Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nita Noviani
Abstrak :
Tujuan penelitian ini untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan status karies gigi (DMFT), yaitu faktor pengetahuan kesehatan gigi dan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi meliputi periode pemakaian sikat gigi, makan makanan kariogenik, frekuensi dan waktu sikat gigi, cara sikat gigi. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain cross sectional. Hasil studi menemukan 67 (54,4%) responden mempunyai status karies tinggi dengan indeks DMFT 4,81. Makan makanan kariogenik adalah faktor yang paling dominan berhubungan dengan status karies gigi (p=0,001, OR=3,913; 95% CI: 1,724-8.881). Disarankan untuk meningkatkan upaya promotif dan preventif dibanding kuratif dengan menambahkan materi kesehatan gigi pada pelajaran penjaskes, dan untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dapat memasukkan pesantren dalam program kerjanya. ......The purpose of this study was to find out the factors related to dental caries status (DMFT). These factors covered dental health knowledge and dental health maintenance behaviors including toothbrush usage period, consumption of cariogenic food, frequency and time of toothbrushing, and teeth brushing procedure. This quantitative study used cross sectional design. The results found that 67 (54.4%) had a high caries status with DMFT index 4.81. Consumption of cariogenic food was the most dominant factor related to teeth caries status (p=0,001, OR=3,913; 95% CI: 1,724-8.881). It is recommended to increase the promotive and preventive effort instead of curative by adding dental health material on penjaskes lesson and for the County Health Department could include pesantren in their work program.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T28494
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Sutrisno
Abstrak :
Endodontik merupakan cabang dalam ilmu Kedokteran Gigi yang banyak menangani kasus penyakit pulpa dan peri-apek yang merupakan kelanjutan dari penyakit pulpa itu sendiri. Seperti pada umumnya kasus-kasus kepenyakitan yang lain penderita datang pada keadaan sakit akut yang hebat dengan penyakit pulpa yang tidak dapat kita selamatkan vitalitasnya lagi. Hal itu terjadi karena daya regenerasi pulpa amat minim. Rasa sakit pada kasus endodontik merupakan dasar dari penderita untuk datang dirawat dengan maksud untuk dihilangkan atau dikurangi rasa sakit yang diderita. Dalam makalah ini kami akan sedikit membahas tentang rasa sakit pulpa dengan penanganannya yang selalu dan banyak dijumpai dalam perawatan endodontik.
[Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Journal of Dentistry Indonesia], 2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Ruslita
Abstrak :
Adanya korelasi yang erat antara kista folikuler (kista dentigerous) dengan ameloblastoma telah diamati oleh para ahli, walaupun terdapat perbedaan yang cukup besar baik sifat maupun perawatan dari kedua kasus tersebut. Dalam hal ini ameloblastoma dimungkinkan terlihat dalam dinding kista dentigerous yang terlebih dulu ada, sebagai bagian dari kemungkinan proses terbentuknya ameloblastoma. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran seberapa besar kemungkinan kista dentigerous berdegenerasi menjadi ameloblastoma yang ditinjau berdasarkan pemeriksaan klinis dan histopatologis, serta dipelajari kecenderungan-kecenderungannya. Sasaran penelitian adalah semua penderita kista dentigerous dan ameloblastoma pada poli bedah mulut RSCM & RSU Tangerang, yang diambil dari catatan medik penderita dari Januari '90 - Desember '91. Dengan demikian diharapkan hasil yang bermanfaat berguna sebagai informasi bila mungkin untuk deteksi dini pada kasus-kasus yang diduga ameloblastoma berasal dari kista dentigerous, sehingga perawatan seoptimal mungkin disertai tindak lanjut pasca bedah dapat dilakukan. Hasil penelitian meliputi dari 46 kasus yang diteliti- diperoleh (17%) kasus ameloblastoma yang berdegenerasi dari kista dentigerous yang seluruhnya terdapat pada pria (100%) dengan rata-rata pada umur dewasa muda (27 tahun). Lokasi terbanyak pada rahang bawah (75%) dengan lesi ukuran 9.1-10 cm (50%). Kekambuhan sebesar 25% dengan waktu kekambuhan kurang dari 1 tahun.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
St. Louis: Mosby, 1994
R 617.601 MOS (1)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Widayati
Abstrak :
In the mutilated case in adults, generally malocclusion is often accompanied by less support of periodontal tissues, such as alveolar bone resorption and gingival resession. The treatment of orthodontic is to arrange the teeth into good position and good occlusion, but is widely known to increase the alveolar bone resorption. In handling such case, ortodontist needs to look at factors which do not increase exixting alveolar bone resorption and gingival resession. In this case report, it will be reported orthodontic treatment on mutilated case which are accompanied by alveolar bone resorption and gingival resesion on a patient of 45 years and 4 months of age.
Journal of Dentistry Indonesia, 2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hestieyonini Hadnyanawati
Abstrak :
Oral hygiene determines by food debris, plague, calculus, material alba, and stain at surface of tooth. The main cause of gingivitis is plague, with following anomaly periodontal. The purpose of this study is to know the correlation of oral hygiene and gingivitis of class V (five) elementary school students in Kabupaten Jember. Method cross sectional was use in this study, and sample was taken by Stratified Random Sampling. Material and tools uses in this study are mouth glass, sonde, pincer, probe periodontal, sterile cotton, and alcohol 70%. The respondents examined and write OHI-S status and GI status. The result indicated that OHI-S status was relation with becomes gingivitis. Student with bad OHI-S status will become gingivitis (100%). This data waas test by Chi square (X2), and indicated that there is correlation between oral hygiene and gingivitis (p = 0,000).
[Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Journal of Dentistry Indonesia], 2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Boy M. Bachtiar
Abstrak :
Indonesian Journal of Dentistry 2006; Edisi Khusus KPPIKG XIV: 87-91 Quorum sensing systems has been identified as one of mechanism carried out by numerous Grampositive and Gram-negative bacteria to coordinate virulence and biofilm development. Using quorum sensing, bacterial colonies synchronize gene expression and phenotype change allowing them to protect their niche. The purpose of this review is to present a synopsis of the literature on bacterial quorum sensing and we highlight the role of specific signaling molecules that might be used as a target of inhibitor agent in dental preventive perspective.;Quorum sensing systems has been identified as one of mechanism carried out by numerous Grampositive and Gram-negative bacteria to coordinate virulence and biofilm development. Using quorum sensing, bacterial colonies synchronize gene expression and phenotype change allowing them to protect their niche. The purpose of this review is to present a synopsis of the literature on bacterial quorum sensing and we highlight the role of specific signaling molecules that might be used as a target of inhibitor agent in dental preventive perspective.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2006
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Meiwany Wijaya
Abstrak :
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh makanan keras terhadap pola, derajat atrisi gigi. Penelitian dilaksanakan di kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) selama tiga bulan. Target populasi 400 orang dewasa usia 16-55 tahun yang dikelompokan menjadi 4 kelompok yaitu 16-25 tahun,.26-35 tahun, 36-45 tahun, dan 46-55 tahun. Besar sampel tiap kelompok usia adalah 25 orang/lokasi. Pemeriksaan klinis dilakukan oleh peneliti utama dibantu seorang pengatur rawat gigi dan 2 orang pembantu umum. Penilaian klinis keadaan gigi geligi dicatat pada blanko isian yang dimodifikasi dari blanko isian WHO 1987. Kriteria keausan gigi molar dari Martin dimodifikasi oleh peneliti, sedang untuk gigi-gigi lain dibuat oleh peneliti dan Joelimar dipergunakan pada penelitian ini. Analisis data menggunakan analisis tabulasi silang dan analisa varians dengan tingkat signifikansinya 0,05. Hasilnya, ada perbedaan pola dan derajat atrisi gigi pada kelompok desa dan kota, kelompok umur, kelompok yang mengkonsumsi makan keras dan makanan lunak, mengunyah sirih dan tidak mengunyah sirih. Pada kelompok sampel yang mengunyah, kiri, kanan, dan dua sisi, juga kelompok sampel laki-laki dan wanita, pola dan derajat atrisinya tidak berbeda. Hasil analisis antara derajat atrisi gigi menurut tempat tinggal dan umur, kebiasaan makan dan umur, kebiasaan menyirih dan umur, kebiasaan makan dan kebiasaan menyirih memperlihatkan adanya interaksi. Hasil lain menunjukan tidak ada interaksi antara derajat atrisi menurut umur dan jenis kelamin, umur dan kebiasaan mengunyah, derajat atrisi sisi kanan menurut umur dan kebiasaan mengunyah, derajat atrisi sisi kiri menurut umur dan kebiasaan mengunyah. Kesimpulan, atrisi gigi pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan keras, lebih parah dibandingkan masyarakat yang mengkonsumsi makanan lunak. Atrisi gigi pada masyarakat desa lebih parah dibandingkan masyarakat kota, derajat atrisi akan bertambah parah pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan mengunyah sirih. Kebiasaan mengkonsumsi makanan keras pada atu sisi tidak terbukti menyebabkan keparahan atrisi terjadi pada sisi tersebut. Pola dan derajat atrisi gigi akan bertambah parah dengan bertambahnya usia. Sedangkan pola dan derajat atrisi gigi pada laki-laki dan wanita tidak menunjukkan adanya perbedaan.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivana
Abstrak :
Ibu memiliki peran penting dalam keluarga, terutama dalam pembentukan perilaku kesehatan gigi dan mulut anaknya karena ibu merupakan pengasuh utama dalam keluarga. Molar permanen pertama rentan terhadap karies karena gigi ini merupakan gigi permanen yang pertama kali tumbuh dan banyak tidak mengetahui keberadaan gigi ini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan perilaku kesehatan gigi-mulut ibu dengan angka karies molar permanen pertama pada anak. Disain penelitian adalah analitik deskriptif potong lintang. Variabel yang dihubungkan adalah perilaku kesehatan gigi-mulut ibu dengan angka karies molar permanen pertama. Kuisioner untuk menilai perilaku kesehatan gigi-mulut ibu melalui model Knowledge, Attiude, and Practice (KAP) dan pemeriksaan karies dilakukan secara klinis mengikuti WHO. Perilaku kesehatan gigi-mulut ibu dinilai dari pengetahuan, sikap dan tindakan kesehatan gigi-mulut ibu. Analisa statistic dengan uji komparasi Mann-Whitney dan Kruskal-Wallis, serta uji korelasi menggunakan uji korelasi Spearman. Uji komparasi antara karakteristik ibu dengan angka karies molar permanen pertama pada anak memperlihatkan ada perbedaan tidak bermakna (p ³ 0,05). Uji korelasi antara perilaku kesehatan gigi-mulut ibu dengan angka karies molar permanen pertama menunjukkan korelasi kuat (r ³ 0, 66) dan bermakna (p £ 0,05). Uji korelasi antara perilaku kesehatan gigi-mulut ibu dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan kesehatan gigi-mulut anak yang karies dan tidak karies ditemukan korelasi kuat (r ³ 0,66) dan bermakna (p £ 0,05). Kesimpulan tidak ada hubungan antara usia ibu, tingkat pendidikan dan status pekerjaan ibu dengan angka karies molar permanen satu anak. Ada hubungan bermakna antara perilaku kesehatan gigi-mulut ibu dengan angka karies molar permanen pertama pada anak. Ada hubungan antara perilaku kesehatan gigi-mulut ibu dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan kesehatan gigi-mulut ibu. ......A mother has a very important role in the family, especially in shaping the oral health behavior of the child because mother is the main caregiver in the family. First permanent molar is susceptible to caries because these teeth were the first permanent teeth that erupt and many people not knowing the location of these teeth. The objective of the study is to analyze the relation between mother?s oral behaviors with the caries rate of child?s first permanent molar. The study design was analytic descriptive cross-sectional. The variables to correlate were the mother?s oral health behaviors with the caries rate of child?s first permanent molar. The questioner to assess the oral health behavior of the mother was through Knowledge, Attiude, and Practice (KAP) survey and the caries assessment was done according to WHO. Oral health behavior of the mother was asses from oral health knowledge, attitude and practice of the mother. Statistic analysis with Mann-Whitney dan Kruskal-Walliscomparison test, as well as Spearman correlation test was used. Comparison test between the mother?s and child?s characteristic with caries rate of first permanent molars showed there was no significant difference (p ³ 0,05). Correlation test between oral health behavior with caries rate of first permanent molar showed strong (r ³ 0, 66) and significant(p £ 0,05) correlation. Correlation test between mother?s oral health behavior and oral health knowledge, attitude and practice of the mother showed strong (r ³ 0,66) and significant (p £ 0,05) correlation.It can be concluded that there was a significant correlation between oral health behavior of the mother and caries rate of child?s first permanent molar. It also concluded that there was no correlation between mother?s age, educational level, and employment status of the mother with first permanent molar caries rate of the children. There is a significant correlation between the mother?s behavior and the first permanent molar caries rate of the child. There is a correlation between oral health behavior of the mother and the oral health knowledge, attitude, and practice of the mother.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Silvio Silverio da Silva
Abstrak :
This book aims to disseminate the most current advances in the biotechnological production of D-xylitol and its applications in medical and health care. This book also provides essential information on hemicellulose hydrolysis to recover D-xylose, detoxification of hemicellulose hydrolysates, and improved fermentation methods for increased D-xylitol production. The highlights of strain improvement to increase the D-xylitol titers and downstream recovery of D-xylitol are also discussed in several sections. The current applications of D-xylitol in medical and health care have been used to justify the cost incurred for setting up the demonstration plant for D-xylitol production in the market.
Berlin: [Springer-Verlag;, ], 2012
e20417783
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>