Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Budi Haryanto
Abstrak :
Kualitas permukaan produk hasil proses pemesinan adalah salah satu parameter penting dalam proses manufaktur. Metode yang paling umum untuk mengukur nilai kekasaran permukaan adalah metode kontak mekanik antara pergerakan jarum dengan permukaan produk. Metode ini memiliki banyak kelemahan karena bisa merusak permukaan poduk dan cenderung lama. Untuk itu maka dikembangkan teknologi optik-elektrik yang mampu mengevaluasi kekasaran permukaan berdasarkan image hasil identifikasi kamera digital. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi fitur permukaan produk hasil pemesinan turning dan melakukan analisa korelasi dengan nilai kekasaran rata-ratanya (Ra). Material yang diuji adalah carbonsteel dengan diameter 20 mm dan panjang 100 mm sejumlah 10 sampel. Pengukuran kekasaran rata-rata (Ra) memakai stylus-profile meter. Identifikasi profil permukaan menggunakan kamera digital Canon EOS 350D yang terhubung pada mikroskop dengan perbesaran 100 kali. Pencahayaan yang digunakan adalah 10 buah LED warna putih dengan sudut pencahayaan sebesar 45°. Software yang digunakan untuk melakukan image processing adalah Matlab. Hasil yang dicapai menunjukan adanya pola yang khas pada image berupa garis hitam dan putih yang bervariasi. Lebar garis putih, jarak antar garis putih dan grafik histogram warna menunjukan adanya korelasi dengan nilai kekasaran rata-ratanya. ......Surface quality of machined-part is an important parameter in manufacturing process. Recently, measuring of surface roughness is commonly performed by mechanical contact between stylus and product surface. However, this method is not fast enough and can potentialy damage the product. Therefore, a different method, which is used here, relied on optic-electric relationship has been developed based on digital camera images. The objective of current study is to identify the surface features of turned-parts machining and their correlation with respect to Roughness average (Ra) of stylus-profile meter. Ten samples of carbonsteel specimen, i.e., 100 mm length and 20 mm wide, are used during experiment. The identification of surface features is done by Canon EOS 350D digital camera and 100 times microscope magnification using 10 white LED and 45 degrees angle lighting. Sample images produced by the identification is then processed in Matlab. Finally, a unique pattern, i.e., black and white line, can be observed on the processed images which indicates correlation with roughness average.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26186
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Budi Pradana
Abstrak :
Laser merupakan sumber cahaya yang memiliki sifat koheren dan intensitas yang tinggi dibanding dengan sumber cahaya yang lain. Apabila permukaan kasar disinari oleh sinar laser maka akan terbentuk pola-pola speckle, hal ini terjadi karena adanya hamburan sinar laser pada permukaan kasar. Pola laser speckle menyimpan banyak informasi, salah satunya adalah tingkat kekasaran permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kekasaran permukaan pada suatu logam, untuk itu dibuat perangkat sederhana untuk pengambilan citra spekle yang terdiri dari sumber laser dan kamera CMOS . Untuk mengolah pola speckle digunakan pengolahan gambar digital dengan menggunakan analisis grey level cooccurrence matrix (GLCM). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah logam nickel yang diproses dengan cara gerinda (flat grinding). Untuk mengkalibrasi sistem pengukuran digunakan 6 spesimen standar dari Insize Surface Roughness Comparator dengan tingkat kekasaran permukaan berbeda. Hasil yang didapatkan menunjukan adanya korelasi yang baik antara tingkat kekasaran dan fitur Contrast dan Homogeneity yang dihasilkan oleh analisis GLCM. Pengujian keakuratan dan kepresisian dari sistem pengukuran ini juga telah dilakukan dalam penelitian ini, dengan tingkat akurasi mencapai 96% dan kepresisian sebesar 97%. Selain mempunyai kepresisian dan keakuratan yang relatif baik, sistem pengukuran ini memiliki beberapa kelebihan lain, yaitu mempunyai sifat non-kontak, portabel, dan mudah digunakan.
Speckle patterns will be formed, this occurs because of the scattering of laser light on a rough surface. The speckle laser pattern holds a lot of information, one of which is the level of surface roughness. This research study aims to measure the level of surface roughness in a metal plate. For that purpose, a simple system has been developed to acquire laser speckle images generated from a metal surface that is illuminated by laser. This system consists of laser sources and CMOS cameras. In order to process the speckle patterns, a digital image processing algorithm is used based on Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM) analysis. The sample used in this study is nickel metal which is processed by flat grinding. To calibrate the measurement system used 6 standard specimens with different surface roughness levels. The results obtained show a good correlation between the level of roughness and contrast features generated by the GLCM analysis. The testing for the accuracy and precision of this measurement system has also been carried out in this study, with accuration rate up to 96% and 97% of precision rate.This measurement system has several other advantages, which are non-contact, portable and easy to use.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolanda Rudy Johan
Abstrak :
Kebutuhan akan produk yang terminiaturisasi telah meningkat tinggi di era konsumer dengan tuntutan tinggi dan dengan tren yang selalu berubah. Hal ini juga yang membuat perkembangan teknologi mikromanufaktur terjadi secara cepat untuk memenuhi kualitas produk yang diinginkan. Salah satu dari teknologi yang dikembangkan ini yaitu ultrasonic vibration assisted machining (UVAM). UVAM berbeda dengan pemesinan konvensional dikarenakan adanya fenomena engage -disengage dari alat potong terhadap benda kerja. Fenomena engage-disengage menghasilkan geometri chip yang berbeda, sehingga menghasilkan permukaan hasil pemesinan yang berbeda juga. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana UVAM dapat memberikan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan pemesinan konvensional. Pendekatan yang dilakukan yaitu dengan menghitung posisi cutting edge relatif terhadap benda kerja, baik itu sebelum maupun setelah diaplikasikannya getaran. Simulasi model teoritis dibuat dan dipresentasikan dengan menggunakan MATLAB. Tidak hanya parameter pemotongan dan parameter getaran saja, pengaruh fitur geometri cutting edge juga dipertimbangkan dalam penelitian ini. Sistem UVAM yang digunakan adalah dua dimensi (2D) dan diaplikasikan pada benda kerja. Dari hasil analisis, model yang dikembangkan dapat merepresentasikan geometri chip dan geometri permukaan dari hasil proses UVAM. ......The needs of miniaturized products have increased a lot in this ever-changing era. This also makes the micromanufacturing technologies develop fast in order to meet the required quality of a product. One of the developed technologies is ultrasonic vibration assisted machining (UVAM). UVAM is different than conventional machining because of the way the cutting tool and the workpiece engage and disengage. This engage and disengage phenomenon produces a different chip geometry, hence also produces a different machined surface geometry. The purpose of this sstudy is to give an understanding about how UVAM can have several advantages compared to conventional machining. The approach used in this study is by calculating where the cutting edge position relative to the workpiece, before and after vibration is applied. Simulated theoritical models are made and presented using MATLAB. Not only cutting parameters and vibration parameters, the influence of the geometry feature of cutting edge is also considered in this study. The UVAM system used is two-dimensional (2D) and induced on the workpiece. From the analysis result, the developed model can present the geometry of chip and geometry of machined surface from UVAM proccess.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Aryani Putri
Abstrak :
Titanium adalah salah satu material yang paling populer untuk digunakan sebagai material implan karena memiliki sifat biokompatibilitas yang baik karena adanya lapisan oksida tipis di permukaannya yang secara spontan terbentuk, dimana lapisan oksida ini menyebabkan Titanium menjadi pasif sehingga tidak mengalami korosi saat diaplikasikan menjadi material implan. Namun material Titanium ini tergolong sebagai material bio-inert, sehingga masih kurang mendukung dalam pertumbuhan dan perkembangan tulang (osseointegrasi) jika dibandingkan dengan material yang tergolong sebagai bio-active. Salah satu cara untuk meningkatkan biokompatibilitas dari Titanium adalah dengan mengasarkan permukaan, karena berdasarkan studi yang telah dilakukan sel cenderung lebih dapat menempel dan berkembang pada material dengan topografi permukaan yang lebih kasar. Anodisasi adalah salah satu cara yang efektif dan mudah untuk meningkatkan kekasaran permukaan Titanium, sekaligus memproduksi lapisan warna yang dapat digunakan untuk identifikasi material implan. Sehingga pada penelitian ini akan dilakukan anodisasi pada Ti-6Al-4V untuk menghasilkan lapisan warna sekaligus mengevaluasi pengaruh parameter yang diaplikasikan terhadap kekasaran permukaan serta biokompatibilitasnya. Anodisasi dilakukan dalam elektrolit H3PO4 dengan konsentrasi 0.5 M dan 1 M menggunakan tegangan 30, 70, dan 120 V untuk mengevaluasi kekasaran permukaan serta efeknya dalam meningkatkan biokompatibilitas Ti-6Al-4V. Selain itu juga dihasilkan Ti-6Al-4V hasil anodisasi pada tegangan 10 hingga 90 V untuk mengetahui pengaruh tegangan terhadap warna yang dihasilkan. Hasil dari anodisasi ini dievaluasi secara makro, mikro menggunakan SEM, komposisi lapisan oksida yang dihasilkan menggunakan EDS, kekasaran permukaannya menggunakan Accretech Surfcom 2900SD3, dan ketahanan goresnya menggunakan scriber yang kemudian diamati dengan mikroskop optik. Hasil yang didapatkan menunjukan kenaikan kekasaran permukaan pada Ti-6Al-4V yang telah dianodisasi, dimana dengan meningkatnya tegangan dan konsentrasi elektrolit yang diaplikasikan maka kekasarannya juga meningkat.. Lalu hasil EDS juga menunjukan adanya inkorporasi ion Fosfor dalam lapisan oksida. Mekanisme terkait hasil yang didapatkan dan pengaruhnya terhadap biokompatibilitas akan lebih lanjut dijelaskan dalam hasil penelitian ini. ......Titanium is one of the most popular materials to be used as implant material because it has good biocompatibility due to the presence of a thin oxide layer that spontaneously forms on its surface, this oxide layer causes Titanium to become passive so it does not corrode when being applied as implant material. But Titanium is only classified as a bio-inert material and still less capable in supporting bone growth and its development (osseointegration) when compared to bio-active material. One way to improve the biocompatibility of Titanium is to roughen its surface, because based on studies that have been carried out cells tend to be more adhere and develop in materials with a more rough surface topography. Anodization is one of the effective and easy ways to increase surface roughness of Titanium, while producing a colour oxide film that can be used to identify implant material. Thus, this study will carried out anodization of Ti-6Al-4V to produce a color oxide film while evaluating the effect of parameters applied to its surface roughness and biocompatibility. Anodization was carried out in H3PO4 electrolytes with concentrations of 0.5 M and 1 M using voltages of 30, 70 and 120 V to evaluate surface roughness and its effect in increasing Ti-6Al-4V biocompatibility. Besides that, this study also anodized Ti-6Al-4V at 10 to 90 V to find out the effect of voltage on the color produced. The results of this investigation were evaluated by macro-image, SEM, EDS, Accretech Surfcom 2900SD3, and its scratch resistance using scriber made out of carbide. The results obtained show an increase in surface roughness in anodised Ti-6Al-4V, where as the voltage and electrolyte concentration increase, the surface roughness also increases. Then, the EDS results also show the presence of incorporation of Phosphorus ions in the oxide layer produced by anodization. The mechanism related to the results obtained and its effect on biocompatibility will be further explained in the results of this study.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Des Rahmah Hidayah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pasta gigi yang mengandung charcoal terhadap kekasaran permukaan resin komposit nanohibrida. 24 spesimen resin komposit nanohibrida dikelompokkan menjadi 3 kelompok (n=8), masing-masing kelompok disikat dengan medium akuades, pasta gigi Formula Strong®, dan pasta gigi Formula Charcoal®. Penyikatan dilakukan sebanyak 5.000putaran kemudian dilanjutkan mencapai 10.000putaran. Ra diukur dengan Surface Roughness Tester. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan Uji Repeated ANOVA dan One Way ANOVA. Ra setelah penyikatan dengan medium pasta gigi Formula Strong® dan Formula Charcoal® tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Dapat disimpulkan, tidak ada pengaruh kandungan charcoal terhadap peningkatan Ra resin komposit nanohibrida. ......This study verified the influence of toothpaste contains charcoal on the surface roughness of nanohybrid composite resin. Twenty-four specimens of nanohybrid composite resin are divided into three group (n=8) brushed with distilled water, Formula Strong®, and Formula Charcoal® toothpaste. Brushing were performed for 5.000rotates and continued until 10000rotates. Ra were determined by Surface Roughness Tester. The results were statistically analized using Repeated ANOVA and One Way ANOVA test. The roughness mean values after brushing with Formula Strong® and Formula Charcoal® showed no statistically significant difference. These result suggest that no effect of charcoal on surface roughness of nanohybrid composite resin.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shilvy
Abstrak :
Latar Belakang: Konsumsi minuman beralkohol dapat meningkatkan kekasaran permukaan resin komposit. Tujuan: Menganalisis pengaruh perbedaan konsentrasi etanol pada red wine dan lama perendaman terhadap kekasaran permukaan resin komposit microhybrid. Metode: Sampel berjumalah 24 spesimen dibagi menjadi empat kelompok perendaman di dalamred wine yaitu kelompok A (13,5% selama 4 jam), B (13,5% selama 1 jam), C (11,5% selama 4 jam), dan D (11,5% selama 1 jam). Pengujian menggunakan surface roughness tester SJ301 Mitutoyo Japan. Hasil: Analisa statistik menggunakan uji one way ANOVA dan Tukey (p<0,05). Nilai rerata kekasaran permukaan0,07±0,02 µm (sebelum perendaman), 0,11 ± 0,02 µm (A), 0,09 ± 0,02 µm (B), 0,09 ± 0,02 µm (C), 0,08 ± 0,02 µm (D). Kesimpulan:Terdapatpeningkatan kekasaran permukaan yangsignifikan pada resin komposit yang direndaman padared wine 13,5% selama 1 jam dan 4 jam.Peningkatankekasaran permukaansignifikan juga terdapat pada perendaman resin komposit di dalam red wine 13,5% dan 11,5% selama 4 jam. ......Background : Consumption of alcoholic beverages may affect the surface roughness increasing of the resin composites. Objective: To analyze the effect of different concentration of ethanol in red wine and immersed duration on surface roughness of microhybrid resin composites. Metodhs: The samples consist of 24 specimens, divided into four groups of immersed in red wine, group A (13,5% duration 4 hour), B (13,5% duration 1 hour), C (11,5% duration 4 hour), and D (11,5% duration 1 hour). The measurement test is using SJ301 Mitutoyo Japan surface roughness tester. Result : The analysis used one way ANOVA and Tukey test (p<0,05). The avarage of surface roughness are 0,07±0,02 µm (before immersed), 0,11 ± 0,02 µm (A), 0,09 ± 0,02 µm (B), 0,09 ± 0,02 µm (C), 0,08 ± 0,02 µm (D). Conclution : Significant increase in surface roughness of resin composites after immersed by red wine 13,5% in duration 1 hours and 4 hours. Significant increase in surface roughness of resin composites afterimmersed by red wine 13,5% and 11,5% in duration 4 hours.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gatot Eka Pramono
Abstrak :
ABSTRAK
Kekasaran permukaan merupakan salah satu parameter penting dari sebuah produk hasil pemesinan. Parameter ini sering dijadikan standar kualitas dari suatu produk yang dihasilkan. Metoda yang paling umum untuk mengukur nilai kekasaran permukaan ini adalah dengan metode kontak mekanik antara pergerakan jarum (stylus) dengan permukaan produk. Metode ini memiliki banyak kelemahan karena bisa merusak permukaan produk dan prosesnya cenderung lama sehingga tidak mungkin semua produk dapat diperiksa. Oleh karena itu dikembangkanlah metoda metoda baru untuk mengukur kekasaran permukaan, salah satunya adalah metoda pengukuran berbasis vision. Metoda ini memakai alat optik-elektronik sebagai alat ukurnya. Alat yang digunakan berupa mikroskop dan kamera digital untukmengambil gambar permukaan sampel yang akan dianalisis. Penelitian ini bertujuanuntuk mengidentifikasi feature permukaan produk hasil pemesinan turning danmelakukan analisa korelasi dengan nilai kekasaran rata-ratanya (Ra). Material yangdiuji adalah carbonsteel dengan diameter 20 mm dan panjang 100 mm sejumlah 10 sampel. Pengukuran kekasaran rata-rata (Ra) memakai stylus-profile meter.Identifikasi profil permukaan menggunakan kamera digital Canon EOS 350D yang terhubung pada mikroskop dengan perbesaran 100 kali. Pencahayaan yang digunakan adalah 13 buah LED warna putih berkekuatan 1,5 Watt dengan sudut pencahayaan sebesar 45°. Software yang digunakan untuk melakukan image processing adalahMatlab. Hasil pengolahan image dapat menunjukan adanya fitur-fitur kekasaran permukaan yang dapat dikenali baik secara 2D maupun 3D. Lembah dan puncak dari permukaan sampel dapat terlihat dengan jelas dan dapat dianalisis lebih lanjut.
ABSTRACT
Surface roughness is an important parameter on the machining process. This parameter has become standard for product quality.The common method to measure surface roughness is mechanial contact between stylus and product surface. This methode has some weakness because it can make the product damage and consume time and it's impossible to check all of product. Because of that, new methods has been developed to evaluate surface rougness, one of the methode is measuring by vision. This methode using optic-electonic equipment as a aparatus. Using microscope and digital camera to take an image of sample surface to be analyze. This research aims to identify surface feature of turned part and to assess correlation with Roughness average (Ra) of stylus-profile meter. Identify of surface profil use digital camera Canon EOS 350D and microscope with magnification 100 times. Surface lighting use 13 white LED with 1.5 Watt power and lighting angle is 45 degrees. Matlab software applied to process the sample image. Result of image processing is indicate the features of surface roughness as seen at 2D and 3D. Valley and peak of sample surface can see clearly and it can be analyze in advance. Keyword
2009
T 26210
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfan Yus Andi
Abstrak :
Kekasaran suatu produk merupakan salah satu standar keakuratan dan kualitas permukaan produk yang dihasilkan dari suatu proses permesinan. Nilai kekasaran ini sangat bervariatif, dilihat dari proses permesinan dan parameternya. Semakin halus permukaannya, semakin tinggi kualitas permukaan yang dihasilkan. Metode pengukuran kekasaraan dapat dilakukan dengan metode kontak dan metode nonkontak, salah satunya metode pengenalan citra, yaitu identifikasi citra dan pengolahannya. Hal ini disebut dengan sistem metode machine vision. Cakupan penelitian ini meliputi pembuatan sistem pengukuran machine vision dengan menggunakan kamera pocket digital pembesaran 4x, mikroskop pembesaran 20x, pencahayaan (lighting) dan benda kerja CNC bubut 36x50 mm. Selanjutya pemrosesan image/citra dengan perangkat lunak, yaitu identifikasi profil permukaan pelat kalibrator sebagai dasar pengukuran dan pengukuran terhadap benda ujinya. Pengukuran dilakukan dari puncak profil hingga lembah profil, sehingga memberikan kedalaman permukaan ukur. Dengan pengukuran machine vision pengenalan citra ini lebih mendekati nilai analitis, artinya tingkat kepresisian yang dihasilkan lebih mendekati nilai Ra natural, dengan rata-rata persentase penyimpangan yang dihasilkan 6.00%. ......Roughness of a product is one of the standards of accuracy and surface quality of products resulted from a machining process. The roughness value has variance depends on the machining process used. The finer the surface, the higher the surface quality produced. The roughness measurement method can be performed by contacts and non-contact method. One of non-contact method is image recognition, that is identification and image processing. This is called the machine vision method. This research includes of making the measurement system of machine vision consists of a pocket digital camera in scale of zoom 4 times, and microscope in scale of zoom 20 times, lighting, and CNC turning of workpiece with dimension 36x50mm. And then development software for image processing, and measuring surface roughness of workpieces. Roughness average is measured from peaks and valleys of surface profile, hence yields depth of average from surface roughness. By machine vision method for measuring depth of average from surface roughness, it is shown that the result more acurate from the contact method with percentage of deviation is 6.00%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29818
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarto
Abstrak :
Besar kerugian ketinggian aliran fluida di dalam pipa dipengaruhi oleh besarnya faklor gesek, panjang pipa, diameter pipa, kecepatan aliran fluida dan gravitasi bumi. Berdasarkan teori yang ada besarnya faktor gesek dipengaruhi oleh bilangan Reynold dan tinggi kekasaran permukaan pipa. Dengan mengambil sampel beberapa pipa yang berlainan jenis, dan tingkat kekasaran yang berbeda, dilakukan percobaan dengan mengalirkan air kedalam pipa tersebut dan dilakukan pengukuran besar kerugian ketinggian. Dari hasil pengujian terhadap aliran fluida di dalam pipa ternyata terdapat hubungan antara faktor gesek dan besarnya bilangan Reynold dengan korelasi yang cukup tinggi yaitu paling rendah 95,39 % dan paling tinggi 99 %. Semakin tinggi kekasaran permukaan pipa, faktor gesek aliran fluida Semakin tinggi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>