Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diana
Abstrak :
PBF maupun distributor alat kesehatan yang baik membutuhkan perhatian khusus dalam menjalankan pengelolaan obat dan alat kesehatan. Hal ini dilakukan untuk melindungi masyarakat dari risiko kesehatan atas peredaran obat dan alat kesehatan yang tidak memenuhi standar. Ketika obat dan alat kesehatan yang tidak memenuhi syarat tidak ditangani dengan baik dan sampai ke tangan konsumen, maka dapat menyebabkan keluhan pelanggan. PBF harus dapat melakukan kajian terhadap keluhan pelanggan, melakukan penyelidikan, dan mengidentifikasi penyebab, sehingga dapat memberikan rekomendasikan tindakan terhadap perbaikan dan pencegahan yang diperlukan untuk mendapatkan kembali kepuasan pelanggan. Mengingat pentingnya kualitas obat dan alat kesehatan yang akan didistribusikan serta pentingnya kepuasan konsumen, maka tugas khusus ini dilakukan untuk menganalisis penanganan produk yang tidak sesuai pada saat penerimaan dan penanganan keluhan pelanggan pada PT. MJG. Dari hasil analisis yang sudah dilakukan, penanganan produk tidak sesuai saat penerimaan dan penanganan keluhan pelanggan pada PT. MJG telah dilakukan dengan baik sesuai dengan CDOB dan CDAKB. ......Good PBF and medical device distributors require special attention in carrying out the management of drugs and medical devices. This is done to protect the public from health risks from the distribution of drugs and medical devices that do not meet standards. When drugs and medical devices that do not meet the requirements are not handled properly and reach consumers, it can cause customer complaints. PBF must be able to conduct a review of customer complaints, carry out investigations, and identify causes, so that they can provide recommendations for corrective and preventive actions needed to regain customer satisfaction. Given the importance of the quality of drugs and medical devices to be distributed and the importance of consumer satisfaction, this special task was carried out to analyze the handling of inappropriate products when receiving and handling customer complaints at PT. MJG. From the results of the analysis that has been done, product handling is not appropriate when receiving and handling customer complaints at PT. MJG has done well according to CDOB and CDAKB.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfiani
Abstrak :
Persaingan bisnis dalam meningkatkan pelayanan yang tidak diikuti dengan perbaikan dari dalam perusahaan menyebabkan keluhan pelanggan pada periode Januari 2019 – Desember 2021 mencapai 736 keluhan. Keluhan yang mengalami keterlambatan penanganan berjumlah 554 keluhan. Keluhan yang tidak diselesaikan dengan cepat, staf yang lambat dalam menanggapi keluhan dan informasi keadaan pegiriman muatan tambang tidak rutin dilaporkan kepada pelanggan menjadi penyebab dari keluhan yang disampaikan oleh pelanggan. Penyebab keluhan belum teratasi menjadi fokus penelitian yaitu bagaimana cara mengatasi penyebab keluhan pelanggan sehingga dapat mengurangi keluhan pelanggan dimasa yang akan datang. Usulan perbaikan penyebab keluhan dengan peningkatan kemampuan staf dengan memberikan berbagai pelatihan untuk dapat menangani keluhan pelanggan yang bersifat umum dan khusus, simulasi perancangan proses penanganan keluhan dengan menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah. Hasil simulasi adalah perbandingan waktu siklus as-is dan to-be keluhan melalui email 28,30 menit, melalui telepon 21,57 menit dan melalui whatsapp 7,88 menit. Perbandingan aktivitas as-is dan to-be keluhan melalui email sebanyak 5 aktivitas, melalui telepon 1 aktivitas dan melalui whatsapp 5 aktivitas. perbandingan as-is dan to-be keluhan yang dapat ditangani melalui email 4 keluhan, melalui telepon 7 keluhan dan melalui whatsapp 4 keluhan......Business competition in improving services that are not followed by improvements from within the company caused customer complaints in the period January 2019 – December 2021 to reach 736 complaints. Complaints that experienced delays in handling 554 complaints. Complaints that are not resolved quickly, staff who are slow in responding to complaints and information on the condition of mining cargo customers are not routinely reported to the cause of complaints submitted by customers. The causes of complaints that have not been resolved have become the focus of research, namely how to overcome customer complaints so that they can reduce customer complaints in the future. Proposed complaints improvement by increasing staff capacity by providing various trainings to be able to handle general and specific customer complaints, designing complaint handling processes by eliminating non-value added activities. The simulation results are a comparison of the cycle time of complaints that will come via email 28.30 minutes, by telephone 21.57 minutes and via WhatsApp 7.88 minutes. Comparing current activities and complaints that will come via email as many as 5 activities, by phone 1 activity and via whatsapp 5 activities. Comparison of current and future complaints that can be handled via email 4 complaints, by telephone 7 complaints and via WhatsApp 4 complaints.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Baskoro
Abstrak :
ABSTRAK
Peraturan menteri Komunikasi dan Informatika nomor 16 Tahun 2013 tentang standar kualitas pelayanan jasa teleponi dasar pada jaringan bergerak selular baru saja di keluarkan pada bulan April 2013. Operator selular tidak hanya harus mematuhi peraturan baru tersebut tapi juga pada peraturan dimana Operator yang tidak bisa memenuhi QoS akan dikenakan sanksi denda. Saat ini proses pengukuran QoS dilakukan secara pasif, dimana operator sendiri melaporkan QoS-nya kepada Kominfo melalui BRTI. Mekanisme pelaporan tersebut dinilai tidak efisien dan integriatas data yang dipertanyakan. Tesis mengusulkan model baru dimana Pemerintah dapat secara aktif mengukur dan mengkuantisasi QoS Operator dengan cara mengambil data mentah baik dari jaringan maupun dari komplain pelanggan via sosial media twitter. Model baru disimulasikan pada operator XYZ dengan data-data pada bulan Oktober 2013 menghasilkan KPI penanganan keluhan umum 95.7%, Pemenuhan aktivasi 99.74%, Dropped call 1.01 % dan Success rate 98.73% dimana hasil ini masih berada dalam ambang Permen Kominfo. Dengan cara ini diharapkan Pemerintah dapat mengukur kinerja operator secara objektif, sehingga penerapan denda/sanksi bagi operator yang QoSnya dibawah standar yang ditetapkan dapat diterapkan secara objektif pula.
ABSTRACT
Minister of Telecommunication of Republik Indonesia (Kominfo) has been issuing regulation number 16/2013 about the standard quality of cellular telephony. The service provider must not only comply with the new regulations but also be exposed to other new regulation plan which operator than not able to meet the QoS will be fined. At present, QoS’s measurement by the Regulator have been done passively, in which operators reported their QoS to Kominfo through BRTI. The such reporting mechanism is inefficient, while data integrity is questioned. This thesis proposes and simulates the new model in which government may actively measure and quantize the QoS. The new Model is based on datamining processing the raw data from both network cellular infrastructure and twitter data. The new model is simulated by data of October 2013 on XYZ Operator and the KPI result are general complaint handle about 95.7%, Activation about 99.74%, Dropped call about 1.01 % and success rate about 98.73%. All of this KPI are passed the regulation. By doing this new method, hopefully goverment can be actively and objectively measure the operator’s KPI.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T38735
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidauruk, Ferry
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan sebuah metode peningkatan proses bisnis, yang disebut Model-based and Integrated Process Improvement(MIPI), yang diciptakan oleh Sola Adesola dan Tim Baines. Meskipun telah banyak dikenalkan metode peningkatan proses bisnis, para praktisi menemukan banyak kendala saat menerapkan metode-metode tersebut. MIPI merupakan sebuah panduan yang holistik, terstruktur dan prosedural untuk meningkatkan proses bisnis. Implementasi MIPI diharapkan dapat memenuhi persyaratan pelanggan, dan juga untuk mencapai efisiensi dan efektifitas bisnis untuk dapat bersaing dalam pasar dewasa ini, yang dinamis dan kompetitif. Metode MIPI dikembangkan dengan meninjau dan menganalisa metodologi yang telah ada dan memilih kerangka-kerangka yang terdapat pada indikator kinerja kunci (KPI). Dengan penerapan MIPI, industri tidak hanya dapat mengidentifikasi aktifitas yang tidak memberikan nilai tambah pada proses, tetapi juga dapat mensejajarkan pada visi dan misi organisasi. Dengan demikian, para praktisi menerapkan langkah-langkah terstruktur yang konsisten dan efisien saat digunakan dalam peningkatan proses bisnis. Studi kasus dilaksanakan pada sebuah unit perakitan kartu seluler yang mengidentifikasi kebutuhan bisnis dan masalah-masalah menggunakan diagram Pareto menunjukkan ?barcode tidak terbaca oleh alat pemindai? adalah peringkat teratas (33.41%). Pemetaan proses ?as-is?juga diadakan untuk menggambarkan proses bisnis yang ada. Dengan menggunakan diagram sebab-akibat (Diagram tulang ikan) dan analisa Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), dapat diidentifikasi masalah utama adalah ?kurangnya level tinta pada tabung mesin? (angka Risk Priority Number: 125). Rencana tindakan dituangkan ke dalam sebuah matriks, yang disebut Performance Improvement Matrix (PIM) sebagai sebuah roadmap untuk rencana peningkatan proses. Pada akhir penelitian ini, dilakukan perbandingan sebelum dan sesudah implementasi MIPI pada indikator kinerja operasional, seperti: keluhan pelanggan, volume produksi, produk grade ?A?, produk rework, produk reject, material waste, produktifitas staf, angka kecelakaan kerja, dan ketepatan waktu pengiriman barang. ......This research aims to implement a process business improvement methodology, called the Model-based and Integrated Process Improvement (MIPI), created by Sola Adesola and Tim Baines. Although there are many methods have been developed, practitioner still found difficulties when implementing the methods. MIPI shows a holistic, structured and procedural guidance for improving business processes. MIPI implementation is expected not only to meet the customer requirement, but also to run business effectively and efficiently in order to compete in nowadays dynamic and competitive market. MIPI is developed by reviewing and analysing current methodologies and selecting a few frameworks against key performance indicators. Through implementing MIPI methodology, industry is not only can identify non value added activities in their processes but also can align to its organization vision and mision. Hence, practitioners can have structured steps which are consistent and efficient when improving business process. The case study was taken on a unit of celuller card assembly which identified business needs and problem areas using Pareto chart shows that ?unreadable barcodes by scanning devices? is the highest rank (33.41%). As-is process mapping was also conducted to capture current business process architecture. Using the Cause and Effect Diagram (Fishbone Diagram) the and Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), the organization can identify that ?lack of ink level on the assembly machine? is the main problem (Risk Priority Number : 125). Action plan created in to a matrix, called the Performance Improvement Matrix (PIM) as a roadmap for process improvement plan. At the end of this research was conducted an operational performances benchmark pertaining before and after implementing MIPI method in the organisation, such as: customer complaint, production volume, grade ?A? product, rework products, rejected products, waste of raw materials, employee productivity, occurance of accident on work, and on time delivery rate.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31217
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Doddy Prasetyo Nugroho
Abstrak :
ABSTRAK
Untuk meningkatkan keunggulan bersaing pada industri penunjang migas di Indonesia maka perhatian terhadap kepuasan pelanggan dan membuat pelanggan menjadi sangat setia perlu menjadi prioritas Penelitian ini menggunakan metode Analytic Network Process ANP untuk mendapatkan dimensi dan kriteria strategis Customer Relationship Management CRM melalui wawancara dan kuesioner kepada lima orang pakar dalam bidang CRM industri penunjang migas Penelitian menghasilkan enam dimensi utama dan dua puluh tujuh kriteria untuk perancangan strategi CRM Didapatkan dimensi yang paling penting adalah Customer CRM Output CRM Strategy CRM Process Company Workcode Analysis dan Organizational Alignment Kriteria CRM yang menjadi prioritas dalam mengefektifkan strategi CRM adalah Customer Retention
ABSTRACT
To enhance competitive advantage in oil and gas industry sub contractor in Indonesia the attention to customer satisfaction and make customers loyalty should be a priority This study uses the Analytic Network Process ANP to get the dimensions and criteria strategic of Customer Relationship Management CRM through interviews and questionnaires to five experts in the field of CRM oil and gas industry sub contractor The resulted of this research are six main dimensions and twenty seven criteria for the design of a CRM strategy It was found that the most important dimension is Customer Output CRM CRM Strategy CRM Process Company Workcode Analysis and Organizational Alignment The priority of CRM criteria to effective CRM strategy is Customer Retention
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T39352
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library