Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Weeke Budhyanti
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan:Penelitian dilakukan untuk mengetahui kinematika trunkus selama gerak melangkah normal pada kecepatan yang dipilih sendiri oleh subjek. Penelitian dilakukan setelah mendapatkan pernyataan lolos kaji etik dengan nomor 783/UN2.F1/ETIK/2015.Subjek: Subjek yang digunakan 44 orang, terdiri dari 5 orang batita(11-24 bulan), 6 orang balita (3-5 tahun), 20 orang remaja (9-13 tahun), dan 13 orang dewasa muda (19-24 tahun). Semua subjek sehat, telah memenuhi tahapan tumbuh kembang lengkap hingga kemampuan berjalan, tanpa deformitas maupun riwayat cedera yang berpotensi mengganggu pemeriksaan.Metode: Penelitian dilakukan dengan menganalisis rekaman pada bidang sagital, frontal dan transversal pada setiap fase dalam 1 siklus melangkah dengan menggunakan software Kinovea. Hasil:Didapatkan perbedaan signifikan pada bidang gerak frontal dan fase single leg support bidang transversal. Tidak ada perbedaan pada bidang sagital dan fase double limb support bidang transversal. Sudut gerak trunkus pada batita pada bidang frontal sebesar 1,67o-4,20o, mencapai puncak pada fase foot flat; pada bidang sagital 3,25o-7,75o, mencapai puncak pada fase mid swing; dan pada bidang transversal 11,50o-17,20o, mencapai puncak pada fase foot flat.Sudut gerak trunkus pada balita pada bidang frontal sebesar 1,89o-3,50o, mencapai puncak pada fase deceleration; pada bidang sagital 3,19o-6,75o, mencapai puncak pada fase deceleration; dan pada bidang transversal 8,22o-13,75o, mencapai puncak pada fase midswing.Sudut gerak trunkus pada remaja pada bidang frontal sebesar 1,57o-2,49o, mencapai puncak pada fase deceleration; pada bidang sagital 3,53o-7,95o, mencapai puncak pada fase deceleration; dan pada bidang transversal 6,73o-9,56o, mencapai puncak pada fase heel off.Hasil pengukuran pada orang dewasa dalam penelitian ini sebesar 1,74o-2,77o pada bidang frontal, mencapai puncak pada fase midstance; 2,55o-4,74o pada bidang sagital, mencapai puncak pada fase deceleration; dan 4,23o-6,13o pada bidang transversal, mencapai puncak pada fase deceleration. Besaran sudut menurun seiring pertambahan usia, namun maturasi melangkah masih terjadi pada kelompok usia remaja
ABSTRACT
Aim: This study was conducted to find trunk kinematics during normal walking with self selected speed. Study held after get ethical approval 783/UN2.F1/ETIK/2015.Subjects: 44 subjects participated, consists of 5 toddlers (11-24 months), 6 preschoolers (3-5 yo), 20 teenagers (9-13 yo), and 13 young adults (19-24 yo). Each subjectwas healthy, with normal stages of development, without deformity or injury that may cause disorders.Method: Study held with analyzing video of sagittal, frontal, and transverse plane of each phase from single gait cycle using Kinoveasoftware. Result:Significant differences were found on frontal plane and single leg supportphase of transversal plane.No differences found on sagital planeanddouble limb supportof transversal plane. Trunk?s angle movement on toddlers 1,67o-4,20ofor frontal plane, peak on foot flat phase; 3,25o-7,75ofor sagital plane, peak onmid swing phase;and 11,50o-17,20ofor transversal plane, peak onfoot flat phase. Trunk?s angle movement on preschoolers 1,89o-3,50o for frontal plane, peak on deceleration; 3,19o-6,75ofor sagital plane, peak on deceleration; and 8,22o-13,75ofor transversal plane, peak on midswing. Trunk?s angle movement on teenagers 1,57o-2,49o for frontal plane, peak on deceleration; 3,53o-7,95ofor sagital plane, peak on deceleration; and 6,73o-9,56ofor transversal plane, peak on heel off. Trunk?s angle movement on young adults 1,74o-2,77ofor frontal plane, peak on midstance; 2,55o-4,74ofor sagital plane, peak on deceleration; and 4,23o-6,13ofor transversal plane, peak on deceleration. Angle of movement decreased with aging, and gait maturation still happens on teenagers.
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Prama Widhiasmara
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37727
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Prasetyowati
Abstrak :
Pendahuluan: Data epidemiologi menunjukkan tingginya angka kejadian nyeri punggung bawah non spesifik akibat duduk pada kursi yang tidak sesuai ukuran antropometri tubuh. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh cara penentuan ukuran kursi ergonomis pelajar perempuan SMU. Metode: Penelitian ini menggunakan desain randomized controlled trial mengikutsertakan 80 pelajar perempuan di 3 SMU negeri di Jakarta Pusat. Hasil randomisasi terdapat 40 subjek kelompok kursi ergonomis dan 40 subjek kelompok kontrol. Kelompok kursi ergonomis mendapat kursi baru sesuai dengan antropometri tubuh yaitu kursi kecil, sedang dan besar, sedangkan kelompok kontrol mendapat kursi lama yang selama ini digunakan. Derajat nyeri, perubahan kinematika dan tegangan otot selama 12 minggu. Hasil: Prevalensi nyeri punggung bawah non spesifik sebanyak 68 %. Cara penentuan ukuran kursi ergonomis pelajar perempuan SMU yang menggunakan patokan Minimal 2 Sama. Pasca pemberian kursi ergonomis selama 12 minggu terdapat perbedaan derajat nyeri (VAS), perubahan kinematika (fleksi lutut, plantar fleksi pergelangan kaki) dan tegangan otot para lumbal (algometer, EMG Biofeedback) yang bermakna antara kelompok kursi ergonomis dan kelompok kontrol. (p = 0,000 untuk kelompok kursi ergonomis). Simpulan: Didapatkan cara penentuan ukuran kursi ergonomis pelajar perempuan SMU. Pemberian kursi ergonomis selama 12 minggu dapat menurunkan derajat nyeri, meningkatkan perubahan kinematika fleksi lutut, menurunkan perubahan kinematika pergelangan kaki dan tegangan otot para lumbal. ......Background: Epidemiological evidence showed the higher insidens of non specific low back pain that is caused by sitting on the mismatch chair with junior high school antropometric. Objective: This study objective to obtain determining the size of the ergonomic chair on non specific low back pain in female student of junior high school. Methods: A randomized control trial was conducted on 80 female students of the 3 junior high schools in central of Jakarta. The subject were randomized to the ergonomic group receiving the ergonomic chair are small, medium and large, and the control group receiving the mismatch chair that used in everyday. The number of subjects in the ergonomic group were 40 subjects and the control group 40 subjects. The degree of pain, kinematics altered and para lumbal muscle tension were measured in 12th weeks. Results: The prevalence of the non specific low back pain is 68 %. Determining the size of an ergonomic chair high school female students who use the benchmark of at least 2 equal. After 12 weeks the degree of pain (VAS), kinematics altered (knee flexion, ankle plantar flexion) and para lumbal muscle tension (algometer, EMG Biofeedback) were significantly difference between the ergonomic group and the control group (p = 0,000 for the ergonomic group). Conclusion: This study demonstrates that using of the ergonomic chair for 12 weeks has an effects by reduction of the degree of pain, increasing knee flexion, decreasing ankle plantar flexion and reduction of para lumbal muscle tension.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muzakkiy Putra Muhammad Akhir
Abstrak :
Hamburan partikel ber-spin 0 dan 1/2 dikerjakan secara teoretis pada energi tinggi. Interaksi yang ditinjau adalah model pertukaran meson berbasis potensial Yukawa dengan penambahan suku spin orbit. Persamaan Lippmann-Schwinger untuk matriks T hingga beberapa suku hamburan ulang dan juga yang mengandung semua suku diselesaikan secara numerik dengan menggunakan teknik 3D. Penampang lintang diferensial serta besaran-besaran spin dihitung dari matriks T. Efek-efek proses hamburan ulang dan juga kinematika relativistik pada besaran-besaran tersebut ditunjukkan. ...... Scattering of spin 0 and spin 1/2 particles is calculated at higher energy. The interaction being considered is a meson exchange model based on Yukawa potential including spin orbit terms. Lippmann-Schwinger equation for T-matrix up to a few lowest order terms as well as one with full term is solved by means of a 3D technique. Differential cross section and spin observables are calculated from the T-matrix. Effects of rescattering process and relativistic kinematics on those observables is shown.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46624
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norton, Robert L.
Singapore : McGraw-Hill, 2013
621.811 NOR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luqman Sugiyono
Abstrak :
Pesawat udara nir awak (PUNA) kategori medium-altitude, long-endurance (MALE) untuk misi intelijen, pengawasan, akuisisi target, dan pengintaian, yang dikembangkan di Indonesia, baru dilengkapi dengan susunan konvensional roda pendaratan yang tetap dan tidak dapat dilipat ke dalam badan pesawat. Roda pendaratan tetap ini menciptakan gaya hambat dalam jumlah yang signifikan dan membuat ketahanan penerbangan jarak jauh pesawat tidak optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang mekanisme pelipatan roda pendaratan untuk PUNA MALE, sehingga dapat mengeliminasi gaya hambat yang disebabkan oleh roda pendaratan tetap. Telah dilakukan rancangan geometri dan gerakan sistem mekanik pada roda pendaratan yang dapat melipat 95 derajat ke arah belakang pesawat, beserta performa dan pemilihan sistem penggerak untuk gerakan retraksi dan ekstensi, melalui pendekatan numerik kinematika dan numerik kinetika, yang dilakukan pada software Autodesk Inventor, Ansys Fluent, dan Ansys Mechanical Rigid Body Dynamics. Hasil rancangan adalah seluruh roda pendaratan dapat dilipat ke arah belakang pesawat untuk masuk seluruhnya ke dalam badan PUNA MALE, dengan kekuatan minimal aktuator yang disarankan adalah sebesar 5111.25 N. Komponen yang ditambahkan pada roda pendaratan adalah modifikasi trunnion attachment mounting, lower drag strut, upper drag strut, dan linear actuator dengan panjang stroke piston 150 mm. Rancangan desain telah diimplementasikan pada model prototipe 3D printing berskala 1:5. ......The medium-altitude, long-endurance (MALE) unmanned aerial vehicle (UAV) category for intelligence, surveillance, target acquisition and reconnaissance missions, which was developed in Indonesia, is equipped with a conventional arrangement of landing gear that is fixed and cannot be folded into the fuselage. These fixed landing gear created a significant amount of drag and made the aircraft's long-range flight resistance suboptimal. The purpose of this study is to design a rectractable landing gear mechanism for MALE UAV, that can thus eliminate the drag caused by the fixed landing gear. The design of the landing gear motion geometry of the mechanical system that can fold 95 degrees towards the rear of the aircraft, along with the performance and selection of the actuator system for retraction and extension movements, through a numerical kinematics and numerical kinetics approach carried out in Autodesk Inventor, Ansys Fluent, and Ansys software Mechanical Rigid Body Dynamics. The result of the design is that all the landing gear can be retracted towards the rear of the aircraft to enter completely into the PUNA MALE fuselage, with the recommended minimum actuator force of 5111.25 N. The components added to the landing gear are modifications to the trunnion attachment mounting, lower drag strut, upper drag struts, and linear actuators with a piston stroke length of 150 mm. The mechanism design has been implemented on a 1:5 scale 3D printing prototype model.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nola Marina
Abstrak :
Telah diketahui bahwa bumi memiliki medan magnet yang dihasilkan oleh proses self-excited dynamo. Model dinamo kinematika dapat menggambarkan bagaimana suatu self-excited dynamo dibangkitkan dari interaksi antara aliran fluida dengan medan magnet. Namun, terdapat satu teorema anti dinamo yang mengatakan bahwa aliran yang planar tidak dapat menghasilkan medan magnet, yang dikenal dengan Teorema Aliran Planar (TAP) yang diberikan oleh Zel'dovich (1957). Bachtiar, Ivers dan James (BIJ, 2006) telah membuktikan bahwa bukti untuk TAP tidak berlaku untuk ruang konduktor dengan volume hingga. Mereka berhasil menemukan satu model numerik yang mengindikasikan kemungkinan adanya suatu model dinamo kinematika yang memiliki aliran planar. Namun, hasil pengujian numeriknya hanya memiliki konvergensi sekitar 10 %. Penelitian ini adalah kelanjutan dari penelitian Bachtiar (2009) yang mencoba menemukan model dinamo kinematika baru yang dapat diplanarkan, untuk mendukung hasil BIJ. Salah satunya adalah model quasiPAS yang diperoleh dengan cara memodifikasi nilai akar yang digunakan pada model dinamo kinematika Pekeris, Accad, Shkoller (PAS). Penulis melakukan pengujian numerik terhadap model quasiPAS dengan menggunakan 36 model yang berbeda.
Its known that the Earth has magnetic field that is generated by selfexcited dynamo process. Kinematic dynamo model describes how a self-excited dynamo generated from the interaction between the conducting fluids and magnetic field. However, there is an anti-dynamo theorem which says that a planar flow can not maintain magnetic field, known as Planar Velocity Theorem (PVT) that was given by Zel'dovich (1957). Bachtiar, Ivers and James (BIJ, 2006) has shown that Zeldovich's proof for PVT does not apply when the conducting fluids occupies a finite volume. They found a numerical model which indicate that there is a kinematic dynamo model with planar flow. However, their numerical results have only about 10% of convergency level. This thesis is continuation of Bachtiar's research (2009) who tried to obtain a new kinematic dynamo models that can be planarized, to support the result of BIJ . One is quasiPAS models which obtained by modifying the root used in the kinematic dynamo model Pekeris, Accad, Shkoller (PAS). The author performed a numerical test of quasiPAS model with 36 different models.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T29809
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Ansharah Rammon
Abstrak :
ABSTRACT
Rancangan Roda Pendarat Pesawat Komuter ini dikembangkan dari model sebelumnya dengan tujuan membawa penumpang yang lebih banyak. Beban total dari pesawat akan bertambah seiring bertambahnya kapasitas penumpang. Dengan beragamnya landasan terbang yang ada di Indonesia, maka diperlukan performa roda pendarat yang cukup baik untuk pendaratan di landasan beraspal dan tidak beraspal. Dalam tugas akhir ini, performa rancangan roda pendarat dianalisa melalui metode kinematika dan dinamika, hal yang menjadi perhatian adalah kemampuan shock absorber roda pendarat, dan aktuator penggerak mekanisme ekstensi dan retraksi. Dari hasil analisa, disimpulkan bahwa rancangan roda pendarat mampu mendarat pada landasan beraspal dan tak beraspal dengan pertambahan ukuran shock absorber dan akutator.
ABSTRACT
Landing Gear Design of this commuter aircraft was developed from its previous model, with the aim of carrying more passengers. The total load of the aircraft will increase as passenger capacity increases. With a variety of runways in Indonesia, it is necessary to have a good landing gear performance for landing on a paved and non-paved runway. In this final project, the performance of landing gear design is analyzed through kinematics and dynamics methods, the concern is the ability of the landing gear shock absorber, and the actuator drive extension mechanism and retraction. The analyze conclude, the landing gear design was capable during landing on paved and unpaved runway, with an increase of the shock absorber and actuator design.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu
Abstrak :
ABSTRAK Skripsi dengan judul Perancangan Sistem Kemudi Prototipe Kendaraan Angkutan Listrik (KAL) ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sistem kemudi pada prototipe KAL hasil perancangan. Karalcteristik ini meliputi analisa dimensi utama mekanisme sistem kemudi yang digunakan dan pengendalian kendaraan pada keadaan konstan (steady). Pada skripsi ini, untuk menganalisa dimensi utama dari mekanisme sistem kemudi, digunakan teori-teori dalam ilmu kinematika. Karena mekanisme sistem kernudi KAL ini merupakan suatu rnekanisme yang kompleks, maka untuk menghilangknn kesulitan dan agar dapat memberikan hasil analisa yang diinginkan, digunakan mekanisme ekuivalen yang memberikan gerak identik dengan bagian yang dianalisa. Sedangkan teori karakteristik pengendalian kendaraan digunakan untuk menentukan pengendalian kendaraan pada lintasan dan tanggapan kendaraan terhadap gangguan ekstemal. Sebagian besar parameter yang dibutuhkan dalam perhitungan didapat dari pengukuran langsung hasil perancangan yang digunakan pada KAL. Berdasarkan analisa yang dilakukan terhadap mekanisme sistem kemudi KAL, dapat disimpulkan bahwa pada saat berbelok terjadi toe-our dengan radius putar minimum 2,668 meter dan rasio kemudlnya adalah 18,2. Analisa karaktenstik pengendaliannya menghasilkan kesimpulan bahwa KAL adalah kendaraan over-steer, yaitu sudut selip yang terjadi pada roda belakang lebih besar daripada sudut selip roda depan. Pada kecepatan operasinya, KAL memiliki tanggapan yang baik terhadap terjadinya kecepatan yaw dan percepatan lateral serta pengendalian terhadap lintasan yang aman. Hal ini terjadi karena karakteristik tanggapan kendaraan oversteer ini hampir menyerupai karakteristik pada keadaan neutral steernya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36249
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luqman Sugiyono
Abstrak :
Pesawat dua-seater LAPAN Surveillance Aircraft (LSA) merupakan pesawat milik Pusat Teknologi Penerbangan BRIN yang termasuk kategori pesawat terbang ringan untuk misi surveillance berkaitan dengan pemetaan daerah, mitigasi bencana, monitoring, foto udara, dan sejenisnya. Dengan kemampuan ini, pesawat LSA akan banyak dibutuhkan pada misi pemantauan di pulau-pulau terpencil Indonesia. Pesawat LSA dilengkapi roda pendaratan yang dapat dilipat rapih ke dalam fuselage (retractable landing gear). Penelitian ini membahas mengenai evaluasi performa sistem mekanikal roda pendaratan utama, yang diawali dengan pemodelan 3D, kemudian dianalisis mekanisme gerak retraksi dan ekstensi roda pendaratan utama melalui pendekatan kinematika dan kinetika. Hasilnya menunjukkan bahwa kebutuhan aktuator hidrolik adalah 1.5 kN dan harus dilengkapi tekanan hidrolik cadangan berupa akumulator hidrolik. Hasil ini sesuai dengan hardware yang terpasang pada referensi pembanding. Validasi juga dilakukan pada Autodesk CFD dan Ansys Workbench, hasilnya menunjukkan bahwa hitungan analitik sudah mendekati hasil simulasi dengan persentase perbedaan 9.37%. Rancangan ukuran suspensi pesawat LSA dianalisis saat pembebanan statis sebesar 7122.06 N. Simulasi respon suspensi menunjukkan bahwa osilasi akibat pendaratan hanya sampai pada detik ketiga baik di landasan beraspal maupun tidak beraspal. Analisis flotasi menunjukkan bahwa pesawat LSA dapat dioperasikan pada landasan tak beraspal. ......The two-seater LAPAN Surveillance Aircraft (LSA) is an aircraft belonging to the Pusat Teknologi Penerbangan BRIN on category of light aircraft for surveillance missions. LSA aircraft are equipped with landing gear that can be folded neatly into the fuselage (retractable landing gear). This study discusses the evaluation of the main landing gear mechanical system performance, which begins with 3D modeling, then analyzes the mechanism of retraction and extension of the main landing gear through kinematics and kinetics approaches. The results show that the hydraulic actuator needs 1.5 kN and must be equipped with backup hydraulic pressure in the form of a hydraulic accumulator. These results are match with the hardware installed on the comparison reference. Validation was also carried out on Autodesk CFD and Ansys Workbench, the results showed that the analytical calculation was close to the simulation results with a percentage difference of 9.37%. The design of the suspension size of the LSA aircraft was analyzed when static loading was 7122.06 N. The suspension response simulation showed that the oscillation due to landing only reached the third second on both paved and unpaved runways. Flotation analysis shows that the LSA aircraft can be operated on unpaved runways
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>