deficit. This is because the tariff setting orientation has not figured the RSUBY future projection and the gradation index point was far away. ATP analysis showed that the demand for the general nursing room has inelastic characteristic. This means that the setting price by RSUBY does not influent the consumer buying power. This analysis also denoted that the 1st class, 2nd and 3rd class patients were at deficit financing level that might create a potential bad debt. WTP analysis showed that some of 1st, 2nd and 3rd class patients did not agree with the existing tariff. This WTP indicates the patient's relatives payment capability. Since the nursing expense is patients' relatives responsibility (both nuclear or extended family), therefore, WTP is only a rough figure of patients' willingness based on perception of serving quality that they received. The potential competitors of RSUBY are private medical physicians and 24 hours medical clinics locate at the surrounding. This is because that the patients who visited RSUBY were near and a lot of them recommended by those physicians. In this case, RSUBY needs to have join effort in a certain ethical degree with those private medical physicians. The RSUBY marketing strategy is to determine the target market for common community and give humanistic services. In performing promotion strategy, RSUBY is recommended to utilize direct contact method to the target market. In other hand, RSUBY requires to perform a tariff intervention.
Berbagai perubahan pada rumah sakit mengakibatkan peningkatan biaya kesehatan, sehingga diperlukan upaya tertentu agar rumah sakit dapat survive. Salah satu upaya tersebut adalah perhitungan biaya satuan yang benar sehingga dapat ditetapkan tarif yang optimal bagi rumah sakit, artinya terjangkau oleh konsumen dan rumah sakit mampu menutup biaya operasional serta reinvestasi. Saat ini BOR kelas Utama, I dan II belum menunjukkan angka yang optimal demikian pula tarif yang ditetapkan, masih mengalami perubahan setiap tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya satuan kamar rawat inap umum RSUBY dan kaitannya dalam konteks proses penetapan tarif yang optimal, dengan mempertimbangkan tujuan penetapan tarif, ATP/WTP, pesaing dan strategi pemasaran. Perhitungan biaya satuan menggunakan metode double distribution, sedangkan analisis ATP/WTP berasal dari data wawancara terhadap 185 responden di rawat inap umum. Identifikasi pesaing dilakukan berdasarkan observasi. Perhitungan biaya satuan RSUBY menunjukkan bahwa tujuan untuk subsidi silang dari kelas Utama, I dan II ke kelas III belum terpenuhi, demikian pula mark-up 20% untuk antisipasi inflasi dan reinvestasi tidak bisa berjalan. Hal ini disebabkan orientasi penetapan tarif belum mencerminkan proyeksi RSUBY ke depan dan penetapan gradasi index point yang terlalu jauh. Analisis ATP menunjukkan bahwa permintaan untuk rawat inap umum bersifat inelastic, jadi berapapun harga yang ditetapkan RSUBY akan tetap dibeli konsumen. Analisis ATP menunjukkan bahwa pasien kelas I, II dan III berada pada tingkat deficit financing sehingga berpotensi menyebabkan bad debt. Analisis WTP menunjukkan pasien kelas I, II dan III sebagian menyatakan tidak setuju dengan tarif yang ada: WTP ini menunjukkan kemampuan keluarga pasien untuk membayar, tetapi karena biaya perawatan merupakan tanggungan keluarga pasien (baik inti maupun extended) maka WTP hanya merupakan gambaran kasar kemauan pasien berdasar persepsinya terhadap layanan yang diterima. Pesaing RSUBY yang potensial adalah dokter praktek swasta dan klinik 24 jam yang berada disekitarnya, karena alasan pasien yang masuk RSUBY adalah dekat dan banyak yang direkomendasikan oleh dokter tersebut. Dalam hal RSUBY perlu melakukan kerja sama dalam batas-batas etis dengan dokter swasta tersebut. Strategi pemasaran RSUBY adalah pemilihan target pasar untuk masyarakat umum dan memberikan layanan yang bersifat humanistik. Dalam melakukan promosi RSUBY sebaiknya langsung 'menyentuh' target pasar. Disamping itu RSUBY perlu melakukan intervensi tarif.
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library