Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Patimah Moerwani
Abstrak :
ABSTRAK
Minyak kenanga adalah minyak atsiri yang diisolasi, biasanya secara destilasi kukus, dari tanaman kenanga yang dikenal dengan nama latin Cananga Odorata Hook fet Thomson. Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan minyak secara destilasi kukus dari bunga kenanga forma genuina dan dari forma macrophylla. Minyak yang berasal dari bunga forma genuina mempunyai bilangan ester +60, sedang yang berasal (dari bunga forma macrophylla mempu¬nyai bilangan ester 28 - 33- Pemeriksaan kromatogram gas dan., spektrum infra merah kedua jenis minyak menunjuk¬kan bahwa dari segi kwalitatif komponen kimia kedua mi¬nyak adalah identik, sedang dari segi kwantitatif mempunyai proporsi yang berkebalikan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Indriana Karmila
Abstrak :
Penelitian mengenai keanekaragaman jenis Cyanobacteria di Perairan Situ Agathis, Kenanga, dan Ulin-Salam Universitas Indonesia pada bulan Juni--Agustus 2006 dan Juni--Agustus 2007 (musim kemarau) telah dilakukan. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh data mengenai jenis-jenis Cyanobacteria dan mengetahui keanekaragaman jenisnya. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara melempar plankton net sejauh 5 m dan ditarik secara horizontal. Penelitian ini menggunakan data parameter lingkungan, yaitu suhu, pH, intensitas cahaya matahari, konduktivitas, kecerahan, cuaca, DO, total nitrogen dan fosfat. Sampel jenis Cyanobacteria dan marga fitoplankton lain dianalisis dengan cara mengidentifikasi komposisi pada sampel awetan dengan menggunakan metode subsampel. Jumlah jenis Cyanobacteria yang didapat, kemudian dianalisis menggunakan persamaan indeks keanekaragaman Shannon- Weiner. Cyanobacteria yang ditemukan terdiri dari Bangsa Chroococcales dan Oscillatoriales. Rerata indeks keanekaragaman jenis Cyanobacteria di Situ Agathis, Kenanga, dan Ulin-Salam pada bulan Juni--Agustus 2006 masing-masing sebesar 0,99; 0,9; dan 1,06, sedangkan pada 2007 sebesar 0,6; 0,9; dan 1,07.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S31553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oka Rusmini, 1967-
Jakarta : Grasindo, 2017
899.221 OKA k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ronny Rianto
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai studi perbandingan struktur komunitas fitoplankton di Situ Kenanga dan Situ Agathis, Kampus Universitas Indonesia, Depok pada bulan September--November 2005. Pengambilan sampel dilakukan dengan plankton net (mata jaring 20 μm) yang ditarik secara horizontal. Marga fitoplankton yang diperoleh di Situ Kenanga berjumlah 22 marga, terdiri dari divisi Cyanophyta/Cyanobacteria (6 marga), Chlorophyta (12 marga), Euglenophyta (3 marga), dan Bacillariophyta (1 marga). Jumlah marga fitoplankton yang ditemukan di Situ Agathis adalah 27 marga, terdiri dari Cyanophyta/Cyanobacteria (7 marga), Chlorophyta (15 marga), Euglenophyta (3 marga), dan Bacillariophyta (2 marga). Rerata kepadatan fitoplankton di Situ Kenanga (2172 plankter/l) lebih rendah daripada Situ Agathis (6476 plankter/l). Meskipun demikian, indeks keanekaragaman fitoplankton di Situ Kenanga (1,9) dan Situ Agathis (2,12) tidak berbeda nyata (p = 0,05). Indeks kemerataan di Situ Kenanga dan Situ Agathis tidak jauh berbeda berturut-turut, yaitu 0,61 dan 0,64. Selain itu, indeks kesamaan Sorensen di kedua situ menunjukkan tingkat kesamaan marga fitoplankton yang besar, yaitu 89,8%. Data parameter lingkungan di kedua situ juga tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai keanekaragaman Cyanobacteria di perairan Situ Agathis, Kenanga, dan Ulin-Salam Kampus Universitas Indonesia Depok pada bulan Januari--Maret 2005. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan plankton net dengan mata jaring 20 μm yang ditarik secara horizontal. Parameter lingkungan perairan yang diukur, antara lain suhu perairan, intensitas cahaya matahari, pH, kecerahan, dan konduktivitas. Hasil identifikasi dan pencacahan sampel di ketiga situ diperoleh dua bangsa Cyanobacteria, yaitu Chroococcales dan Oscillatoriales. Cyanobacteria yang ditemukan di Situ Agathis sebanyak 7 jenis, di Situ Kenanga sebanyak 9 jenis, dan di Situ Ulin-Salam sebanyak 6 jenis. Jenis-jenis yang ditemukan adalah Arthrospira sp., Borzia sp., Chroococcus sp., Merismopedia sp., Microcystis aeruginosa, Microcystis sp., Oscillatoria agardhii, Oscillatoria sp. 1, Oscillatoria sp. 2, dan Spirulina sp. Rerata indeks keanekaragaman Shannon-Wiener tertinggi (1,365) terdapat di Situ Ulin- Salam dan rerata indeks keanekaragaman terendah (1,031) terdapat di Situ Agathis. Indeks kesamaan Sorensen menunjukkan tingkat kesamaan Cyanobacteria yang cukup tinggi di antara ketiga situ (70,59--76,93%).
Universitas Indonesia, 2006
S31403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai keanekaragaman Cyanobacteria di Situ Agathis, Situ Kenanga, dan Situ Ulin-Salam. Penelitian bertujuan untuk mengetahui komposisi dan keanekaragaman Cyanobacteria di ketiga situ tersebut pada bulan September--November 2005. Sampel Cyanobacteria diambil secara horizontal menggunakan plankton net dengan mata jaring 20 μm dan dicacah menggunakan metode subsampel. Hasil penelitian diperoleh 12 jenis, yaitu dari bangsa Chroococcales (5 jenis) dan Oscillatoriales (7 jenis). Kepadatan tertinggi Cyanobacteria di Situ Agathis (1007200 plankter/m3), Situ Kenanga (878400 plankter/m3), dan Situ Ulin- Salam (703200 plankter/m3) dicapai pada bulan Oktober 2005. Nilai indeks keanekaragaman Shannon-Weiner (H`=1,18--1,64) dipengaruhi nilai dominasi jenis Oscillatoria agardhii, Oscillatoria sp.3 dan Merismopedia sp. Kesamaan tertinggi komunitas Cyanobacteria terdapat di Situ Kenanga dan Situ Ulin-Salam (CN=0,616). Musim diduga mempengaruhi pengelompokan kesamaan komunitas Cyanobacteria antara ketiga situ.
Universitas Indonesia, 2006
S31469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aini Dwi Burhani
Abstrak :
Kelimpahan mikroplastik pada perairan yang melebihi ambang batas aman perlu dilakukan remediasi. Bentuk-bentuk remediasi mikroplastik salah satunya adalah menggunakan agen biologis seperti bakteri. Bakteri dari sampel mikroplastik berhasil diisolasi dari air di inlet dan outlet Situ Kenanga, Kampus UI, Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pertumbuhan delapan isolat bakteri pada variasi medium (ISP 1 agar, NA, dan LBA) dan suhu (25, 30, 35 dan 40°C), karakterisasi morfologi dan biokimia, serta kemampuan isolat bakteri terpilih untuk mendegradasi mikroplastik polietilena (PE). Pengujian aktivitas biokimia isolat bakteri dilakukan dengan uji fermentasi karbohidrat, oksidasi-fermentasi, produksi enzim katalase, dan sitrase. Berdasarkan pengujian variasi medium dan suhu menunjukkan bahwa keseluruhan isolat tumbuh optimum pada medium ISP 1 agar dan rentang suhu 30--35°C. Isolat KO1.1.3 positif pada uji degradasi substrat pati, sedangkan isolat KO1.3, KO2.2, KO2.3 dan KI2 dapat mendegradasi skim milk. Delapan isolat memiliki karakteristik biokimia yang bervariasi berdasarkan hasil uji. Hasil uji degradasi mikroplastik PE oleh kedua isolat terpilih menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya pengurangan berat granula PE setelah inkubasi selama 20 dan 45 hari. Pengamatan SEM menunjukkan adanya aktivitas degradasi pada permukaan granula PE ditandai dengan terbentuknya lubang oleh kedua isolat bakteri terpilih setelah 45 hari inkubasi. Hasil ini menunjukkan kedua isolat bakteri berpotensi dalam mendegradasi PE. ......The abundance of microplastics in water that exceeds the safety threshold needs urgent remediation. Biological agents, such as bacteria, are one of the ways for microplastics remediation. Microplastics-associated bacteria were previously isolated from water samples at the inlet and outlet of Situ Kenanga, UI Campus, Depok. This study aims to determine the growth ability of eight bacterial isolates at various media (ISP 1 agar, NA, and LBA) and temperatures (25, 30, 35 and 40°C), morphological and biochemical characteristics, and the ability of selected bacterial isolates to degrade polyethylene (PE) microplastics. Biochemical activities of bacterial isolates were carried out by carbohydrates fermentation ability, oxidation-fermentation, catalase enzyme production, and citrate utilization tests. All isolates grew optimally on ISP 1 agar and a temperatures range of 30--35°C. Isolate KO1.1.3 was positive in the starch degradation test, while isolates KO1.3, KO2.2, KO2.3 and KI2 were able to degrade skim milk. All bacterial isolates were showing various biochemical characteristics. The results of PE degradation tests by the two selected isolates showed that there was no weight reduction of PE granules after 20 and 45 days of incubation. However, SEM observations showed degradation activity on the surface of the PE granules which was indicated by the crack’s formation after 45 days of incubation. These results indicated that the two bacterial isolates were potential for PE degradation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farrel Ferdian
Abstrak :
Mikroplastik yang mencemari perairan tawar dapat mengganggu keberlangsungan hidup biota di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk, warna, dan kelimpahan mikroplastik yang terkandung pada air, sedimen, insang, dan saluran pencernaan ikan red devil Amphilophus labiatus di Situ Kenanga dan Situ Mahoni, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Sampel air dan sedimen di ambil pada 3 stasiun pengambilan sampel dari kedua situ. Sampel ikan red devil diperoleh 15 ekor pada masing – masing situ. Sampel insang dan saluran pencernaan dihancurkan menggunakan larutan asam nitrat (HNO3) 65%. Sampel air diambil 20 L dan disaring menggunakan plankton net. Sampel sedimen dikeringkan dalam oven sebanyak 25 gram. Larutan NaCl jenuh digunakan untuk memisahkan mikroplastik dengan pengotor. Sebanyak 1 mL sample diteteskan pada Sedgwick Rafter Chamber kemudian diamati dan dihitung berdasarkan bentuk mikroplastik di bawah mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan mikroplastik bentuk fiber, fragmen, film, granula terdapat pada seluruh sampel dengan warna yang beragam. Hasil penelitian menunjukkan total kelimpahan rata – rata mikroplastik di Situ Kenanga sebanyak 434,33 ± 23,51 partikel L-1 pada air, 45.837,04 ± 36.305,97 partikel kg-1 pada sedimen, 268,33 ± 119,18 partikel gr-1 dan 1266,2 ± 349,72 partikel ind-1 pada insang, 287,79 ± 185,22 partikel gr-1 dan 978,22 ± 336,38 partikel ind-1 pada saluran pencernaan. Pada Situ Mahoni sebesar 437,67 ± 30,21 partikel L-1 pada air, 36.237,04 ± 16.702,59 partikel kg-1 pada sedimen, 429,18 ± 187,50 partikel gr-1 dan 1233,8 ± 253,60 partikel ind-1 pada insang, 318,04 ± 114,94 partikel gr-1 dan 1053,78 ± 328,44 partikel ind-1 pada saluran pencernaan. ......Microplastics that contaminate freshwater can disrupt the survival of the biota in it. This study aims to analyze the shape, color, and abundance of microplastics contained in water, sediment, gills, and digestive tract of red devil fish Amphilophus labiatus in Situ Kenanga and Situ Mahoni, University of Indonesia, Depok, West Java. Water and sediment samples were taken at 3 sampling stations from the two Situ. Samples of red devil fish were obtained 15 tails in each Situ. Samples of gills and digestive tract were destroyed using 65% nitric acid (HNO3) solution. Water samples were taken 20 L and filtered using a plankton net. Sediment samples were dried in an oven as much as 25 grams. Saturated NaCl solution was used to separate microplastics with impurities. A total of 1 mL of the sample was dropped into the Sedgwick Rafter Chamber and then observed and calculated based on the shape of the microplastic under a microscope. The results showed an abundance of microplastics in the form of fibers, fragments, films, and granules in all samples with various colors. The results showed the total average abundance of microplastics in Situ Kenanga was 434,33 ± 23,51 L-1 particles in water, 45.837,04 ± 36.305,97 particles kg-1 in sediments, 268.33 ± 119.18 particles gr-1 and 1266.2 ± 349.72 particles ind-1 in the gills, 287.79 ± 185.22 particles gr-1 and 978.22 ± 336.38 particles ind-1 in the digestive tract. At Situ Mahoni there are 437,67 ± 30,21 particles L-1 in water, 36.237,04 ± 16.702,59 particles kg-1 in sediments, 429.18 ± 187.50 particles gr-1 and 1233.8 ± 253.60 particles ind-1 on the gills, 318.04 ± 114.94 particles gr-1 and 1053.78 ± 328.44 particles ind-1 in the digestive tract.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viranti Nurul Aulia
Abstrak :
Situ Kenanga dan Situ Agathis Universitas Indonesia memiliki aliran masukan limbah yang berasal dari DAS Ciliwung-Cisadane dan limbah domestik dari pemukiman. Berbagai macam kegiatan antropogenik yang terjadi di sepanjang aliran DAS dan sekitar situ memungkinkan masuknya material lain ke dalam kolom perairan sehingga kualitas perairan menurun hingga ke tangka tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status tingkat cemaran organik di Situ Kenanga dan Situ Agathis berdasarkan Indeks Saprobik. Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga Juni 2022. Penelitian mengenai tingkat cemaran organik di Situ Kenanga dan Situ Agathis UI dilakukan masing-masing pada tiga stasiun berdasarkan pemilihan lokasi yang sering dilakukan di sekitar Situ. Hasil pencacahan plankton dari Situ Kenanga diperoleh empat divisi fitoplankton (Cyanophyta, Chlorophyta, Euglenophyta, dan Bacillariophyta) dan empat filum zooplankton (Protozoa, Rotifera, Gastroricha, dan Arthropoda). Sedangkan di Situ Agathis diperoleh lima divisi fitoplankton (Cyanophyta, Chlorophyta, Euglenophyta, Bacillariophyta, dan Chrysophyta) dan empat filum zooplankton (Protozoa, Rotifera, Gastroricha, dan Arthropoda). Situ Kenanga memiliki nilai indeks saprobik berkisar antara -0,94 hingga -1,11. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Situ Kenanga berada di fase α- mesosaprobik/ polisaprobik. Situ Agathis memiliki nilai indeks saprobik berkisar antara -1,56 hingga -1,80. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Situ Agathis berada di fase polisaprobik/α- mesosaprobik. Kedua fase tersebut menunjukkan bahwa Situ Kenanga dan Situ Agathis memiliki tingkat pencemaran limbah organik yang cukup berat. ......Situ Kenanga and Situ Agathis University of Indonesia have an input stream of waste originating from Ciliwung-Cisadane watershed and domestic waste from settlements. Various kinds anthropogenic activities that occur along the watershed and around Situ allow the entry of other materials into the water column so that the water quality decreases to a certain level. This research aims to determine the status of organic contamination levels in Situ Kenanga and Situ Agathis based on the Saprobic Index. The research has been conducted from March to June 2022. Research on the level of pollution in Situ Kenanga and Situ Agathis UI has been conducted at three stations respectively based on the location selection that are often carried out around the lake. The results of plankton enumeration from Situ Kenanga obtained four phytoplankton divisions (Cyanophyta, Chlorophyta, Euglenophyta, and Bacillariophyta) and four zooplankton phyla (Protozoa, Rotifera, Gastroricha, and Arthropoda). Meanwhile, at Situ Agathis, there were five divisions of phytoplankton (Cyanophyta, Chlorophyta, Euglenophyta, Bacillariophyta, and Chrysophyta) and four phyla of zooplankton (Protozoa, Rotifera, Gastroricha, and Arthropoda). Situ Kenanga has a saprobic index value ranging from -0,94 to -1,11. This value indicates that Situ Kenanga is in the α-mesosaprobic/polysaprobic phase. Situ Agathis has saprobic index value ranging from -1,56 to -1,80. This value indicates that Situ Agathis is in the polysaprobic/α-mesosaprobic phase. The two phases indicate that the waters of Situ Kenanga and Situ Agathis have a fairly heavy level of organic waste pollution.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ritonga, Sabrina Agistia
Abstrak :
Mikroplastik diketahui telah tertelan oleh berbagai taksa biota. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kelimpahan, bentuk, dan warna mikroplastik yang terdapat pada air, sedimen, dan ikan cere Gambusia affinis di Situ Kenanga dan Situ Mahoni, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Seluruh sampel diambil di 3 stasiun yaitu inlet, midlet, dan outlet. Sampel air 20 L disaring menggunakan plankton net 350 mesh, sampel sedimen diambil 250 mL menggunakan Ekman grab, ikan cere diambil secara acak menggunakan dip net sebanyak 20 individu dari tiap situ. Sampel ikan diawetkan dengan alkohol 70% dan diekstraksi menggunakan 10 mL NaOH 1 M. Sedimen dikeringkan pada oven 65°C dan dihaluskan. Seluruh sampel dilarutkan dengan NaCl jenuh. Larutan dihomogenisasi sebanyak 20 mL dan 1 mL diteteskan Sedgewick Rafter Chamber untuk diamati di bawah mikroskop cahaya. Hasil pengamatan menunjukkan total rata-rata kelimpahan mikroplastik di Situ Kenanga pada air sejumlah 434,33 ± 23,51 partikel L-1, pada sedimen sejumlah 45.837,04 ± 36.305,97 partikel kg-1, pada ikan cere sejumlah 287, 67 ± 95,65 partikel ind-1 atau 212,28 ± 61,88 partikel gram-1. Sementara itu, pada air di Situ Mahoni sejumlah 437,67 ± 30,21 partikel L-1, pada sedimen sejumlah 36.237,04 ± 16.702,59 partikel kg-1, dan pada ikan cere sejumlah 275 ± 95,82 partikel ind-1 atau 654,28 ± 279,71 partikel gram-1. Hasil analisis Uji T Dua Sampel menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata pada sampel air, sedimen, dan ikan cere (partikel ind-1), tetapi terdapat perbedaan nyata pada ikan cere (partikel g-1) dari kedua situ. Fiber dan warna hitam merupakan bentuk dan warna mikroplastik yang mendominasi keseluruhan sampel. ......Microplastics have been ingested by various biota taxa. This study was aimed to analyze the abundance, shape, and color of microplastic found in water, sediment, and mosquitofish Gambusia affinis in Situ Kenanga and Situ Mahoni, University of Indonesia, Depok, West Java. All samples were taken at 3 stations, namely inlet, midlet, and outlet. Water samples (20 L) were filtered using a 350 mesh plankton net, sediment samples (250 mL) were taken using an Ekman grab, mosquitofish were taken randomly using a dip net, and 20 individuals from each situ (total of 40 individuals). Fish samples were preserved in 70% alcohol and extracted using 10 mL of 1 M NaOH. Sediments were dried in an oven at 65°C and pulverized. All samples were dissolved with saturated NaCl. The solution (20 mL) was homogenized, then 1 mL of solution was taken to the Sedgewick Rafter Chamber and then observed under a light microscope. The results showed that the average total of microplastics in Situ Kenanga in water was 434,33 ± 23,51 L-1 particles, in sediments were 45.837,04 ± 36.305,97 kg-1 particles, and in fish were 287, 67 ± 95,65 ind-1 particles or 212,28 ± 61,88 gram-1 particles. Meanwhile, the average total of microplastics in Situ Mahoni in water were 437,67 ± 30,21 L-1 particles, in sediments were 36.237,04 ± 16.702,59 kg-1 particles, and in fish were 275 ± 95,82 ind-1 particles or 654,28 ± 279,71 gram-1 particles. The results of the Two Sample T-Test analysis showed that there was no difference in water, sediment, and mosquitofish (ind-1 particles) between the two situ, but there was a significant difference in mosquitofish (g-1 particles) from the two situ. Fiber and black were respectively the predominant shapes and colors of microplastics in all samples.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>