Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Yolinda Suciliyana
"Permasalahan perilaku seksual berisiko pada remaja tentu akan sangat berpengaruh terhadap kualitas generasi yang akan datang jika tidak ditangani segera. Selain itu, akan berdampak pada runtuhnya generasi muda yang merupakan fondasi dan harapan masa depan. Melalui program Jati Diri diharapkan dapat mejadi salah satu upaya untuk memaksimalkan penanganan masalah perilaku seksual berisiko pada remaja di SMK wilayah Kelurahan Curug. Metode pelaksanaan program Jati Diri menggunakan pendekatan keperawatan komunitas. Populasi pada pelaksanaan program Jati Diri adalah remaja usia sekolah menengah atas yang bersekolah di SMK wilayah kelurahan Curug Cimanggis-Depok. Metode perhitungan sampel menggunakan rumus estimasi beda 2 mean kelompok berpasangan dengan jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 50 orang. Hasil analisis uji t berpasangan menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara nilai pengetahuan, sikap, keterampilan, dan kontrol diri (p value 0,001) sebelum dan setelah intervensi. Hasil uji statistik McNema diperoleh bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara perilaku seksual berisiko rendah, sedang, dan tinggi (p value=0,023; p value=0,001; dan p value=0,039) sebelum intervensi dengan perilaku seksual berisiko rendah setelah intervensi. Program Jati Diri dapat meningkatkan perilaku (penegtahuan, sikap, dan keterampilan), kontrol diri, dan menurunkan kejadian perilaku seksual berisiko pada remaja. Pelaksanaan program Jati Diri dapat terintegrasi dengan program PKPR dan pelayanan kesehatan bagi remaja sehingga remaja mendapatkan akses layanan yang ramah remaja.

The problem of risky sexual behavior in adolescents will certainly greatly affect the quality of future generations if not addressed immediately.  In addition, it will have an impact on the collapse of the younger generation which is the foundation and hope for the future. Through the Jati Diri program, it is hoped that it can be one of the efforts to maximize the handling of risky sexual behavior problems in adolescents in the Curug Village Vocational School. The method of implementing the Jati Diri program uses a community nursing approach. The population in the implementation of the Jati Diri program are high school-aged adolescents who attend vocational schools in the Curug Cimanggis-Depok sub-district area. The sample calculation method uses the estimation formula for 2 different group mean pairs with the number of samples obtained as many as 50 people. The results of the paired t test analysis showed that there was a significant difference between the values ​​of knowledge, attitudes, skills, and self-control (p value 0.001) before and after the intervention. The results of the McNemar statistical test showed that there was a significant difference between low, medium, and high-risk sexual behavior (p value = 0.023; p value = 0.001; and p value = 0.039) before intervention with low risk sexual behavior after the intervention. The Jati Diri Program can improve behavior (knowledge, attitudes, and skills), self-control, and reduce the incidence of risky sexual behavior in adolescents. The implementation of the Jati Diri program can be integrated with the PKPR program and health services for adolescents so that adolescents have access to youth-friendly services."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Windiyaningrum
"Anak tunagrahita dapat menjalani pekerjaan dengan sukses, namun mereka masih membutuhkan bantuan dalam mengatur pendapatan, yang meliputi kemampuan untuk budgeting dan banking skill (Browder & Grasso, 1999). Kemampuan ini merupakan bagian dari keterampilan hidup (life skill), yang perlu dikuasai agar siswa tunagrahita dapat berfungsi secara mandiri dalam kehidupan (Brolin dalam Goodship, 1990). Keterampilan untuk mengatur pendapatan dapat dilatihkan melalui kebiasaan menabung yang ditumbuhkan dengan modifikasi perilaku, yaitu dengan mengaplikasikan sejumlah prinsip belajar secara sistematis untuk membuat perubahan dalam diri seseorang dalam jangka waktu panjang (Martin & Pear, 2003). Pengajaran keterampilan hidup pada siswa tunagrahita perlu melibatkan pengalaman nyata atau Community based instruction (Crane, 2002), untuk memudahkan siswa tunagrahita dalam memahami perilaku yang diajarkan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain studi kasus pada satu orang subyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas menabung efektif untuk meningkatkan keterampilan hidup pada subyek.

Mentally retarded students are able to successfully master certain vocational skills, yet they need assistance in managing their income particularly in budgeting and banking skills (Browder & Grasso, 1999). These are part of their life skills required by mentally retarded students to function independently in life (Brolin in Goodship, 1990). Financial management skills are trained by establishing saving habit through systematic learning principles application of behavior modification in order to create long term behavioral change (Martin & Pear, 2003). Teaching life skills to a mentally retarded student should involve real-life experience or adopt a community-based instruction (Crane, 2002), so the student can easily comprehend the newly-taught behavior. This
research was conducted using case study design in one particular subject. Result shows that saving activity is effective to enhance subject?s life skill."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T37594
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Palang Merah Indonesia, 2013
363.34 PAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kinantika Nur Dewanti
"Latar Belakang: Masalah anemia gizi besi pada remaja akan berpengaruh pada kondisi kesehatan dimasa yang akan datang jika tidak ditangani sedini mungkin. Anemia juga akan berpengaruh pada kualitas generasi muda yang seharusnya aktif dan berprestasi.Tujuan: Gerakan Ayo BERSERI merupakan inovasi yang diharapkan dapat menjadi salah satu upaya untuk memaksimalkan penanganan anemia gizi besi pada remaja putri. Metode: Pelaksanaan Gerakan Ayo BERSERI menggunakan pendekatan keperawatan komunitas dengan populasi remaja usia sekolah menengah kejuruan di SMK wilayah kelurahan Jatijajar kota Depok. Besar sampel sebanyak 87 orang yang dipilih menggunakan total sampling. Hasil menunjukkan ada perbedaan yang signigikan antara pengetahuan,sikap dan tindakan (p value 0,000) sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Selain itu juga terdapat perbedaan yang bermakna antara kejadian anemia sebelum dan sesudah intervensi (p value 0,000). Gerakan Ayo BERSERI dapat meningkatkan perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) dan berpengaruh pada kejadian anemia pada remaja putri. Simpulan: Pelaksanaan Gerakan Ayo BERSERI dapat terintegrasi dengan program PKPR di puskesmas dan PMR di sekolah sehingga remaja dapat mendapatkan pelayanan yang optimal dan berkelanjutan.

Background: The problem of iron nutritional anemia in adolescents will affect health conditions in the future if not treated as early as possible. Anemia will also affect the quality of the younger generation who should be active and accomplished. Purpose: The Ayo BERSERI movement is an innovation that is expected to be one of the efforts to maximize the treatment of iron nutritional anemia in adolescent girls. Method: The implementation of the Ayo BERSERI Movement uses a community nursing approach with a population of vocational high school-age adolescents in SMK Jatijajar sub-district, Depok city. The sample size is 87 people selected using total sampling. Results : There was a significant difference between knowledge, attitudes and actions (p value 0.000) before and after the intervention. In addition, there was also a significant difference between the incidence of anemia before and after the intervention (p value 0.000). The Ayo BERSERI movement can improve behavior (knowledge, attitudes and actions) and affect the incidence of anemia in adolescent girls. Conclusion: The implementation of the Ayo BERSERI Movement can be integrated with the PKPR program in health centers and PMR in schools so that youth can get optimal and sustainable services. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rich, Dorothy
Boston: Houghton Mifflin, 1992
649.1 RIC m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Subi Sudarto
"ABSTRAK
Penelitian ini mencoba menjawab apakah Pendidikan Nonformal dapat mengembangkan modal sosial untuk Peserta didik pada satuan pendidikan nonformal, yaitu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Bagaimana proses pengembangan modal sosial di lembaga tersebut. Penelitian ini menelusuri pemikiran dan asumsi dibalik berbagai cara pandang terhadap program dalam proses penyelenggaraan pendidikan nonformal. Penelitian ini difokuskan pada proses pengembangan modal sosial yang dilakukan di sekolah nonformal PKBM ldquo;Citra Ilmu rdquo; Kabupaten Semarang. Penulis tertarik untuk melihat bagaimana proses pengembangan modal sosial di PKBM ini. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif. Untuk mendukung keterukuran dimensi kepercayaan trust , norma sosial dan jaringan terhadap Peserta didik yang mengikuti program kewirausahaan menjahit/tata busana dilakukan metode survei dengan mengambil sampel 71 responden. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dokumentasi serta diskusi terpumpun/FGD. Menggunakan tiga dimensi, antara lain dimensi kewajiban dan harapan, norma sosial dan saluran informasi yang didukung dengan kepercayaan, penelitian ini menganalisis modal sosial yang dikembangkan kepada Peserta didik melalui program pendidikan nonformal, khususnya program kewirausahaan menjahit/tata busana. Bagaimana Peserta didik memiliki perubahan dalam dimensi kepercayaan trust , norma sosial dan jaringan. Penelitian ini juga melihat bagaimana peran aktor dan antaraktor dalam mendukung terhadap proses pengembangan modal sosial. Menggunakan teori modal sosial Coleman dan Putnam yang digabungkan, penelitian ini melihat modal sosial dalam dimensi-dimensi yang dapat dikembangkan oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat untuk meningkatkan keterampilan indivu, keterampilan sosial, keterampilan akademis dan keterampilan vokasional. Modal sosial dapat dikembangkan kepada Peserta didik melalui program kewirausahaan menjahit/tata busana. Peserta didik mengalami dampak perubahan yang signifikan terhadap dimensi kepercayaan trust , norma sosial dan jaringan. Melalui penggabungan pemikiran Coleman dan Putnam, ternyata antar aktor dan keterkaitan tiga dimensi yang didukung kepercayaan merupakan prasyarat potensi-potensi modal sosial dapat dikembangkan oleh sekolah PKBM.

ABSTRACT
This study attempts to answer whether Non formal Education can develop social capital for Learners in non formal education units, the Community Learning Activity Center. How is the process of developing social capital in the institution. This research traces the thoughts and assumptions behind various ways of view of the program in the process of organizing non formal education. This research is focused on social capital development process conducted in non formal school PKBM Citra Ilmu Semarang Regency. The author is interested to see how the process of social capital development in PKBM this. This research uses qualitative approach method. To support the measurement of trust dimension, social and network norms to students who follow especially fashion entrepreneurial programs, conducted survey method by taking samples 71 respondents. Data were collected through interviews, observations, documentation and discussions of FGDs. Using three dimensions, among others, the dimensions of obligations and hope, social norms and information channels are supported with trust, this study analyzes the social capital developed to Learners through non formal education programs, especially fashion entrepreneurial programs. How students have changed in the dimensions of trust, social norms and networks. The study also looks at how the role of actors and actors in supporting the social capital development process. Using the combined social capital theory of Coleman and Putnam, this study examines social capital in dimensions that the Community Learning Center to improve an individual skills, social skills, academic skills and vocational skills. Social capital can be developed to students through especially fashion entrepreneurial programs. Students have a significant change as an impact in trust dimension, social norm and network. Through the merging of Coleman and Putnam 39 s thoughts, it turns out that inter actors and three dimensional relationships supported by trust are the prerequisites of social capital potentials to be developed by PKBM schools. "
2017
D2416
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library