Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ari Kusumawardhani
Abstrak :
ABSTRAK
Banjir merupakan salah satu masalah yang dihadapi kota Jakarta tiap tahunnya. Salah satu bentuk dari penanganan masalah banjir tersebut adalah pembangunan Kanal Banjir Timur. Kanal Banjir Timur diharapkan dapat mengurangi banjir pada kawasan Timur dan Utara Jakarta. Akan tetapi, pembangunan tersebut tidak langsung menjadikan kawasan tersebut bebas banjir. Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa dengan adanya kanal Banjir Timur, potensi genangan yang mungkin terjadi adalah di kawasan Cakung Lama Susanti, 2017 . Pada kenyataannya pada tahun 2017 masih ditemui genangan di kawasan Sunter terutama pada Kelapa Gading. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab genangan yang terjadi di kawasan tersebut, dengan cara mengevaluasi kapasitas saluran di sistem drainase mikro Kelapa Gading menggunakan permodelan hidrologi HEC-RAS dan Win-TR. Hasil simulasi yang dilakukan diketahui bahwa beberapa saluran drainase mikronya tidak dapat menampung debit banjir yang ada, sehingga mengakibatkan genangan di beberapa daerah di Kelapa Gading. Berdasarkan hasil tersebut dapat disinpulkan bahwa Sistem Drainase Mikro pada kawasan tersebut tidak efektif dalam menampung debit banjir yang ada.
ABSTRACT
Flood is one of the problems that Jakarta is facing almost annually. To handle the issue, the government took an action to build East Flood Canal. The canal construction is expected to reduce flood especially in the east and north region of Jakarta. However, the construction did not make the area immediately free of flood risk. Previous study Susanti, 2017 showed that even with the existence of East Flood Canal, potential inundations may still happen, specifically in Cakung Lama area. In 2017 there were still several inundation points in Sunter area, especially in Kelapa Gading. This research aims to identify the cause of inundations in the area by evaluating channel capacity in micro drainage system in Kelapa Gading using hydrological model HEC RAS and WinTR. The simulations result showed that several channels in the system cannot accommodate the inflow, hence causing inundation in some areas in Kelapa Gading area. According to the simulation results, it can be concluded that the Micro Drainage Sysrem in Kelapa Gading is not effective to accomodate the inflow from local rain.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Maysriwigati Mustafa
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang Implikasi pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun terhadap Pengelolaan Rumah Susun dalam Masa Transisi di Rumah Susun Kelapa Gading Square Jakarta Utara. Pertama, belum adanya peraturan pelaksanaan dari pengaturan mengenai masa transisi. Kedua, tidak adanya sanksi bagi pelaku pembangunan yang melewati jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun masa transisi sebagaimana diatur dalam Pasal 59 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun. Ketiga, belum adanya ketentuan yang mengatur kapan pelaku pembangunan berkedudukan sebagai pemilik sarusun yang belum terjual. ......This thesis discuss about the implication of the implementation of Law Number 20 of 2011 regarding Apartment in relation to the management of the apartment in the transition period at the Kelapa Gading Square Apartment, located at North Jakarta which covers firstly the non existence of implementation devices regarding to the provision of transition period. Secondly, there is no sanction for the developer which has exceeded limit of the period of transition for one year as stipulated in article 59 para 2 of Law Number 20 of 2011 regarding Apartment. Thirdly, there is not any regulation which stipulates when does the developer become the owner of the apartment's unit which has not been sold.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T31324
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sukadi
Abstrak :
Indek standar pencemaran udara DKI Jakarta, parameter kritis terbanyak di Kelapa Gading. Untuk mengestimasi risiko kesehatan dilakukan analisis risiko kesehatan PM10 dan SO2 di Kelapa Gading. Konsentrasi risk agent diperoleh stasiun pemantau udara BPLHD DKI Jakarta selama 365 hari. Berat badan, waktu pajanan diukur dari 80 responden. Estimasi risiko kesehatan dinyatakan dalam RQ, dihitung dari intake risk agent dan dosis referensinya. Risiko kesehatan dianggap berisiko bila RQ>1. Hasil penelitian menunjukkan RQ PM10 dan SO2 pajanan realtime tidak berisiko. Pajanan lifespan konsentrasi maksimum PM10 berisiko terhadap kesehatan populasi. Konsentrasi PM10 diturunkan hingga 130 μg/m3,merupakan batas aman untuk semua pupolasi
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Wahyu Untari
Abstrak :
Konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi sebesar 72% terhadap emisi GRK global sehingga diperlukan upaya pengendalian, salah satunya melalui studi jejak karbon rumah tangga. Penelitian yang dilakukan di Kecamatan Kelapa Gading ini bertujuan untuk menghitung rata-rata jejak karbon rumah tangga di Kecamatan Kelapa Gading, mengidentifikasi aktivitas dan faktor yang mempengaruhi jejak karbon rumah tangga tersebut, serta memberikan rekomendasi pengendalian jejak karbon rumah tangga. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan kalkulator Carbon Footprint Ltd. yang memperhitungkan aktivitas konsumsi energi, transportasi, serta konsumsi barang dan jasa. Pengumpulan data dilakukan secara random-purposive sampling menggunakan kuesioner dimana data kemudian dianalisis secara statistik deskriptif dan regresi linear berganda. Penelitian dilakukan selama masa pandemi COVID-9 dengan pemberlakuan kebijakan PPKM tingkat 3. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh rata-rata jejak karbon rumah tangga di Kecamatan Kelapa Gading sebesar 1,77 MT CO2e per rumah tangga per bulan dengan dominasi oleh sektor energi (0,71 MT CO2e per rumah tangga per bulan) diikuti oleh sektor konsumsi barang dan jasa (0,66 MT CO2e per rumah tangga per bulan) serta transportasi (0,4 MT CO2e per rumah tangga per bulan). Jejak karbon rumah tangga tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain penghasilan keluarga (r = 0,54 ; Sig = 3,45 x 10-9), ukuran keluarga (r = 0,31 ; Sig = 0,02), dan pola makan (r = 0,37 ; Sig = 0,01). Penghasilan keluarga menunjukkan korelasi yang sedang (r = 0,54) terhadap jejak karbon rumah tangga sementara ukuran keluarga (r = 0,31) dan pola makan (r = 0,37) menunjukkan korelasi yang rendah terhadap jejak karbon rumah tangga. Beberapa rekomendasi pengendalian jejak karbon rumah tangga yang ditawarkan antara lain pembuatan kebijakan konsumsi energi, optimasi penggunaan sumber energi terbarukan, konsumsi ekoefisien, serta perubahan gaya hidup rumah tangga yang intensif karbon. ...... Household consumption contributes 72% to global GHG emissions. Thus, control efforts are needed, one of which is through a household carbon footprint study. This research, which was conducted in Kelapa Gading District, aims to calculate the average household carbon footprint in Kelapa Gading District, identify activities and factors that affect the household's carbon footprint, and provide recommendations for controlling the household carbon footprint. Calculations were made using a calculator from Carbon Footprint Ltd. which takes into account the energy consumption, transportation, and consumption of goods and services activities. Data was collected using a random-purposively using questionnaire where the data were then analyzed using descriptive statistics and multiple linear regression. The study was conducted during the COVID-9 pandemic with the implementation of the PPKM level 3 policy. Based on the results of the study, the average household carbon footprint in Kelapa Gading District was 1.77 MT CO2e per household per month with the dominance of the energy sector (0 ,71 MT CO2e per household per month) followed by the consumption of goods and services sector (0.66 MT CO2e per household per month) and transportation (0.4 MT CO2e per household per month). The household's carbon footprint was influenced by several factors, including household income (r = 0.54 ; Sig = 3.45 x 10-9), household size (r = 0.31 ; Sig = 0.02), and diet (r = 0.37 ; Sig = 0.01). Household income showed a moderate correlation (r = 0,54) to the household carbon footprint while household size (r = 0,31) and diet (r = 0,37) showed a low correlation to the household carbon footprint. Several recommendations for controlling household carbon footprints were offered, including making energy consumption policies, optimizing the use of renewable energy sources, eco-efficient consumption, and changing carbon-intensive household lifestyles.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Suhendar
Abstrak :
Perumahan Kelapa Gading adalah perumahan yang ideal, ditinjau dari segi penataan lingkungan, tataruang, kenyamanan, keindahan, keamanan dan kelengkapan fasilitas umum, semuanya tersedia bagi terselenggaranya kebutuhan hidup masyarakat dan terkesan disiapkan dengan baik oleh pengembangnya. Saat ini wilayah yang menjadi perumahan Kelapa Gading telah menjadi Kecamatan tersendiri dan menjelma menjadi salah satu permukiman eksklusif di Jakarta layaknya seperti "kota mandiri". "Kota mandiri" tersebut merupakan perumahan real estate yang dibangun oleh pengembang PT Summarecon Agung, PT Nusa Kirana, PT Bangun Cipta Sarana, PT Gading Pratama, PT Pegangsaan Indah, ditambah 6 apartemen (4 apartemen sudah dihuni dan 2 belum selesai dibangun). Penduduknya (dilihat dari segi perekonomian) adalah masyarakat "menengah keatas mayoritas keturunan Cina, yang merupakan masyarakat pendatang yang membeli rumah dan menetap di perumahan tersebut. Mata pencaharian penduduknya umumnya di bidang niaga, yaitu sebagai pedagang/ wiraswasta di bidang barang/ jasa, adapula sebagai pekerja kantor baik swasta maupun sebagai Pegawai Negeri/ TNI/ Pori. Lingkungan RT 011 RW 012 yang terdapat di tengah-tengah perumahan tersebut, merupakan satu permukiman yang terdiri dari 2 blok perumahan yang terdiri dari 71 unit rumah, dihuni oleh 66 Kepala Keluarga. Tata kehidupan masyarakat permukiman tersebut, terlihat sama dengan tata kehidupan masyarakat perkotaan pada umumnya. Tinjauan tentang tata kehidupannya yang tampak sama dengan masyarakat perkotaan, dapat dilihat dari beberapa teori tentang kehidupan masyarakat perkotaan, antara lain dapat dilihat dari aspek gaya hidup, aspek psikologis dan aspek ciri-ciri kehidupan masyarakat perkotaan, sesuai dengan pendapat With tentang "Urbanism as a Way of Life" dan Stanley Milgram tentang konsep "overload' dalam "The Experience of Living in Cities". Masyarakat di RT 011 RW 012 sebagai suatu komuniti (community) ditandai dengan adanya interaksi sosial melalui hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat tersebut. Selain itu ciri-ciri kehidupan individualisme dan mementingkan privacy, tampak menonjol dalam kehidupan sehari-hari komuniti permukiman terebut dan memainkan peranan panting dalam proses pembentukan keteraturan sosial masyarakat baru perumahan tersebut yang tergolong belum lama dibangun. Corak keteraturan sosial yang terdapat dalam kehidupan komuniti permukiman ini, terbentuk karena adanya interaksi sosial, yang terwujud dalam tindakan-tindakan individu dan atau kelompok warga setempat, dan tindakan tersebut dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi tindakan yang berpola, dan menjadi pedoman-pedoman bagi mereka dalam tata pergaulannya, dan akhirnya terbentuk menjadi suatu corak keteraturan sosial. Penulisan tesis ini, akan menggambarkan corak keteraturan sosial yang ada di dalam kehidupan komuniti permukiman real estate khususnya di RT 011 RW 012 Kelurahan Pegangsaan Dua, yang dilihat dalam kehidupan mereka sehari-hari, di dalam kehidupan perekonomian, kehidupan sosial dan pranata pengamanannya.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suherman
Abstrak :
ABSTRAK Masalah Sekitar 51% penduduk kota Jakarta tergolong berpenghasilan rendah tidak tetap yang diperoleh dari kegiatan sektor informal. Untuk memenuhi kehidupan manusiawinya mereka membutuhkan bidang tanah untuk membangun rumah sebagai tempat berlindung dan melakukan berbagai kegiatan. Namun pada kenyataannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut sulit dapat diwujudkan. Hal ini selain disebabkan keterbatasan kemampuan yang dimilikinya, dilain pihak pemerintahpun belum marnpu menyediakan papan bagi golongan penduduk ini. Dengan belum terpenuhinya kebutuhan papan yang sangat mendasar ini maka mereka berupaya dengan berbagai cara untuk memperoleh bidang tanah demi mempertahankan keberadaannya. Mereka tanpa menghiraukan berbagai risiko yang akan terjadi, dengan modal keberanian menyerobot bidang tanah kosong di berbagai bagian wilayah kota. Adapun bidang tanah yang sering diserobot pada umumnya bidang tanah yang diperuntukan sebagai kawasan Huang Terbuka Hijau (RTH) kota yang diterlantarkan oleh pemiliknya. Lemahnya pengawasan, pemantauan dan penindakan balk preventip maupun represip secara berkesinabungan. yang dibuktikan dalam bentuk nyata di lapangan, maka Para penyerobot merasa aman untuk membangun huniannya dan melakukan berbagai kegiatan lainnya. Dengan demikian maka kawasan RTH yang merupakan kawasan bebas bangunan ini secara bertahap telah ditumbuhi bangunan liar yang pada akhirnya membentuk kawasan kumuh dengan berbagai dampaknya . Kebijaksanaan pemerintah dalam rangka pemerataan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, ternyata telah memasuki kawasan kumuh ini. Hal ini terbukti dengan dibangunnya berbagai sarana dan prasarana baik dalam bentuk fisik maupun non fisik seperti jalan orang, sekolah, tempat ibadah dan berbagai kelembagaan. Ternyata pembangunan yang telah dilaksanakan pemerintah di kawasan ini telah menimbulkan persepsi yang berbeda antara pemerintah dengan masyarakat penghuni kawasan kumuh. Pemerintah membangun berbagai sarana dan presargna terse-but, sebagaimana telah dikemukakan, adalah dalam rangka pemerataan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan tidak ada kaitannya dengan upaya pemerintah untuk melegalisasikan kawasan terlarang ini (RTH) menjadi kawasan pemukiman resmi sesuai rencana kota. Dengan demikian tetap pemerintah akan menggusur kawasan tersebut bila rencana yang ada di kawasan kumuh tersebut akan dilaksanakan. Sebaliknya para penghuni kawasan kumuh tersebut mengartikan bahwa pembangunan yang telah dilaksanakan pemerintah merupakan contoh yang patut ditiru. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa pemerintah tidak mungkin memberi contoh membangun pada kawasan terlarang yang akhirnya harus digusur dan berdampak akan merugikan sernua pihak. Dengan berpegang pada persepsi yang berbeda ini dan belum dilaksanakannya secara nyata penggusuran bangunan yang telah terbangun di kawasan terlarang ini, maka masyarakat penghuni kawasan ini merasa aman sehingga enggan pindah. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mangenai kehidupan penghuni daerah kumuh penelitian berdasarkan jawaban atas pertanyaan penelitian yang ditujukan ke pada para responden dan observasi lapangan. Dari gambaran tersebut dapat dianalisis lebih lanjut dan faktor-faktor yang menyebabkan keengganan pindah para penghuni kawasan penelitianpun dapat diungkap. Diharapkan informasi dan masukan yang bersumber dari hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi perumus kebijakan dalam upaya menertibkan bangunan liar di kawasan terlarang. Kerangka Pemikiran 1. Mengetahui kengganan pindah dengan pendekatan persepsi para penghuni (responden) terhadap pembangunan fisik / non fisik yang telah dilakukan Pemerintah di daerah penelitian. 2. Mengetahui pola hubungan keengganan pindah dengan lingkungan buatan. 3. Mencari hubungan antara variabel keengganan pindah dengan variabel lingkungan buatan. 4. Menarik kesimpulan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keengganan pindah para penghuni (responden) daerah penelitian. Metode Penelitian Dengan mengacu kepada studi kepustakaan, maka tahapan penelitian yang dilakukan lebih lanjut adalah: 1. Menentukan daerah penelitian dengan mempertimbangkan tahapan perkembangan bangunan liar yang ada. 2. Sampel adalah Kepala Rumahtangga (KRT) atau Ibu Rumahtangga (IERT) sebagai pemilik, penyewa/pengontrak, petunggu atau pengisi rumah/bangunan dan berada di tempat pada saat penelitian dilakukan serta dapat memberikan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan. 3. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi lapangan, wawancara dan kuesioner. 4. Pengolahan data yang diperoleh melalui kuesioner dilakukan dengan metode analisis korelasi secara statistik dengan menggunakan uji x2 (kai kuadrat) dan koefisien kontingensi. 5. Hasil observasi lapangan dan wawancara digunakan sebagai dasar analisis kualitatif untuk melengkapi hasil pengolahan data secara.statistik. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan di daerah Ruang Terbuka Hijau (RTH) penelitian, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Terjaminnya rasa aman terhadap upaya pelaksanaan penggusuran dan adanya perbedaan persepsi antara Pemerintah dengan para penghuni (responden) daerah penelitian mengenai pembangunan yang telah dilaksanakan, mere pakan faktor utama yang menyebabkan keengganan pindah. 2. Terdapat perbedaan persepsi antara Pemerintah dengan para penghuni daerah penelitian (responden) mengenai pembangunan fisik/non fisik yang telah dilakukan Pemerintah sehingga menimbulkan sikap yang berbeda pula terhadap: a. Apakah daerah terlarang yang dihuninya akan digusur atau tidak digusur. b. Apakah daerah terlarang yang dihuninya telah dilegalisasi sebagai kawasan pemukiman resmi sesuai dengan rencana kota atau tidak. 3. Dari masing-masing sembilan kategori hubungan pengaruh responden terhadap lingkungan buatan (pembangunan yang dilakukan pemerintah di daerah penelitian) terhadap lingkungan sosial (keengganan pindah), berdasarkan pengukuran korelasi dan uji signifikasi terdapat empat hubungan pengaruh (+ 44,4%) yang berarti dengan derajat hubungan cukup. 4. Dalam upaya penertiban dan penataan daerah Ruang Terbuka Hijau (RTH), pemerintah atau pihak yang berkepentingan lebih banyak melaksanakan pendekatan dengan cara represip dari pada preventip. Kegunaan Hasil Penelitian Kegunaan hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan bagi perumus kebijakan dalam melakukan langkah dan upaya penertiban bangunan liar di kawasan terlarang. Disamping itu kegunaan lain dari hasil penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang sejenis. 2. Sebagai bahan gambaran masa lampau mengenai kondisi daerah penelitian terutama bagi generasi mendatang.
ABSTRACT The Problems About 51% of Jakarta population were low income group which got from informal sector. To satisfy their basic needs they need a piece of land to build the shelter and to do some activities. But in fact to satisfy its were difficult to be created because their abilities and the housing program for low income group built by Government also were limited. The impact of these problems they effort to scuat the vacant land neglected by the owner such as green belt area. The treaknes s of control, for and enforcement held by Government continuously, made the squatters felt be safe to build their shelters and to do another their activities. That is why .the green area as the forbidden territory, step by step to be grown by illegal huts -and the last it were able to create slum area with several impacts. The Government's policy to equal development for raising human welfare also had penetrated the alum area. It had been shown by the several structures or infra structures built there such as foot path, school, mosque, public 'TC and some institutions. In fact that development had been built by Government in the slum area made difference perception between Government and the occupants. e knew that Government built foot path, school, mosque etc., to increase human welfare. There is no idea that Government would legalized the slum area become housing area according to the city planning. So the Government would clear the illegal buildings (huts) if ideal plan in the slum area implemented. But in this case the occupants of slum area had another opinions that Government was impossible to build structure or infra structures in the forbidden territory. And also the Government was impossible giving an example to build something in the wrong place According to the difference perception and not implement to clear the illegal buildings occupied by squatters yet, so the occupants of slum area dislike to move. The Aims This study was intended to describe a life of the slum area occupants according to the questionnaire and observation. Also it can be further analyzed and some factors cause dislike (reluctant) of the slum area occupants to move was found. Some information and data of this study was useful for decision maker to clean The Basic Thinking 1. Knowing a dislike (reluctant) to move of the occupant in the slum area by approaching their perceptions and stand point its physical or non physical. development done by Government. 2. Knowing the pattern of correlation between dislike or reluctant to move and man made. 3. Finding out correlation between dislike (reluctant) to move variables and man made variables. 4. Make a conclusion to decide some factors affecting the dislike (reluctant) to move of occupants in the slum area. Method Of The Research Referring to the a library studies, this research done step as follows: 1. Deciding the research area by consideration of illegal building development observation. 2. The samples were household or housewife as an owner, tenant or occupant of the building whom was in charge while the research was doing and they were able to answer the questionnaire by responsible. 3. Data collection was got by field observation, inter-view and questionnaire. 4. Questionnaire's data processing was done by statistic with a correlation analysis method, using x2 (kai quadratic) test and contingency coefficient. 5. The result of field observation and interview, were used as a basic quality analysis to complete the result of statistic data processing. The Result of the Research The research had done in the slum area (green belt area of the bank Sunter river) got conclusion as follows: 1. Security feeling guaranty from the Government's effort of forcing to move and the difference perception between the occupant and Government about development done by Government in the slum area were main factors that support the occupant's moving reluctance. 2. There was a difference perception between Government and the occupant in the slum area about development built by Government that also appear difference stand points (attitudes) about: a. The slum area had been occupied by the squatters would be cleaned or not. b. The forbidden territory had been occupied by the squatters will be a legal residence or housing area according to the city planning. 3. Four of nine categories of correlation among impact of difference perception to the development built by Government and reluctant to move (social environment) according to the x2 (kai quadratic) test and contingency coefficient had significant correlation in fair level. 4. The Government was done more repressive than preventive in control and straightening the slum area or green belt area out effort. Usage of the Result The usage of this research was expected to be input for the policy maker in straightening illegal buildings out effort. Another the usage this research were ; 1. As a basic information to develop the identical knowledge. 2. As a illustration slum condition specially for future generation. Pages : 27 introductory pages + 171 content pages ; illustration; 46 tables, 10 figures, 7 appendices.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Riama Rotua
Abstrak :
Tax is one of source of national revenue. Target and realization of national tax revenue increased year by year. Directorate General of Taxes implemented taxpayer extensive activity as an effort to increase tax revenue. In this way, the first result is adding the number of taxpayer, and later will increasing the number of tax revenue significantly. This research is doing to evaluate the taxpayer extensive activity as an effort to increase tax revenue at Tax Service Office (KPP) Jakarta Kelapa Gading. KPP Jakarta Kelapa Gading is taken as a research object because the increasing target of tax revenue and number of new taxpayer significantly year by year. Also in working area of KPP Jakarta Kelapa Gading could be seen that economic infrastructures and real estates growth rapidly. The objectives of this research are knowing the procedures of taxpayer extensive activity at KPP Jakarta Kelapa Gading, explaining and analyzing the implementations of taxpayer extensive activity in order to get the certain objectives, explaining the problems that appears in this activity and analyzing the efforts to handle them. Descriptive analysis method is used in this study. Collecting data is doing by library research and field research by interviewing the competent informant. This study concluded that taxpayer extensive activity has done according to the rules. The increasing target of new taxpayer and tax revenue from new taxpayer could be reach. But the compliance level of taxpayer is still low because only a few of new taxpayer that paying and reporting tax to KPP Jakarta Kelapa Gading. In implementation of taxpayer extensive activity in KPP Jakarta Kelapa Gading officials found some problems, but they have done some efforts to handle it. If taxpayer extensive activity could be done as goad as possible and supported by relationship institutes, we hope that the number of new taxpayer could increase followed by increasing tax revenue and tax compliance from the new taxpayers.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14147
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Utama Widya
Abstrak :
Saat ini mal bukan Iagi tempat untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari seperti pada awalnya berdiri. Mai saat ini menjadi salah satu tempat tujuan untuk menghilangkan kejenuhan, tempat untuk bertemu, berbincang-bincang dan lainnya yang dahulu belum terpikirkan hal tersebut dilakukan di pusat perbelanjaan. Karya akhir ini akan melihat fenomena perilaku konsumen dan hubungannya dengan Integrated Marketing Communications. Mal Kelapa Gading merupakan salah satunya dimana dahulu hanya memiliki fasilitas untuk berbelanja memenuhi kebutuhan masyarakat sekitarnya dan sekarang menjadi tempat bergaul anak-anak muda. Karya akhir ini memiliki tiga tujuan utama, tujuan yang pertama yaitu melihat dan kemudian menganalisa komunikasi pemasaran dalam hal ini Integrated Marketing Communications (MC) manajemen Mal Kelapa Gading yang telah dilakukan, tujuan kedua yaitu melihat pangaruh IMC yang dilakukan manajemen dengan perilaku konsumen yang ada saat ini. Sedangkan tujuan yang terakhir adalah melihat apakah dengan adanya Mal Kelapa Gading membawa pengaruh terhadap rni.nat membeli di kawasan Kelapa Gading. Karya akhir ini menggunakan metode eksploratory untuk mencari bahan rujukan dari berbagai sumber agar dapat mendalami permasalahan yang akan diteliti dan deskriptif yang digunakan untuk menjelaskan hasiI dari penelitian secara terstruktur dan sistematis. Jumlah responden valid sebagai sampel sebesar 202 orang, pembagian kuesioner menggunakan Non probability sample. Analisa dalam penelitian ini menggunakan cross tabulation, regresi, validitas dan reliabilitas, dan Importance Performance Analysis. Untuk melihat dan manganalisa IMC yang dilakukan manajemen Mal Kelapa Gading digunakan Importance Performance Analysis yang membandingkan secara langsung 19 atribut IMC untuk harapan konsumen dengan kinerja yang diberikan manajemen_ 1-Iasil penelitian ini cukup baik dengan nilai harapan (importance) rata-rata sebesar 3,96 poin dan kinerja (performance) sebesar 3,31 yang mempunyai jarak tidak terlalu jauh yaitu sebesar 0,65 poin dari skala 5. Terdapat 10 atribut dimana kinerja sudah mendekati apa yang diinginkan oleh konsumen (kuadran I), dan hanya terdapat I atribut dimana manajemen mal memiliki kinerja yang rendah dan konsumen mempunyai harapan yang tinggi (kuadran II) yaitu konsumen mengharapkan iklan MKG yang lebih informatif dan berguna. Selain itu terdapat pula atribut yang mempunyai harapan yang tidak terlalu tinggi dari konsumen dan memang manajemen juga memberikan kinerja yang tidak tinggi pula (kuadran III) sebanyak 6 atribut dan terdapat 2 atribut dimana mal memberikan kinerja yang cukup balk dibandingkan dengan harapannya. Analisa regresi juga dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perilaku konsumen dipengaruhi oleh komunikasi pemasaran Mal Kelapa Gading. Terdapat lima hipotesis dalarn melakukan analisa ini, maka terdapat lima variabel tidak bebas perilaku konsumen yang dipengaruhi oleh 19 variabel bebas komunikasi pemasaran. Variabel tidak bebas tersebut didapatkan dari basil in-depth interview dengan pengunjung dan memberikan 5 basil terbanyak untuk tindakan yang dilakukan pada saat berada di mal. Hasil analisa regresi yang memiliki lima hipotesis menunjukkan bahwa kelima perilaku konsumen yaitu berbelanja, makan, nonton bioskop, melihat pertunjukkan, bertemu dan berbincang-bincang di mal dipangaruhi secara signifikan oleh IMC yang dilakukan manajemen Mal Kelapa Gading yang diwakili oleh 19 variabel bebas. Perilaku berbelanja sangat dipengaruhi positif oleh adanya promosi yang menarik dan adanya event di mal, walaupun terdapat faktor lainnya yang berpangaruh terhadap minat belanja ini. Perilaku makan di mal sangat dipangaruhi oleh adanya event yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen, dan memang ha! ini terbukti setelah adanya event pengunjung tidak langsung pulang rnelainkan sekaligus berjalan-jalan di ma! dan kemudian mencari makan. Perilaku nonton bioskop sangat dipangaruhi oleh adanya promosi menarik yang dilakukan manajemen, seperti adanya potongan harga tiket masuk. PeriIaku untuk melihat pertunjukkan dipengaruhi oleh event yang sesuai dengan harapan dan promosi yang menarik. Sedangkan perilaku terakhir untuk bertemu dan berbincang-bincang di mal dipangaruhi secara event yang sesuai harapan dan promosi yang menarik. Masih terdapat beberapa faktor lainnya yang berpangaruh dalam perilaku konsumen namun tidak terialu signifikan. Untuk tujuan terakhir yaitu melihat apakah Mal Kelapa Gading memberikan pengaruh minat berbelanja di kawasan Kelapa Gading itu sendiri dilakukan dengan analisa deskriptif melalui perhitungan frekuensi. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebanyak 74,3% menyatakan ingin ke kawasan Kelapa Gading setelah ke Mal Kelapa Gading dengan tujuan (diurutkan dari yang paling besar minatnya) mencari restoran, mal lainnya, karaoke, salon, kursus, rumah sakit dan ke showroom mobil selebihnya menjawab lainnya. Sedangkan dari motivasi yang ada pengunjung ingin ke kawasan Kelapa Gading yaitu (diurutkan dari yang paling besar) ingin marimba yang bare, tidak ada di MKG, mendapat info, lebih nyaman, lebih murah dan lebih bagus, se[ebihnya menjawab lainnya. Hasil dari penelitian karya akhir ini memberikan beberapa pengetahuan bail( bagi manajemen Mal Kelapa Gading, bagi peneliti dan bagi masyarakat umum & akademisi. Bagi manajemen Mal Kelapa Gading tenlu saja dapat merupakan kajian ulang terhadap apa yang telah dilakukan dan diharapkan dapat menutup "kekurangan" dari tindakan komunikasi pemasarannya. Bagi peneliti, karya akhir ini "membuka mata" bahwa !MC yang dilakukan raempunyai efek yang cukup luar biasa terhadap pembentukkan perilaku konsumen dan kelangsungan mal itu sendiri. Bagi masyarakat umum dan para akademisi, hal dapat semakin memperjelas bahwa perilaku konsumen tidak serta merta berubah dengan cepat tanpa adanya stimulasi komunikasi pemasaran dari perusahaan dan contoh yang nyata adalah perubahan perilaku konsumen yang cukup drastis pada Mal Kelapa Gading dalam kurun waktu hanya kurang Iebih 10-15 tahun.
Nowadays, malls are not anymore places for shopping like in the first planned. Today, malls become one of the places to reduce stress, meet colleagues, chat with friends, which are we never thought to do in malls before. This thesis will look deep about the relationship of phenomena of consumer behavior and Integrated Marketing Communications. Kelapa Gading Mall is one of the malls which was facilitate only shopping needs and its become into hang-out place for teenagers lately. This thesis emphasizes three purposes. The first purpose is to see and analyze marketing communication, in this case, IMC have been done by MKG management. The second purpose is to see about IMC effect which has been done by MKG management recently. The final purpose is to see whether MKG brings buying effect in Kelapa Gading areas. The writer uses exploratory method to find the materials from any other sources in order to deepen the problem which will be looked closely at and the descriptive method which is used to explain the result of research in structured and systematic way_ The amount of valid respondents is 202 samples. The distribution of questionnaire used non probability sample. In this research used cross tabulation analysis, regression analysis, validity and reliability, and Importance Performance Analysis (IPA). To see and analyze IMC that have been done by MKG management, we use IPA which compare 19 attributes of IMC between consumer importance?s with management's performance. This result of the research is good with mean score; 3, 96 points and performance score for 3, 31 points. The gap is not far that is only 0, 65 points from 5 scales. There are 10 attributes where the performance is near with consumer's demand (I" quadrant), and only one attribute where the mall management has low performance and the high importance of consumer (2"d quadrant) is about advertisement of MKG to be more informative and useful. Besides that, there are attributes that have importance not too high from the consumer and the management gives performance at the same level (3rd quadrant) in 6 attributes and there are 2 attributes where the mall gives quite good performance than the importance. Regression analysis was done in order to know the relationship between consumer behaviors affected by marketing communication of MKG. There are 5 hypotheses to analyze this, so those are 5 tied variables of consumer behavior which affected by 19 independent variables marketing communication. Those tied variables got from the result of in-depth interview with customer and it given the most 5 results for action that had been done at the mall. The result of regression analysis has 5 hypotheses which point in 5 consumer behaviors, shopping, eating, watching movie, enjoying performances, meeting and chatting with friends at the mall affected significantly by IMC which have been done by management of MKG presented by 19 independent variables. Shopping behavior is the most positive affect in interesting promotions and events at the mall. Nevertheless there are others factor that affects this behavior. For eating behavior in the mall is so affected by the events that are demanded by the consumers, and it was proven that after events played, costumers do not go straight home, but they might take a walk and then eat some food For watching movie behavior, it was so affected by interesting promotion which has been done by management of MKG. For example, the reduction price for the ticket. The behavior of seeing performances is affected by interesting events and promotions. The last behavior is to meet and chat with friends at the mall is affected by the interesting Events and promotions either. There are still some factors that affects consumer behavior but those are not too significant. For the last purpose is to see whether MKG gives affect for shopping in Kelapa Gading areas which have been done by descriptive analysis with frequency counting. The result of this research is 74,3% wants to go to Kelapa Gading areas after visit MKG, the reasons are from the biggest score) look for restaurants, other malls, karaoke, salon, courses, hospitals, car showrooms, and the others answer other option. Moreover, the other consumers are motivated to visit Kelapa Gading areas (from the biggest score) are to try something new that is not available in MKG, get more information, more comfortable, cheaper and better that MKG, and the others answer other options. Finally, the result of this research gives some information, not only for management of MKG, the writer, and societies but for academicians too. This research can also be considered as feedback to management of MKG in order to what they have been done and be expected to cover their destitute of marketing communication. In writer's opinion, this thesis makes vision wide about what IMC have been done affects great effect to curve the consumer behavior and for the mall itself Nevertheless, for the societies and academicians, those things are to clear that the consumer behavior is not change rapidly without stimulation of marketing communication from the company and the real example is the drastically changing of consumer behavior in MKG in term of 10-15 years.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainun Najibah Bhaskara
Abstrak :
Penelitian ini bertolak dari adanya kebutuhan akan pemahaman tentang goal orientation yang dimiliki oleh peserta didik kursus bahasa lnggris dan hubungan goal orienzarion dengan prestasi belajar. Tingginya minat masyarakat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lnggris dapat dilihat dari banyaknya anggota masyarakat yang mengikuti kursus di berbagai lembaga bahasa yang ada, khususnya di kota Jakarta. Selain motivasi, seseorang yang ikut bahasa lnggris juga mernbutuhkan waktu dan dana khusus. Biasanya faktor dana inilah yang kerap menjadi hambatan bagi seseorang untuk ikut kursus bahasa lnggris di suatu lembaga bahasa, sehingga mereka yang dapat mengikuti kursus seyogyanya benar-benar memanfaatkan dan menggunakan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya. Namun demikian, menurut pengamatan peneliti, masih banyak peserta didik kursus bahasa lnggris di LBPP-LIA Kelapa Gading yang tampak tidak menggunakan kesempatan yang mereka miliki_ Dalam Syah (1997) disebutkan beberapa faktor psikologis yang dianggap memberi pengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik, salah satunya adalah motivasi. Adapun goal yang dimiliki oleh seseorang dapat memotivasi untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya dalam belajar. Oleh karena itu, peneliti merasa bahwa goal orientation penting unmk diteliti karena diduga memiliki hubungan dengan prestasi belajar seseorang. Selain itu, peserta didik di LBPP-LIA terdiri dari berbagai macam status (pekerjaan) yaitu antara lain pelajar SLTA, mahasiswa dan karyawan, sehingga peneliti pun ingin pula rnengetahui bagaimana goal orientation dan prestasi belajar bahasa lnggris yang dimiliki mereka. Penelitian dilakukan terhadap peserta didik kursus bahasa lnggris di LBPP-LIA Kelapa Gading program General English (Basic l-4 dan Intermediate I-4) dan English for Special Purposes (CV starter, CV l-4). Sampel berjumlah 120 orang yang di peroleh dengan teknik purposive dan simple random sampling. Data tentang prestasi belajar peserta didik menggunakan nilai written test yang diberikan setiap akhir term- Adapun data tentang goal orientation diperoleh dari kusioner goal orientation yang disusun oleh peneliti. Analisis data dilakukan dengan ANOVA dan Pearson Product Moment, sedangkan pengolahan data dilakukan dengan memanfaatkan program SPSS (Statistic Package for Social Science). Penelitian ini menunjukkan bahwa hanya satu hipotesis penelitian yang diterima yaitu ada perbedaan yang signinikan mengenai work-avoidant goal orientation yang dimiliki peserta didik yang berstatus belajar SLTA, mahasiswa dan karyawan Pelajar SLTA menjadi kelompok yang memiliki skor work-avoidant goal orientation tertinggi dibanding clua kelornpok lainnya. Artinya, sebagian besar pelajar SLTA tidak termotivasi untuk mengikuti kursus bahasa Inggris. Untuk penelitian Iebih lanjut disarankan agar melakukan penelitian di beberapa cabang lembaga bahasa namun masih di bawah satu yayasan. Cara pengambilan sampel penelitian hendaknya menggunakan satu teknik yang sama, dan jurnlah sampel yang diambil hendaknya lebih besar Iagi sehingga hasilnya lebih dapat menggambarkan populasi. Selain itu level sampel juga seyogyanya sama untuk seluruh kelompok status. Dalam penelitian selanjutnya disarankan untuk mempersingkat instrumen penelitian dengan Cara mengurangi jumlah item pemyataan di tiap-tiap bagian goal orientation yang dirasa tumpang tindih. Hendaknya dalam penelitian Iebih lanjut dimasukkan faktor kecerdasan sebagai variabel pengontrol karena faktor kecerdasan memiliki peran terhadap prestasi belajar seseorang.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roslina Verauli
Abstrak :
Anak usia sekolah menjadikan kakak sebagai model yang ditiru tingkah lakunya (Strommen dkk., 1983; Dacey & Travers, 1996). Penelitian D?Amico dan Fromme (1997) menunjukkan bahwa persepsi terhadap tingkah laku kakak berpengaruh pada tingkah laku adik. Dari sini peneliti tertarik untuk mengetahui apakah penelitian mereka juga dapat diterapkan pada motif berprestasi, sehingga akhirnya peneliti memutuskan untuk mengetahui apakah persepsi terhadap motif berprestasi kakak berhubungan secara signifikan dengan motif berprestasi anak usia sekolah.

Penelitian dilakukan pada 45 siswa kelas IV SD Islam Al-Azhar dengan menggunakan teknik incidental sampling. Setiap subyek dalam penelitian memperoleh dua kuesioner, yaitu; kuesioner persepsi terhadap motif berprestasi kakak dan kuesioner motif berprestasi. Data penelitian diolah dengan menggunakan teknik coefficient alpha dari Cronbach dan teknik korelasi dari Pearson Product Moment yang ada pada program SPSS for MS Windows release 9.01.

Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa persepsi terhadap motif berprestasi kakak berhubungan secara signifikan dengan motif berprestasi anak usia sekolah, dengan korelasi sebesar 0,314 pada l.o.s, 0,05. Artinya, motif berprestasi kakak dapat meramalkan 31,4% motif berprestasi adiknya, dengan kemungkinan 5% dari jumlah kasus yang ada menyimpang dari peramaIan.

Sehingga dapat dikatakan, salah satu cara yang efektif untuk dapat memiliki anak-anak bermotif prestasi tinggi adalah dengan meningkatkan motif berprestasi kakaknya terlebih dahulu.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2836
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>