Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widodo Prasetio
"Pengukuran kinerja dengan menggunakan analisis tension ditujukan untuk mengevaluasi kemampuan suatu perusahaan dalam mengatasi corporate cycle dengan mengukur batting average dan ketiga tension yaitu tension profitability versus growth, today versus tomorrow dan whole versus parts. Batting average secara umum mengukur seberapa sering perusahaan berhasil mengelola dua tension yang berlawanan pada saat yang bersamaan pada tahun yang sama. Pengelolaan profitabilitas diukur dengan melihat economic profit, pertumbuhan di ukur dan revenue growth yaitu pertumbuhan penjualan dikurangi dengan pertumbuhan GDP. Today performance di ukur dan earning growth sedangkan tomorrow performance di ukur dan cumulative economic profit untuk lima tahun ke depan. Kualitas pengelolaan tension whole and parts diestimasikan dan aktivitas perusahaan yang dapat memberikan keuntungan bagi sebagian satu unit bisnis dan perusahaan secara keseluruhan. Tulisan mi akan menganalisis kualitas pengelolaan masing - masing tension dan dua emiten di industri farmasi yaitu PT Kalbe Farma Tbk ( Kalbe) dan PT Tempo Scan Pacific Tbk (Tempo Scan) berdasarkan laporan tahunan teraudit dalam sepuluh tahun terakhir (1997 - 2006). Dari analisis tersebut akan dibandingkan perusahaan mana yang dapat mengelola ketiga tension tersebut dengan baik beserta korelasinya dengan total shareholder return (TSR) dan masing - masing perusahaan. Terdapat korelasi yang erat antara batting average dengan TSR sehingga batting average dari tiap tension dipercaya dapat dijadikan proxy yang akurat dan TSR sebuah perusahaan. Kalbe memiliki portofolio yang terintegrasi secara vertikal, yaitu divisi packaging, farmasi, makanan kesehatan dan distribusi sedangkan Tempo Scan memiliki portofolio usaha yang tidak terintegrasi (related linked diversfication) yaitu divisi faimasi, produk perawatan kesehatan dan kosmetika serta distribusi. Selama periode tersebut Kalbe mencatat skor batting average profitability versus growth sebesar 0,5 , today versus tomorrow 0,7 dan estimasi batting average whole and parts 0,3. Melalui tiga sumber strategi pertumbuhan yaitu pertumbuhan internal, merger dan akuisisi serta diversifikasi usaha, Kalbe sangat baik dalam mengelola tension today versus tomorrow sehingga memiliki sumber - sumber pertumbuhan untuk kinerja di masa yang akan datang. Pertumbuhan dengan customer benefit yang unik, peningkatan efisiensi operasional dan konsolidasi di antara portofolio usahanya membuat Kalbe dapat mengelola tension profitabilitas versus growth yang ditunjukkan dengan economic profit dan earning growth positif dalam lima tahun terakhir. Tempo Scan menerapkan strategi fokus pada core business dan konservatif dalam pengelolaan kapital maupun pengembangan usaha. Strategi tersebut membuat Tempo Scan rentan terhadap stabilitas pertumbuhan dan profitabilitas sehingga membuat Tempo Scan mengalami masalah dalam pengelolaan tension today tomorrow yang hanya mencatat skor batting average 0,3. Selama periode tersebut Tempo Scan masih dapat mengelola profitabilitas versus growth dengan skor batting average yang baik yaitu 0,6. Meski demikian level profitabilitas yang terus menurun dengan economic profit dan earning growth negatf dalam dua tahun terakhir mengindikasikan masalah dalam kontinyuitas profitabilitas perusahaan. Masalah dalam pengendalian tension today and tomorrow disebabkan oleh pengelolaan tension profitability versus growth. Tempo Scan perlu fokus pada business model perusahaan, yang melihat apa yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan value bagi konsumenriya dan bagaimana aktivitas perusahaan dikonfigurasikan untuk mencapai ha! tersebut. Dengan meningkatkan pertumbuhan customer benefit untuk produk dan jasa yang dihasilkan melalui strategi pertumbuhan yang tepat baik internal maupun akuisisi perusahaan lain, diharapkan Tempo Scan dapat kembali menjadi driver bagi pertumbuhan pasar dan memberikan profitabilitas yang menarik bagi Tempo Scan di industri farmasi yang terus bertumbuh.Analisis lebih lanjut dengan melihat slugging average juga membuktikan bahwa rata - rata profitabilitas, pertumbuhan penjualan dan laba serta kesinambungan laba dan Kalbe Farma lebih baik dibandingkan Tempo Scan. Kalbe menerapkan kebijakan dividend payout ratio yang lebih rendah dibanding Tempo Scan. Meskipun demikian, dari pengukuran TSR selama periode tersebut Kalbe mampu menghasilkan rata-rata TSR sebesar 152.14 % sedangkan Tempo Scan hanya mencatat TSR sebesar 146,00 %. Oleh karena itu dapat disimpulkan terdapat korelasi yang positif antara kualitas pengelolaan ketiga tension tersebut dengan TSR di PT Kalbe Farma Tbk dan PT Tempo Scan Pacific Tbk.

Performance evaluation using tension analysis is being used to evaluate the ability of company to overcome corporate cycle by analyze batting average score from the three tension. Those tension are tension profitability versus growth, today versus tomorrow, and whole versus parts. Generally, batting average is a measure of how often a company is able to achieve two performance objective at the same times in any given year. Profitability is measured by economic profit, the growth is measured from revenue growth which is sales growth minus GDP growth. today performance is measured from earning growth, and tomorrow performance is measured from cumulative economic profit for the next five years. Tension whole and parts is the tension between improving the collection performance of the company as a whole and improving the individual performance of each unit. The quality of whole and parts tension management is estimated from company activities which improving performance of unit and whole company at the same year. This thesis will analyze management quality for each tension from two public companies in pharmacy industry. They are PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) and PT Tempo Scan Pacific Tbk (Tempo Scan). This analysis is based on audited annual report in the last ten years (1997-2006). According to that tension analysis, will compare which company that has a good management of each tensions and the correlation with total shareholder return (TSR) from each company because batting average correlate closely with TSR. Kalbe is a vertically integrated portfolio from packaging, pharmacy, healthy food, and distribution division. Meanwhile Tempo Scan has a related link portfolio which divided by pharmacy division, cosmetic and health product, and distribution. During the period, Kalbe has a high score on batting average profitability versus growth 0,5 and also on today versus tomorrow 0,7 and batting average estimate of whole and parts 0,3. Through three type of growth strategies : internal growth; merger and acquisition and business diversification,average profitability versus growth sebesar 0,5 , today versus tomorrow 0,7 dan estimasi batting average whole and parts 0,3. Melalui tiga sumber strategi pertumbuhan yaitu pertumbuhan internal, merger dan akuisisi serta diversifikasi usaha, Kalbe sangat baik dalam mengelola tension today versus tomorrow sehingga memiliki sumber - sumber pertumbuhan untuk kinerja di masa yang akan datang. Pertumbuhan dengan customer benefit yang unik, peningkatan efisiensi operasional dan konsolidasi di antara portofolio usahanya membuat Kalbe dapat mengelola tension profitabilitas versus growth yang ditunjukkan dengan economic profit dan earning growth positif dalam lima tahun terakhir. Tempo Scan menerapkan strategi fokus pada core business dan konservatif dalam pengelolaan kapital maupun pengembangan usaha. Strategi tersebut membuat Tempo Scan rentan terhadap stabilitas pertumbuhan dan profitabilitas sehingga membuat Tempo Scan mengalami masalah dalam pengelolaan tension today tomorrow yang hanya mencatat skor batting average 0,3. Selama periode tersebut Tempo Scan masih dapat mengelola profitabilitas versus growth dengan skor batting average yang baik yaitu 0,6. Meski demikian level profitabilitas yang terus menurun dengan economic profit dan earning growth negatf dalam dua tahun terakhir mengindikasikan masalah dalam kontinyuitas profitabilitas perusahaan. Masalah dalam pengendalian tension today and tomorrow disebabkan oleh pengelolaan tension profitability versus growth.

Kalbe shows a good management in tension today versus tomorrow. That achievement cultivates many source of growth for tomorrow performance. Growth with unique customer benefit, increasing of operational efficiency, and consolidation among its business portfolio are some of the factors that make Kalbe can also manage tension profitability versus growth which is showed by positive economic profit and earning growth in the last five years. Tempo Scan strategy is focus on its core business and conservative in managing its capital and business development. Those strategy make Tempo Scan susceptible in sustainability of growth and profitability. This condition bring Tempo Scan face the problem with tension today versus tomorrow that represent by its low batting average score (0,3). During that period Tempo Scan can manage profitability versus growth with a good batting average score (0,6). Nevertheless, decreasing of profitability level with negative economic profit and earning growth in the last two years indicate problem in sustainability of company profitability. The problem in tension today and tomorrow management is caused by management of tension profitability versus growth. Tempo Scan need to focus on company business model in order to grow customer benefit and shrink bad costs and how the configuration of company activities is created to reach those purpose. By increasing the growth of customer benefit for product and services through correct growth strategy either internally or acquisition of other company in related business, hopefully Tempo Scan will be a driver for market growth and give interesting profitability in pharmacy industry. Further analysis using slugging average can indicate the average of profitability, sales growth and profit and also profit sustainability of Kalbe Farma is better than Tempo Scan has. Kalbe dividend payout ratio is lower than Tempo Scan. Nevertheless, from measurement of TSR during that period prove that Kalbe is able to achieve average TSR 152.14 %, meanwhile Tempo Scan only can make average TSR 146,00 %. In conclusion, there is a positive correlation between management quality of that three tensions and TSR in PT Kalbe Farma Tbk and PT Tempo Scan Pacific Tbk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T23073
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Hidayati
"PT X menyelenggarakan proyek pembangunan line baru setiap tahun sebagai upaya untuk pengembangan bisnis secara bertahap. Hal ini berkaitan juga dengan pertumbuhan pasar yang ditandai dengan permintaan produk yang terus bertambah. Harapan dari proyek - proyek tersebut adalah menghasilkan line produksi yang dapat dioperasikan tepat waktu atau lebih cepat dan menghasilkan produktivitas tinggi, misalnya melalui proses produksinya yang efisien. Kondisi proyek - proyek yang telah berlangsung mengalami beberapa kendala klasik seperti keterlambatan, biaya yang berlebih dan kemudian saat line produksi dijalankan tidak beroperasi dengen efisien. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dirancang suatu metode pemetaan strategi dengan balance scorecard untuk mengerahkan pengelolaan proyek agar dapat mencapai kinerja pada tingkatan yang diharapkan. Balanced scorecard tidak semata bertujuan untuk menilai seberapa baik atau seberapa buruk jalannya suatu proyek tetapi mengarahkan seluruh elemen untuk bisa fokus terhadap strategi yang telah dibuat. Yang mana strategi tersebut adalah upaya untuk mencapai kinerja terbaik. Disamping itu dengan metode tersebut akan dilakukan pengukuran sesuai key performance indicator yang dirancang untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja terhadap target yang telah ditentukan. hal ini akan menjadi dasar pada penentuan strategi - strategi berikutnya sebagai upaya perbaikan berkesinambungan.

PT X develop new production line construction project in almost in every year as a strategy of business expansion. It was related to market growth as an increasing trend of product demand. Objective of those project are to build a new production line that could operate on the expected time or faster than could create high productivity in efficient production process. On last project, there was classic problems like delay, over budget, than when the production line operated, there were not perform well. Therefore in this research would be designed a method of performance management with balance scorecard to force the project management to achieve on the desire level. Balanced scorecard not just objected to assess how well or how poor the project was rolled out, but to direct all element to keep focus on the strategy. That strategy is a path to achieve the best performance. With this method there would be some measurement with key performance indicators in which designed to monitor the achievement of performance to the defined target. It is a base line to formulate future strategy as a continual improvement programs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T41064
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Udi Syahnoedi Hamzah
"ABSTRAK
Kondisi keterlanjuran' adanya kegiatan eksploitasi migas di kawasan
konservasi di Indonesia telah terjadi sejak tahun 1970-an selama 30 tahun.
Hingga saat ini kondisi tersebut masih berlangsung di 12 kawasan
konservasi yang melibatkan 12 perusahaan migas, belum ada solusi
penyelesaiannya, apakah harus dlhentlkan atau dilanjutkan. Hal ini
mengakibatkan gangguan pada fungsi kawasan konservasi dan produksi
migas menjadi marjinal, tidak dapat dikembangan secara optimal.
Penelitian Studi kasus dilakukan di kegiatan migas PERTAMINA Sangatta
di Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur menggunakan metode analisis:
indeks kualitas Iingkungan, valuasi ekonomi dan model system dynamics.
Teori-teori tentang pengelolaan sumber daya alam, konservasi sumber daya alam
hayati, dan ekonomi lingkungan, akan dijadikan Iandasan untuk memadukan teori
dan praktek pengelolaan kegiatan eksploitzsi migas (yang berorientasi ekonomi)
dan pengelolaan taman naslonal (yang berorientasi konservasi) dengan suatu
pengelolaan yang optimal, sehingga kawasan konservasi sebagai fungsi
penyangga kehidupan tetap dapat dipertahankan keberadaannya dan harus
tetap diupayakan pelestarian, perlindungan dan pemanfaatannya.
Fokus kajian adalah: (1) apakah dampak kegiatan eksploitasi migas
di kawasan konservasi dapat ditekan agar tidak menimbulkan kerusakan
pada kawasan konservasi?; (2) apakah nilai manfaat migas dan nilai
ekonomi total potensi kawasan konservasi dapat menentukan berlanjut atau
tidaknya kegiatan migas di kawasan konservasi?; dan (3) Model pengelolaan
sumber daya alam migas seperti apa yang dapat menopang pembangunan
berkelanjutan di kawasan konservasi?
Kesimpulan hasil penelitian adalah: (1) kinerja pengelolaan lingkungan
kegiatan migas berpotensi dapat ditingkatkan guna minimisasi dampak
yang terjadi pada kawasan konservasi dengan melaksanakan pengelolaan
Iingkungan berbasis konservasi, dengan mengintegraslkan aspek teknis,
ekonomi, lingkungan, dan sosial; (2) nilai manfaat cadangan migas dan
nilai ekonomi total potensi kawasan konservasi dapat menentukan
berlanjut atau tidaknya kegiatan eksploitasi migas di kawasan konservasi;
(3) model yang dibangun dapat menentukan skala waktu optimum bagi
potensi cadangan migas yang Iayak dieksploitasi, atas dasar nilai ekonomi
total potensi kawasan konservasi yang digunakan untuk kegiatan migas,
dengan memperhitungkan dampak sekunder yang terjadi.
Rumusan penelitian menghasllkan "model pengelolaan sumber daya alam
migas di kawasan konservasi yang dapat menjamin kelestanan fungsi
kawasan konservasi dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar".
"
2007
D865
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwoko Haryadi
"ABSTRAK
Tesis ini mengukur dan membandingkan kinerja pengelolaan pasar traditional secara keseluruhan dan kinerja pengelolaan sampah pasar tradisional untuk kelompok pasar di perkotaan dan pedesaan di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Selanjutnya, dengan adanya perubahan tarif retribusi, penelitian ini juga berupaya untuk melakukan investigasi akibat perubahan tarif tersebut terhadap kinerja pengelolaan pasar. Menggunakan analisis panel data untuk 13 kelompok pasar yang dikelola oleh Dinas Pasar Kabupaten Sleman untuk tahun 2010 dan 2013, kinerja pengelolaan pasar diukur menggunkan model Data Envelopment Analysis. Dan kinerja pengelolaan pasar mempertimbangkan data sampah diukur dengan model unregulated Directional Distance Functions. Kinerja pengelolaan pasar tarditional dengan tarif baru tahun 2013 lebih baik dibandingkan dengan tahun 2010. Jumlah kelompok pasar yang kinerjanya mencapai level terbaik-yang-dapat-dicapai meningkat dari tiga menjadi lima kelompok pasar. Dan kinerja kelompok pasar di pedesaan lebih baik dari kinerja kelompok pasar di perkotaan, diukur dari pendapatan yang diperoleh dan peningkatan karena perubahan tarif. Kinerja pengelolaan mempertimbangkan sampah dari kelompok pasar di perkotaan mengalami penurunan.

ABSTRACT
This study measures and compares the market management performance and waste management performance of the traditional market-groups in urban and rural areas of Sleman Regency-Indonesia. And, the objectives of this research are to provide a measurement of market overall management performance and its waste management performance, for the urban market and rural markets types in Sleman Regency, Yogyakarta, Indonesia. Secondly, due to implementation of new fee-rates, the study also tried to investigate the effect of the new facility usage fee implementation on the performances, using window analysis of a panel of 13 traditional market-groups of managed by the Markets Services Agency of Sleman using data in 2010 and 2013, with 26 DMUs in total. The market management performance measurement employed a Data Envelopment Analysis model. And the waste management performance measurement conducted by using an unregulated Directional Distance Functions model. Management performance of the traditional markets with the new fee schedule in 2013 was better than with the old fees applicable in 2010. The numbers of management of market–groups that perform in the best-achievable performance improved from three to five market- groups. Moreover, the markets in the rural area performed better than the ones in the urban area measured by the revenue as the output due to the increase in fees. The waste management performance of the management of market-groups in urban areas decreased."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T43116
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athira Naura Chairunissa
"Pasar merupakan tempat melakukan jual beli dan akan menghasilkan timbulan sampah yang membutuhkan tempat pembuangan sementara sebelum sampah diangkut ke TPA. Penelitian ini membahas mengenai kinerja pengelolaan sampah pada TPS Pasar Kemiri Muka yang merupakan pasar tradisional di Kemiri Muka, Beji, Depok. Tujuannya adalah mengukur besar timbulan dan komposisi sampah pada TPS Pasar Kemiri Muka serta evaluasi kinerja pengelolaan sampahnya. Metode pengumpulan data untuk timbulan dan komposisi sampah berdasarkan pedoman SNI 19-3964-1994, observasi, serta wawancara kepada narasumber yang terkait. Sehingga rata-rata volume timbulan sampah di TPS Pasar Kemiri Muka yang berasal dari pasar adalah 17,50 m3, rata-rata berat jenis sampah 240,67 kg/m3 dan berat timbulan sampah pasar adalah 4208,93 kg. Sementara komposisi sampah pasar di TPS Pasar Kemiri Muka didominasi oleh sampah dapur 62,06%, sampah kebun 15,58%, plastik 7,04%, lainnya 4,80%, tekstil 3,97%, absorben 2,57%, kertas 2,10%, infeksius 0,67%, B3 0,42%, logam 0,39%, elektronik 0,16%, kaca 0,15%, dan karet/kulit 0,09%. Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat beberapa hal yang belum diterapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku, seperti tidak adanya ketersediaan fasilitas pemilahan, fasilitas pengomposan, gudang untuk penyimpanan, adanya potensi pencemaran, pengangkutan sampah yang belum keseluruhan sampah menyebabkan masih ada sampah yang 24 jam di TPS, ketiadaan pelataran berdinding, dan gangguan estetika.

The market is a place for buying and selling and will generate waste that requires a temporary disposal site before the waste is transported to the TPA. This study discusses the performance of waste management at TPS Pasar Kemiri Muka which is a traditional market in Kemiri Muka, Beji, Depok. The aim is to measure the amount of waste generated and composition at the Pasar Kemiri Muka TPS and evaluate the performance of waste management. The method of collecting data for the generation and composition of waste is based on the guidelines of SNI 19-3964-1994, observation, and interviews with relevant sources. So that the average volume of waste generated at TPS Pasar Kemiri Muka originating from the market is 17.50 m3, the average density of waste is 240.67 kg/m3 and the weight of market waste generation is 4208.93 kg. Meanwhile, the composition of market waste at TPS Pasar Kemiri Muka is dominated by kitchen waste 62.06%, garden waste 15.58%, plastic 7.04%, others 4.80%, textiles 3.97%, absorbent 2.57%, paper 2.10%, infectious 0.67%, B3 0.42%, metal 0.39%, electronics 0.16%, glass 0.15%, and rubber/leather 0.09%. Based on the results of the evaluation, there are several things that have not been implemented in accordance with applicable regulations, such as the absence of availability of sorting facilities, composting facilities, warehouses for storage, potential for contamination, transportation of waste that has not been completely filled with waste causing 24 hours of waste at TPS, the absence of a walled courtyard, and aesthetic disturbances"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Putri Enggaringtyas
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh komitmen antikorupsi terhadap kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan dan moderasi independensi dewan terhadap komitmen antikorupsi ke kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan. Negara-negara Asia Tenggara diperkirakan akan menghadapi risiko iklim yang lebih tinggi dibandingkan negara lain pada tahun 2050. Korupsi, terutama dalam eksploitasi sumber daya, memperburuk kerusakan lingkungan dan menghambat pembangunan berkelanjutan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan terdaftar di Bursa Saham negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand dengan periode 2017-2022. Diperoleh sampel akhir sebanyak 108 perusahaan yang akan diuji dengan regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen antikorupsi berpengaruh positif terhadap kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa komitmen antikorupsi telah menjadi bagian penting dalam meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan. Namun, independensi dewan tidak secara signifikan memoderasi hubungan ini, kemungkinan karena perlindungan yang lemah terhadap dewan dan kurangnya kompetensi profesional dewan independen terkait dengan operasional perusahaan. Temuan ini menekankan perlunya langkah-langkah antikorupsi yang kuat dan peningkatan kompetensi dewan untuk meningkatkan praktik lingkungan berkelanjutan pada perusahaan di kawasan ASEAN-5.

This study aims to examine the impact of anti-corruption commitment on corporate environmental management performance and the moderating role of board of directors’ independence on the relationship between anti-corruption commitment and corporate environmental management performance. Southeast Asian countries are expected to face higher climate risks compared to other countries by 2050. Corruption, particularly in resource exploitation, exacerbates environmental damage and hinders sustainable development. The sample used in this study consists of companies listed on the stock exchanges of Indonesia, Malaysia, Singapore, the Philippines, and Thailand for the period 2017-2022. A final sample of 108 companies will be tested using panel data regression. The results of the study indicate that anti-corruption commitment has a positive effect on corporate environmental management performance. Therefore, it can be interpreted that anti-corruption commitment has become an important part of improving corporate environmental management performance. However, board of directors’ independence does not significantly moderate this relationship, possibly due to weak board protection and the lack of professional competence of independent directors related to company operations. These findings highlight the need for strong anti-corruption measures and the enhancement of board competence to improve sustainable environmental practices in companies within the ASEAN-5 region."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library