Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cholida Firdaus Muhandasa
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estimasi kelembaban tanah di Daerah Aliran Ci Leungsi Hulu menggunakan pengukuran tidak langsung dari interpretasi citra Landsat 8 pada bulan April 2014 dan dilakukan validasi dengan pengukuran in situ oleh alat Soil Moisture Meter. Penelitian ini juga melihat faktor- faktor yang memengaruhi kelembaban tanah seperti kemiringan lereng, ketinggian, penggunaan tanah, dan jenis tanah. Hasil yang diperoleh, kelembaban tinggi berada di bagian Selatan DA Ci Leungsi Hulu. Penggunaan tanah hutan memiliki rata-rata kelembaban 0,77. Ketinggian lebih dari 1000 mdpl memilki rata-rata kelembaban 0.99. Berdasarkan analisis regresi linier perbedaan estimasi citra Landsat dan Soil Moisture Meter diperoleh angka 0,88 yang artinya kedua metode saling berhubungan cukup kuat. ......This study purpose of this study is to estimate soil moisture in Ci Leungsi Hulu watershed using interpretation of Landsat imagery on April 2014 and then validated with in situ measurement using Soil Moisture Meter. This research also find influence factors; soil moisture slope, land use, elevation, and soil type. The high distribution soil moisture measurement generally can be found in Southern Ci Leungsi Hulu watershed. Land use highest average soil moisture can be found in forest (0,77). Elevation higher than 1000 mdpl shows average 0,99. Based on linier regression analysis, correlation value between both measurement is 0,88 which means both are significantly correlated.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iko Panji Rukmana
Abstrak :
Kabupaten Bengkulu Utara memiliki tingkat deforestasi tertinggi pada fungsi hutan lindung mencapai 6.000,7 ha/tahun, dan fungsi hutan konservasi mencapai 2.789,4 ha/tahun yang disebabkan oleh teralih fungsikannya hutan serta bertambahnya jumlah penduduk sebesar 315,5 ribu sampai tahun 2020. Citra satelit Landsat tahun 1995, 2010, dan 2016 Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu digunakan untuk analisis. Penelitian ini mengidentifikasi pola suhu permukaan daratan dan pola kelembaban tanah pada periode yang sudah ditentukan dengan menggunakan metode analisis spasial, serta menunjukkan hubungan antar variabel seperti kerapatan vegetasi dan ketinggian terhadap suhu permukaan daratan serta ketinggian dan lereng terhadap kelembaban tanah. Hubungan antar variabel diidentifikasi menggunakan korelasi. Hasil menunjukkan suhu permukaan daratan di Kabupaten Bengkulu memiliki pola menyebar dengan pusat panas di ibu kota kabupaten, dan area pertambangan, serta memiliki hubungan berbanding terbalik dengan kerapatan vegetasi dan ketinggian. Kemudian, kelembaban tanah di Kabupaten Bengkulu Utara cenderung mengering ke arah dataran tinggi, serta memiliki hubungan berbanding lurus dengan ketinggian dan lereng.
Bengkulu Utara District, Bengkulu Province was the area which had the highest deforestation toward protected forest up to 6000,7 ha year and conservation forest up to 2789,4 ha year cause land use change and increase of the population almost 315.5 thousands until 2020. Landsat satellite images of 1995, 2010, and 2016 of Bengkulu Utara Regency, Province Bengkulu area used for analysis. This research identified pattern of land surface temperature between the specified time using spatial analysis methods, and showed the correlation between variables such as vegetation density and elevation against land surface temperature then elevation and slope against soil moisture. Relation between variables identified using correlation analysis. The result that land surface temperature of Bengkulu Utara District has a spread pattern with a center in the capital city of the district, and mining areas, then has inverse relationship with vegetation density and elevation. The distribution pattern of dry soil moisture tends to expand to high ground, and has directly proportional with elevation and slope.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadila Muchsin
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran kelembaban tanah di Kabupaten Subang berdasarkan pada interpretasi citra Landsat-7_ETM bulan April dan September tahun 2002 serta faktor-faktor yang mempengaruhi pola sebaran kelembaban tanah seperti penutup lahan, topografi dan kerapatan vegetasi. Metode yang digunakan adalah ?metode segitiga (triangle method)? yang menggambarkan hubungan antara suhu pemukaan (Ts) dan fraksi vegetasi (Fr) yang diturunkan dari citra NDVI. Suhu pemukaan dan fraksi vegetasi diperoleh dari kanal termal, visible dan inframerah dekat citra Landsat-7_ETM. Hasil yang diperoleh adalah pola sebaran kelembaban tanah dengan nilai yang tinggi umumnya terdapat di bagian selatan Kab. Subang yang merupakan daerah pegunungan dan sebaliknya nilai kelembaban tanah yang rendah umumnya menyebar di bagian tengah dan utara Kab. Subang yang merupakan daerah dataran rendah. Analisis yang dilakukan terhadap penutup lahan secara umum yang terdapat di Kab. Subang yaitu vegetasi budidaya lahan basah, vegetasi budidaya lahan kering dan lahan terbangun pada ketinggian 0 sampai diatas 1000 mdpl menunjukkan bahwa faktor ketinggian sangat mempengaruhi nilai kelembaban tanah. Vegetasi budidaya lahan basah memiliki nilai kelembaban tanah yang tinggi dibandingkan dengan penutup lahan lainnya dengan kisaran nilai antara 0.5 - 0.7. Sebaliknya lahan terbangun memiliki nilai kelembaban tanah yang rendah dengan kisaran 0.1 - 0.5. Selain penutup lahan dan ketinggian, kerapatan vegetasi merupakan variabel yang sangat signifikan mempengaruhi variasi kelembaban tanah. Pada bulan April dan September, tampak bahwa semakin tinggi kerapatan vegetasi, maka nilai kelembaban tanah semakin tinggi. Namun nilai korelasi antara keduanya berbeda. Pada bulan April, korelasi antara kerapatan vegetasi dan kelembaban tanah lebih kuat dengan r2 = 0.327, sedangkan pada bulan September memiliki korelasi sangat lemah dengan r2 = 0.054. ......The goal of this research is to study the distribution pattern of soil moisture in the Regency of Subang based on the interpretation of the Landsat-7_ETM imageries taken on April and September 2002 and factors affecting the distribution pattern of soil moisture such as land cover, topography, and vegetation index. The method being applied is ?the triangle method? which characterizes the correlation between surface temperature (Ts) and fractional vegetation cover (Fr) derived from the NDVI imagery. The surface temperature and the fractional vegetation cover are obtained from the thermal band, and the visible and/or the near infrared of the Landsat-7_ETM imagery. The high measurement of the distribution pattern of soil moisture generally can be found in southern area of the Regency of Subang which is mountain area. On the contrary, the distribution of low measurement of soil moisture generally can be found in the middle and northern area of the Regency of Subang which are lowlands. The analysis of the general land covers spreading on the Regency of Subang, i.e.: wetland cultivated vegetation, dryland cultivated vegetation and build-up areas on the elevation of 0 to over 1.000 mdpl shows that elevation factor plays a significant role in affecting the measurement of soil moisture. Wetland cultivated vegetation has the highest measurement of soil moisture in the range of 0.5 to 0.7 whereas build-up area has the lowest measurement of soil moisture in the range of 0.1 to 0.5. Along with the land cover and the elevation, the vegetation index is also a very significant variable in affecting the variation of soil moisture. On April and September 2002, it shows that the higher the vegetation index is, the higher the measurement of soil moisture would be. However, the correlation value between both is different. On April 2002, the correlation between the vegetation index and the soil moisture is higher with r2 = 0.327 while September 2002 has the very low correlation with r2 = 0.054.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29086
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzi Arief
Abstrak :
ABSTRAK
Seluruh dunia, rumah kaca digunakan untuk membudidayakan pertumbuhan asing dari lingkungan. Dengan mengendalikan suhu dan jumlah air pada pertumbuhan suatu rumah kaca, tumbuhan dapat dikembangkan pada lingkungan ideal. Rumah kaca zaman sekarang dapat dikendalikan dengan sistem komputer tanpa butuh bantuan fisik dari manusia. Pada skripsi ini, dibuatkan rancangan sistem rumah kaca dengan menggunakan logika fuzzy untuk mengendalikan suhu dan kelembaban tanah. Tujuan skripsi adalah untuk merancang rumah kaca miniatur yang dikendalikan oleh mikrokontroler dengan menggunakan logika fuzzy yang berfungsi.
ABSTRACT
Greenhouses has been used all over the world to grow fruits and vegetables not native to the climate. By containing heat and regulating the amount of water or humidity in the greenhouse, plants are able to be cultivated in an ideal environment. Greenhouses nowadays can be completely controlled through a computerized system. In this thesis, we will design a greenhouse system utilizing fuzzy logic to regulate and maintain internal heat and humidity. The intended result of the system is a working simulated miniature greenhouse controlled and regulated by a microcontroller using fuzzy logic to control and regulate temperature and humidity.
2017
S67442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Shafira Dwi Arlan
Abstrak :

Peristiwa Indian Ocean Dipole ditahun 2019 telah menyebabkan beberapa kejadian kering di DAS Cilutung. Dibutuhkan informasi nilai kelembaban tanah baik secara spasial, temporal dan perubahannya untuk mengidentifikasi nilai kelembaban tanah sebagai faktor kekeringan di DAS Cilutung. Data Landsat 8 OLI-TIRS dimanfaatkan untuk mendapatkan nilai kelembaban tanah berdasarkan metode Soil Moisture Index (SMI) dengan menerapkan metode segitiga antara Land Surface Temperature (LST) dan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). Penelitian ini melakukan analisis pola spasial kelembaban tanah dan mengidentifikasi karakteristik fisik yang terbentuk di wilayah dengan nilai kelembaban tanah kering dan sangat kering di DAS Cilutung selama periode bulan kering tahun 2019. Hasil penelitian menunjukan selama periode bulan kering tahun 2019 di DAS Cilutung nilai Soil Moisture Index akan semakin tinggi pada lereng yang curam, penggunaan tanahnya berupa semak belukar, hutan, dan pertanian lahan kering campuran, pada jenis tanah podsolik merah kuning sedangkan nilai Soil Moisture Index akan semakin rendah pada lereng datar, penggunaan tanah permukiman dan tanah terbuka, pada jenis tanah grumusol. Berdasarkan analisis pengelompokan metode K-Means, wilayah dengan nilai kelembaban tanah kering dan sangat kering memiliki karakteristik fisik lereng datar, penggunaan tanah hutan, seperti permukiman, pertanian lahan kering campuran, tanah terbuka dan sawah serta memiliki jenis tanah grumusol, latosol dan andosol.


The Indian Ocean Dipole event in 2019 has caused several drought events in the Cilutung Watershed. The information about the spatial and temporal soil moisture distribution along its changes is needed to identify soil moisture values as a drought factor in the Cilutung Watershed. The Landsat 8 OLI-TIRS data used to get the value of soil moisture based on Soil Moisture Index method by applying the triangle method between Land Surface Temperature (LST) and Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). This study analyses the spatial patterns of soil moisture and identifies physical characteristics that are forming in the areas with dry and very dry soil moisture values in the Cilutung Watershed during the dry period in 2019. The results showed that in the Cilutung Watershed during the dry month period in 2019, the Soil Moisture Index value would be higher on steep slopes, with the land-use consisting of shrubs, forests and mixed dryland agriculture, with the type of soils, red-yellow podzolic while the Soil Moisture Index value would be lower on the flat slopes, with the land-use consisting of residential land and open land, with the type of soils grumusol. Based on the K-Means grouping analysis method, the areas with dry and very dry soil moisture values in the Cilutung Watershed tends to have physical characteristics of flat slopes, the type land use such as settlement, mixed dryland agriculture, open land and rice fields, with the soil types grumusol, latosol and andosol.

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library