Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
Endang W. Wulandari
Abstrak :
Penelitian ini mengenai deskripsi unsur budaya dalam Kidung Wangbang Wideya. Tujuannya secara khusus adalah untuk mendeskripsikan unsur-unsur kebudayaan yang termuat dalam teks Kidung Wangbang Wideya. Tujuan umum adalah untuk Iebih memperkenalkan sastra kidung yang belum banyak diminati oleh para peneliti kesusastraan Jawa Kuna serta untuk dapat diambil manfaal dari hal-hal yang terkandung di dalamnya. Kajian yang merupakan langkah awal ini diharapkan dapat dilanjutkan dan berguna bagi penelitien berikutnya. Untuk mengkaji isi Kidung Wangbang Wideya, teks yang mencakup canto I hingga canto III perlu diterjemahkan lebih dahulu ke dalam Bahasa Indonesia. Setetah penerjemahan selesai digarap Baru kemudian dilanjutkan dengan analisis isi teks. Metode yang digunakan dalam mengkaji Kidung Wangbang Wideya adalah metode deskripsi analitis, yaitu metode yang digunakan untuk menganalisis dan memberikan gambaran yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11697
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981
899.22 KID
Buku Teks Universitas Indonesia Library
R. Wiryapanitra
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1979
899.222 WIR s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2001
899.2238 NIL
Buku Teks Universitas Indonesia Library
I Nyoman Sukartha
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1997
899.22 INY k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Revo Arka Giri Soekatno
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2013
808.81 REV k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Revo Arka Giri Soekatno
Jakarta: Yayasan Pustaka Oboor Indonesia, 2013
899.222 REV k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Woro Aryandini Sumaryoto
Jakarta : Universitas Indonesia. Fakultas Sastra, 1984
899.222 WOR k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Nita Loviana
Abstrak :
Penelitian ini membahas nilai welas asih dalam lagu Kidung Gaza “Palestina” ciptaan Pancal15 yang dinyanyikan oleh Sindy Purbawati. Lagu Kidung Gaza “Palestina” merupakan lagu berbahasa Jawa yang dirilis pada 21 Mei 2021. Penelitian terhadap lirik lagu Kidung Gaza “Palestina” dilakukan untuk mengkaji makna yang terkandung dalam lirik lagu dan menjelaskan nilai welas asih dalam lagu Kidung Gaza “Palestina”. Tulisan ini dapat membantu pembaca memahami pesan yang terkandung dalam lirik lagu Kidung Gaza “Palestina”. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana nilai welas asih yang digambarkan dalam lagu dan makna apa saja yang terkandung dalam lirik lagu Kidung Gaza “Palestina”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori semiotika Roland Barthes (1915-1980) yang mengembangkan dua tingkatan pertanda, yaitu tingkat denotasi dan konotasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa makna yang terkandung dalam tiap lirik lagu merupakan gambaran situasi yang terjadi di Gaza, Palestina dan nilai welas asih yang terdapat dalam lagu Kidung Gaza “Palestina” mengarah kepada doa dan harapan pengarang tehadap peristiwa yang terjadi di Gaza, Palestina. Kesimpulan berlandaskan hasil penelitian ini adalah lagu Kidung Gaza “Palestina” merupakan lagu yang menggambarkan situasi dan kondisi yang terjadi di Gaza, Palestina. Lagu ini juga merupakan bentuk dukungan dan harapan yang disampaikan pengarang terhadap warga Palestina agar masalah atau konflik yang terjadi segera berakhir. Nilai welas asih dari lagu ini diwujudkan dalam bentuk doa yang disampaikan pengarang kepada Tuhan sebagai entitas Ilahiah agar penderitaan rakyat Palestina segera berakhir dan mendapat kemerdekaan.
......This study discusses the value of welas asih in the song Kidung Gaza “Palestina” by Pancal15 sung by Sindy Purbawati. Kidung Gaza "Palestina" is a Javanese song released on May 21, 2021. Research on the lyrics of Kidung Gaza "Palestina" was conducted to examine the meaning contained in the lyrics of the song and explain the value of welas asih in the song Kidung Gaza "Palestina”. This paper can help readers understand the message contained in the lyrics of Kidung Gaza “Palestine”. The problem raised in this research is how the value of welas asih is described in the song and what meanings are contained in the lyrics of Kidung Gaza "Palestina". This study uses a qualitative descriptive method with the semiotic theory of Roland Barthes (1915-1980) which develops two levels of signs, namely the level of denotation and connotation. The results of this study indicate that the meaning contained in each song's lyrics is a description of the situation that occurs in Gaza, Palestine and the value of welas asih contained in the song Kidung Gaza "Palestina" leads to the author's prayers and hopes for the events that occurred in Gaza, Palestine. The conclusion based on the results of this study is that Kidung Gaza “Palestina” is a song that describes the situation and conditions that occur in Gaza, Palestine. This song is also a form of support and hope that the author conveys to the Palestinian people so that the problems or conflicts that occur will end soon. The welas asih value of this song is manifested in the form of a prayer that the author conveys to God as a divine entity so that the suffering of the Palestinian people will end soon and gain independence.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Woro Aryandini Sumaryoto
Abstrak :
ABSTRAK
Rangga Lawe pernah dikenal di kalangan rakyat sebagai nama seorang tokoh yang dikagumi. Meskipun ada karya sastra yang menceritakan bahwa ia adalah seorang pemberontak, seperti dalam Kidung Pangga Lawe dan Pararaton, namun rak_yat menganggapnya sebagai tokoh legendaris, simbol dari kepahlawanan dan pengabdian kepada negara. Ia digambarkan sebagai seorang panglima perang yang tangguh dan disegani, penentu dan perumus siasat perang, dan sering mempertaruh_kan jiwanya untuk raja dan negara.
Rangga Lawe menarik perhatian, karena : sebagai nama seorang pemberontak terhadap raja (Wijaya) dari kerajaan Majapahit, justru dilestarikan sebagai nama panglima Majapahit juga, pada jaman Ratu Kencana Wungu. Ketika muncul pemberontakan Urubesma terhadap Ratu Kencanawungu, raja Majapahit, nama Rangga Lawe di_pakai lagi sebagai nama panglima tentara Majapahit yang menumpas pemberontakan itu. Hal ini terjadi setelah le_bih darn. 100 tahun sejak tewasnya Rangga Lawe sebagai seorang pemberontak ( infra halaman 25 ), bahkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan Negara Re publik Indonesia pada abad ke-20 ini, nama tokoh Rangga. Lawe diabadikan menjadi nama sebuah divisi Tentara _
1984
S11467
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library